Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK DI INSTALASI RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN RSUD DR. ADJIDARMO LEBAK TAHUN 2021 Yusransyah Yusransyah; Siti Rhopi’ah; Ai Yeni Herlinawati; Abdillah Mursyid; Baha Udin
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.211

Abstract

Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang sampai saat ini menjadi pilihan utama yang digunakan pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang mengalami infeksi bakteri di rumah sakit. Hal tersebut dapat mempengaruhi kuantitas antibiotik yang digunakan di setiap rumah sakit yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi penggunaan obat antbiotik dengan metode ATC/DDD dan DU 90% di instalasi rawat inap dan rawat jalan RSUD Dr. Adjidarmo Lebak. Metode deskriptif digunakan pada penelitian ini dengan melakukan pengumpulan data pasien rawat inap dan rawat jalan secara retrospektif menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit RSUD Dr. Adjidarmo Lebak. Data yang dikumpulkan terkait dengan setiap jenis antibioik yang digunakan yang meliputi nama obat, kekuatan dosis, bentuk sediaan, jumlah obat, hargaobat dan total harga obat. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis antibiotik tertinggi yang digunakan di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak selama tahun 2021, yaitu metronidazole dan cefixime pada pasien rawat inap, isoniazid, rifampisin dan cefixime pada pasien rawat jalan. Jenis antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90%, yaitu metronidazole dan cefixime pada instalasi rawat inap dan isoniazid, cefixime dan rifampisin pada instalasi rawat jalan.Biaya tertinggi penggunaan antibiotik pada instalasi rawat inap yaitu azithromycin dan metronidazole, sedangkan pada instalasirawat jalan yaitu cefixime.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT RESPONDEN RAWAT JALAN DI RSUD BANTEN TAHUN 2022: FACTORS AFFECTING COMPLIANCE WITH OUTPATIENT HYPERTENSION TREATMENT AT BANTEN HOSPITAL IN 2022 Yusransyah Yusransyah; Fifih Lutfiyah; Endang Safitri; Baha Udin
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.734

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi secara global. Perlu pengobatan jangka panjang pada pasien hipertensi sehingga dibutuhkan penggunaan obat yang teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi. Belum ditemukan obat yang secara spesifik dapat menyembuhkan hipertensi secara total, namun telah ditemukan sebagian obat yang digunakan dalam pengendalian hipertensi dan memerlukan kepatuhan dalam meminumnya. Frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kondisi tekanan darah dapat menjadi tolak ukur kepatuhan pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kepatuhan berobat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada responden. Metode pada penelitian ini, yaitu observasional, bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) dan diuji statistik dengan chi-square. Tingkat kepatuhan berobat responden di RSUD Banten sebesar 55,1% pasien dengan kategori patuh berobat secara teratur dan selalu kontrol maksimal setiap satu bulan sekali dan 44,9% pasien yang tidak patuh berobat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepatuhan berobat responden dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti status pekerjaan, lama menderita hipertensi, keikutsertaan asuransi, keterjangkauan akses, motivasi berobat, tingkat   pendidikan, dukungan tenaga kesehatan dan tingkat pengetahuan. Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan Berobat, Kuesioner MARS, RSUD Banten
Analisis Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Menggunakan Metode DPPH (2,2 – Diphenyl – 1 – picrilhydrazil) Baha Udin; Deya Adiby Nabillah; Sofi Nurmay Stiani; Fifih Lutfiyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 6 No. 1 (2023): (IN PRESS)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v6i1.86

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui kekuatan antioksidan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L. ) dibandingkan vitamin C sebagai kontrol positif. Metode: Studi telah menguji sifat antioksidan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diekstraksi melalui proses maserasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk menganalisis aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil). Kemampuan antioksidan ditentukan dengan absorbansi larutan DPPH mengalami penurunan setelah dilakukan penambahan ekstrak. Hasil dan Pembahasan: Kontrol positif pada penelitian ini, yaitu vitamin C. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada menit ke-20, ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki IC50 mencapai 47,73 ppm, sedangkan vitamin C memiliki nilai IC50 sebesar 26,58 ppm. Hasil uji kuantitatif senyawa metabolit ekstrak kulit manggis salah satunya positif mengandung senyawa flavonoid, yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga mampu meredam radikal bebas dengan cara mendonorkan satu atom hidrogennya. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kemampuan antioksidan untuk menangkal radikal bebas DPPH.