Rikky Gita Hilmawan
Universitas Bhakti Kencana

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN KADER TENTANG PENGOLAHAN MAKANAN LOKAL UNTUK MENINGKATKAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN CIAPADUNG KIDUL- KOTA BANDUNG Yosef Pandai Lolan; Tuti Suprapti; Roganda Situmorang; Nisa Indah Pertiwi; Rikky Gita Hilmawan
Edukasi Masyarakat Sehat Sejahtera (EMaSS) : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.685 KB) | DOI: 10.37160/emass.v5i1.146

Abstract

Based on BPB activities, there were 9,657B recorded. children under five (8.93%) with stunting status (chronic nutritional problems) out of 107,189 children under five weighed in the city of Bandung in 2020. From this data, 2.27%, or 2,434 children under five are very short and 6.65%, or 7,133 Toddlers with short status. The percentage of stunting under five in 2020 is close to the highest percentage of stunting under five in 2015 at 8.96%. During this period, the highest percentage of stunting under five was in 2015 (8.96%), and the lowest was in 2017 (1.94%) (Bandung City Health Office 2020). Looking at the relatively large population data in the city of Bandung, we are trying to carry out community service activities that take the theme of local food processing, where this empowerment activity focuses on local food processing to cadres and provides knowledge about parenting patterns for providing nutritious food. The stages of implementing this activity include identifying community needs. Before carrying out community service activities, first, identify community needs and observe various problems faced by the residents of the Cipadung Kidul Village, the working area of ​​the Panyileukan Health Center in the vicinity, then draw a theme based on these problems. In this activity, we are trying to make 2 types of local food: Tempe Sandwich and Tempe Kastu. Of course, these two types of food are prepared with ingredients that are safe and easy to find. As for some combinations of food, such as tempeh, eggs, white bread, etc. (can be seen in the following image)
Dukungan Keluarga Pada Anggota Keluarga Anak Stunting dan TB-MDR Hilman Mulyana; Ade Iwan Mutiudin; Ana Ikhsan Hidayatulloh; Asep Mulyana; Baharudin Lutfi S; Septiandi Eka Darusman; Asep Rahmadiana; Deni Wahyudi; Rikky Gita Hilmawan; Ai Rahmawati; Heni Aguspita Dewi; Yani Sri Yani; Mamay Sugiharti; Fitriani Mardiana Hidayat; Reni Nurdianti; Budy Nugraha
Karya Kesehatan Siwalima Vol 1, No 2 (2022): September
Publisher : Lembaga Penerbitan Fakultas Kesehatan, Universitas Kristen Indonesia Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54639/kks.v1i2.828

Abstract

Global Report melaporkan bahwa Indonesia termasuk 27 high burden TB-MDR countries, salah satunya terdapat di provinsi Jawa Barat sebanyak 28 pasien TBC kebal rifampisin pada tahun 2017. Terdapat 30 pasien TBC di kota Tasikmalaya yang tersebar di beberapa wilayah kerja Puskesmas di tahun 2018. Menariknya terdapat 16 orang dari 30 pasien tersebut memiliki anggota keluarga dengan kondisi anak stunting, serta di kota tasikmalaya terdapat 32% anak stunting yang cukup tinggi diatas standard yang ditetapkan WHO yaitu 20%. Kondisi demikian tentunya berpengaruh terhadap dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada klien. Langkah pertama kegiatan dengan melibatkan mitra yaitu keluarga atau anggota keluarga yang memiliki anak dengan kondisi stunting dan anggota keluarga yang memiliki klien TBC, tahapannya meliputi  pra kegiatan, kedua survei lokasi, dan ketiga persiapan sarana dan prasarana. Langkah kedua pelaksanaan kegiatan, meliputi pre-test, pelaksanaan edukasi, dan diakhiri dengan post-test. Langkah ketiga evaluasi,  pengukuran pengetahuan mitra dengan cara membandingkan dan menganalisis hasil dari pre-test dan post-test. Terdapat peningkatan dukungan keluarga mitra setelah mendapatkan edukasi sebelum dan sesudah, meliputi emosional dari 68.7% menjadi 87.5%, informasi dari 62.5% menjadi 93.7%, instrumental dari 50% menjadi 81.2%, dan penilaian dari 56.2% menjadi 68.7%.  Terdapat peningkatan dukungan keluarga terutama pada dimensi emosional 18.8% dan dimensi informasional 31.2%, serta secara keseluruhan mitra sudah memberikan dukungan bersifat Favorable sebanyak 68.7%. Perlu adanya pengabdian kepada masyarakat lanjutan berupa peningkatan sikap ataupun perilaku yang berkelanjutan dari mitra sampai benar-benar menjadi kebiasaan yang positif.