Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal InTent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu

OPTIMALISASI WAKTU PENJADWALAN PEMBUATAN SEPATU PULLOVER MODEL QUESA DENGAN METODE PERT Joko Purnomo; Erni Krisnaningsih; Afni Khadijah
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 1 No 1 (2018): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v1i1.246

Abstract

Keberhasilan dalam pengerjaan pembuatan sepatu pullover PT. Parkland World Indonesia sangat tergantung dari kecermatan dan ketelitian dalam penjadwalan. Hal ini berguna untuk memenuhi target waktu yang diberikan oleh Adidas yaitu 1 x 24 jam harus sudah dikirim ke Head Quarter yang ada di Jerman. Ketepatan waktu pengiriman sangat menentukan Key Indicator Performance (KPI) dalam persaingan dengan perusahaan lain. Dalam penelitian optimalisasi waktu penjadwalan pembuatan sepatu pullover, peneliti menggunakan metode PERT. Di dalam metode ini menguraikan rangkaian kegiatan pembuatan sepatu pullover diantaranya: jenis kegiatan, urutan kegiatan, waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan. Untuk memvisualisasikan metode PERT digambarkan menggunakan network (jaringan) sebagai ilustrasi kegiatan terdiri dari titik (nodes). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode PERT diketahui bahwa waktu ekspetasi pembuatan sepatu pullover di PT. PWI adalah 785,34 menit / 13 jam, sehingga tidak mencapai target waktu yang diberikan buyer Adidas, dengan hitungan kritis adalah A, B, D, F, G, H, I, J, K, L. Untuk mendapatkan target waktu dilakukan perbaikan pembuatan pullover sehingga didapatkan waktu ekspetasi 587,01 menit / 9,8 jam dengan lintasan kritis adalah A, B, D, F, G, H, I, J, K, L.
PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL OPERATOR CONTROL ROOM MENGGUNAKAN METODE SUBJECTIVE WORKLOAD ASSESMENT TECHNIQUE (SWAT) DI PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Erni Krisnaningsih; Khaerul Anwar; Saleh Dwiyatno
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 2 No 1 (2019): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v2i1.507

Abstract

Era persaingan global menyebabkan persaingan antara perusahaan semakin ketat, dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi juga banyak menimbulkan tekanan-tekanan yang harus dihadapi oleh karyawan. Dalam melakukan proses produksi pada suatu perusahaan, seringkali timbul permasalahan kelelahan terutama pada sumber daya manusia. seperti kelelahan fisik maupun kelelahan mental sehingga dapat menimbulkan kecemasan dalam pekerjaan. PT. Krakatau Steel (persero) Tbk adalah salah satu badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pengolahan baja terpadu . Pengukuran beban kerja merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mengetahui beban kerja dari para pekerjanya. Penelitian ini memakai metode SWAT untuk mengukur beban kerja, metode subjective workload assessment technique di pakai untuk mengukur beban kerja mental. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan dan wawancara secara langsung oleh karyawan bagian Dinas Raw Mterial Handling, selanjutnya karyawan diminta untuk mengurutkan 27 lembar kartu SWAT yang terdiri dari time effort dan stress (T.E.S) dari hasil pengurutan kartu SWAT di masukkan ke aplikasi dan DosBox 0.74 dan dilakukan pengkonversian nilai dari time effort dan stress (T.E.S). Berdasarkan perhitungan beban kerja mental karyawan dinas Raw Material Handling PT. Krakatau Steel (persero) Tbk ,faktor yang paling berpengaruh adalah faktor time dengan nilai 66.83% diikuti faktor effort dan stress dengan nilai 17.88% dan 15.29%. Untuk penelitian selanjutnya jumlah responden agar lebih besar sehingga memberikan hasil lebih valid pada penelitian kognitif ini.
STRATEGI MENGURANGI PRODUK CACAT PADA PENGECATAN BOILER STEEL STRUCTURE DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. CIGADING HABEAM CENTER Erni Krisnaningsih; Fadli Hadi
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 1 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i1.796

Abstract

Pengendalian kualitas merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mengurangi ataupun meminimalisasi produk yang cacat. Perusahaan dapat menganalisis cacat pada suatu produk dengan menggunakan salah satu metode pengendalian kualitas yaitu Six Sigma sebagai salah satu metode untuk meningkatkan kualitas dengan mengedepankan konsep bahwa hanya akan ada 3,4 cacat produk untuk setiap 1 (satu) juta produk yang di produksi. Tahap konsep yang akan dirumuskan dengan konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control). Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pada PT. Cigading Habeam Center, terutama dalam proses hasil akhir pengecatan produk Boiler Steel Structure (Finish Coat) yang sering terjadi cacat pengecatan. Hasil penelitian ini ditemukan 7 (tujuh) cacat pengecatan pada Boiler Steel Structure selama periode Februari 2018 sampai dengan Maret 2019 yaitu Sagging, Orange Peel, Low DFT, Cracking, Dust Spray, Not Uniform dan Pinhole. Berdasarkan hasil dari identifikasi sumber terjadinya dari cacat yang terjadi dikarenakan faktor manusia, metode, material dan tools. Dari perhitungan tingkat sigma dan DPMO didapatkan hasil rata-rata level sigma yaitu 3,92 dengan nilai DPMO 13166,43. Berdasarkan Pareto Diagram, perbaikan difokuskan pada 3 jenis cacat yang terjadi dengan persentase masalah yang harus dituntaskan 80% sesuai hukum pareto yaitu Sagging dengan persentase (38,16%), Orange Peel dengan persentase (25,65%) dan Low DFT dengan persentase (19,06%). Ketiga cacat tersebut di analisis menggunakan Fishbone Diagram untuk menggambarkan penyebab terjadinya cacat. Pada tahap Improve (perbaikan) dilakukan usulan perbaikan dengan metode 5W+1H sebagai metode untuk pertimbangan perusahaan dalam menerapkan kualitas yang lebih baik dengan dibantu alat statistik untuk mempermudah dalam tahap pengontrolan. Diusahakan perusahaan dapat melakukan penerapan Six Sigma dengan tahap DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve dan Control) kedepannya untuk meningkatkan kualitas dengan harapan yaitu tidak terjadinya cacat atau zero defect yang bermanfaat bagi kondisi ideal perusahaan.
USULAN PENENTUAN WAKTU BAKU PADA OPERATOR PACKING FOLDING KAIN TETORON RAYON DENGAN METODE STOPWATCH Erni Krisnaningsih; Saleh Dwiyatno; Roland Sasongko
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 3 No 2 (2020): industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v3i2.952

Abstract

Pengukuran kerja merupakan metode untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh karyawan yang mempunyai kualifikasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaannya untuk bekerja pada keadaan normal dan wajar. Pengukuran waktu kerja menggunakan jam henti (Stopwatch ) diperkenalkan Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode ini baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulang (repetitive) [10], [1]. Tujuan dari penentuan waktu baku antara lain sebagai usulan bagi perusahaan bagi penentuan rencana dan jadwal kerja, Standar biaya dan penentuan kebutuhan budget, estimasi biaya produk, rencana kebutuhan mesin dan penentuan upah standar operator dan lain-lain. Penentuan waktu baku dengan metode stopwatch efektif diterapkan pada industri skala [1].Pengukuran waktu baku pada PT. Cipta Lestari Ideanusa dilaksanakan secara langsung dengan jam henti (stopwatch) dari hasil perhitungan terhadap waktu baku pada operator Packing Folding kain Tetoron dengan mempertimbangkan tingkat keyakinan (k) sebesar 95% = 2, tingkat ketelitian sebesar 0,05 serta faktor penyesuaian dengan metode westinghouse system rating dan pertimbangan objektif serta faktor kelonggaran sebesar 40%, maka diperoleh waktu baku 152,98 detik atau 153 detik per unit produk. Dari hasil pengukuran waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan akan dipergunakan sebagai waktu standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan sikap kerja 5S [6].
USULAN PERBAIKAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FTA DAN FMEA Erni Krisnaningsih; Pugy Gautama; Muhammad Fatih Kholqy Syams
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 4 No 1 (2021): Industrial
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan di Kawasan Industri Modern Cikande Banten, Indonesia. Perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi beton ringan atau Autoclaved Aerated Concrete (AAC) dan Instan / semen instan. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian pengendalian kualitas perusahaan meskipun sudah diterapkan system menjemen mutu akan tetapi masih ditemukannya product cacat (reject) yang disebabkan terjadinya kesalahan yang tidak dapat dihindarkan .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis cacat produk (reject), serta mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya reject dominan, dan memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas. Metode yang diusulkan pada penelitian ini menggunakan diagram pareto, lalu menggunakan metode FTA (Fault Tree Analysis) dan metode FMEA (Failure Mode And effet Analysis) pada tahapan usulan perbaikan di usulkan menggunakan metode 5W + 1H. Dari hasil pengolahan data menggunakan diagram pareto didapatkan jenis reject dominan yaitu reject papersak pecah, kemudian analisa menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) yang menjadi prioritas perbaikan yaitu pada proses packing. Usulan dari penelitian ini diharapkan dapat menurunkan terjadinya produk cacat sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu jumlah cacat maksimal tidak melebihi 0,50%, untuk masa yang akan datang metode ini dapat diterapkan pada industri lain yang sejenis.
ANALISA MULTI-CRITERIA PEMILIHAN PEMASOK BAJA SLAB Erni Krisnaningsih; Anggi Brillian; Saleh Dwiyatno
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 5 No 1 (2022): INDUSTRIAL
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penentuan pemasok merupakan salah satu hal yang penting dalam aktivitas pembelian bagi perusahaan. Pemilihan Pemasok merupakan masalah multi kriteria yang meliputi faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk pemilihan Pemasok adalah metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Penelitian dilakukan pada sebuah perusahaan baja PT. ABC yang akan mengembangkan hubungan kemitraan dengan pemasok produk Slab. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria prioritas, subkriteria prioritas dalam menentukan Pemasok terbaik menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di PT. ABC. Metode pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dan kuisioner terhadap karyawan dan pakar bidang pemasok. Penelitian ini menggunakan metode AHP dengan perangkat lunak Expert choice. Dari hasil penilaian tingkat kepentingan kriteria dalam pemilihan Pemasok menghasilkan skala prioritas/bobot sebagai berikut: prioritas I harga (0,45), prioritas II kualitas (0,28), prioritas III layanan (0,17), prioritas IV pengiriman (0,10). Dari hasil penilaian tingkat kepentingan alternatif dalam pemilihan Pemasok menghasilkan skala prioritas/bobot sebagai berikut: prioritas I Pemasok A (0,346), prioritas II Pemasok B (0,341), prioritas III Pemasok C (0,313). Penelitian selanjutnya untuk mengurangi subyektivitas penilaian responden melalui pemetaan persepsinya ke dalam angka-angka numerik sehingga diusulkan untuk menggunakan metode fuzzy AHP.
BEBAN KERJA PSIKOLOGIS DAN FISIK DENGAN NASA-TLX DAN CARDIOVASCULAR LOAD (CVL) Erni Krisnaningsih; Saleh Dwiyatno; Tedi Arlani; Ahmad Dedi Jubaedi; Dadi Cahyadi
Jurnal Intent: Jurnal Industri dan Teknologi Terpadu Vol 6 No 1 (2023): INDUSTRIAL
Publisher : Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47080/intent.v6i1.2588

Abstract

The unsafe behavior of workers causing work injuries and accidents is an important concern of the world so it is embraced by psychological and physical work measurements. The study aims to analyze the psychological and physical workload of employees in the quality control (QC) division, psychological workload measured by the National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX) method, and physical workload based on the percentage of Cardiovascular Load (% CVL) of 15 employees in the QC division. The research step was carried out by measuring psychological workload based on 5 aspects, namely: Psychological demand (MD), Physical Demand (PD), Own Performance (OP), Effort (EF) and Frustration Level (FR), weighting, rating and calculating the Weighted Workload (WWL) Value, determining the average WWL and interpretation based on the physical workload score value with CVL. Physical workload measurement is carried out by calculating the maximum pulse rate based on the pulse rate at work (DNK) and pulse rate at rest (DNI) to determine the percentage value of CVL. The results of the psychological workload score study using the NASA-TLX method, that 2 employees (13.33%) were in a low category while 11 employees (73.33%) were in the medium category, and 2 employees (13.33%) in the high category, proposed improvements with the addition of employees to reduce the psychological workload. The physical workload score value using the CVL method is less than 30% so the physical workload of employees is categorized as "No Fatigue" so that there is no improvement to reduce the physical workload or quality control division employees do not experience physical workload. The scale of the data with a larger population is recommended to be tested in future studies.