Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

POTENSI MODIFIKASI MODEL PIERS UNTUK PREDIKSI LUARAN IBU DENGAN PREEKLAMSIA PADA RUMAH SAKIT TIPE B DI INDONESIA: PENELITIAN RETROSPEKTIF DI RSUD ANSARI SALEH BANJARMASIN, KALIMANTAN SELATAN Sufriyana, Herdiantri; Handayani, Lisda; Yuliana, Fitri; Syafi'i, Taufiq
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kesehatan Vol 1 No 1 (2017): FEBRUARY
Publisher : UNUSA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/mhsj.v1i1.614

Abstract

ABSTRACTBackground: Preeclampsia is the most common cause (32%) of maternal deaths in Indonesia. Model Piers(Pre-eclampsia Integrated Estimate Risk) can predict the outcomes / complications of pre-eclampsia andassociated with a reduction in maternal morbidity. This study aims to assess the potential modification of themodel to predict the outcome Piers mothers with preeclampsia in Type B hospitals in Indonesia. Methods:This research is a prognostic with the analytical method and quantitative approach retrospectively. This studyused the capture technique stratified random sampling to obtain the medical records of 160 people withpreeclampsia and 160 controls in hospitals Banjarmasin Ansari Saleh 2014. Identified availability ofvariables in the model along with the outer piers preeclampsia. Performed univariate, bivariate andmultivariate corresponding availability of variables the model Piers. Result: eight of the 48 variables in themodel Piers consistently found in all samples, while output available were complication preeclampsiaeclampsia and/or HELLP syndrome. The gestational age was significantly influent eclampsia for the subjectin this study (P <0.05), HELLP syndrome (P <0.05), and a combination of both (P <0.01). Predictive value ofa logistic regression model with the variables that the outer form of the syndrome HELLP or in combinationwith eclampsia is 0.811 (AUC ROC; CI 95% from 0.636 to 0.986) and 0.767 (AUC ROC; CI 95% 0.666 to0.868), while the prediction of eclampsia was not significant (P> 0.05). Conclusion: Modifications Piersmodels to predict potential outcomes of women with preeclampsia in RS type B in Indonesia if it is supportedby policies and standards that consider this model and supported a larger number of samples.
Efektivitas Perawatan Metode Kanguru terhadap Peningkatan Berat Badan pada Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Kota Banjarmasin Fitri Yuliana; Nur Lathifah
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 11, No 2 (2020): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.669 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v11i2.640

Abstract

Latar Belakang: Salah satu cara mempertahankan suhu tubuh normal pada bayi berat lahir rendah adalah dengan perawatan metode kanguru yaitu kontak langsung kulit bayi dengan kulit ibu. Perawatan ini dapat meningkatkan pengalaman psikologis dan emosional bayi sehingga sangat baik dilakukan segera setelah lahir dengan durasi minimal selama 1 jam per hari.Tujuan: menganalisis efektivitas perawatan metode kanguru terhadap peningkatan berat badan pada bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Kota BanjarmasinMetode: penelitian kuantitatif menggunakan rancangan True Experimental Design. Populasinya adalah bayi berat lahir rendah yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok inkubator dengan total sampel masing-masing kelompok sebanyak 20 orang, kemudian data dianalisis menggunakan Mann-Whitney Test.Hasil: berat badan bayi berat lahir rendah sebelum dan sesudah perlakuan baik pada kelompok perlakuan dan kelompok inkubator diperoleh angka Significancy 0,002 dan 0,000 yaitu nilai p α 0,05, artinya ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil analisis menggunakan Mann-Whitney Test diperoleh angka Significancy 0,355 yaitu nilai p α 0,05, artinya tidak ada perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok inkubator.Kesimpulan: perawatan metode kanguru dilakukan pada bayi yang kondisinya sudah stabil dan tidak memiliki kelainan kongenital yang berat. Meskipun perawatan metode kanguru dan inkubator tidak memiliki perbedaan yang bermakna, akan tetapi perawatan metode kanguru memiliki peran besar terhadap peningkatan berat badan bayi berat lahir rendah karena bayi dapat memperoleh ASI secara langsung, terjadi kontak langsung antara kulit ibu dan bayi sehingga menjaga suhu tubuh bayi tetap stabil dengan demikian berat badan bayi akan mengalami peningkatan. Kata Kunci: Berat Bayi Lahir Rendah, Metode Kanguru, Peningkatan Berat Badan, Perawatan Inkubator BACKGROUND One way to maintain a normal body temperature in low birth weight babies is by using the kangaroo method, which is direct contact with the baby’s skin and the mother’s skin. This treatment can enhance the psychological and emotional experience of the baby so it is the best done immediately after birth with a minimum duration of 1 hour a day.OBJECTIVE The purpose of this study was to analyzing the effectiveness of kangaroo treatment on weight gain in low birth weight babies at the Banjarmasin City Hospital.METHODS Quantitative research using True Experimental Design. The population was low birth weight babies divided into two groups, namely the treatment group and the incubator group with a total sample of 20 people for each group, then tha data were analyzed using the Mann-Whitney Test.RESULTS Low birth weight babies before and after treatment both in the treatment group and the incubator group obtained significance numbers of 0.002 and 0.000, namely p value α 0,05, meaning that there were significant differences before and after treatment. The results of the analysis using the Mann-Whitney Test obtained a significance value of 0.355, namely p value α 0,05, meaning that there was no significant difference between the treatment group and the incubator group. CONCLUSION Kangaroo treatment is performed on babies whose conditions are stable and do not have severe congenital abnormalities. Although the kangaroo and incubator treatment methods do not have a significant difference, the kangaroo method care has a big role in increasing low birth weight babies because babies can receive breast milk directly, there is direct contact between the mother’s skin and the baby so that the baby’s body temperature remains, stable thus the baby’s weight will increase. Key Words: Incubator, Kangaroo method, Low birth weight, Weight gain
Cara Persalinan Dan Terjadinya Komplikasi Persalinan Berdasarkan Tingkat Risiko Kehamilan Menurut Skor Poedji Rochjati Di Praktik Mandiri Bidan F Banjarmasin Nur Lathifah; Fitri Yuliana
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 10, No 2 (2019): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.065 KB) | DOI: 10.33859/dksm.v10i2.509

Abstract

Latar Belakang: Salah satu cara untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dengan pendekatan risiko pada ibu hamil. Deteksi risiko dapat dilakukan oleh bidan dengan skor Poedji Roechayati. Di praktik Mandiri Bidan (PMB) F hal ini telah dilaksanakan. Berdasarkan data terakhir pada bulan Mei  2019, dari 48 orang ibu hamil yang berkunjung ke PMB F didapatkan 18 orang (37,5%) kelompok risiko tinggi (KRT) dan 3 orang (6,25%) kelompok risiko sangat tinggi (KRST), di  tahun 2018, terdapat 21% kasus komplikasi persalinan.Tujuan: Menganalisa hubungan antara tingkat risiko ibu hamil dengan kejadian komplikasi persalinan dan juga cara persalinannya.Metode: . Metode penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu bersalin di PMB F pada tahun 2017 s.d juni 2019 sebanyak 90 orang dengan tehnik sampling jenuh. Data dianalisis menggunakan uji Chi Squere.Hasil: Dari 90 orang sampel yang diteliti 60 orang (66,7%) yang termasuk kelompok ibu hamil risiko tinggi (KRT). Ibu dengan cara persalinan normal sebanyak 73 orang (81,1%). Ibu yang mengalami komplikasi pada saat persalinan sebanyak 32 orang (35,6%) dari 90 sampel dan komplikasi ini banyak terjadi pada kelompok risiko tinggi (23 orang) dan kelompok risiko sangat tinggi (7 orang).  Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara Komplikasi persalinan dengan tingkat risiko ibu hamil dan tidak ada hubungan cara persalinan dengan tingkat risiko ibu hamil. Kata Kunci: Cara Persalinan, Komplikasi Persalinan, Tingkat Risiko Kehamilan Background: One way to reduce maternal morbidity and mortality with a risk approach for pregnant women. Risk detection can be done by midwives with Poedji Roechayati scores. In practice the Mandiri Midwife (PMB) F this has been carried out. Based on the latest data in May 2019, out of 48 pregnant women visiting PMB F, there were 18 people (37.5%) high risk group (KRT) and 3 people (6.25%) very high risk group (KRST), in 2018, there were 21% of cases of childbirth complications.Objective: To analyze the relationship between the risk level of pregnant women with the incidence of labor complications and also the mode of delivery.Method: . Quantitative research methods with cross sectional research design. The population of this study were all women giving birth at PMB F in 2017 to June 2019, as many as 90 people with saturated sampling techniques. Data were analyzed using the Chi Squere test.Results: Of the 90 samples studied, 60 (66.7%) were included in the high risk group of pregnant women (KRT). Mothers by normal delivery were 73 people (81.1%). Mothers who experienced complications at the time of delivery were 32 people (35.6%) from 90 samples and this complication mostly occurred in the high risk group (23 people) and the very high risk group (7 people).Conclusion: There is a significant relationship between the complications of childbirth with the level of risk of pregnant women and there is no relationship between the way of delivery and the risk of pregnant women. Keywords: Delivery Method, Labor Complications, Pregnancy Risk Level
PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMA PGRI 4 BANJARMASIN Fitri Yuliana; Siti Mahani; Endang Sri Wulandari
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 4, No 2 (2013): DINAMIKA KESEHATAN JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1294.22 KB)

Abstract

Latar Belakang Masalah yang diteliti yaitu minimnya pengetahuan siswi tentang Aborsi. Subjek dalam penelitian adalah siswi atau remaja putri kelas X dan XI di SMA PGRI 4 Banjarmasin.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang aborsi pada siswi atau remaja putri kelas X dan XI di SMA PGRI 4 Banjarmasin.Metode penelitian yang digunakan adalah Pra-eksperimen (pre-experiment design), khususnya Pre-test and Post-test group Design.Hasil penelitian didapatkan yaitu peningkatan pengetahuan pada remaja putri tentang aborsi, dengan hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,00 α = 0,05 maka p α sehingga Ho ditolak artinya “Terdapat Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Tentang Aborsi Di SMA PGRI 4 Banjarmasin”.Kesimpulan penelitian adalah Terdapat perbedaan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang aborsi pada siswi atau remaja putri kelas X dan XI di SMA PGRI 4 Banjarmasin.Saran pada Instansi Penelitian hendaknya dapat memberikan Pendidikan tentang keehatan reprduksi sehingga bisa dilakukan tindakan dalam upaya mencegah perilaku seks bebas.Kata Kunci: Penyuluhan, Aborsi, Pengetahuan Remaja Putri
Hubungan Frekuensi Pemberian Asi Dengan Kejadian Ikterus Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017 Fitri Yuliana; Nurul Hidayah; Sri Wahyuni
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 9, No 1 (2018): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.168 KB)

Abstract

Latar Belakang: Bayi yang diberi minum ASI lebih awal dengan efektif dan pemberian kolostrum diyakini dapat mengurangi kejadian hiperbilirubinemia fisiologis. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi AKB di Indonesia yaitu ikterus pada bayi baru lahir (5%), di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin pada tahun 2016, menunjukan 205 (7,7%) bayi mengalami ikterus. Tujuan: Menganalisis Hubungan Frekuensi Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus pada Bayi Baru Lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017. Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi dan dilakukan rawat gabung diruang nifas RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh sebanyak 243 orang. Sampel berjumlah 71 orang dengan teknik Accidental Sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Dari 71 responden yang diteliti, frekuensi pemberian ASI yang tidak sering sebesar 63,3% mengalami ikterus, dan 36,7% yang tidak mengalami ikterus. frekuensi pemberian ASI yang sering sebesar 68,3% bayi tidak mengalami ikterus, dan 31,7% mengalami ikterus. Adapun hubungan antara frekuensi pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus pada bayi baru lahir di RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin (ρ=0,016  =0,05) Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara frekuensi pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada bayi baru lahir. Kata Kunci: Bayi baru lahir, Frekuensi pemberian ASI, Ikterus _______________________________________________________________ABSTRACTIntroduction: Breastfed infants fed early with effective and giving colostrum is believed to reduce the incidence of physiological hyperbilirubinemia. One of the main factors that affect the IMR in Indonesia, namely jaundice in newborns (5%), at dr. H. Moch Ansari Saleh hospital of Banjarmasin in 2016, showed 205 (7.7%) babies have jaundice.Objective: This research is aimed to analyze about the correlation Frequency of Breastfeeding with Incidence of Jaundice in Newborns at dr. H. Moch Ansari Saleh hospital of Banjarmasin in 2017.Method: Quantitative research with cross sectional study design. Population in this research is 243 mother who have babies and conducted rooming-in postpartum room in Hospital dr. H. Moch Ansari Saleh. The sample is 71 people, in this research with Accidental Sampling technique. The data were analyzed using chi-square test.Results: Of 71 respondents studied, frequent breastfeeding frequencies of not often 63.3% had jaundice, and 36.7% had no jaundice. Frequent breastfeeding frequency of 68.3% of infants did not have jaundice, and 31.7% had jaundice. The correlation between the frequency of breastfeeding with the incidence of jaundice in newborns at dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin Hospital (ρ=0.016 a = 0.05).Conclusion: There is a significant correlation between the frequency of breastfeeding and the incidence of jaundice in newborns.Key words: Frequency of breastfeeding, Jaundice, Newborn baby
Analisis Kadar Surfaktan Anionik Pada Air Sungai Martapura Dengan Metode Spektrofotometri Visible Razmi Razmi; Tuti Alawiyah; Fitri Yuliana
Jurnal Pelayanan Kefarmasian dan Sains Vol 2 No 2 (2022): Journal of Pharmaceutical Care and Sciences (JPCS)
Publisher : LPPM Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.399 KB) | DOI: 10.33859/jpcs.v2i2.152

Abstract

Latar Belakang : Surfaktan anionik berasal dari deterjen yang digunakan untuk mencuci pakaian di industri laundry. Hasil dari cucian menimbulkan dampak negatif yang menyebabkan adanya cemaran limbah di perairan sungai Martapura. Tujuan : Penelitian ini untuk melihat kadar surfaktan anionik serta membandingkan dengan literature dan melihat pengaruh pada jarak 100 meter, 200 meter dan 300 meter dari Industri laundry. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Populasi dan sampel yang digunakan yaitu limbah laundry di air Sungai Martapura diukur menggunakan metode Spektrofotometri Visible. Hasil : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar surfaktan anionik yang melebihi ambang batas yaitu pada jarak 100 meter sebesar 3,4 mg/l, jarak 200 meter sebesar 2,4 mg/l dan jarak 300 meter sebesar 1,6 mg/l sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 sebesar 0,2 mg/l. Terdapat pengaruh pada jarak 100 meter, 200 meter dan 300 meter dikarenakan semakin jauh jarak dari industri laundry maka akan semakin kecil konsentrasi yang didapat. Kesimpulan : Dari penelitian ini didapatkan nilai kadar surfaktan anionik dan adanya pengaruh pada jarak yang telah ditentukan. Kata Kunci : Kadar surfaktan anionik, Spektrofotometri Visible.
Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja Wanita Di Banjarmasin Fitri Yuliana; Sismeri Dona; Rina Saputri
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 3 (2022): Volume 5 No 3 Maret 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i3.5201

Abstract

ABSTRAKKesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk dipahami oleh semua orang, khususnya remaja Wanita. Banyak remaja mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dari media sosial yang tidak terjamin kebenarannya. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi. Mitra kegiatan ini adalah remaja wanita. Metode pengabdian masyarakat dengan mengadakan webinar. Pembicara menyampaikan materi mengenai kesehatan reproduksi melalui webinar dan membuat leafleat untuk dibaca oleh mitra. Sebelum mengikuti webinar remaja wanita diuji pengetahuannya mengenai kesehatan reproduksi dengan pretest. Setelah mendapatkan pemaparan materi, dilakukan postest. Hasil analisis pretest didapatkan 70% peserta kurang memahami tentang Kesehatan reproduksi dan hasil dari postest menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan hasil 98% peserta mendapatkan nilai yang sempurna. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengabdian masyarakat yang dilakukan melalui webinar dan pembuatan leafleat ini meningkatkan pengetahuan dan wawasan remaja wanita mengenai pentingnya kesehatan reproduksinya. Kata Kunci: Edukasi, Masalah Kesehatan Reproduksi, Remaja Wanita ABSTRACTReproductive health is very important to be understood by everyone, especially young women. Many teenagers get knowledge about reproductive health from social media that is not guaranteed to be true. This community service activity aims to increase the understanding and knowledge of adolescents about reproductive health. The partners of this activity are young women. Method of community service by holding webinars. The speaker delivered material on reproductive health through webinars and made leaflets for partners to read. Before participating in the webinar, young women were tested for their knowledge of reproductive health using a pretest. After getting the presentation of the material, a posttest was conducted. The results of the pretest analysis showed that 70% of participants did not understand about reproductive health and the results of the posttest showed an increase in knowledge with the result that 98% of participants got perfect scores. So it can be concluded that the community service carried out through webinars and the creation of leaflets increases the knowledge and insight of young women about the importance of their reproductive health. Keywords: Education, Reproductive Health Problems, Adolescent Women