Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Implementasi Asuhan Pasca Keguguran di Wilayah Kerja Puskesmas Paringin Selatan Kabupaten Balangan Rizni, Ismeily; Dona, Sismeri; Hestiyana, Nita
Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 1 (2024): Maret: Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jrik.v4i1.2828

Abstract

The background of this study is still high Maternal Mortality Rate (MMR), MMR is one indicator to see efforts to succeed in maternal health, mortality rates can occur during pregnancy, childbirth and postpartum. Miscarriage during pregnancy and incomprehensive post-miscarriage care is one of the causes of MMR. The purpose of this study was to find out how the implementation of post-miscarriage care in the working area of the South Paringin Health Center, Balangan Regency. This research method is descriptive quantitative, using secondary data derived from medical records, the population of this study is all post-miscarriage mothers from January 2021 to October 2022, the sample in this study uses total sampling techniques where all populations are sampled, namely 37 post-miscarriage mothers. The results showed that post-miscarriage care has not been said to be comprehensive because it still focuses on medical management and is only based on patient complaints.
PELAKSANAAN ANTENATAL CARE DENGAN 10 T DIPUSKESMAS MUNGKUR AGUNG KECAMATAN KELUA: Implementation of Antenatal Care with 10 T at the Mungkur Agung Health Center, Kelua Sub-District Lestari, Sri; Dona, Sismeri; Hestiyana, Nita
Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery) Vol. 10 No. 2 (2024): JIKeb | September 2024
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikeb.v10i2.1835

Abstract

Maternal and child health is a priority for health development in Indonesia. The implementation of Ante Natal Care with 10 T in pregnant women affects the results of early detection of risks and complications during pregnancy. This cause of maternal death shows that maternal death can be prevented if the coverage of services is accompanied by good quality service. The purpose of the study was to determine the Implementation of Antenatal Care with 10 T at the Mungkur Agung Health Center, Kelua District. This research method with quantitative descriptive, with a population of all pregnant women at 20 weeks gestational age and over trimester II, III with a total sampling technique, namely pregnant women totaling 38 people Results: It was found that the implementation of ANC with 10 T according to the standard was (97.37%), %) and there was 1 (2.63%) pregnant women who in the implementation of ANC did not meet the 10 T standard.
Analisis Interaksi Orang Tua dan Anak Terhadap Perkembangan Bahasa Anak Pra Sekolah di Tk Budi Mulia Banjarbaru Ningsih, Wahyuni; Meldawati; Hestiyana, Nita
Health Research Journal of Indonesia Vol 2 No 1 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v2i1.241

Abstract

Pendahuluan: kurangnya interaksi orang tua mempengaruhi kosakata anak yang sedikitsehingga mengakibatkan anak terlambat berbicara atau kesulitan mengungkapkan kata-kata. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara interaksi orang tua dan anakterhadap perkembangan bahasa anak prasekolah di tk budi mulia banjarbaru. Metode: penelitian ini menggunakan metode sampling purposive sampling, dengan jumlah sampel44 responden pada bulan februari 2023. pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan lembardenver II. uji statistik ini menggunakan uji Chi Square. Hasil: hasil penelitian menunjukkan interaksi orang tua dan anak yang baik 85,2% hasilperkembangan Bahasa anak yang normal 61,4%. Kesimpulan: pada uji statistik interaksi orang tua dan anak dengan perkembangan bahasamenunjukkan hubungan yang signifikan (p-value 0,0002). kesimpulan pada penelitian ini adalahterdapat hubungan antara interaksi orang tua dan anak terhadap perkembangan bahasa anakprasekolah. diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji faktor-faktor lain selain interaksiorang tua-anak yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak prasekolah, kami berharapbidan dan petugas kesehatan sekolah dapat membantu menyediakan fasilitas parenting dan dorongan untuk mendukung tumbuh kembang anak, kami berharap sekolah, orang tua/wali dan keluarga memahami bahwa perkembangan anak harus didorong secara memadai dan harus diberi stimulus.  
Akurasi Taksiran Berat Badan Janin Menurut Rumus Johnson Tausack Dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Upt Puskesmas Rawat Inap Halong Tahun 2022 Eka Asine Waikeh; Palimbo, Adriana; Hestiyana, Nita
Health Research Journal of Indonesia Vol 1 No 6 (2023): Health Research Journal of Indonesia
Publisher : CV. Wadah Publikasi Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63004/hrji.v1i6.247

Abstract

Pendahuluan: Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dalam Sustainable Development Goal (SDGs). Ketepatan penaksiran berat badan lahir adalah faktor yang penting dalam proses persalinan, sehingga penolong persalinan bisa memutuskan rencana persalinan, pencegahan komplikasi dan perawatan yang tepat sehingga berdampak pada menurunnya angka kesakitan dan kematian bayi. Tujuan: Untuk menganalisis akurasi taksiran berat badan janin menurut rumus Jhonson Tausack dengan berat badan bayi baru lahir di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Halong tahun 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan rancangan cross sectional dengan menggunakan pendekatan Retrospektif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. Data yang diambil merupakan data sekunder yang berasal dari kohort/register persalinan. Hasil: Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebagian besar ibu bersalin pada usia yang aman (79,26%) dan paritas aman (53,33%). Sebagian besar bayi lahir dengan berat badan normal (85,93%). Nilai rata – rata taksiran berat janin menurut rumus Johnson Tauscak sebesar 2854.33 dan nilai rata – rata berat badan bayi baru lahir sebesar 2886.53. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara taksiran berat badan janin menurut rumus Johnson Tausack dengan berat badan bayi baru lahir dengan nilai p value = 0.106 (p value > 0,05). Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa rumus Johnson Tausack akurat untuk memprediksi taksiran berat badan janin.
Healthy lifestyle for women of childbearing age: Pola hidup sehat bagi wanita usia subur Hestiyana, Nita; Hidayah, Nurul; Anisa, Fadhiyah Noor; Zulliati
Health Sciences International Journal Vol. 2 No. 2: August 2024
Publisher : Ananda - Health & Education Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Maternal nutrition before and during pregnancy is a key determinant of pregnancy outcomes and long-term health for both mother and child. The preconception period is crucial for improving maternal well-being and reducing risks such as preterm birth, low birth weight, and developmental issues. However, many women of childbearing age (WCA) lack adequate nutritional knowledge, increasing the risk of adverse pregnancy outcomes. Case presentation: In collaboration with the Terminal Health Center, a program was implemented to educate WCA on the importance of balanced nutrition and healthy lifestyles to prepare for pregnancy. Activities included a field survey to assess nutritional knowledge, educational outreach through information sessions and leaflets, and monitoring and evaluation of participants' knowledge improvement. Participants actively engaged in discussions, revealing prior gaps in understanding balanced nutrition and its role in pregnancy preparation. Discussion: The preconception period presents an optimal window for nutritional interventions. Addressing micronutrient deficiencies and promoting healthier diets can reduce the risk of complications such as gestational diabetes and preeclampsia. The program demonstrated that educational interventions delivered through community-based healthcare centers can significantly enhance awareness and encourage long-term behavioral changes, ultimately contributing to better maternal and child health outcomes. Conclusion: This intervention successfully increased nutritional literacy among WCA, emphasizing the importance of balanced nutrition in preparing for pregnancy. Cross-sectoral collaborations between healthcare providers and community leaders are essential to sustain these efforts and improve maternal and child health outcomes. Future programs should focus on expanding outreach and continuous evaluation to maintain positive behavioral changes.
Analisis Pengetahuan tentang Toilet Training (TT) terhadap Intensitas Penggunaan Diapers Hestiyana, Nita; Hateriah, St
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 14, No 2 (2023): Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v14i2.913

Abstract

Latar belakang: Latar belakang: Toilet training merupakan usaha untuk melatih anak dalam buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Keterampilan mengontrol buang air yang gagal diperoleh dalam rentang waktu toilet training dapat menimbulkan gangguan berkemih berupa sembelit, enuresis, serta anak menolak untuk ke toilet. Jika diapers dipakai dengan intensitas yang sering/setiap saat, maka akan mempersulit latihan buang air/toilet training. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penggunaan diapers dan toilet training adalah pengetahuan ibu.Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan tentang toilet training dengan intensitas penggunaan diapersMetode: Rancangan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Terminal. Sampel dalam penelitian berjumlah 53 ibu batita dengan teknik pengambilan Accidental Sampling. Penelitian ini menggunakan alat bantu kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi square.Hasil: Pengetahuan tentang toilet training paling banyak pada kategori baik: 20 orang (37,7%) dan intensitas penggunaan diapers paling banyak pada kategori tidak pernah: 19 orang (35,8%). Hasil uji chi-square diperoleh p=0,029, terdapat hubungan pengetahuan tentang Toilet Training terhadap Intensitas Penggunaan Diapers.Simpulan: Dengan pemahaman yang baik tentang toilet training, orang tua dapat melakukan praktik toilet training dengan tepat, sehingga diharapkan anak menjadi mandiri dan tidak tergantung dengan diapers ketika buang air. Background: Toilet training is an attempt to train children to urinate and defecate. Failure to acquire toilet control skills during toilet training can lead to urinary disorders such as constipation, enuresis, and refusal to go to the toilet. If diapers are used frequently/every time, it will complicate toilet training. One of the factors that can influence the use of diapers and toilet training is maternal knowledge.Objective: To determine the relationship between knowledge about toilet training and the intensity of diapers use.Methods: The design in this study was an analytic survey with a cross sectional approach. The research location is in the Terminal Health Center Working Area. The sample in the study amounted to 53 mothers of toddlers with Accidental Sampling technique. This study used a questionnaire tool and analyzed using the Chi square test.Results: Knowledge about toilet training is mostly in the good category: 20 people (37.7%) and the intensity of using diapers is mostly in the never category: 19 people (35.8%). The results of the chi-square test obtained p=0.029, there is a relationship between knowledge about toilet training and the intensity of diaper use.Conclusion: With a good understanding of toilet training, parents can practice toilet training appropriately, so that it is expected that children become independent and do not depend on diapers when defecating. 
Deteksi Kejadian Speech Delayed Pada Anak Dengan Algoritma ID3 Hestiyana, Nita; Sinambela, Dewi Pusparani; Hidayah, Nurul
DINAMIKA KESEHATAN: JURNAL KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN Vol 12, No 2 (2021): Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan dan Keperawatan
Publisher : Universitas Sari Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33859/dksm.v12i2.752

Abstract

Latar belakang: Gangguan bicara (Speech Delayed) merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan yang sering ditemukan pada anak. Seorang anak memiliki keterlambatan bicara jika perkembangan bicara dan bahasanya berada dibawah anak seusianya. Speech Delayed memiliki dampak pada perkembangan anak. Risiko perkembangan terlambat bicara yaitu kemampuan konseptual dan prestasi pendidikan, faktor sosial, dan risiko negatif pada konsep diri anak. Ketidakpahaman orang lain ketika berkomunikasi dapat menyebabkan rasa rendah diri pada anak. Deteksi dini keterlambatan bicara merupakan hal yang sangat penting karna semakin cepat diketahui penyebab terlambat bicara maka semakin cepat stimulasi dan intervensi yang dapat dilakukan. Faktor risiko terjadinya speech delayed adalah riwayat keluarga dengan keterlambatan bicara, jenis kelamin laki-laki, prematuritas, dan pendidikan orang tua.Tujuan: Menganalisis factor penyebab terjadiya speech delayed pada anak dengan menggunakan algoritma ID3.Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan algoritma ID3 (algoritma pembelajaran pohon keputusan) dengan jenis desain retrospektif. Lokasi penelitian di RSUD Ulin Banjarmasin. Dimana kasus dalam penelitian ini adalah balita yang mengalami speech delayed dan tidak speech delayed. Sampel penelitian ini berjumlah  100 anak. Pengambilan sampel dengan menggunakan systematic random sampling.Hasil: Pada penelitian ini berdasarkan hasil algoritma ID3, prematuritas merupakan variable tertinggi diantara variable lain yang menjadi penyebab terjadinya speech delayed. Variabel prematuritas dipengaruhi juga oleh varibel jenis kelamin, pendidikan orang tua dan riwayat keluarga terlambat bicara.Simpulan: Prematuritas merupakan variable tertinggi penyebab terjadinya speech delayed. Hendaknya orangtua dapat memberikan stimulus yang adekuat sejak dini, mengingat pentingnya peranan stimulus untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak.Kata kunci: Anak, Algoritma ID3, Speech Delayed  Detection of Speech Delayed Events In Children With ID3 AlgorithmBackground: Speech delayed is one of the most common causes of developmental disorders in children. A child has a speech delayed if his speech and language development is below his age. Speech delayed have an impact on a child's development. The risk of speech development delay is conceptual ability and educational achievement, social factors, and negative risk on the child's self-concept. Lack of understanding of others when communicating can lead to low self-esteem in children. Early detection of speech delayed is very important because the sooner the cause of speech delayed is known, the faster stimulation and intervention can be done. Risk factors for speech delayed in children are family history of speech delayed, male gender, prematurity, and parental education.Objective: To analyze the factors causing speech delay in children using the ID3 algorithm.Methods: The method used in this study uses the ID3 algorithm (decision tree learning algorithm) with a retrospective design type. The research location is at Ulin Hospital Banjarmasin. Where the cases in this study are toddlers who experience speech delayed and not speech delayed. The sample of this study amounted to 100 children. Sampling used systematic random sampling.Results: In this study, based on the results of the ID3 algorithm, prematurity is the highest variable that causes speech delayed. The variable of prematurity is also influenced by the variables of gender, parental education and family history of speech delayed.Conclusion: Prematurity is the highest variable that causes speech delayed. Parents should be able to provide adequate stimulus from an early age, given the importance of the role of the stimulus to improve children's language skills.Keywords: Children, ID3 Algorithm, Speech Delayed