Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

SISTEM PENGEMBANGAN PERIKANAN IKAN TERBANG DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TUAL Yanto Anwar; Tri Wiji Nurani; Mulyono Sumitro Baskoro
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (464.809 KB) | DOI: 10.29244/jitkt.v11i2.24248

Abstract

Flying fish eggs are one of the fisheries commodities that have important economic value in the waters of Tual City. Based on the Decree of the Minister of Maritime Affairs and Fisheries Number 69 of 2016 concerning the Plan for the Management of Flying Fish Fishery, several priority issues that are the problem of flying fish are; (1) fish resources and habitat; (2) social and economic; (3) governance. The flying fish fisheries management plan is expected to support policies in the management of flying fish and flying fish eggs in the Fisheries Management Region of the Republic of Indonesia. The purpose of this study is to analyze the system problem situation and build a model for the development of flying fish egg fisheries. This research method uses system approach. The four-step system approach starts from needs analysis, problem formulation, system identification and system modeling. The results showed that the root problems in flying fish egg fisheries were many ships that did not have permit documents, the availability of data on potential fish resources, the use of fishing gear that were considered environmentally unfriendly, low human resources, high fuel prices and access to capital for fishermen. The model of developing flying fish eggs consists of submodel use of environmentally friendly fishing gear and submodel of the development of flying fish egg fishing business. The problem of flying fish egg fisheries in Tual PPN can be solved by the solution of the use of environmentally friendly fishing gear for flying fish resources and the development of the fly fish egg fishing business.
EVALUASI DAERAH PENANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) DI SELAT SUNDA Daniel Julianto Tarigan; Agung Setyo Sasongko; Bella Dinda Rahayu; Yanto Anwar
Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol 12 No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2822.855 KB) | DOI: 10.24319/jtpk.12.73-84

Abstract

Ikan tongkol merupakan spesies yang dominan tertangkap di Perairan Selat Sunda dan digemari oleh masyarakat. Daerah penangkapan ikan memiliki karakteristik yang sangat dipengaruhi kondisi oseanografi seperti suhu dan klorofil-a. Klorofil-a merupakan indikator kesuburan suatu perairan. Aspek ukuran panjang ikan menjadi fokus utama dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil tangkapan berdasarkan klorofil-a, dan ukuran panjang ikan yang menghasilkan pemetaan daerah penangkapan ikan tongkol di Perairan Selat Sunda. Penelitian ini dilakukan dengan metode kasus. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli tahun 2021. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skoring terkait dengan klorofil-a, ukuran panjang ikan, dan Catch Per Unit Effort (CPUE). Ukuran panjang ikan merupakan aspek yang memiliki bobot terbesar. Kategori daerah penangkapan ikan terdiri dari kategori daerah penangkapan ikan potensial, potensial sedang, dan tidak potensial. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah total hasil tangkapan ikan tongkol di Perairan Selat Sunda selama penelitian sebesar 2.134 kg. Kategori ukuran ikan layak tangkap terdapat di daerah penangkapan Pulau Peucang, Sumur, Pulau Mangir, dan Teluk Paraja. Kandungan klorofil-a di Perairan Selat Sunda secara keseluruhan termasuk kategori tinggi. Daerah penangkapan yang termasuk kategori potensial yaitu Pulau Peucang, Sumur, Pulau Mangir, dan Teluk Paraja sedangkan daerah penangkapan yang tidak potensial yaitu Tanjung Lesung, Sebesi, Ujung kulon, Pulau Panaitan, dan Tj Alang-Alang.
Aspek Biologi dan Teknis Penangkapan Telur Ikan Terbang yang Didaratkan pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual Yanto Anwar
Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Riset Perikanan dan Kelautan (JRPK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33506/jrpk.v5i2.2506

Abstract

Tingginya nilai ekonomi telur ikan terbang di pasar domestik maupun ekspor menjadikan ikan terbang sebagai target utama nelayan di Tual. Informasi biologis dan teknis penting untuk keberlanjutan perikanan ikan terbang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek biologi dan teknis perikanan telur ikan terbang di Tual. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan nelayan dan data sekunder tangkapan telur ikan terbang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tual. Analisis data dilakukan melalui perhitungan CPUE dan analisis deskriptif. Hasil kajian menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah kapal dan alat tangkap yang mengakibatkan penurunan sumber daya ikan dan produktivitas unit penangkapan ikan, serta penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan. Rekomendasi yang perlu dilakukan adalah penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan, pembatasan jumlah alat tangkap dan pembatasan jumlah hasil tangkapan. Pembatasan jumlah alat tangkap bale-bale dimaksudkan untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan layang dengan cara setiap kapal yang melakukan operasi penangkapan telur ikan wajib melepaskan 20% dari total bale-bale yang digunakan untuk kelestarian sumber daya ikan terbang.
Penyuluhan dan Pelatihan Rehabilitasi Mangrove di Pantai Divur Desa Labetawi Kota Yanto Anwar; Abu Samad Serang; Erwin Tanjaya; M.M Makailaipessy; Erna Almohdar; Wiwien G. Hukubun; Maimuna Renhoran; Fatmawati Marasabessy; Edward J. Renrusun
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 8 (2023): Volume 6 No 8 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i8.10405

Abstract

ABSTRAK Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat bermanfaat bagi organisme-organisme di lingkungan pesisir termasuk manusia. Dengan sistem perakaran dan kanopi yang rapat serta kokoh, vegetasi mangrove juga berfungsi sebagai pelindung daratan dari aksi gelombang, tsunami, angin topan, dan perembesan air laut. Selain itu, mangrove juga berfungsi sebagai penyedia unsur hara, ekosistemnya merupakan tempat pemijahan (spawning grounds), tempat pengasuhan (nursery grounds) dan tempat mencari makan (feeding grounds) berbagai jenis ikan, udang, dan biota laut lainnya. Permasalahan yang dihadapi masyarakat Desa Labetawi adalah kurangnya informasi dan pengetahuan tentang arti pentingnya ekosistem mangrove bagi sumberdaya perikanan dan kelautan. Penyebab utama kerusakan hutan mangrove di  adalah karena tindakan manusia, berupa alih fungsi lahan menjadi tempat pemukiman masyarakat dan penebangan liar. Hutan mangrove ini dapat melindungi terumbu karang, padang lamun dari gempuran sendimentasi daratan, mengurangi erosi di daerah pesisir dan melindungi pantai dari dampak gelombang, angin dan ombak. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang berfokus dalam rehabilitasi mangrove ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam melestarikan lingkungan di Desa Lebetawi Kota Tual serta memupuk kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga ekosistem mangrove. Kata Kunci: Mangrove, Pesisir  ABSTRACT Mangrove ecosystems have ecological functions that are very beneficial for organisms in the coastal environment, including humans. With a dense and sturdy root system and canopy, mangrove vegetation also functions as a land protector from wave action, tsunamis, hurricanes and seawater seepage. In addition, mangroves also function as nutrient providers, their ecosystems are spawning grounds, nursery grounds and feeding grounds for various types of fish, shrimp and other marine biota. The problem faced by the people of Labetawi Village is the lack of information and knowledge about the importance of mangrove ecosystems for fisheries and marine resources. The main cause of damage to mangrove forests in Indonesia is due to human actions, in the form of land conversion into community settlements and illegal logging. These mangrove forests can protect coral reefs, seagrass beds from the onslaught of land sedimentation, reduce erosion in coastal areas and protect beaches from the effects of waves, wind and waves. The implementation of community service activities that focus on mangrove rehabilitation is expected to be able to contribute to environmental restoration in Lebetawi Village, Tual City and increase public awareness of the importance of protecting mangrove ecosystems. Keywords: Mangroves, Coastal