Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SEORANG WANITA DENGAN ASPIRASI JARUM PENTUL HARI KE-14 Subkhan, Mohammad; Pradjoko, Isnu
Saintika Medika: Jurnal Ilmu Kesehatan dan Kedokteran Keluarga Vol 14, No 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.965 KB) | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6691

Abstract

Aspirasi benda asing merupakan masalah global dan seringkali menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa,Aspirasi benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Sekitar 75% sampai 85% aspirasi bendaasing terjadi pada anak dibawah 15 tahun yang lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada anak-anak usia dibawah tiga tahun(3). Di Amerika angka kematian pada anak usia di bawah 4 tahun mencapai 7% pada tahun 1986(5). Pada kasus ini, penderitaadalah seorang perempuan berumur 14 tahun, datang ke IRD dikonsulkan ke bagian paru dengan keluhan tertelan jarumpentul saat sedang memakai hijab sambil bercanda dengan temannya. Kemudian dilakukan foto Rontgen tampak bentukanmetal jarum di daerah parakardial kanan Pada dewasa bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri. Bronkusutama kanan membentuk sudut 25 derajat dari garis median, sedangkan bronkus utama kiri membentuk sudut 45 derajat.Pada anak usia dibawah 14 tahun hal ini tidak berlaku karena ukuran bronkus kanan dan kiri relatif sama, dengan percabanganbronkus kiri tidak sedekat pada bronkus kanan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi jarum pentul yang telah teraspirasi denganmenggunakan bronkoskopi serat optik pada penderita. Ekstraksi jarum pentul berhasil dilakukan dengan baik.Kata Kunci : Aspirasi, ekstraksi jarum pentul
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN BENCANA KEBAKARAN HUTAN DENGAN JUMLAH PENYAKIT PERNAPASAN DI KALIMANTAN TENGAH PADA TAHUN 2019 Wikananda, Naza Naratama; Subkhan, Mohammad; Levani, Yelvi; Laitupa, Afrita Amalia
Syifa'Medika Vol 12, No 1 (2021): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v12i1.2773

Abstract

Kebakaran hutan telah menjadi bencana alam yang rutin di Kalimantan. Hal ini meningkatkan dampak polusi yang berkepanjangan. Salah satu dampak polusi yang paling utama adalah pengaruhnya terhadap kesehatan pernapasan. Tujuan dari studi ini adalaha untuk mencari hubungan antara kebakaran hutan dengan penyakit pernapasan. Mencari hubungan antara kebakaran hutan dengan penyakit pernapasan PPOK, Asma dan ISPA. Metode studi ini menggunakan cohort retrospective dengan total sampel. Data polusi yang diambil pada bulan september hingga november terdapat di dua tempat yaitu Kota Palangkaraya dan Kabupaten kotawaringin Timur. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangkaraya dan RSUD Dr. Murjani Sampit. Uji statistik menggunakan korelasi Spearmen dan tes Kruskal-Wallis. Hasil dari 277 responden didapatkan tidak ada korelasi antara peningkatan polusi dengan ketiga penyakit. Untuk antar penyakit dengan tingkat polusi signifikansinya adalah p=0,058 (PPOK), p=0,759 (Asma) dan p=0,594 (ISPA). Sebagai kesimpulan, tidak ada hubungan antara tiga penyakit pernapasan dengan peningkatan tingkat polusi yang diakibatkan oleh kebakaran hutan. Tetapi pada polusi tingkat berbahaya terdapat lonjakan yang berarti jika dilihat secara diagram. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam waktu yang lebih  lama untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
SEORANG WANITA DENGAN ASPIRASI JARUM PENTUL HARI KE-14 Mohammad Subkhan; Isnu Pradjoko
Saintika Medika Vol. 14 No. 1 (2018): JUNI 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/sm.Vol14.SMUMM1.6691

Abstract

Aspirasi benda asing merupakan masalah global dan seringkali menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa,Aspirasi benda asing lebih sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Sekitar 75% sampai 85% aspirasi bendaasing terjadi pada anak dibawah 15 tahun yang lebih dari dua pertiga kasus terjadi pada anak-anak usia dibawah tiga tahun(3). Di Amerika angka kematian pada anak usia di bawah 4 tahun mencapai 7% pada tahun 1986(5). Pada kasus ini, penderitaadalah seorang perempuan berumur 14 tahun, datang ke IRD dikonsulkan ke bagian paru dengan keluhan tertelan jarumpentul saat sedang memakai hijab sambil bercanda dengan temannya. Kemudian dilakukan foto Rontgen tampak bentukanmetal jarum di daerah parakardial kanan Pada dewasa bronkus utama kanan lebih pendek dari bronkus utama kiri. Bronkusutama kanan membentuk sudut 25 derajat dari garis median, sedangkan bronkus utama kiri membentuk sudut 45 derajat.Pada anak usia dibawah 14 tahun hal ini tidak berlaku karena ukuran bronkus kanan dan kiri relatif sama, dengan percabanganbronkus kiri tidak sedekat pada bronkus kanan. Selanjutnya dilakukan ekstraksi jarum pentul yang telah teraspirasi denganmenggunakan bronkoskopi serat optik pada penderita. Ekstraksi jarum pentul berhasil dilakukan dengan baik.Kata Kunci : Aspirasi, ekstraksi jarum pentul
Laporan Kasus : Thymik Karsinoma dengan Efusi Perikard Mohammad Subkhan
Qanun Medika - Jurnal Kedokteran FK UMSurabaya Vol 1, No 02 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.903 KB) | DOI: 10.30651/qm.v1i02.632

Abstract

The Presence of Other TB Cases in the Family as a Substantial Factor Influencing the Level of Knowledge and Perception of TB patients Yelvi Levani; Ricky Indra Alfaray; Rahmat Sayyid Zharfan; Astri Dewayani; Kartika Afrida Fauzia; Batsaikhan Saruuljavkhlan; Ayu Lidya Paramita; Maya Rahmayanti; Nur Mujaddidah Mochtar; Kamal Musthofa; Dede Nasrullah; Mohammad Subkhan
Biomolecular and Health Science Journal Vol. 4 No. 1 (2021): Biomolecular and Health Science Journal
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/bhsj.v4i1.25690

Abstract

Introduction: Indonesia is still among the top three contributors to the number of Tuberculosis (TB) patients in the world in 2017. The awareness about TB can be affected by the presence of other TB patients in the family. Perception and good knowledge in TB patients can increase obedient in treatment. This study aims to relate to the presence of other TB patients in the family environment with knowledge of TB patients.Methods: This study used cross-sectional design. Research respondents have taken using the consecutive sampling technique. Respondents were TB patients on category one anti-tuberculosis treatment at Siti Khadijah Sepanjang Hospital and several primary health centers in Sidoarjo region during February-March 2019. This study used a questionnaire which included sociodemographic, level of knowledge, and perception about TB.Results: The number of respondents in this study was 50 people aged 22-67 years old. The level of knowledge of the respondents was mostly good (82%) as well as perceptions regarding TB (78%). Of the 50 patients, 17 patients (34%) claimed some families also suffered from TB. The comparison between group with other TB patient and group without other TB patients in the family showed significantly different result in the level of knowledge (p=0,000) and perception (p=0,000). The presence of other TB cases in family increased level of knowledge and perception regarding TB significantly.Conclusion: The presence of other TB patients in the family environment can increase awareness so that it can increase the interest of TB patients to find information about TB. 
ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONVERSI SPUTUM BASIL TAHAN ASAM PADA PENDERITA TUBERKULOSIS Clevia Revi Maretha Mahendrani; Mohammad Subkhan; Annisa Nurida; Kartika Prahasanti; Yelvi Levani
Al-Iqra Medical Journal : Jurnal Berkala Ilmiah Kedokteran Vol 3, No 1 (2020): INOVASI DAN MANIFESTASI KLINIS
Publisher : Journal Medical Universitas muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/aimj.v3i1.4037

Abstract

Tuberculosis (TB) is caused by bacteria (Mycobacterium tuberculosis) that most often affect the lungs. The incidence of tuberculosis in Indonesia is high because the success rate of tuberculosis treatment has decreased which causes the chain of transmission continues to occur. The main government programs to decrese the incidence and increasing the success treatment with the Directly Observed Treatment (DOTS) program. One important indicator of the DOTS program to assessing the success of tuberculosis treatment is the conversion of positive AFB sputum to negative at the end of the intensive phase of treatment. AFB sputum conversion to negative at the end of the intensive phase of treatment is influenced by several internal factors such as level of education and income, gender, adherence, patient's nutritional status, and comorbidities. Then external factors can also influence the AFB sputum conversion in anti-tuberculosis treatment such as environmental conditions, smear positivity, drug taking supervisors (PMO), and availability of drugs in health facilities.