Alfret Luasunaung
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara Septin Palembang; Alfret Luasunaung; Fransisco P.T. Pangalila
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 3: Juni 2013
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.3.2013.1410

Abstract

Kapal adalah faktor penting dalam meningkatkan produksi penangkapan ikan serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein ikan. Penelitian ini bertujuan menganalisis parameter hidrostatis kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan dimensi utama kapal ini cenderung memiliki badan kapal yang lebar, dan parameter hidrostatis kapal ini berubah seiring bertambahnya draft kapal.
Distribusi ikan di perairan kawasan mangrove setelah restorasi lahan H. Bawuno; Wilhelmina Patty; Alfret Luasunaung; Adrie Tarumingkeng
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 5: Juni 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.5.2014.5792

Abstract

Sejak tahun 1989, luas hutan mangrove (kira-kira 25 ha), di pesisir Desa Tiwoho Kabupaten Minahasa Utara, ditebang untuk lahan budidaya udang dan ikan bandeng. Akibatnya hasil tangkapan ikan di sana menurun. Kemudian mulai tahun 1991, wilayah ini dimasukkan dalam Kawasan Taman Nasional Bunaken, sejak saat itu  area bekas tambak tersebut direstorasi. Saat ini pertumbuhan mangrove cukup baik. Sehingga, hal yang menarik untuk diteliti tentang komunitas ikan  di wilayah pesisir tersebut.  untuk mendeteksi keberadaan gerombolan ikan dan distribusinya digunakan metode hidroakustik dengan pendeteksian mengikuti lima jalur transek. Data ikan diambil dari hasil tangkapan jaring insang dasar. Beberapa parameter lingkungan diambil pada enam stasiun. Kemudian dianalisis stuktur komunitas ikan dari nilai beberapa indeks ekologi. Hasil yang diperoleh bahwa ada 17 jenis ikan di wilayah pesisir Desa Tiwoho dengan kondisi komunitas tergolong stabil dan beragam. Distribusi ikan mengikuti arus pasut.
Studi tentang bentuk umpan buatan terhadap hasil tangkapan ikan selar (Caranx melamphygus) dengan pancing noru di sekitar rumpon Andika La Ode; Alfret Luasunaung; Wilhelmina Patty
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1: Edisi Khusus: November 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.0.2014.6091

Abstract

Pancing noru (handline) pada umumnya terdiri dari  penggulung, tali utama,  tali pengantar,  tali cabang,  kili-kili,  mata pancing, umpan buatan, dan pemberat. Penelitian bertujuan untuk (1) Membandingkan bentuk umpan buatan pancing noru terhadap jumlah hasil tangkapan ikan selar (Caranx melamphygus) dan  menentukan bentuk umpan buatan pancing noru yang terbaik terhadap jumlah hasil tangkapan ikan selar di Perairan sekitar Teluk Manado. Pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimental yaitu melakukan percobaan penangkapan ikan selar dengan menggunakan bentuk umpan buatan yang berbeda. Data hasil tangkapan dianalisa dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk  melihat apakah Ho(diterima) : Bentuk umpan buatan tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan selar  atau H1(ditolak) : Bentuk umpan buatan berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan selar. Hasil tangkapan diperoleh ikan selar sebanyak 2456 ekor yaitu hasil tebanyak dalam penangkapan dan setelah dianalisa untuk setiap bentuk umpan yang berbeda terlihat bahwa  FHit.< FTabel, artinya perlakuan ketiga bentuk umpan buatan pada perikanan pancing noru mempunyai peluang yang sama  terhadap hasil tangkapan ikan selar.  Sehingga berdasarkan hipotesis penelitian yang ditetapkan sebelumnya maka H0 diterima.  Sebaliknya H1 ditolak. Dari hasil analisa tersebut  dapat disimpulkan bahwa ketiga bentuk umpan buatan pancing noru yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan terhadap hasil tangkapan ikan selar dan ketiga bentuk umpan tersebut juga mempunyai kemampuan menangkap ikan selar  yang sama.
Daerah penangkapan pukat cincin untuk ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung Wawan Sutiyo; Ivor L. Labaro; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6940

Abstract

Informasi posisi daerah penangkapan ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung belum banyak diketahui. Banyak orang beranggapan bahwa cakalang yang didaratkan tersebut adalah hasil tangkapan dari Laut Sulawesi dan Maluku. Oleh karena itu dilakukan penelitian tentang posisi daerah penangkapan dan hasil tangkapan ikan cakalang pada alat tangkap pukat cincin yang didaratkan di PPS Bitung; dan memetakan daerah penangkapan tersebut. Upaya tangkap bulanan berpuncak pada bulan Maret dalam rentang waktu Februari hingga Mei dengan jumlah upaya sebanyak 130 kapal pada bulan Maret dan sebanyak 124 kapal pada bulan Mei. Berdasarkan index musim, musim tangkapan ikan cakalang di perairan timur Indonesia terjadi pada bulan Mei dan Oktober hingga Desember dengan puncak musim pada bulan November. Tren tangkapan bulanan menunjukkan hasil tangkapan terendah 5.485,88 ton/tahun pada bulan Juli dan tertinggi 11.882,37 ton/tahun pada bulan November. Posisi daerah penangkapan pukat cincin dengan intensitas penangkapan tertinggi berada di wilayah Sulawesi dan Teluk Cendrawasih. Pemetaan daerah penangkapan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung yaitu dari Laut Maluku, Samudera Pasifik, Laut Seram, Laut Kepulauan Raja Ampat, Laut Halmahera dan Laut Sulawesi dengan Laut Halmahera dan Laut Maluku sebagai daerah penangkapan yang produktif.
Dinamika salinitas daerah penangkapan ikan di sekitar muara Sungai Malalayang, Teluk Manado, pada saat spring tide Wahyu Dita Septiani; Patrice N.I. Kalangi; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6959

Abstract

Muara merupakan satu bagian dari wilayah pesisir yang mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi. Pada wilayah ini terjadi percampuran antara massa air laut dengan massa air tawar dari daratan. Adanya air tawar yang bergerak terus menerus dari hulu dan adanya proses pergerakan air laut akibat pasang-surut mengakibatkan terjadinya perubahan salinitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan sebaran salinitas di perairan depan muara Sungai Malalayang mengikuti pergerakan arus pengaruh pasang surut. Ketika permukaan laut sedang surut, maka air sungai mengalir ke arah kanan dari muara sungai, sedangkan jika permukaan air laut sedang pasang maka air mengalir ke sebelah kiri dari sungai.
Komposisi tangkapan tuna hand line di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung, Sulawesi Utara Franky Adrian Darondo; Lefrand Manoppo; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 1 No. 6: Desember 2014
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.1.6.2014.6962

Abstract

Ikan tuna (Thunnus sp) adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting di dunia dan merupakan komoditi perikanan terbesar ketiga di Indonesia setelah udang dan ikan dasar. Ikan tuna memiliki harga yang relatif lebih mahal dibandingkan harga komoditas ikan lainnya dengan permintaan terus meningkat. Pokok permasalahan yang ingin diteliti adalah mengetahui ukuran ikan tuna yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui komposisi ukuran hasil tangkapan tuna hand line; (2) menganalisis hubungan panjang dan berat hasil tangkapan tuna hand line. Data panjang dan berat ikan diperoleh dari data sekunder hasil tangkapan tuna hand line selama Agustus sampai Oktober 2014. Data diolah dengan memakai regresi sederhana. Hasil analisis diperoleh Y = 1´10-07X3,93 dengan koefisien determinasi R² = 0,91. Koefisien determinasi sebesar ini menunjukkan bahwa model yang diusulkan memenuhi syarat atau valid. Nilai b pada persamaan panjang berat tuna madidihang adalah 3,93 dan secara statistika dapat dikatakan pola pertumbuhan madidihang yang didaratkan di PPS Bitung adalah allometris positif (b>3), yaitu pertambahan berat lebih cepat dari pada pertambahan panjang.
Pengaruh umpan buatan terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang di Selat Bangka La Sudiono; Emil Reppie; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2: Edisi Khusus: Januari 2015
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.0.2015.6965

Abstract

Salah satu sumberdaya perikanan ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan Selat Bangka Sulawesi Utara adalah ikan cendro (Tylosurus sp), dan dikenal dengan nama  lokal sebagai ikan sako. Alat tangkap yang umum digunakan untuk menangkap ikan cendro ialah jaring insang permukaan, jaring insang hanyut  dan pancing tonda; tetapi pancing layang-layang lebih populer di Selat Bangka. Keberhasilan penangkapan ikan dengan pancing layang-layang, sangat bergantung pada ketersediaan umpan alami berukuran kecil. Umpan alami tersebut hanya tertangkap dengan bagan pada sekitar bulan gelap. Oleh karena itu perlu dicobakan penggunaan umpan buatan; sehingga penelitian ini ditujukan untuk untuk mengetahui pengaruh umpan buatan terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang. Penelitian ini dilakukan di Selat Bangka didasarkan pada metode eksperimental. Dua jenis umpan yang digunakan, yaitu umpan alami ikan japuh (Dussumieria acuta) dan umpan buatan dari ikan karet. Data tangkapan dikumpulkan menggunakan empat unit pancing layang-layang; dan data dianalisis dengan uji t. Hasil tangkapan selama penelitian berjumlah 40 ekor ikan cendro dan hanya jenis Tylosurus crocodilus; sebanyak 22 ekor tertangkap dengan umpan alami dan 18 ekor tertangkap dengan umpan buatan. Analisis uji t menunjukan bahwa 0,38< t tabel 0,05;5 = 2,571;  yang berarti penggunaan umpan alami tidak berbeda nyata dengan umpan buatan pada pancing layang-layang untuk menangkap ikan cendro di perairan Selat Bangka. Ikan cendro dapat tertangkap pada kecepatan angin antara 4–7 knot.
Luas cakupan perpindahan rumpon di Teluk Manado Channia Mandagi; Patrice N.I. Kalangi; Alfret Luasunaung
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 3: Juni 2016
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.3.2016.11446

Abstract

ABSTRACT Fish aggregating devices (FADs) are one of the fishing devices widely used by traditional fishermen in the bay of Manado to attract a group of fish to stay around so they can be easily caught. Surface FADs are floating structures anchored to the sea bottom. The floating structure always moves within a coverage area. This research was done to study the FADs coverage area in Manado Bay in September and October 2015 based on FADs positions measured hourly. The results showed that the length of anchor rope determines the size of coverage area, and the movement of FADs did not have a clear pattern and did not form a circle. The unorganized pattern was due to currents, winds, or the combination of the two. Keywords: FADs, raft, Manado Bay   ABSTRAK Rumpon merupakan salah satu alat bantu penangkapan ikan yang banyak digunakan oleh masyarakat nelayan tradisional di daerah Teluk Manado untuk menarik kelompok ikan berkumpul sehingga mudah ditangkap. Rumpon permukaan merupakan bangunan terapung yang diikat pada suatu titik di dasar perairan (jangkar). Posisi rumpon di permukaan berpindah-pindah dalam suatu wilayah cakupan. Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui luas cakupan-pergerakan rumpon di perairan Teluk Manado pada bulan September dan Oktober 2015 berdasarkan pengukuran posisi-posisi rumpon setiap jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang tali jangkar menentukan luas cakupan, dan pergerakan rakit rumpon tidak teratur dan tidak membentuk sebuah lingkaran. Ketidak-aturan ini disebabkan oleh arus, angin, atau kombinasi dari keduanya. Kata-kata kunci: rumpon, rakit, Teluk Manado
Pengaruh ekstrak udang pada umpan terhadap hasil tangkapan pancing dasar di perairan Tateli Weru, Kabupaten Minahasa Ucha E. Janis; Alfret Luasunaung; Lefrand Manoppo
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 3: Juni 2016
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.3.2016.12320

Abstract

ABSTRACT The success of baited hook and line fishing gear is determined by the activity of fish in terms of finding and catching food. Adding shrimp extract on bait may increase the fishing power of the bait; but this kind of scientific information, particularly on the bottom hand line is not widely available. This study aimed to determine the effect of shrimp extracts on demersal fish catch in the surrounding fishing ground and to identify the species caught by the bottom hand line. This research was conducted in coastal waters Tateli Weru Village, District of Mandolang, Minahasa in October 2015 which was based on an experimental method. Six units of bottom hand line was operated, where three units using bait of scad mackerel marinated in shrimp extract, and three other units using plain bait of scad mackerel; and the data were analyzed using t-test. Total catches was 60 fish; 38 fish caught by bait with shrimp extract, and 22 fish caught by bait without shrimp extract. The results showed that use of bait with shrimp extract give more catches. Keywords: bottom hand line, extrack of shrimp, demersal fish, Tateli Weru   ABSTRAK Keberhasilan alat tangkap pancing dasar berumpan sangat ditentukan oleh aktivitas hidup ikan dalam hal mencari dan menangkap makanan. Pemberian ekstrak udang pada umpan diduga dapat meningkatkan kemampuan tangkap dari umpan; namun informasi ilmiah seperti ini, khususnya pada pancing dasar belum banyak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak udang terhadap hasil tangkapan ikan demersal di sekitar daerah penangkapan dan mengidentifikasi jenis ikan hasil tangkapan pancing dasar. Penelitian ini dilakukan di perairan pantai Desa Tateli Weru, Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa  pada bulan Oktober 2015 yang didasarkan pada metode experimental. Enam unit pancing dasar dioperasikan, di mana tiga unit menggunakan umpan ikan malalugis yang direndam dalam ekstrak udang, dan tiga unit lainnya hanya menggunakan umpan ikan malalugis tanpa ekstrak; dan data dinalisis dengan uji t. Tangkapan total berjumlah 60 ekor; 38 ekor tertangkap dengan umpan yang diberi ekstrak udang, dan 22 ekor tertangkap dengan umpan tidak memiliki ekstrak udang. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak udang pada umpan memberikan hasil tangkapan yang lebih banyak. Kata-kata kunci: pancing dasar, ekstrak udang, ikan demersal, Tateli Weru
Ketaatan kapal pukat cincin yang berpangkalan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung terhadap wilayah penangkapan ikan yang ditetapkan menggunakan data Vessel Monitoring System Ade Pramana Febriansyah; Alfret Luasunaung; Heffry V. Dien
JURNAL ILMU DAN TEKNOLOGI PERIKANAN TANGKAP Vol. 2 No. 4: Desember 2016
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jitpt.2.4.2016.15024

Abstract

There are many problems faced by the Indonesian government in managing the territorial waters of the country, and one of which is Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing). Therefore, the Indonesian government has begun to implement a Vessel Monitoring System (VMS) using satellites and equipment transmitter placed on fishing vessels in order to easily control and monitor the fishing vessel movements or activities based on the ship position observed on Fisheries Monitoring Centre. Top of Form This study was aimed to evaluate the compliance of purse seiners based on the VMS and to map the movements and activities of purse seiner during their fishing operations. This research was conducted at the Regional Monitoring Centre (RMC) room of Marine and Fisheries Resources Monitoring Base in Bitung from January to March 2016 using a descriptive method. The number of vessels observed in this study was 7. The data analysis of Tracking VMS based on Regional Fisheries Management of the Republic of Indonesia (WPP NRI) showed that 87% purse seiner did not obey the rules of fishing ground establishment. Nevertheless, based on Sea Map issued by the Department of Navy Hydro Oceanography commonly used by fishermen, all the boat skippers did not break the rules. Keywords: Purse seiner, obedience, vessel monitoring system ABSTRAK Banyak masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam mengelola wilayah perairan negara, dan salah satunya adalah masalah Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing). Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia mulai menerapkan Vessel Monitoring System (VMS) yang menggunakan satelit dan peralatan transmitter yang ditempatkan pada kapal perikanan guna mempermudah pengawasan dan pemantauan terhadap pergerakan atau aktifitas kapal ikan, berdasarkan posisi kapal yang terpantau di Pusat Pemantauan Kapal Perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kepatuhan kapal pukat cincin berdasarkan VMS; dan memetakan pergerakan dan aktifitas kapal pukat cincin selama beroperasi di laut. Penelitian ini dilakukan di ruangan Regional Monitoring Centre (RMC) Pangkalan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Bitung selama bulan Januari  sampai Maret 2016 dan dikerjakan dengan metode deskriptif. Jumlah kapal yang diamati dalam penelitian ini adalah 7 buah.  Hasil analisis data VMS berdasarkan Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI), maka 87% kapal pukat cincin tidak taat terhadap aturan mengenai wilayah penangkapan. Namun demikian, berdasarkan Peta Laut terbitan Dinas Hidro Oseanografi TNI-AL yang lazim dipakai oleh nelayan, semua nakhoda kapal pukat cincin tidak melanggar peraturan mengenai wilayah penangkapan. Kata-kata kunci: Kapal pukat cincin, ketaatan, vessel monitoring system