Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Barriers to Reciprocity Communication between Superiors and Subordinates when Working From Home Afifah Aini Bahran Harahap; Leila Mona Ganiem
International Journal of Educational Research & Social Sciences Vol. 2 No. 4 (2021): August 2021
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijersc.v2i4.116

Abstract

Work from Home (WFH) is currently a popular term on social media, especially after the government officially urges businesses to assign employees to work from home. The appeal is related to efforts to reduce the spread of the Covid-19 outbreak. Against this background, the researcher conducted a study to see how reciprocal communication between superiors and subordinates occurs and how obstacles occur when working from home at PT Indonesia Comnets Plus (ICON+). This study uses the Post-Positive Paradigm and uses the Single Case method with a qualitative descriptive approach and research data obtained from interviews and observations and documentation. The research location was carried out at ICON+ in the Jakarta area. Managers and VPs are classified as superiors, while officers and staff are classified as subordinates. The results showed that the reciprocal communication between superiors and subordinates was dominated by using the written method. Communication barriers that occur between superiors and subordinates at ICON+ include semantic disruption, structural disruption, and behavioral disruption. The research findings say that the biggest obstacle experienced by superiors and subordinates at ICON+ is the frame of mind barrier, namely the difference in perception when the communication process occurs between superiors and subordinates. The overall communication barrier is more often experienced by subordinates than superiors.
Pemberdayaan Perempuan Miskin Kota melalui Pendidikan Leila Mona Ganiem
Jurnal ASPIKOM - Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 3, No 2 (2017): Januari 2017
Publisher : Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.87 KB)

Abstract

MEMBANGUN PERSONAL SOCIAL RESPONSIBILITY MELALUI PEMANFAATAN PERAN PEER GROUP SEBAGAI UPAYA MENCEGAH PERKAWINAN USIA REMAJA DI SMKN 49 JAKARTA UTARA Rafika Hani; Leila Mona Ganiem
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2: Juli 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu penyimpangan dalam mengungkapkan eksistensi remaja, adalah perilaku seks bebas yang berakibat pada kehamilan dan penikahan usia dini. Tujuan dari program pengabdian masyarakat adalah untuk memberikan pengetahuan, memotivasi remaja ikut bertanggung jawab terhadap sesama (peergroup) dalam mencegah perilaku perkawinan usia remaja melalui Personal Social Responsibility atau PSR. Metode kegiatan adalah sosialisasi tentang peran PSR dalam bentuk peer gorup bagi remaja melalui webinar secara online. PSR membantu remaja untuk fokus pada pengembangan karakter, konsep diri, kemampuan, bakat dan minatnya yang sesuai dengan usia mereka. PSR akan lebih efektif jika dilakukan secara peer group. Peserta kegiatan ini adalah siswa/i SMKN 49 Jakarta Utara. Hasil dari program pengabdian pada masyarakat ini adalah terciptanya pengetahuan peserta terhadap PSR, keinginan dalam melaksanakan PSR, dan bentuk rencana tindakan PSR yang ingin dilakukan. Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan pergaulan remaja. Manfaat dari kegiatan ini juga dapat mendukung program pemerintah dalam menekan angka perkawinan pada anak dan remaja untuk mencetak generasi unggul dan berkualitas
Pemberdayaan Tokoh Masyarakat Dan Adat Sebagai Media Komunikasi Harmonis Dan Pembangunan Rosmawaty Hilderiah Pandjaitan; Leila Mona Ganiem
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.175 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.511

Abstract

Pengabdian ini dilatarbelakangi isu belum diberdayakannya tokoh masyarakat dan forum komunikasi adat sebagai media komunikasi harmonis dan pembangunan masyarakat Desa Sawarna Lebak Banten. Menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, bertujuan mengubah persepsi, pengetahuan, kesadaran, maupun kreativitas para tokoh masyarakat Desa Sawarna Lebak Banten. Adapun hasilnya yaitu : Satu, tingkat ketertarikan, pengertian, penerimaan, dan respon peserta terhadap isi pesan sangat tinggi. Dua, penggunaan video sebagai alat bantu penjelasan, sangat mendukung, disukai, dan menarik perhatian. Tiga, kurangnya imbalan, pengorbanan, maupun pembagian keuntungan dari pemerintah desa dan Pemda menjadi salah satu faktor penghambat bagi upaya dimaksud. Empat, tokoh adat dan forum komunikasi adat tidak dapat diberdayakan, karena dianggap belum ada. Lima, bagi masyarakat Desa Sawarna, Pemerintah desa setempat kurang transparan tentang dana Desa, kurang peduli pada pemberdayaan masyarakat desa, dan kurang perhatian secara finansial terhadap kegiatan komunitas pariwisata desa Sawarna. Enam, belum adanya BUMDes, menjadi hambatan bagi upaya pembangunan desa Sawarna. Tujuh, mayoritas peserta yang hadir belum paham arah kebijakan pembangunan sektoral dan pemberdayaan masyarakat (people empowering) desa, sebagai akibat masih adanya kesenjangan komunikasi (communication gap) dan belum adanya dialog yang baik antar masyarakat, tokoh masyarakat, pemerintah desa dan Pemda setempat.
Strategi Komunikasi Program Corporate Social Responsibility Dalam Upaya Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan Inge Yulistia Dewi; Leila Mona Ganiem; Wawan Mulyana
Jurnal Visi Komunikasi Vol 21, No 01 (2022): MEI 2022
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/visikom.v21i01.14332

Abstract

This study aims to describe the communication strategy process of PT CAP's CSR program in community empowerment efforts in Cisiram Umbul Village. This research was conducted using a case study method and a qualitative approach. Data collection techniques in the form of interviews, observation and documentation study. The results showed that PT CAP had implemented the communication strategy process well, consisting of audience recognition, writing messages, forming methods, using media and selecting communicators. PT CAP's main empowerment activities consist of infrastructure improvements and development of woven bamboo products that have just reached capacitance. At the stage of a continuous community empowerment communication strategy, the activities carried out by PT CAP have not yet reached the termination stage because there are still obstacles in its implementation. However, PT CAP strives to continue to provide assistance and the program is still included in the annual activity plan. So that the resulting impact can be more optimal. Although it has not yet reached the termination stage, this program has an impact on the capacity of beneficiaries and also the respect of the community which has an impact on the company's positive image.
Patients and Their Companion Perception about Disease and How to Communicate to Medical Practitioners Leila Mona Ganiem; Euis Komalawati; Rosmawati Hilderiah Pandjaitan; Rafika Hani
Jurnal Komunikasi Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Komunikasi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jk.v14i2.18616

Abstract

Understanding the patient's and companion's perception of the patient's illness can improve the patient's compliance and overall satisfaction. Patients' understanding of their illness is essential for recovery. Doctors should understand the perceptions and interpretations about the illness, experience, knowledge and culture of patients and their companions. The disease is what happens to the patient. Arthur Kleinman's Explanatory Model of Illness provides a guide for understanding the patient's point of view. The purpose of this study was to explore the meaning of stroke experienced by patients, according to the point of view of the patient and his companion, and the treatment they had, second, to explore how the patient and the companion convey the condition to the doctor. The method uses a phenomenological approach through interviews, observations, and secondary patient data. There are two primary informants, namely two patients and two companions. This study's results indicate a gap regarding the meaning of the disease between the patient's conception and the health sciences. Patients' and their companion's perceptions denote the economic, social, and political background in terms of the patient's illness. The information that patient and companion convey to doctors, usually do not whole information about what they have done during the journey of treatment. Models for interaction that are mainly developed are between doctor and patient. For effective communication between doctor and companion to help the patient better, there is an important model for consultation that includes triadic communication: doctor-patient-companion which can be advantageous. Important also for the doctor to upgrade the knowledge about understanding not only biomedical information but also the socio, psycho, cultural, and religion of the patient.
Pelatihan Komunikasi Mahasiswa dalam Meningkatkan Kemampuan Public Speaking Leila Mona Ganiem; Zulham Zulham
SABAJAYA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 5 (2023): Sabajaya: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : SABA JAYA PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan judul Pelatihan Komunikasi Mahasiswa Dalam Meningkatkan Kemampuan Public Speaking berbentuk pelatihan public speaking yang menyasar mahasiswa Kampus Kabupaten Karawang, bekerja sama dengan CV. Saba Jaya Publisher sebafgai pelaksana pelatihan, Universitas Singaperbangsa Karawang Total ada 170 peserta yang terbagi dalam 6 kelas berbeda. Tujuan pengabdian ini adalah meningkatkan soft skill komunikasi mahasiswa melalui kelas pelatihan public speaking, sekaligus memberikan pemahaman bahwa mahasiswa tidak hanya harus berfokus pada tools tetapi juga harus diperkuat dengan kemampuan berkomunikasi. Lokasi pengabdian ini dilaksanakan di ruang DJ 105 A, B, dan C Fakulrtas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan ceramah pada pertemuan pertama, lalu pada minggu kedua peserta melakukan public speaking dengan menjawab pertanyaan yang telah dipilih sebelumnya dan dilanjutkan dengan presentasi karya. Hasil dari kegiatan pengabdian ini diukur dengan membagikan kuesioner online kepada mahasiswa dan menunjukkan bahwa baik pengetahuan dan keterampilan mahasiswa terkait public speaking sudah semakin meningkat. This community service activity with the title Student Communication Training in Improving Public Speaking Skills is in the form of public speaking training targeting Karawang Regency Campus students, in collaboration with CV. Saba Jaya Publisher as the training organizer, Singaperbangsa University of Karawang There were 170 participants divided into 6 different classes. The purpose of this service is to improve students' communication soft skills through public speaking training classes, as well as provide an understanding that students must not only focus on tools but must also be strengthened with communication skills. The location of this service was held in DJ 105 rooms A, B, and C, Faculty of Teacher Training and Education. The method used was by giving a lecture at the first meeting, then in the second week the participants did public speaking by answering pre-selected questions and continued with a presentation of their work. The results of this service activity were measured by distributing online questionnaires to students and showed that both students' knowledge and skills related to public speaking had improved. Keywords: Public Speaking, Soft Skills, Communication, Visual Communication Design, Training
MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PELESTARIAN KEBUDAYAAN BETAWI Retno Ayati; Leila Mona Ganiem
MediaKom : Jurnal Ilmiah Komunikasi Vol 12, No 2 (2022): Mediakom Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya Betawi adalah budaya asli kota Jakarta yang keberadaannya berdampingan dengan budaya lain di Jakarta. Bercampurnya budaya multikultural membuat budaya Betawi hampir punah. Salah satu tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta adalah melestarikan kebudayaan Betawi. Namun upaya pelestarian ini terkendala akibat adanya pandemi Covid-19 sehingga berdampak pada refocusing anggaran termasuk untuk pelestarian kebudayaan Betawi. Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta melakukan inovasi dengan menggunakan media sosial sebagai sarana melakukan kegiatan pelestarian kebudayaan Betawi. Penggunaan media sosial difokuskan pada Instagram dan Youtube Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Hasilnya bahwa kegiatan pelestarian kebudayaan Betawi dilakukan dengan memproduksi dan menyebarluaskan konten pelestarian kebudayaan Betawi melalui media sosial yang terdiri perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan. Terdapat hambatan pelestarian kebudayaan Betawi melalui media sosial beserta solusi yang telah dilakukan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi hambatan yang ada.