Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Terapi Seft Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Para Pengguna Napza Dewi, Inggriane Puspita; Fauziah, Diana -
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 2, No 2 (2017): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.63 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v2i2.1094

Abstract

AbstrakGangguan kecemasan adalah suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Sedangkan terapi SEFT adalah gabungan antara Spiritual Power dan Energy Psychology yang dapat mengubah kondisi kimia di dalam otak (Neurotransmitter) yang selanjutnya dapat mengubah kondisi emosi seseorang termasuk depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pada para pengguna NAPZA di Yayasan Grapiks Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif dan berjenis pra-eksperimental. Pendekatan yang digunakan adalah one-group pre-post test design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel 23 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi SEFT terhadap penurunan tingkat kecemasan pada para pengguna NAPZA di Yayasan Grapiks Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung, dengan nilai p < 0,001. Karakteristik responden meliputi jenis kelamin, kategori pecandu dan jenis NAPZA yang digunakan tidak berpengaruh terhadap penurunan tingkat kecemasan pada para pengguna NAPZA yang diberikan terapi SEFT, terkecuali usia. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan. Kata Kunci      :Kecemasan, NAPZA, SEFT, Tapping, Remaja Akhir, Dewasa Awal.
KUALITAS TIDUR PASIEN GAGAL JANTUNG DAN PENANGANANNYA Puspita Dewi, Inggriane
Jurnal Keperawatan Komprehensif Vol 3, No 1 (2017): Jurnal Keperawatan Komprehensif
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.836 KB)

Abstract

Prevalensi gagal jantung meningkat seiring dengan usia, dan mempengaruhi 6-10% individu lebih dari 65 tahun. Penderita gagal jantung sering mengalami hipersomnia di siang hari, tetapi kurang tidur atau sering terbangun dari tidur di malam hari karena sesak. Gangguan tidur ini dapat berupa SDB (sleep disordered breathing), DMS (difficulties maintaining sleep) dan EDS (excessive daytime sleepiness) lebih sering terjadi pada lansia dengan gagal jantung. Literature review ini bertujuan untuk menemukan bukti-bukti (evidence) kualitas tidur pada pasien gagal jantung serta penanganannya. Studi literatur dari beberapa jurnal yang bersumber dari medline, dengan kata kunci Sleep Quality dan Heart Failure, sebanyak 5 jurnal dipilih untuk direview. Hasilnya adalah kekurangan tidur pada penderita gagal jantung berdampak terhadap kualitas hidupnya, cenderung menderita depresi yang berdampak terhadap peningkatan kematian, sudden cardiac death dan ventrikuler aritmia. Penanganan berupa terapi farmakologis dan non farmakologis. Implikasi terhadap ilmu keperawatan dari masalah kualitas tidur pasien gagal jantung, diupayakan mengembangkan model terapi regimen non farmakologi, dengan mempertimbangkan aspek psikososial dan spiritual.
IMPLEMENTASI FUNGSI KELUARGA DAN SELF CARE BEHAVIOR LANSIA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJAGRA LAMA BANDUNG Salami, Salami; Dewi, Inggriane Puspita; Sajodin, Sajodin
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.515 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit yang banyak diderita oleh lansia. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, hipertensi menduduki urutan pertama penyakit yang&nbsp; diderita&nbsp; lansia. Prevalensi hipertensi pada lansia di Puskesmas Cijagra Lama Kota Bandung berdasarkan data terbaru pada bulan Maret 2016, hipertensi menduduki rangking kedua dengan jumlah kunjungan lansia hipertensi rata-rata sebesar 150-170 orang. Perubahan perilaku merupakan kunci utama manajemen pengendalian tekanan darah pada lansia. Faktor lain yang mendukung keberhasilan pengelolaan penyakit adalah keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara fungsi keluarga dengan self care lansia penderita hipertensi. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Instrumen yang digunakan untuk mengukur fungsi keluarga adalah berdasarkan Family Assessment Device (FDA). Sedangkan untuk mengukur self care behaviour pada lansia hipertensi dengan menggunakan instrumen Hypertension ?Scale (H-Scale). Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasi. Untuk menganalisis hubungan antara fungsi keluarga dengan self care,&nbsp; analisis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Hasil penelitian terdapat hubungan antara fungsi keluarga dengan self care lansia dengan &nbsp;?&nbsp; = 0,040. Berdasarkan analisis uji regresi komponen fungsi keluarga&nbsp; yang berhubungan&nbsp; dengan self care adalah fungsi afektif dan&nbsp; fungsi&nbsp; kontrol perilaku. Sedangkan yang memiliki hubungan yang kuat adalah kontrol perilaku&nbsp; dengan p value 0,005 nilai OR kontrol prilaku 0.272 lebih besar dari perilaku mengontrol tekanan (0,030). Oleh karena itu, upaya penguatan program perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) melalui home visit kepada keluarga lansia dengan hipertensi perlu ditingkatkan.
PENGARUH TERAPI QUR’ANIC HEALING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI Nurhakim, Aghim Ilham; Dewi, Inggriane Puspita; Rohmah, Nur
Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah Vol. 5 No. 1 (2018): Jurnal Keperawatan 'Aisyiyah
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 'Aisyiyah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.035 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kejadian hipertensi di Kota Bandung sebesar 27.611 jiwa. Penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologi diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi. Terapi non-farmakologis yang dapat dilakukan yaitu terapi qur?anic healing yaitu terapi psikoreligius dengan cara membaca Al-Qur?an. Penelitan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari terapi qur?anic healing terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi di Panti Werdha. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang menderita hipertensi berjumlah 18 orang. Desain penelitian ini menggunakan pre-eksperimental one group pre-test and post-test dengan teknik total sampling. Terdapat 18 responden yang menjalani terapi membaca 1 kali surat Ar-Rahman ayat 1-30 pada hari pertama, dan pada hari kedua &nbsp;sebanyak 3 kali membaca surat yang sama. Hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan terapi qur?anic healing terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi di Panti Werdha, dengan p value 0.001 dan terdapat perbedaan rerata systole dan diastole yang signifikan dengan p value 0.001 , pada intervensi 1 kali membaca surat Ar-Rahman ayat 1-30 dibandingkan dengan 3 kali membaca surat yang sama secara berturut-turut. Berdasarkan hasil penelitian ini, qur?anic healing dapat menjadi alternatif intervensi non farmakologis pada lanjut usia dengan hipertensi.
Pemanfaatan Seft Sebagai Modalitas Therapy Community (TC) Untuk Kesehatan Mental Dan Spiritual Pecandu Napza Inggriane Puspita Dewi; Siti Ulfah Rifa’atul Fitri
Jurnal Pengabdian UntukMu NegeRI Vol 4 No 1 (2020): Pengabdian Untuk Mu negeRI
Publisher : LPPM UMRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.613 KB) | DOI: 10.37859/jpumri.v4i1.1895

Abstract

National Narcotics Agency (BNN) of Bandung records that there are 25,000 young people in Bandung who are drug users. Based on the results of interviews with ten prisoners said they often feel bored, stressed, depressed, sad and hopeless. Based on this phenomenon it was necessary to support rehabilitation programs for drug addicts through therapy with a spiritual approach. A spiritual approach is Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) therapy, which is a combination of Spiritual Power and Energy. The results of the activity showed that the participants were able to do self-healing using the SEFT method, which was felt to be effective in helping participants manage emotional and spiritual problems during the prison, evidenced by an increase in the percentage of self-control ability and a positive effect, while anxiety and depression decrease. Participants also experienced an increase in the percentage of positive religious coping. Therefore, prisons are advised to keep monitoring self-healing activities with SEFT which is recommended to be routinely carried out by rehabilitation participants even though the program has finished, because at any time the participants' mental and spiritual health conditions may change. Keywords : addicted, SEFT, spiritual, mental
Hubungan Karakteristik Perawat Dengan Pelaksana Asuhan Keperawatan Spiritual Islami Di Ruang Inap Dewasa Rumah Sakit Kabupaten Bandung Inggriane Dewi; Rahmat Rahmat; Suryadi Alamsyah
Jurnal Smart Keperawatan Vol 7, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/jskp.v7i2.346

Abstract

Kesenjangan antara pemenuhan kebutuhan spiritual oleh perawat dengan yang diterima oleh pasien rawat inap dewasa di rumah sakit Kabupaten Bandung ini mendorong sebuah penelitian dengan tujuan menganalisis implementasi asuhan keperawatan spiritual muslim di ruang rawat inap dewasa. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif, dengan pendekatan Cross Sectional sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang melakukan tindakan langsung kepada pasien yaitu sebanyak 39 orang dan pasien yang telah dirawat di ruangan ≥ 3 hari. Teknik pengambilan data dengan menggunakan kuesioner bagi perawat dan pasien, selain itu peneliti melakukan observasi terhadap dokumentasi asuhan spiritual Islami yang telah dilakukan perawat serta wawancara pada perawat.Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan spiritual care Islami di ruang rawat inap dewasa ini, sebagian besar belum terlaksana (53%), data didukung oleh pernyataan pasien (68%) mengatakan kurang mendapatkan asuhan spiritual dari perawat serta aspek pendokumentasian yang kurang (33%) untuk pengkajian dan penegakan diagnosa keperawatan, sementara untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi 100% tidak terdokumentasi. Terdapat hubungan antara jenis kelamin, pelatihan dan lama kerjaperawat  dengan pelaksanaan asuhan keperawatan spiritual Islami (nilai P = 0,000) dan terdapat hubungan jenis kelamin dan lama kerja perawat dengan pendokumentasian asuhan keperawatan spiritual Islami dengan (nilai P 0,000).Kata kunci                : asuhan keperawatan spiritual islami; perawat; dokumentasiTHE CORRELATION BETWEEN NURSE CHARACTERISTICS AND THE IMPLEMENTATION OF ISLAMIC SPIRITUAL NURSING CARE IN ADULT WARD OF BANDUNG DISTRICT HOSPITAL Abstract  The gap between the fulfillment of spiritual needs by nurses and those received by adult inpatients room at Bandung Regency hospital encourages a study with the aim of analyzing the implementation of Muslim spiritual nursing care in adult inpatients. The research design used in this study was descriptive correlative, with a cross sectional approach. The sample in this study were all nurses who took direct action on the patient, as many as 39 people and patients who had been treated in the room ≥ 3 days. The data collection technique used a questionnaire for nurses and patients. In addition, the researcher made observations on the documentation of Islamic spiritual care that had been carried out by nurses and interviews with nurses. The results of the study show that the implementation of Islamic spiritual care in inpatient rooms today has not largely been implemented (53%), the data is supported by statements of patients (68%) saying they do not get spiritual care from nurses and lack of documentation (33%) for assessment and enforcement of nursing diagnoses, while for planning, implementation and evaluation they are 100% undocumented. There is a relationship between gender, training experience and length of work of nurses with the implementation of Islamic spiritual nursing care (value P = 0.000) and there is a relationship between gender and length of work of nurses with documentation of Islamic spiritual nursing care with (P value 0,000).. Keywords: islamicspiritual nursing care;nurse; documentation
Edukasi Protokol Kesehatan untuk Komitmen Kepatuhan Pencegahan Penularan dan Edukasi Spiritual untuk Menurunkan Kecemasan Masa Pandemi Covid-19 Melalui Kulwap Inggriane Puspita Dewi
Media Karya Kesehatan Vol 4, No 1 (2021): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v4i1.28940

Abstract

Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan terkait pencegahan penularan Covid-19 ini, diantaranya kebijakan social distancing, edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat, serta pembatasan sosial berskala besar (PSBB), namun kenyataannya, masih banyak terlihat pelanggaran – pelanggaran yang dilakukan masyarakat terkait kebijakan pemerintah ini, sehingga resiko penularan dan peningkatan kasus penyakit akibat Covid 19 ini bisa meningkat. Dampak Covid-19 salah satunya adalah menimbulkan kecemasan terhadap masayarakat karena penyakit ini dianggap mengancam kehidupan masyarakat. Edukasi diberikan meliputi tema tentang pengenalan penyakit Covid-19, dampak yang bisa ditimbulkan, pencegahan penyakit, serta protokol kesehatan yang harus dilakukan agar penularan dapat diminimalisir, seperti kebiasaan hidup bersih dan kepatuhan menjaga jarak, juga diskusi spiritual, untuk membingkai ulang tentang persepsi penyakit dan sikap positif menghadapi pandemik Covid-19. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukan adanya peningkatkan komitmen sebesar 11%  untuk menjaga jarak serta kebiasaan hidup bersih dan menurunnya level kecemasan sebanyak 77% menjadi tidak  cemas. Kesulitan menjaga jarak karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan tetap bekerja seperti biasa. Pemanfaatan media sosial seperti kuliah melalui Whatsapp (KulWap), menjadi salah satu solusi untuk mengedukasi masyarakat baik edukasi tentang kesehatan fisik maupun mental-spiritual.Kata kunci: Cemas, covid 19, edukasi, kepatuhan, spiritual. 
Determinant Factors of Supervisor Model 4S (Structure, Skill, Support, Sustainability) Against the Implementation of Islamic Spiritual Care Inggriane Puspita Dewi; Dewi Mustikaningsih
Jurnal Keperawatan Vol. 12 No. 1 (2021): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.872 KB) | DOI: 10.22219/jk.v12i1.13231

Abstract

Introduction: The supervision model commonly applied in nursing is the 4S model, namely the Structure, Skill, Support and Sustainability (4S) stages. This supervision model can be applied by the head of the room and the head of the shift as a supervisor in overseeing the implementation of Islamic spiritual nursing care in adult inpatient rooms. Purpose: to analyze the relationship between the role of the 4S supervisor model and the implementation of Islamic spiritual nursing care in adult inpatient rooms. Methods: the study used a cross sectional method. The sampling technique with a proportionate stratified random sampling was 62 nurses. Data analysis used univariate, bivariate analysis with Spearman test, and multivariate with logistic regression. Results: showed the role of the 4S supervisor model was good (88.7%), the implementation of Islamic nursing care was good category (52%), there was a relationship between the role of model supervision 4S with the implementation of Islamic spiritual care, with a significance value of <0.0001 and the strongest relationship between the 4S model and the implementation of Islamic spiritual care is the variable skill and sustainability, seen from the significance value for skills of 0.05 (Pvalue ≤0.05), and sustainability of 0.01 (Pvalue ≤0.05). The strength of the relationship is seen based on the OR [EXP {B}] value, respectively, skill (0.194) and sustainability (0.109). Discussion: The probability of nurses implementing Islamic nursing care well is 90% if they provide Islamic spiritual nursing care skills and continuous supervision by the hospital supervisor. 
Analysis of Nurses' Knowledge in Determining Diagnosis of Islamic Spiritual Nursing Care in Sharia Hospitals Inggriane Puspita Dewi; Nurohmah Suwandi; Fikri Rizki Fadlurrahman
Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI] Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia [JIKI]
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/jiki.v4i1.2925

Abstract

One of the standards that must be met by sharia hospitals is to provide comprehensive Islamic spiritual services, by all hospital staff, including in nursing services. Determination of Islamic spiritual nursing diagnosis in sharia hospital services is the main thing that must be known by nurses. This study aims to analyze the level of knowledge of nurses in determining the diagnosis of Islamic spiritual nursing care in a Sharia hospital in Bandung, through a correlational research method with a cross sectional approach. The sampling technique used was simple random sampling, a total of 50 adult inpatient nurses who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the average value obtained by nurses after filling out a questionnaire about determining spiritual nursing diagnoses was 44.16, the level of knowledge of nurses in determining spiritual nursing diagnoses in sharia hospitals was a sufficient category (42%), but on average they were not able to differentiate (C3) definitions between spiritual nursing diagnoses (≥50%). Spiritual care education and training have a close relationship with the knowledge level of nurses, with a significant value <0.0001 and a correlation coefficient of 1.00. The results of the research can be used as a reference for training and further education for nurses so that their knowledge can increase and become basic data for further research. Keywords: Knowledge, Nursing diagnosis, , Spiritual
Qur’anic Therapy (Islamic Bibliotherapy) To Improve Religious Coping In Hemodialysis Patient Inggriane Puspita Dewi; Anggriyana Tri Widiyanti
Media Keperawatan Indonesia Vol 1, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.289 KB) | DOI: 10.26714/mki.1.3.2018.12-17

Abstract

Patients with chronic kidney disease and receiving hemodialysis,  they will deal with chronic stress related to time restriction, financial and functional limitations, dietary restrictions, and drug side effects.  The purpose of the present study was to determine the effect of psychoreligius therapy: Qur'anic therapy (Islamic bibliotherapy) on the religious coping of hemodialysis patients. The study was conducted at Al-Islam Bandung Hospital used  pre-experimental with pre and post-test design. We used purposive sampling, 22 sample, they were 5 years undergoing hemodialysis, able to read and Muslim. Psychological Measure of Islamic Religiousness (PMIR) to measure religious coping with a correlation coefficient of 0.88. ). The sample was given reading with sincere themes, patience, gratitude according to al-Qur' values for 1 month (8 reading themes), about 30 minutes, religious coping measured before and after the intervention. There was a significant effect of the intervention of Quranic therapy on religious coping (p = 0.048 , the analysis used Paired T-test. Islamic psychoreligius Therapy: Qur'anic Therapy promoted to improve religious and coping skills in hemodialysis patients through Quranic Therapy. Therefore, in cases of chronic diseases such as chronic renal failure, nurses should apply a holistic care approach with emphasis on spirituality-based intervention.