Sri Ratna Rahayu
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BALITA DI DESA PERON KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Evi Widowati; Sri Ratna Rahayu
Jurnal Abdimas Vol 15, No 1 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/abdimas.v15i1.1213

Abstract

Balita adalah anak bangsa yang  merupakan generasi penerus bangsa yang harus disiapkan baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun kesehatan. Pada Indikator “Indonesia Sehat 2010” yang menginginkan mencapai darajat kesehatan yang salah satu indikatornya adalah morbiditas. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat morbiditas adalah dengan imunisasi dasar pada Balita, sehingga pemberian pengetahuan mengenai imunisasi dasar sangat penting untuk diberikan khususnya bagi kader Posyandu dan ibu-ibu yang memiliki Balita. Seluruh peserta yang hadir pada penyuluhan terlihat sangat antusias yang secara aktif mengikuti kegiatan. Dari hasil pre test dan post test dapat diketahui adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu dan kader-kader kesehatan, yang ditandai dengan peningkatan nilai pada hasil post test sebanyak 100 % dari total peserta hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui peningkatan pengetahuan  ibu tentang imunisasi  dasar Balita di Desa Peron Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengenalan imunisasi, jenis-jenis imunisasi, kapan pemberian imunisasi dasar, kegunaan imunisasi, penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, dan efek samping imunisasi. Kata Kunci : Imunisasi, Balita, Pengetahuan Ibu
Investigasi Kejadian Luar Biasa Campak Di Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Tahun 2016 Muniroh Muniroh; Abroery Abroery; Widya Hary Cahyati; Sri Ratna Rahayu
Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana Vol. 3 No. 1 (2020)
Publisher : Pascasarjana Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada hari Rabu tanggal 5 Oktober 2016, DKK Banyumas menerima laporan dari petugas puskesmasbahwa terdapat 4 kasus campak klinis pada anak SD X. Berdasarkan laporan tersebut, perlu dilakukanpenyelidikan epidemiologi yang bertujuan untuk mengkonfirmasi adanya KLB dan faktor risikonyasupaya dapat ditanggulangi. Penelitian menggunakan unmatched case control dengan perbandingan 1:1.Kasus adalah orang yang mempunyai gejala: demam dan bercak merah makulopapular diikuti satu/lebihgejala batuk, pilek, dan mata merah yang didukung konfirmasi laboratorium atau mempunyai hubunganepidemiologis dengan kasus konfirmasi dari tanggal 10 Juli-12 November 2016 di Kota Purwokerto.Kontrol adalah orang yang kontak dengan kasus namun tidak mempunyai gejala. Sampel serum dikirimke Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta untuk pemeriksaan IgM campak. Data dikumpulkan denganwawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Data dianalisis menggunakan uji chi kuadrat dan regresilogistik. Terdapat 46 kasus (54,4% perempuan; rentang umur 2-22 tahun; 60,9% anak-anak (5-<12 tahun);91,3% belum pernah sakit campak sebelumnya, dan 78,3% tidak divaksinasi). Jumlah kasus pada anakSD (56,5%), anak PAUD (19,6%), dan menular ke masyarakat (23,9%). Terdapat 3 sampel yang positifIgM campak. Kasus indeks adalah anak PAUD yang tertular saudaranya yang tinggal di luar kota. Kasusindeks menularkan pada saudaranya yang duduk di Sekolah Dasar, kemudian penyakit menyebar di SDX dan PAUD X, serta masyarakat dimana kasus tinggal. Penyebab tingginya anak yang tidak divaksinasiadalah orang tua menolak vaksinasi karena alasan keyakinan agama (78,2%). Efikasi vaksin keseluruhanadalah 70%. Variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian campak adalah statusvaksinasi (aOR=9,59; 95%CI=3,58-25,72) dan riwayat sakit campak (aOR=3,91; 95%CI=1,01-15,18).Telah terjadi KLB campak dari 10 Juli-12 November 2016 di Kota Purwokerto. Penolakanvaksinasi di masyarakat cukup tinggi. Direkomendasikan untuk dilakukan vaksinasi di sekolah, kampanyevaksin campak, dan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat