This research aims to analyze the costs, income, profits, and level of sensitivity of citronella farming in the Kalumpang Saiyo farming group in Solok City. The method used in this research is a case study. The sampling method is purposive sampling, where farmer groups are selected based on specific criteria. The data analysis used is quantitative analysis to analyze the costs incurred for activities starting from investment costs, production operations, and financial analysis used to determine whether or not farming is feasible using investment feasibility criteria, namely Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio). Sensitivity analysis is used to determine the level of business sensitivity to changes in parameters used in increasing production costs (10%, 15%, and 23.36%), decreasing benefits (10%, 15%, and 18.36%), as well as increasing production costs and reduced benefits (10% and 10.46%). The research showed that the citronella farming business that was run survived up to an increase in production costs of 23.36%. The farming business also survived up to a decrease in benefits of 18.96%. It survived up to conditions of an increase in production costs of 10.46% and a reduction of benefits of 10.46%, coinciding. Keywords: Sensitivity, Financial, Citronella Grass, Feasibility Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya, pendapatan, keuntungan dan tingkat sensitivitas usahatani seraiwangi di kelompoktani Kalumpang Saiyo, Kota Solok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metoda pengambilan sampel adalah purposive sampling, dimana kelompok tani dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif untuk menganalisis biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan mulai dari biaya investasi, operasional produksi dan analisa keuangan yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya usahatani dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi adalah: Net Present Value (NPV), Internal rate of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) dan analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat sensitivitas usaha terhadap perubahan parameter yang digunakan pada kenaikan biaya produksi (10%, 15% dan 23,36%), penurunan benefit (10%, 15% dan 18,36%) serta peningkatan biaya produksi dan penurunan benefit (10% dan 10,46%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani seraiwangi yang dijalankan mampu bertahan sampai pada peningkatan biaya produksi sebesar 23,36%, lalu usahatani mampu bertahan sampai pada penurunan benefit sebesar 18,96% dan mampu bertahan sampai pada kondisi peningkatan biaya produksi sebesar 10,46% dan penurunan benefit sebesar 10,46% terjadi secara bersamaan.