Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

ANTIBACTERIAL ASSESSMENT OF ALOE VERA (Aloe vera chinensis Linn) CORTEX EXTRACT AND ITS APPLICATION AS INHIBITOR FOR KING PRAWNS (Macrobrachium rosenbergii Linn) SPOILAGE DURING STORAGE AT 5oC Muhammad Nur Cahyanto, Sutardi Andri Nofreeana
Proceeding of International Congress 2014: Challenges of Biotechnological Research in Food and Health
Publisher : Proceeding of International Congress

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.012 KB)

Abstract

Aloe vera (Aloe vera chinensis Linn) cortex contains antibacterial compounds such as aloe emodin andaloin, that have potency as natural preservative for foods. The objectives of the research were to determinethe minimum concentration of aloe vera cortex extract to inhibit bacterial growth, and the effects of soakingin the extract and storage at 5oC on the quality parameters of king prawns. The concentrations of extractwere varied i.e. 125, 250, 500 and 1000 μg/ml, respectively, and minimum concentration of extract forinhibition of Pseudomonas fluorescens was determined by Minimum Inhibitory Concentration (MIC)method. Antibacterial compounds in the extract were analyzed by HPLC and TLC methods. TPC, TVB‐N,TMA, pH and organoleptic characteristics of soaked king prawns were evaluated. The results showed 500μg/ml aloe vera cortex extract was an optimum concentration, and soaking for 90 minutes was able toinhibit and to reduce one log cycle of bacteria population. Aloe vera cortex extracts contained 18.21 ppmaloe emodin and 15.5 mg/g aloin (1.55%). After 6 days storage at 5oC, therefore the king prawns was performedby TPC 3.9 x 105, TVB‐N 28,6, TMA 4.60 and pH 7.7. The best quality of king prawns was resultedby 60 minutes soaking with organoleptic score 7.Keywords: Aloe vera; antibacterial; aloe emodin; aloin; king prawns.
PENGARUH PENGEMASAN VAKUM TERHADAP PERUBAHAN MIKROBIOLOGI, AKTIFITAS AIR DAN pH PADA IKAN PARI ASAP Andri Nofreeana; Aloysius Masi; Ika Meidy Deviarni

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.036 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.537

Abstract

Proses pengasapan ikan yang dilakukan secara tradisional biasa dilakukan menggunakan rumah asap (sistem terbuka). Keadaan ini menyebabkan suhu pengasapan yang tidak terkontrol karena panas yang dihasilkan keluar sehingga suhu pengasapan tidak maksimal (dibawah suhu pasteurisasi). Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah agar para pengolah tradisional ikan pari asap dapat menerapkan teknologi pengemasan vakum. Pengemasan vakum diterapkan dengan harapan agar produk ikan asap pari lebih tahan lama disimpan dan keamanan pangannya lebih terjaga. Manfaat secara langsung penerapan pengemasan vakum ini ini akan membantu para pengolah produk ikan pari asap dalam pemasaran dan penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan ikan pari asap dengan kemasan vakum untuk kedua perlakuan tidak menunjukkan beda nyata (significant) terhadap perlakuan mikrobiologi, Aw dan pH.
CHARACTERISTICS OF MALONG (Muraenesox cinereus) AND KEMBUNG (Rastrelliger brachysoma) AS SURIMI RAW MATERIAL Andri Nofreeana; Untung Trimo Laksono
Journal of Aquaculture Development and Environment Vol 5, No 1 (2022): Journal Of Aquaculture Development And Environment
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jade.v5i1.6212

Abstract

The use of fish as raw material for surimi continued to grow along with the increasing demand for surimi-based processed products. The fish used from marine fish to freshwater fish. The use of fresh fish as raw material greatly affected the quality of surimi. The morphological characteristics of fish raw materials affected the yield of fish meat, this can be seen in the yield of each fish. This research used two types of fish, namely Malong / Daggertooth pike conger fish (Muraenesox cinereus) and Kembung / Mackerel fish (Rastrelliger brachysoma). In general, the results of the proximate test showed that the protein levels in the fish used were not significant. Malong fish was very potential to be used as raw material for surimi because it produced the highest yield, which was 66.67% with 62.44% myofibril and 25.6% sarcoplasm. Kembung/Mackerel fish in this study resulted in the lowest yield of 37.00% with 59.69% of myofibril and 46.6% of sarcoplasm. Gel formation in surimi was strongly influenced by myofibril and sarcoplasmic proteins. Gel formation in fish meat was strongly influenced by the presence of salt-soluble proteins in the form of myofibrils (actin and myosin). On the other hand, if fish meat contained more water-soluble protein (sarcoplasm), it would be relatively reduce its gel formation ability. 
SEAWEED AS A DIETARY FIBER TO PREVENT THE CARDIOVASCULAR DISEASE Andri Nofreeana; Muh. Azril
Journal of Aquaculture Development and Environment Vol 5, No 1 (2022): Journal Of Aquaculture Development And Environment
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jade.v5i1.6237

Abstract

Indonesia has a lot of potential in natural resources, one of which is seaweed. Seaweed is one of the natural ingredients that contain water-soluble dietary fiber. The fiber content in seaweed can be categorized as a functional food. The fiber content in seaweed varies, from 36-60% dry weight, 55-70% of the former percentage is soluble fiber consisting of alginate and carrageenan with varying amounts depending on the type of seaweed and environmental conditions. The dietary fibers are useful for disease prevention and health maintenance. Dietary fiber can prevent several diseases, including coronary heart disease (cardiovascular). The effect of dietary fiber according to Liu et al (2002) is a very high fiber diet (55 g/1,000 kcal) which resulted in a 33% reduction in LDL cholesterol (Low-Density Lipoprotein) in two weeks period. The mechanism of dietary fiber reduces cardiovascular disease since it is able to bind bile acids (the end product of cholesterol), thereby preventing its reabsorption from the intestine. Cholesterol that is bound to bile acids and lignin/pectin cannot be absorbed by the intestines but will be excreted in the feces.
Potensi Edible Coating Gelatin dengan Penambahan Quarcetin Terhadap Pembentukan Histamin Pada Daging Ikan Tongkol Selama Penyimpanan Leni Lasmi; Nani Nuraenah; Andri Nofreeana
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.963 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.292

Abstract

Edible coating berbahan dasar gelatin telah dikenal sebagai pegawet pada produk perikanan yang berfungsi sebagai pembungkus yang melindungi produk dari kotaminasi luar baik berupa oksigen maupun mikroba yang dapat mempercepat proses pembusukan. Kemampuan edible coating gelatin sebagai pengawet dapat ditingkatkan dengan penambahan antimikroba sehingga dapat lebih memperpanjang masa simpan produk. Quercetin merupakan salah satu bahan aktif yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri terhadap beberapa bakteri penghasil histidin dekarboksilase. Penelitian ini bertujaun untuk mempelajari potensi kombinasi edible coating gelatin dari tulang ikan dengan penambahan quarcetin dari bawang dayak pada konsentrasi yang berbeda (0%, 1%, 2%) dalam menghambat pertumbuhan histamin ikan tongkol selama penyimpanan pada variasi lama penyimpanan suhu ruang (0, 6, 12,dan 24 jam). Parameter yang diamati berupa kandungan histamin dan pH Pengujian kandungan histamin dilakukan secara kualitatif menggunakan teskit histamin. Kombinasi penggunaan edible film gelatin dan quarcetin pada konsentrasi yang berbeda dapat menghambat pertumbuhan histamin padafillet ikan tongkol setelah penyimpanan selama 12 jam pada suhu ruang. Penambahan quarcetin pada konsentrasi 1% dan 2% menunjukkan hasil yang hampir sama. pada pengujian pH terlihat bahwa semakin meningkatnya konsentrasi quercetin yang diberikan pada daging fillet Ikan Tongkol, maka akan semakin menurun nilai peningkatan pH daging fillet ikan tongkol pada variasi waktu mulai dari jam ke 12. Kata kunci :gelatin, tulang ikan, quercetin, histamin,edible couting
Kajian Mutu Dan Umur Simpan Produk Pengasapan Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis) Dengan Aplikasi Asap Cair Lukas Wibowo Sasongko; Andri Nofreeana; Leni Lasmi
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 2 No 1 (2021): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.631 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v1i03.322

Abstract

Ikan tongkol (Euthynnus affinis) memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk ikan asap. Hasil tangkapan Ikan tongkol di wilayah Kalbar pada akhir tahun biasanya sangat melimpah sehingga harganya relatif murah. Selama ini pada saat musim ikan tongkol, harga jualnya menjadi jatuh akibat over supply. Ikan yang melimpah tersebut hanya diolah menjadi ikan asin. Upaya diversifikasi olahan ikan tongkol dengan aplikasi asap cair merupakan salah satu upaya mempertahankan mutu biologis dan meningkatkan nilai tambah ikan tongkol. Penggunaan asap cair akan mengurangi resiko kandungan karsinogenik pada produk ikan tongkol asap.Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan asap cair dalam pengolahan ikan tongkol, menganalisis mutu dan umur simpan ikan tongkol asap. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode perendaman steak ikan tongkol dalam larutan asap cair 5% dan garam 5%. Terdapat tiga perlakuan waktu perendaman yaitu 5 menit, 17 menit dan 30 menit. Penelitian dilakukan dalam dua kali ulangan. Parameter mutu produk diukur dengan uji organoleptik, kadar air, cemaran ALT, E.Coli dan Salmonella. Data mutu dianalisis secara deskriptif kemudian dibandingkan dengan SNI ikan asap dan literatur terkait. Perlakuan terbaik adalah perendaman selama 5 menit yang menghasilkan ikan asap dengan kadar air 40%, organoleptik 9, cemaran ALT 0, E.Coli dan salmonella negatif. Selanjutnya ikan tongkol asap tersebut dikemas secara vacum dan disimpan pada suhu kamar untuk mengetahui umur simpannya. Parameter umur simpan menggunakan uji ALT dan Uji organoleptik. Umur simpan produk hingga hari ke 4 dimana ALT masih memenuhi standar SNI dan untuk parameter organoleptik, umur simpan bisa mencapai 5 hari. Kata kunci: asap cair, ikan tongkol, mutu.umur simpan
Studi Potensi Ikan Gulamah (Johnius trachycephalus) Sebagai Bahan Baku Surimi dan Produk Olahan Berbasis Daging Ikan Untung Trimo Laksono; Leni Lasmi; Lukas Wibowo Sasongko; Andri Nofreeana
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 2 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.651 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i3.489

Abstract

Pengembangan produk turunan dari fish jelly saat ini terus mengalami perkembangan baik dari jenis olahan, penggunaan bahan baku hingga penambahan bahan tertentu untuk meningkatakan kekuatan gel produknya. Salah satu jenis ikan di Kalimantan Barat yang memiliki potensi cukup besar adalah ikan gulamah (Johnius trachycephalus). Namun demikian karakteristik kekuatan gel, rendemen dan protein daging ikan gulamah belum banyak diketahui. Hal ini sangat penting dikaji untuk pemanfaatan daging ikan gulamah sebagai bahan baku surimi dan produk lain yang berbasis daging ikan. Hasil Karakterisasi menunjukkan nilai proksimat ikan Gulamah protein total 16,54%, kadar air 78,08%, kadar lemak 2,16%, kadar abu 2,55% dan kadar karbohidrat (by different) 0,67%. Jumlah rendemen daging sebesar 50,00% dengan proporsi protein miofibril 64,03% dan sarkoplasma 32,24%. Sedangkan karakteristik daging ikan Gulamah setelah menjadi surimi dengan 2 kali pencucian menghasilkan rendemen 54,15, protein miofibril 81,65 dan sarkoplasma 1,61. Karakeristik gel surimi berdasarkan uji Tekstur Profile Analyzer didapatkan nilai kekuatan gel (Gel strength) sebesar 932,55 g/cm 2 , nilai kekerasan (Hardness) 326,83 g, nilai fracturability 20,25 g, nilai Gumminess 165,22 g, Chewiness 72,47 mJ dan nilai uji lipat 3 (sedikit retak jika dilipat 1 kali). Berdasarkan karakteristik daging ikan gulamah tersebut maka sangat potensial sebagai bahan baku surimi namun membutuhkan penambahan bahan peningkat kekuatan gel untuk memaksimalkan kualitasnya.
PREVALENSI DAN INTENSITAS ENDOPARASIT PADA HISTOPATOLOGI USUS DAN LAMBUNG IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) DI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN (POKDAKAN) MINA ABADI SEJAHTERA DESA NGRAJEK, KECAMATAN MUNGKID, KABUPATEN MAGELANG Ana Sofia; Andri Nofreeana; Tholibah Mujtahidah
JURNAL AKUAKULTURA Vol 7, No 2 (2023): JURNAL AKUAKULTURA
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ja.v7i2.7619

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis endoparasit, prevalensi dan intensitas endoparasit serta gambaran histopatologi usus dan lambung ikan mas di Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Mina Abadi Sejahtera. Penentuan lokasi pengambilan sampel dan besarnya sampel berdasarkan metode purposive sampling, sedangkan pengambilan sampel ikan mas menggunakan metode random sampling. Jumlah sampel ikan yang diambil dari dua kolam masing-masing sebanyak 30 ekor. Jenis endoparasit yang ditemukan yaitu Bothriocephalus acheilognathi dan cacing Nematoda. Prevalensi Bothriocephalus acheilognathi senilai 3,33% (kadang) dengan intensitas 4 ind/ekor (rendah). Prevalensi Nematoda senilai 6,67% (kadang) dengan intensitas 1 ind/ekor (rendah). Seluruh parasit yang ditemukan berada di usus ikan mas dan parasit yang paling mendominasi adalah cacing Bothriocephalus acheilognathi. Ikan mas yang terinfeksi B. acheilognathi memperlihatkan kerusakan pada mukosa usus berupa erosi epitel mukosa, nekrosis dan infiltrasi sel radang di mukosa serta kerusakan pada mukosa lambung berupa erosi epitel mukosa dan infiltrasi sel radang di mukosa. Ikan mas yang terinfeksi Nematoda memperlihatkan kerusakan jaringan usus berupa erosi epitel mukosa dan infiltrasi sel radang di sub mukosa serta kerusakan jaringan lambung berupa hemoragi pada lapisan serosa. Korelasi antara parameter kualitas air dengan kelimpahan parasit paling rendah yaitu suhu sedangkan paling kuat adalah amoniak. Kendati demikian, nilai siginifikansi pada seluruh paramater kualitas air kolam yaitu >0,05 sehingga tidak ada hubungan yang berarti antara kedua variabel.
Penyuluhan Optimalisasi Potensi Perikanan melalui Pengolahan Produk Hasil Perikanan dan Pemberdayaan Ibu-Ibu Nelayan Desa Sungai Kakap Andri Nofreeana; Ika Meidy D.; Nani Nur`aenah; Galih Setyo Adiguna; Teguh Setyo N.; Evi Fitriyani
Kapuas Vol 1 No 2 (2021): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v1i2.323

Abstract

Potensi perikanan laut Kabupaten Kubu Raya sebesar 20.150 ton dengan komoditi utama tenggiri layang dan cumi-cumi. Dengan potensi yang sebesar ini sebaiknya mampu mengembangkan daerah Kubu Raya akan potensi tangkap di sektor perikanan laut. Permasalahan yang umumnya terjadi ketika sedang musim ikan, nelayan kurang mengoptimalkan hasil tangkapan ikan. Tujuan diberikan pelatihan ini adalah agar kelompok masyarakat bisa memahami pentingnya optimalisasi hasil tangkapan dan dapat mengelolanya dengan membuka peluang usaha. Metode penerapan ipteks yang dilakukan pada pengabdian pada masyarakat ini yaitu berupa pelatihan/demontrasi yang memberikan ketrampilan dan informasi kepada kelompok masyarakat.Setelah dilaksanakan kegiatan pelatihan, didapat data antara lain : (1) semua peserta dapat mengetahui, membuat maupun mengikuti pelatihan pengolahan nugget, obori dan pengolahan limbah ikan menjadi tepung ikan sebelumnya, (2) Semua peserta menyatakan ketertarikan terhadap produk, pelatihan dan berkeinginan untuk mengikuti pelatihan pembuatan nugget, obori dan tepung limbah ikan, (3) perlu dilaksanakan pelatihan selanjutnya selain pengolahan nugget, obori dan pengolahan limbah ikan menjadi tepung, misalnya : Amplang dan Krupuk Ikan.
Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Pesisir sebagai Mitra Penyedia Bahan Baku Udang Kupas di Desa Dabong Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya Andri Nofreeana; Leni Lasmi; Lukas Wibowo Sasongko
Kapuas Vol 1 No 2 (2021): Kapuas : Jurnal Publikasi Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31573/jk.v1i2.324

Abstract

Berdasarkan potensi sumberdaya perikanan, terutama udang di Desa Dabung Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu dan permintaan pasar ekspor terhadap udang beku, mendorong untuk membina kelompok masyarakat pesisir di Desa Dabung Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya. Luaran yang dihasilkan: (1) terbentuk kelompok masyarakat pesisir yang dapat mengolah udang kupas dengan kualitas mutu yang bagus, (2) artikel mengenai kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat di Desa Dabong Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya dengan materi penerapan sanitasi dan higiene dalam pengolahan udang, diterbitkan di media massa Pontianak Post. Berdasarkan data yang didapat menunjukkan bahwa, hampir semua peserta menyatakan:(1) suka, setelah mengikuti kegiatan terhadap penyelenggaraan pelatihan ini, (2) sudah menguasai materi yang disampaikan mengenai penanganan dan pengupasan udang yang sesuai dengan sanitasi dan hygiene, (3) materi yang disampaikan merupakan pengetahuan baru, (4) tertarik membuka usaha penanganan dan pengupasan udang, (5) perlu dilaksanakan pelatihan selanjutnya selain penanganan dan pengupasan udang.