Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KARAKTERISASI FISIKOKIMIA DAN LAJU DISOLUSI DISPERSI PADAT IBUPROFEN DENGAN PEMBAWA POLIETILENGLIKOL 6000 Zaini, Erizal; Rahmi Nofita, Rahmi x; -, Salman; Kurniati, Irna
Jurnal Riset Kimia Vol 4, No 1 (2010): September
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v4i1.63

Abstract

 Solid dispersions of the antiinflamation drug ibuprofen and polyethylene glycol 6000 (PEG 6000) were prepared by the melting method in order to increase the dissolution rates of this poorly water-soluble compound. The temperature/composition phase diagram of binary system was analyzed by termal analysis hot-stage microscopy, showing an eutectic formation. Polarized light hot stage microscopy and X-ray-powder diffraction confirmed, that solid dispersion technique decrease the crystalliny of ibuprofen after melting and solidifying of a 4/6 (w/w) mixture of ibuprofen and polyethylene glycol 6000 respectively, which the results enhanced dissolution rates compared to the physical mixtures and ibuprofen intact. However, no such chemical interactions in the solid state were confirmed by FTIR spectra which showed the presence of ibuprofen crystalline in solid dispersion.   
Pembuatan Film Balutan Primer Untuk Luka Bakar yang Mengandung Kolagen Kulit Ikan Gabus (Channa striata) R, Rahmi Nofita; Ben, Elfi Sahlan; Yanwirasti, Yanwirasti; Aldi, Yufri
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi Vol 19 No Supl1 (2017): Vol 19 Supplement 1, December 2017
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balutan luka primer dari film yang mengandung kolagen kulit ikan gabus (Channa striata) dapat menciptakan lingkungan luka dengan kelembapan seimbang (moisture balance) dikenal sebagai metode modern dressing, sehingga akan mempercepat fibrinolisis, mempercepat angiogenesis, menurunkan risiko infeksi, mempercepat pembentukan growth factor, mempercepat pembentukan sel aktif. Kolagen mempunyai peranan penting dalam proses penyembuhan luka karena kolagen mempunyai kemampuan dalam hemostasis, interaksi dengan trombosit, interaksi dengan fibronektin dan meningkatkan eksudasi cairan, meningkatkan komponen selular, meningkatkan faktor pertumbuhan dan mendorong proses fibroplasia. Telah dilakukan pembuatan film untuk balutan primer luka bakar yang mengandung kolagen yang diisolasi dari kulit ikan gabus (Channa striana) 1%, dengan bahan tambahan PVA 4%, propilenglikol 5%, Gliserin 10%, dan pengawet nipagin dan nipasol. Hasil evaluasi gel dan film kolagen diperoleh pH gel 5,44, viskosita gel 1,0378 Poise, tebal film 0,7378 mm, berat jenis film 0,6427 g/cm3 dan water uptake film 47, 41 % (w/w). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan hasil evaluasi gel dan film memenuh syarat, tapi perlu penyempurnaan untuk cara pengeringan film, karena film yang mengandung kolagen tidak dapat dikeringkan pada suhu diatas 40oC karena akan merubah kolagen jadi gelatin.
KARAKTERISASI FISIKOKIMIA DAN LAJU DISOLUSI DISPERSI PADAT IBUPROFEN DENGAN PEMBAWA POLIETILENGLIKOL 6000 Erizal Zaini; Rahmi Nofita; Salman Salman; Ima Kurniati
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 6 No. 1 (2009)
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTSolid dispersions of the antiinflamation drug ibuprofen and polyethylene glycol 6000 (PEG6000) were prepared by the melting method in order to increase the dissolution rates of this poorlywater-soluble compound. The temperature/composition phase diagram of binary system wasanalyzed by termal analysis hot-stage microscopy, showing an eutectic formation. Polarized lighthot stage microscopy and X-ray-powder diffraction confirmed, that solid dispersion techniquedecrease the crystalliny of ibuprofen after melting and solidifying of a 4/6 (w/w) mixture of ibuprofenand polyethylene glycol 6000 respectively, which the results enhanced dissolution rates comparedto the physical mixtures and ibuprofen intact. However, no such chemical interactions in the solidstate were confirmed by FTIR spectra which showed the presence of ibuprofen crystalline in soliddispersion.Keywords: solid dispersions, ibuprofen, polyethylene glycol 6000
KARAKTERISASI FISIKOKIMIA DAN LAJU DISOLUSI DISPERSI PADAT IBUPROFEN DENGAN PEMBAWA POLIETILENGLIKOL 6000 Erizal Zaini; Rahmi x Rahmi Nofita; Salman -; Irna Kurniati
Jurnal Riset Kimia Vol. 4 No. 1 (2010): September
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jrk.v4i1.63

Abstract

 Solid dispersions of the antiinflamation drug ibuprofen and polyethylene glycol 6000 (PEG 6000) were prepared by the melting method in order to increase the dissolution rates of this poorly water-soluble compound. The temperature/composition phase diagram of binary system was analyzed by termal analysis hot-stage microscopy, showing an eutectic formation. Polarized light hot stage microscopy and X-ray-powder diffraction confirmed, that solid dispersion technique decrease the crystalliny of ibuprofen after melting and solidifying of a 4/6 (w/w) mixture of ibuprofen and polyethylene glycol 6000 respectively, which the results enhanced dissolution rates compared to the physical mixtures and ibuprofen intact. However, no such chemical interactions in the solid state were confirmed by FTIR spectra which showed the presence of ibuprofen crystalline in solid dispersion.   
Formulation of Eel (Monopterus albus) extract membranes for wound dressing using plasticizers Febriyenti Febriyenti; Rahmi Nofita; Khalidazia Khalidazia
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 1 (2020): J Sains Farm Klin 7(1), April 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.894 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.1.1-4.2020

Abstract

The types of wound dressing will affect wound healing processes. The membrane is one of the potential wound dressing that can maintain the moisture of the wound surface. The eel extract as an active ingredient could be added to the membrane formula to accelerate wound healing. This study aimed to formulate eel (Monopterus albus) extract membranes for wound dressing using some plasticizers. Polyvinyl alcohol (PVA) 146,000 was used as the polymer, while glycerol, propylene glycol,and polyethylene glycol (PEG) 400 were used as the plasticizers. Methylparaben and propylparaben were added as preservatives. Evaluations included thickness, water vapor permeability, and mechanical properties of the membranes that consisted oftensile strength, elongation at break, and Young's modulus were performed. The result showed that the use of different types of plasticizers affected the mechanical properties of the eel extract membrane. The formula that used glycerol as the plasticizer produced membranes with the best water vapor permeability and mechanical properties.
Formulasi Sabun Transparan Minyak Ylang-Ylang dan Uji Efektivitas terhadap Bakteri Penyebab Jerawat Febriyenti F.; Lisa Indah Sari; Rahmi Nofita
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 1, No 1 (2014): J Sains Farm Klin 1(1), November 2014
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.52 KB) | DOI: 10.29208/jsfk.2014.1.1.13

Abstract

Ylang-ylang oil transparent soaps in three concentration i.e. 3.1 %, 3.85 % and 4.58 % have been formulated using virgin coconut oil (VCO), olive oil and stearic acid as a base soap reacted with NaOH as alkalin base. Transparent soap were tested for its identification, pH, wetting test, the foam on distilled water, the foam on hard water, skin irritation consumen preference test and micobiology test using the agar diffusion technique against bacterium cause of acnes like Staphylococcus epidermidis. The results showed that all formulas were stable for six weeks during storage conditions. Ylang-ylang transparent soap had medium antimicrobial activity (12-16 mm) against S. epidermidis. Statistical evaluation of pH, wetting test and micobiology test from formulas against control by using one way ANOVA had significant difference (p<0,05).
Pengecilan Ukuran Partikel Dan Karakterisasi kolagen dari Kulit Ikan Gabus (Channa Striata) Dengan Metode Ball Milling Rini Agustin; Dwi Ramasepti Arta; Rahmi Nofita
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.44-53.2023

Abstract

Isolasi kolagen dari kulit ikan biasanya menghasilkan kolagen dalam bentuk serat padat yang tidak larut dalam air. Pembentukan partikulat kolagen dalam ukuran yang lebih kecil bahkan sampai mencapai ukuran nanometer menjadi hal yang penting terkait dengan aplikasi farmasetis kolagen. terutama dalam pembentukan sistem dispersi kolagen untuk aplikasi topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan mikropartikulat kolagen hasil isolasi kulit ikan gabus (Channa striata) dalam ukuran yang lebih kecil menggunakan ball milling dengan variasi jumlah bola (75 dan 100 bola) dan  waktu penggilingan (30, 60, 120 dan 180 menit). Kolagen yang diperoleh dikarakterisasi sifat fisikokimianya meliputi ukuran partikel, sifat termal, pola difraksi sinar X, morfologi dengan SEM dan spektrum Infra merah. Mikropartikel kolagen dengan ball milling memiliki ukuran  4,653 µm dengan penggilingan yang optimal pada jumlah bola sebanyak 100 buah dalam waktu 120 menit. Karakteristik dari mikropartikel menunjukkan terjadinya pengurangan ukuran partikel pada kolagen, tidak terjadinya perubahan pada gugus fungsi dengan uji spektroskopi inframerah, adanya penurunan titik leleh dari hasil termogram DSC, penurunan intensitas pola difraksi sinar-X dan tampak fibril yang saling berhubungan dalam kumparan acak pada pengamatan dengan SEM. Dari penelitian ini dapat disimpulkan metoda ball milling untuk pengecilan ukuran partikel kolagen yang diisolasi dari kulit ikan gabus (Channa striata) dapat mengurangi ukuran partikel dengan penurunan 327 kali dan tidak terjadinya perubahan struktur triple helix pada kolagen hasil optimasi.
Pengaruh Variasi Suhu dan Lama Waktu Penyimpanan terhadap Karakteristik Fisikokimia Kolagen Kulit Ikan Gabus (Channa striata Bloch) Rahmi Nofita; Rini Agustin; Mutiara Izmu Fajrin
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 10, No 1 (2023): J Sains Farm Klin 10(1), April 2023
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsfk.10.1.89-99.2023

Abstract

Kebutuhan kolagen sebagai bahan baku untuk industri farmasi dan kosmetika pada saat ini sangat tinggi. Hambatan dalam proses produksi kolagen, proses pembuatan sediaan yang mengandung kolagen, dan pada waktu penyimpanan bahan baku serta sediaan yang mengandung kolagen adalah stabilitas kolagen. Kolagen sangat rentan terhadap pengaruh perubahan suhu, diatas suhu ±40°C kolagen akan berubah menjadi gelatin, dimana struktur triple helix kolagen rusak menjadi rantai lurus, sehingga menyebabkan penurunan kualitas, perubahan susunan gugus fungsi, intensitas serapan, viskositas, perubahan suhu transisi kaca, bahkan perubahan suhu denaturasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu dan lama penyimpanan terhadap karakteristik fisikokimia kolagen kulit ikan gabus. Kolagen disimpan dan diamati sebagai serbuk dan dispersi pada kelembaban relatif 80% pada suhu 5, 26 dan 40°C selama 60 hari penyimpanan. Untuk serbuk kolagen, terdapat penurunan suhu transisi gelas dengan suhu terendah setelah penyimpanan adalah 55,05°C. Karakterisasi gugus fungsi serbuk kolagen menunjukkan perubahan hipsokromik pada bilangan gelombang gugus amida A seiring dengan peningkatan suhu penyimpanan. Pada dispersi kolagen, intensitas serapan UV tampak hiperkromik pada panjang gelombang ± 230 nm. Viskositas dispersi kolagen juga menurun seiring dengan peningkatan suhu dan waktu penyimpanan, serta terdapat penurunan suhu denaturasi dispersi kolagen menjadi 28,3°C. Selama penyimpanan, semakin tinggi suhu maka kualitas fisikokimia kolagen semakin rendah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa serbuk kolagen disimpan secara optimal pada suhu 5, 26 dan 40°C, sedangkan dispersi kolagen pada suhu 5 dan 26°C.