Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2019 - 2024
1.383
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ATAVISME JURNAL ILMIAH KAJIAN SASTRA Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Jurnal Ilmiah Lingua Idea AICLL: ANNUAL INTERNATIONAL CONFERENCE ON LANGUAGE AND LITERATURE Jurnal Kajian Wilayah Metahumaniora Jurnal ABDINUS : Jurnal Pengabdian Nusantara Kalatanda : Jurnal Desain Grafis dan Media Kreatif
Amaliatun Saleha
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran
Arts Humanities Computer Science & IT Economics, Econometrics & Finance Education Environmental Science Industrial & Manufacturing Engineering Languange, Linguistic, Communication & Media Social Sciences

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Kalatanda : Jurnal Desain Grafis dan Media Kreatif

 1 
HIBRIDITAS DALAM KULINER BANDUNG: CITARASA RAMEN Patra Aditia; Amaliatun Saleha; Elly Setiawan Sutawikara
KalaTanda Vol 1 No 2 (2016): Kalatanda
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/kalatanda.v1i2.1380

Abstract

Sudah umum diketahui orang bahwa Kota Bandung adalah surga bagi pecinta kuliner. Meski demikian, dalam keragaman tersebut, sulit jika mengatakan bahwa kuliner-kuliner tersebut murni berasal dari Bandung, termasuk ramen. Di Bandung, restoran ramen semakin banyak. Diantaranya yang terkenal adalah Jigoku Ramen, Mie Reman, Ramen House, Nobu Ramen, Udin Ramen, Shifu Ramen, Ramen Cemen, Kuma Ramen, hingga yang dijual di restoran Jepang umum seperti Gokkana Tepan, Suki Soba Restaurant dan Marugame Udon. Berdasarkan observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur terhadap sejumlah restoran ramen di Bandung, maka dapat diperoleh simpulan bahwa “Ramen Bandung” mempunyai pertimbangannya sendiri dalam hal citarasa, terkait dengan selera masyarakat di Kota Bandung pada umumnya yang tidak mengonsumsi daging babi dan tidak terlalu bisa menyesuaikan diri dengan rasa makanan Jepang yang asli. Sehingga dibuat berbagai variasi yang menjauhi rasa “ramen Jepang” yang asli. Selain itu, “Ramen Bandung” mempertahankan hibriditas dalam persoalan estetika restoran dan nama-nama pada menu, dengan cara mempertahankan aspek ke-Jepang-an. Hal tersebut menunjukkan bahwa hal-hal terkait Jepang, di mata masyarakat Kota Bandung, masih merupakan hal yang tinggi, menarik, sekaligus juga berkarakter. Secara estetika, masyarakat tidak perlu bersusah payah untuk mengenali sebuah unsur kebudayaan yang berasal dari Jepang
Co-Authors Aida Anwariyatul Fuadah Aquarini Priyatna Elly Setiawan Sutawikara Friandini, Asri Rizki Hilda Septriani Lestari Manggong Lina Meilinawati Rahayu, Lina Meilinawati Mauliddhea Sakina Rahmi Muhamad Adji Nandang Rahmat Patra Aditia Riza Lupi Ardiati Rosaria Mita Amalia Sri Rijati Wardiani Stefani Ratu Lestari Tania Intan Ulfah Raihan