Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

ANALISA PERHITUNGAN DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI Vanisa Gustiana; Bonar Sirait; Fitriah -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.49158

Abstract

Penelitian ini melakukan perhitungan distribusi tegangan dan arus bocor serta efisiensi pada isolator rantai dengan melakukan penambahan isolator sebanyak 4,5,6 dan 7 buah pada isolator rantai. Mengingat sedikitnya tulisan yang berhubungan dengan distribusi tegangan pada isolator rantai ini, maka menjadi alasan untuk membahas mengenai masalah ini. Perhitungannya menggunakan metode Eliminasi Gauss berdasarkan pendekatan hukum Kirchoff dengan menggunakan program Matlab. Adapun hasil simulasi perhitungan yang dilakukan pada tegangan 150 kV, 275 kV, 500 kV dan 1000 kV menggunakan 4, 5 dan 6 isolator dengan efisiensi  pada variasi tinggi sebesar  132.43% , 183.73 % dan 439.38 % dan variasi rendah 141.71%, 221.69 % dan 1589 %. Arus bocor yang dihasilkan juga tidak lebih dari 1 kA dimana nilai ini relatif kecil dan masih bisa ditoleransi. Efisiensi yang dihasilkan 7 isolator bernilai negatif dimana hasil efisiensi untuk variasi tinggi sebesar -384 % dan variasi rendah -181 %. Berdasarkan analisa hasil perhitungan distribusi tegangan yang menggunakan variasi tinggi dan rendah nilainya baik apabila jumlah isolator yang digunakan tidak lebih dari 6 isolator, hal ini dipengaruhi dari nilai kapasitansi dan jumlah isolator yang digunakan. Selama hasil efisiensi isolator lebih dari 100 % maka isolator yang digunakan baik dan begitu juga sebaliknya. Pada transmisi tegangan tinggi nilai kapasitansi dipengaruhi oleh besar isolator, jarak antar isolator, dan jarak konduktor dengan klem isolator.
PENENTUAN INDEKS KEANDALAN JARINGAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV DI PT. PLN (PERSERO) AREA SINGKAWANG DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS Rachmad Irfandi; Bonar Sirait; M. Iqbal Arsyad
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 8, No 2: Juli 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v8i2.41951

Abstract

Penelitian tentang Penentuan Indeks Keandalan Sistem Jaringan Distribusi 20 kV di PT. PLN (Persero) Area Singkawang dengan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada feeder Tani dan Borneo. Dimana indeks kegagalan dari setiap peralatan utama sistem distribusi diperhitungkan dalam mencari indeks keandalan sistem secara menyeluruh. Sejumlah studi kasus dilakukan guna melihat pengaruh dari jumlah serta lokasi penempatan sectionalizer dan juga fuse di sepanjang jaringan terhadap indeks kandalan sistem. Pada akhirnya solusi optimal akan memberikan nilai indeks keandalan sistem distribusi yang terbaik. Dari hasil perhitungan pada feeder Tani bahwa mempunyai nilai indeks SAIFI : 3,967033 kali/tahun, SAIDI :4,070305 jam/tahun dan CAIDI : 1,026032 jam/tahun/pelanggan, sedangkan untuk nilai indeks pada feeder Borneo yaitu SAIFI :3,575593 kali/tahun, SAIDI :4,50368 jam/tahun dam CAIDI 1,25956 jam/tahun/pealnggan. masing-masing feeder mempunyai nilai SAIFI yang jauh melebihi standar PLN 68-2 tahun 1986 yang digunakan, maka perlu dilakukan upaya perbaikan, seperti mengurangi frekuensi terjadinya gangguan dan mengurangi durasi gangguan dengan menambahkan fuse untuk melokalisir gangguan serta menambahkan sectionalizer agar ketika terjadi pemadaman dapat dilokalisir hanya terjadi pada section tertentu
STUDI SUSUT TRANSMISI PT. PLN (PERSERO) UP3B SISTEM KALIMANTAN BARAT - Janedi; M. Iqbal Arsyad; Bonar Sirait
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 8, No 2: Juli 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v8i2.42134

Abstract

Dalam  sebuah  sistem   kelistrikan   diantara   pusat   pembangkit   dan  pusat   bebanpada   umumnya  terpisah  dalam  jarak  yang sangat  jauh, jarak yang sangat  jauh  ini  akan  menyebabkan  drop  tegangan.  Penyebab  adanya susut/rugi-rugi daya yaitu memiliki  beberapa  faktor  diantaranya  faktor  jarak pembangkit menuju beban yang terlalu jauh sehingga  tegangan  pada  awal  pengiriman  menuju tegangan  pada  ujung  penerima  memiliki  perbedaan  yang signifikan. Pada penelitian ini metode untuk menentukan nilai susut/rugi-rugi transmisi pada Sistem Khatulistiwa adalah dengan analisa aliran daya dan perhitungan koefisien rugi-rugi transmisi (loss coefficient). Tegangan bus Sistem Khatulistiwa berdasarkan kondisi normal (+5%;-10%), yang sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 masih memenuhi standar yang diizinkan. Dengan perhitungan aliran daya metode Newton-Rapson pada Sistem Khatulistiwa menghasilkan total rugi-rugi daya aktif saluran sebesar 6,597 MW, sedangkan total rugi-rugi daya reaktif sebesar 96,429 MVAr. Dengan perhitungan koefisien rugi-rugi transmisi (loss coefficient) dengan metode B-coefficient diperoleh total rugi-rugi daya aktif sebesar 6,330 MW. Perhitungan aliran daya pada Sistem Khatulistiwa dilakukan dalam beberapa skenario yaitu kondisi normal, skenario 1 (seluruh daya pembangkitan disuplai dari SEB, sedangkan pembangkit lainnya dalam kondisi off) dan skenario 2 (daya pembangkitan disuplai oleh pembangkit SEB, PLTU serta PLTG, sedangkan pembangkit PLTD dalam kondisi off). Besarnya total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa kondisi normal sebesar 6,597 MW atau persentase rugi-rugi daya aktif sebesar 1,72%, besarnya total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa skenario 1 sebesar 21,918 MW atau persentase rugi-rugi daya aktif sebesar 5,49%. Sedangkan besarnya total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa skenario 2 sebesar 11,342 MW atau persentase rugi-rugi daya aktif sebesar 2,92%. Berdasarkan total rugi-rugi daya aktif saluran Sistem Khatulistiwa dari ketiga skenario yang dikemukakan masih dalam batas normal, yaitu ambang batas rugi-rugi saluran transmisi sekitar 5-15% (Jaelani, 2013).
PENENTUAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SISTEM KHATULISTIWA PADA PT.PLN (PERSERO) UP3B KALIMANTAN BARAT Oscar Saul Barita P; Bonar Sirait; Rudy Gianto
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.48392

Abstract

Pelayanan Penyaluran Daya Listrik Yang Andal Merupakan Tuntutan Yang Diharapkan Oleh Konsumen Kepada PT.PLN, Tujuan Penelitian Ini Untuk Menentukan Nilai Arus Gangguan Hubung Singkat Dengan Bantuan Gambar Simulasi Aliran Daya Dan Untuk Mengetahui Besar Tegangan Bus Sebelum Terjadi Gangguan Hubung Singkat Serta Mengetahui Nilai Arus Gangguan Saat Keadaan Sistem Dalam Kondisi Tidak Normal. Metode penelitian ini adalah metode newton raphson. hasil perhitungan arus gangguan hubung singkat. hubung singkat di bus 5 sebesar 2.169,7 [A], gangguan tiga fasa 5.819,0 [A], gangguan dua fasa ke tanah 4.975,4 [A], gangguan fasa ke tanah, dan 5.829,2 [A], gangguan fasa-fasa. Arus hubung singkat yang terjadi pada bus 37 sebesar 7.080,5 [A], gangguan tiga fasa, 3.734,0 [A], gangguan dua fasa ke tanah, 1.801,4 [A], gangguan fasa ke tanah, dan 4.111,5 [A], gangguan fasa-fasa. Arus hubung singkat yang terjadi pada bus 29 sebesar 1.861,04 [A], gangguan tiga fasa, 1.822,4 [A], gangguan dua fasa ke tanah, 1.600,4 [A], gangguan fasa ke tanah, dan 8.905,3 [A], gangguan fasa-fasa. Arus hubung singkat yang terjadi pada bus 39 sebesar 1.737,7 [A], gangguan tiga fasa, 6.649,4 [A], gangguan dua fasa ke tanah, 1.632,3 [A], gangguan fasa ke tanah, dan 6.659,6 [A], gangguan fasa-fasa. hasil perhitungan arus gangguan bahwa arus hubung singkat fasa-fasa lebih tinggi dari arus hubung singkat yang lainnya, hal ini disebabkan arus gangguan hubung singkat fasa-fasa dipengaruhi bus 7 memiliki jarak yang lebih pendek diantara bus lainnya.
UPAYA PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH PT. PLN (PERSERO) RAYON TUMBANG TITI KETAPANG Adrianto Dwi Prasetyo; Bonar Sirait; Purwoharjono -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.48388

Abstract

Penyulang Pawan 11 merupakan penyulang struktur radial terpanjang yang terdapat pada PT.PLN Rayon Tumbang Titi mempunyai panjang 168 kms Dari pengolahan data penyulang Pawan 11 terdiri dari 112 bus dengan total beban aktif sistem penyulang Pawan 11 sebesar 5.165,310 kW, dan beban reaktif sebesar 3.220,790 kVAR. Persentase jatuh tegangan yang terjadi pada ujung penyulang mencapai sebesar 18,5% atau 16,3 kV. Salah satu upaya perbaikan penyaluran daya listrik dan kualitas tegangan pada dapat dilakukan pemasangan kapasitor bank pada penyulang tersebut. Pada penelitian ini penyelesaian aliran daya sistem distribusi radial menggunakan metode injeksi arus dikembangkan oleh Jen-Hao Teng (2003) dan dalam menentukan bus lokasi penempatan dan besarnya nilai injeksi daya reaktif dari kapasitor bank berdasarkan hasil analisa aliran daya dengan kondisi bus yang mempunyai persentase jatuh tegangan diatas 5% atau nilai tegangan dibawah 19 kV. Pada kondisi sebelum pemasangan kapasitor bank (eksisting), tegangan bus yang tidak memenuhi standar SPLN No. 72  Tahun 1987 yaitu persentase jatuh tegangan diatas 5% atau tegangan bus dibawah 19 kV terdapat sebanyak 86 bus. Adapun tegangan bus minimal terdapat pada bus 82 (Gardu distribusi TT 0022) yaitu sebesar 16,565 kV, dengan persentase jatuh tegangan bus sebesar 17,343%. Pada kondisi eksisting total daya aktif yang dibangkitkan PLTD pada penyulang Pawan 11 sebesar 5.614,239 kW, sedangkan total daya reaktif sebesar 3.794.020 kVAR.serta total rugi-rugi daya aktif sebesar 448,994 kW.Setelah pemasangan kapasitor bank dengan dengan total sebesar 3.400 kVAR, tegangan bus tidak ada yang dibawah 19 kV. Tegangan bus minimal pada bus 82 (Gardu distribusi TT 0022) meningkat sebesar 2,780 kV menjadi 19,345 kV, dengan persentase jatuh tegangan bus sebesar 4,493%. Total daya aktif yang dibangkitkan PLTD pada penyulang Pawan 11 berkurang menjadi 5.510,735 kW, sedangkan total daya reaktif berkurang sebesar 261,870 kVAR disebabkan beban daya reaktif disupply sebagian oleh injeksi daya reaktif yang dihasilkan kapasitor bank. Total rugi-rugi daya aktif setelah pemasangan kapasitor bank pada penyulang Pawan 11 sebesar berkurang sebesar 103,569 kW menjadi 345,425 kW.
EVALUASI PENGAMAN GANGGUAN ARUS LEBIH PADA PENYULANG TANJUNG RAYA DUA DI PT. PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK - Mulyadi; Bonar Sirait; Purwoharjono -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 7, No 2: Juli 2019
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v7i2.35790

Abstract

Gangguan hubung singkat di Penyulang tanjung raya dua merupakan permasalahan serius bagi GI Sungai Raya apabila tidak ditangani dengan benar. Untuk itu, gangguan hubung singkat yang terjadi pada penyulang, harus diatasi agar waktunya tidak melebihi batas kemampuan trafo tenaga, dan juga mengganggu belangsungnya aliran daya pada daerah yang tidak terganggu, yaitu dengan mengatur koordinasi pada peralatan proteksi. Didalam penelitian ini, peralatan proteksi yang digunakan yaitu rele arus lebih. Perhitungan arus gangguan hubung singkat pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode impedansi. Agar dapat mengevaluasi koordinasi rele arus lebih  yang berada di sepanjang Penyulang tanjung raya dua, dengan panjang penyulang masing-masing 4,125 Kms dan 16,5 Kms, maka perhitungan arus gangguan hubung singkat dibagi menjadi lima titik gangguan berdasarkan persentase panjang penyulang, yaitu 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Ada 3 jenis gangguan hubung singkat yang dihitung, yaitu gangguan hubung singkat tiga fasa, gangguan hubung singkat dua fasa, gangguan hubung singkat satu fasa. Dari ketiga jenis gangguan hubung singkat tersebut, gangguan hubung singkat tiga fasa lah yang paling besar yaitu 11855,24 A pada 0% panjang jaringan, kemudian gangguan hubung yang terkecil adalah gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah yaitu 914,43 A pada 100% .Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada penyulang Tanjung Raya Dua besarnya arus gangguan hubung singkat yang terjadi dipengaruhi oleh nilai impedansi dan jarak panjang penyulang, semakin jauh jarak gangguan maka semakin kecil pula arus gangguan hubung singkatnya, dan dapat dilihat pula semakin besar arus gangguan hubung singkat yang terjadi maka semakin cepat juga waktu rele proteksi bekerja. Besar arus gangguan hubung singkat tiga fasa lebih besar dari arus gangguan hubung singkat dua fasa dan satu fasa ketanah.Besarnya arus gangguan hubung singkat dipengaruhi jarak titik gangguan, semakin jauh titik lokasi gangguan maka semakin kecil arus gangguan hubung singkat, begitu pula sebaliknya.Semakin besar arus gangguan hubung singkat maka semakin cepat waktu kerja rele proteksi melakukan trip.waktu kerja rele dipenyulang lebih cepat dibanding waktu kerja rele di incoming rele, ini dikarenakan rele dipenyulang bekerja sebagai proteksi utama. Sedangkan rele di incoming bekerja sebagai proteksi cadangan
STUDI PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA AKIBAT PENAMBAHAN GARDU DISTRIBUSI SISIPAN TERHADAP JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM) 20 Kv Andini Nada Nisrina; M. Iqbal Arsyad; Bonar Sirait
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.48815

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemasangan gardu distribusi sisipan terhadap profil tegangan dan rugi-rugi daya yang terjadi pada penyulang. Pemasangan gardu distribusi sisipan bertujuan untuk mengatasi overload yang terjadi pada transformator agar tidak terjadi kerusakan pada gardu distribusi. Penelitian ini dilakukan menggunakan studi aliran daya dengan metode pendekatan langsung (direct method) untuk mengetahui nilai tegangan bus serta aliran daya aktif dan reaktif yang mengalir terhadap setiap skenario pemasangan gardu distribusi sisipan yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada Penyulang Raya 15 dan Penyulang Durian 3 dengan 5 skenario penambahan gardu distribusi sisipan yaitu penambahan 1 gardu, penambahan 2 gardu, penambahan 3 gardu, penambahan 1 gardu dengan kapasitas yang lebih besar dan penambahan gardu pada bus baru. Berdasarkan hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa pemasangan gardu distribusi sisipan pada jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV memiliki dampak yang kurang baik terhadap profil tegangan dan rugi-rugi daya yang terjadi pada penyulang. Semakin banyak gardu distribusi sisipan yang dipasang pada suatu penyulang dan semakin besar kapasitas gardu distribusi yang dipasang, maka rugi daya yang terjadi akan semakin besar pula hal tersebut diakibatkan oleh arus yang mengalir pada gardu dan beban yang terdapat pada gardu distribusi. Semakin besar beban pada gardu distribusi maka arus yang mengalir pada gardu tersebut juga akan semakin besar. Oleh karena itu diperlukan adanya pemasangan injeksi daya reaktif, penggantian kabel penghantar ataupun pemasangan Distributed Generation untuk memperbaiki profil tegangan dan rugi daya yang terjadi pada jaringan tegangan menengah.
EVALUASI BESAR PENGHEMATAN BIAYA RUGI-RUGI ENERGI TOTAL AKIBAT PENGATURAN PEMAKAIAN DAYA PADA GARDU DISTRIBUSI BRAVOE ROLLY MORRISON SINAGA; Bonar Sirait; Fitriah -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.49872

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan besar penghematan biaya rugi-rugi energi total (kWh) gardu distribusi pada konsumen yaitu ,industri,domestik dan komersil pada GI Siantan. Analisis rugi-rugi energi yang terjadi pada JTM memerlukan persiapan data kWh produksi, data beban rata-rata dan beban puncak penyulang tersebut, Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan Demand Side Management (DSM) dengan strategi Load Shifting dan Peak Clipping. Dari hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilakukan pada simulasi penerapan DSM pada GI Siantan menggunakan 3 skenario yaitu skenario pertama membuat 13 pengatur beban yang masing-masing bernilai 1000 kW, skenario kedua membuat 13 pengatur beban yang masing-masing bernilai 2000 kW, dan skenario ketiga membuat 8 pengatur beban yang masing-masing bernilai 1500 kW. Berdasarkan hasil yang didapat disimpulkan bahwa penerapan DSM yang telah dilakukan tidak terjadi perubahan energi maksimum (beban total) yang digunakan karena metode yang digunakan adalah Load Shifting, yang artinya beban hanya dipindahkan jadwal operasional dari Waktu Beban Puncak (WBP) ke Luar Waktu Beban Puncak (LWBP). Penerapan DSM dengan metode Peak Clipping menghasilkan penghematan terbesar pada skenario 1 yaitu sebesar 12.192401% karena skenario 1 memiliki nilai beban puncak yang terkecil
PENERAPAN DEMAND SIDE MANAGEMENT PADA HOTEL KAPUAS PALACE PONTIANAK Bambang Hermanto; Bonar Sirait; Fitriah -
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.48523

Abstract

Salah satu metode yang sekarang dipakai untuk mengefisienkan pemakaian energi listrik adalah dengan metode DSM yang akan menghasilkan strategi yang akan memberikan peluang penghematan biaya listrik pada saat tingkat hunian meningkat. Pada penelitian ini dipilih dua strategi metode Demand Side Management (DSM) yaitu peak clipping dan load shifting untuk menurunkan beban puncak di sektor Gedung Hotel Kapuas place Pontianak  yang difokuskan pada beban lampu penerangan, AC, pompa, dan water heater. Dari hasil penelitian pada kondisi eksisting beban puncak yang terjadi pada Hotel Kapuas Palace Pontianak sebesar 163,71 kW dan beban rata-rata sebesar 124,90 kW, serta faktor beban sebesar 0,76. Pemakaian energi listrik per tahun sebesar Rp.1.094.127,65 dan total biaya per tahun sebesar Rp.1.223.711.560,00. Pemakaian energi listrik per tahun dengan menerapkan strategi Peak Clipping sebesar Rp.1.027.566,25 dan total biaya per tahun sebesar Rp.1.147.233.639,54. Penerapkan Demand Side Management dengan strategi Peak Clipping pada Hotel Kapuas Palace Pontianak dapat menghasilkan penghematan biaya sebesar 6,25%. Penerapkan strategi Load Shifting  memperoleh beban puncak sebesar 147,04 kW dan beban rata-rata sebesar 124,90 kW, serta faktor beban sebesar 0,85. Pemakaian energi listrik per tahun dengan menerapkan strategi Load Shifting sebesar Rp.1.094.127,65 dan total biaya per tahun sebesar Rp.1.214.502.785,96. Penerapkan Demand Side Management dengan strategi Load Shifting pada Hotel Kapuas Palace Pontianak dapat menghasilkan penghematan biaya sebesar 0,75%.
STUDI PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM) 20 KV PT. PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK Krisna Ramadhan; Bonar Sirait; Zainal Abidin
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 9, No 2: Juli 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v9i2.49280

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemasangan Distributed Generation (DG) terhadap profil tegangan yang terjadi pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM). Pemasangan DG bertujuan untuk memperbaiki nilai jatuh tegangan yang terjadi pada saluran agar sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh SPLN No. 72 Tahun 1987. Penelitian ini dilakukan menggunakan studi aliran daya dengan metode Newton-Raphson untuk mengetahui nilai tegangan bus dan jatuh tegangan  terhadap setiap skenario pemasangan DG yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan pada Penyulang Raya 10 dan Penyulang Raya 15 dengan 3 skenario pemasangan DG yaitu pemasangan 1 DG, pemasangan 2 DG dan pemasangan 1 DG pada bus baru yang terletak di ujung saluran. Pada Penyulang Raya 10, nilai jatuh tegangan pada bus 93 untuk skenario 1 ialah sebesar 4.048%, nilai jatuh tegangan pada bus 93 untuk skenario 2 ialah sebesar 0.392% dan nilai jatuh tegangan pada bus 93 untuk skenario 3 ialah sebesar 0.065%. Pada Penyulang Raya 15, nilai jatuh tegangan pada bus 77 untuk skenario 1 ialah sebesar 5.298%, nilai jatuh tegangan pada bus 77 untuk skenario 2 ialah sebesar 0.925% dan nilai jatuh tegangan pada bus 77 untuk skenario 3 ialah sebesar 0.177%. Berdasarkan hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa pemasangan DG pada jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV dapat memperbaiki besarnya jatuh tegangan yang terjadi pada penyulang sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya nilai tegangan terima pada sisi pelanggan.