Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

FUNGSI KONSELING TRAUMATIK UNTUK PENGENTASAN TRAUMA Febri Malfi; Gusril Kenedi; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.22576

Abstract

Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu, makna bantuan itu sendiri yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya. Salah satu layanan dalam konseling adalah konseling traumatik. Konseling traumatik adalah upaya konselor untuk membantu klien yang mengalami trauma melalui proses hubungan pribadi sehingga klien dapat memahami diri sehubungan dengan masalah trauma yang dialaminya dan berusaha untuk mengatasinya sebaik mungkin. Konseling ini berbeda dengan konseling biasa, yang terletak pada waktu, fokus, aktifitas, dan tujuan. Waktu yang dibutuhkan lebih pendek, kemudian lebih fokus pada satu masalah yaitu trauma. Dari segi aktifitas, konseling ini lebih sering melibatkan banyak orang dalam membantu klien dan yang lebih banyak aktif adalah konselor. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan di perpustakaan atau museum terhadap bahan-bahan berupa buku-buku, majalah atau dokumen lainnya. Konseling traumatik adalah bentuk terapi yang dirancang khusus untuk membantu individu yang telah mengalami trauma untuk mengatasi gejala dan dampak trauma. Konseling traumatik dilakukan oleh seorang konselor. Tujuan dari konseling traumatik adalah membantu individu meresapi, memproses, dan mengatasi pengalaman traumatis, serta memungkinkan mereka untuk pulih dan memulihkan kesejahteraan. Konseling traumatik memberikan pendidikan kepada individu tentang bagaimana trauma memengaruhi tubuh dan pikiran, serta bagaimana dampak trauma dapat muncul sebagai gejala psikologis dan fisik.
KONSELING DI PERGURUAN TINGGI Devi Syukri Azhari; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi; Gusril Kenedi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.22821

Abstract

Di perguruan tinggi, bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan oleh mahasiswa untuk membantu mereka dalam memilih program studi atau jurusan yang mereka pilih. Hal ini sangat penting karena banyak mahasiswa tidak memahami dan kurang informasi tentang jurusan yang mereka pilih, sehingga mereka akhirnya pindah dari jurusan yang sudah mereka pilih atau bahkan bertahan di sana tetapi dengan prestasi yang buruk. Selain itu, tujuan bimbingan dan konseling di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa menilai dan menganalisis diri mereka sendiri, serta hubungannya dengan pemahaman mereka tentang dunia kerja dan keputusan yang akan mereka ambil. Jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling di perguruan tinggi termasuk orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, dan konseling.
KONSELING DI LUAR SEKOLAH Rizal Safarudin; Zulfamanna Zulfamanna; Masrur Lubis; Noprijon Noprijon; Gusril Kenedi; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.23159

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bentuk konseling di luar sekolah. Bentuk penelitian ini adalah penelitian pustaka (library risearch)bersifat deskriftif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku-buku dan jurnal-jurnal yang relevan dengan penelitian ini.tekhnik pengumpulan data dari studi dokumentasi serta data yang didapat diolah dan disimpulkan.Permasalahan yang ditemukan adalah perlunya tindak lanjut konseling luar sekolah mengingat kebutuhan dari manusia berbeda anatara satu dengan yang lainnya serta konseling sekolah tidak bisa mengakomodasi serta menjawab keseluruhan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Hasil penelitian ini tentang konseling di lembaga sosial,konseling dilembaga keagamaan dan konseling dilembaga kesehatan
HAKIKAT MANUSIA DALAM PERSPEKTIF KONSELING PENDIDIKAN ISLAM Zihnil Afif; Gusril Kenedi; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.23161

Abstract

Hakikat Manusia dalam perspektif pandangan Islam, setiap bidang ilmu sosial kemanusiaan bergantung pada konsep manusia, yang menjadikan manusia sebagai objek formal dan material. Melalui al-Qur'an, Allah SWT, yang menciptakan dan memahami manusia, memberi tahu kita bahwa konsep manusia yang kita bangun bukan semata-mata khayalan. Ahli kerohanian Islam, atau lebih dikenal sebagai ahli ilmu tasawuf, menganggap manusia sebagai seorang hamba Allah Ta'ala dengan dua dimensi lahiriah dan bathiniyah. Dalam al-Qur'an, istilah "manusia" disebut dengan empat kata, yaitu al-Insan, al-Basyar, Bani Adam, Dzurriyat Adam, dan al-Nas. Dalam diskusi tentang masalah pertumbuhan dan perkembangan,
PELAKSANAAN KONSELING BAGI ANAK USIA SEKOLAH SD/MI Sarbaini Sarbaini; Gusril Kenedi; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.23168

Abstract

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sistematis membimbing dan membentuk kepribadian melalui proses pendidikan dengan tahap-tahap yang berkesinambungan menurut ukuran-ukuran yang disepakati secara normative. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah studi kepustakaan atau literatur review. Pencarian literatur nasional dan internasional dialkukan dengan sumber data yang diperoleh dari database Google Scholar, Peraturan peraturan di Indonesia, serta buku-buku . Dalam proses mencari literature yang sesuai dengan pembahasan, peneliti menggunakan kata kunci “Layanan Bimbingan dan Konseling”, dan pelaksanaan Konseling Bagi Anak Usia Sekolah SD/MI” Memahami karakteristik anak-anak merupakan suatu keharusan bagi guru dan orang tua untuk bisa mendidik dan membimbing anak kearah yang lebih baik. Bagi guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya maka sangatlah penting bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan kebutuhan peserta didik..Bimbingan konseling di SD diperlukan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dan mengembangkan potensinya. Selain itu guru bimbingan dan konseling juga akan membantu guru kelas dalam memberikan bimbingan dan pelayanan bagi siswa sekolah dasar agar layanan bimbingan dan konseling lebih maksimal lagi. Anak usia sekolah dasar memerlukan perhatian khusus agar siswa dapat mencapai prestasi belajar dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat ber-kembang secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan yang cukup berarti.
KONSELING LINTAS BUDAYA Abdul Basit; Gusril Kenedi; Afnibar Afnibar; Ulfatmi Ulfatmi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 6 No. 4 (2023): Volume 6 No 4 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v6i4.23427

Abstract

Dalam bidang konseling dan psikologi, pendekatan lintas budaya dipandang sebagai kekuatan keempat setelah pendekatan psikodinamik, behavioral dan humanistik (Paul Pedersen, 1991). Banyak pengarang menulis tentang konseling lintas budaya sering dari populasi minoritas mereka sendiri, mengartikan secara berbeda-beda sebagaimana keragaman dan perbedaan budayanya. Dalam konseling lintas budaya terlibat adanya relasi antara konselor dan konseli Bagaimanapun relasi yang terjadi dalam konseling adalah relasi dalam situasi kemanusiaan, artinya baik konselor maupun klien adalah manusia dengan karakteristiknya masing–masing, baik karakteristik kepribadiannya maupun karakteristik nilai, moral dan budaya yang dibawa masing– masing. Dengan demikian relasi konseling tidaklah sederhana. Konselor harus memiliki kesadaran adanya perbedaan karakteristik (pribadi, nilai, moral, budaya) antara dirinya dengan kliennya, serta menghargai keunikan kliennya. Perbedaan-perbedaan ini bagaimanapun akan mempengaruhi proses konseling. Di sinilah perlunya konseling berwawasan lintas budaya, yaitu konseling yang mengakomodasi adanya perbedaan budaya antara konselor dan klien. Konseling berwawasan lintas budaya efektif untuk mengeleminir kemungkinan munculnya perilaku konselor yang menggunakan budayanya sendiri (counselor encaptulation) sebagai acuan dalam proses konseling