I Gusti Agung Ayu Hari Triandini
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGGALIAN POTENSI GALAKTAGOG HERBAL DALAM MENINGKATKAN CAPAIAN ASI EKSKLUSIF SEBAGAI INDIKATOR PRIORITAS SDGs UNTUK MEWUJUDKAN GENERASI EMAS di KOTA MATARAM I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Ni Made Gita Gumangsari; I Gde Adi Suryawan Wangiyana
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 5 (2022): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Guna Menunjang Pencapaian Sustainable Developm
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada tahun 2030 target pembangunan pada indikator 2 SDGs Tanpa Kelaparan yaitu menghilangkan segala bentuk malnutrisi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional terkait stunting dan wasting di bawah 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta lansia. Dari hasil survei nasional tahun 2015 diperoleh data bahwa Nusa Tenggara Barat adalah provinsi dengan cakupan ASI eksklusif tertinggi sebesar 70 %. Kota Mataram merupakan wilayah kabupaten kota terendah untuk capaian ASI eksklusif di Nusa Tenggara Barat yang pada tahun 2022 capaian ASI eksklusifnya mencapai 51,5%. Salah satu penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya produksi ASI. Galaktogog adalah substansi yang dapat meningkatkan produksi ASI, termasuk diantaranya makanan, herbal serta obat-obatan sintetik. Dilakukan survei dan wawancara denganalat bantu kuesioner terhadap 124 orang ibu menyusui di Kota Mataram dan literature review dari artikel ilmiah tentang galaktogog herbal yang biasa dikonsumsi masyarakat beserta khasiatnya.Obat-obatan galaktogog sintetik diketahui telah memiliki efek samping jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Alternatif yang relatif aman digunakan dalam menangani produksi ASI yang kurang lancar adalah dengan mengkonsumsi herbal yang mengandung galaktogog.  Kata Kunci :  ASI eksklusif, galaktagog, herbal, SDGs, Mataram
Pembinaan Kelompok Istri & Kader Posyandu Sebagai Kader Toga Di Lingkungan Bendega Dalam Upaya Primary Health Care Saat Pandemi Covid-19 I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Hairani Hairani; Diana Hidayati; Widhya Aligita; Nur Intan Hayati; Soni Muhsinin; ED. Yunisa Mega Pasha
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 4 (2021): Inovasi Riset dan Pengabdian Masyarakat Post Pandemi Covid-19 Menuju Indonesia Tangguh
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kementerian Kesehatan telah mencanangkan beberapa program terkait pengembangan kesehatantradisional melalui teknologi tanaman obat keluarga (TOGA) yaitu saintifikasi jamu, asuhan mandiri(selfcare), serta perawatan herbal dan terapi tradisional akupresur yang bertujuan untukmeningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Peran keluarga sebagaigarda terdepan dalam upaya PHC membuat ibu/istri sebagai sosok yang berperan penting dalamkesehatan keluarga yang diharapkan akan membawa perubahan ke komunitas kecil di sekitarnyadan perlahan diterapkan ke dalam komunitas yang lebih besar dan beragam. Kader Posyandu yangsehari-harinya berinteraksi dalam mendampingi ibu dalam membangun kesehatan keluarga jugamenjadi sosok yang berperan dalam program asuhan mandiri keluarga yang telah dicanangkanpemerintah. Lingkungan Bendega merupakan salah satu lingkungan yang ada di Kelurahan TanjungKarang Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lingkungan tersebutmerupakan lingkungan binaan kesehatan ibu dan anak dari Universitas Bhakti Kencana PSDKUMataram, IBI Tanjung Karang dan Puskesmas Tanjung Karang. Sebelumnya, telah dilakukanpengabdian masyarakat dengan mengangkat sosialisasi pembuatan vertical garden TOGA dilingkungan tersebut. Selama ini belum ada program khusus tentang TOGA ataupun pembentukankader TOGA di lingkungan Bendega. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat kali ini adalahuntuk melakukan perekrutan kader TOGA pada mitra, sosialisasi tupoksi kader serta meningkatkanpengetahuan dan keterampilan mitra dalam mengolah jenis TOGA yang secara ilmiah berfungsimencegah COVID-19. Metode pelaksanaan: persiapan, sosialisasi, evaluasi dan dokumentasi.Kegiatan dilaksanakan secara daring dan luring. Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapatkanbahwa mitra telah mendapatkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang TOGA danpemanfaatannya. Selain itu, telah dibentuk organisasi Kader TOGA di lingkungan Bendega yangberfungsi mengembangkan TOGA di lingkungan Bendega.  Kata kunci : Bendega, COVID-19, herbal, istri, kader, TOGA.