Arami, Hasnia
Program Studi Agrobisnis Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UHO

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Aktivitas fotosintesis pada area budidaya rumput laut dan area non budidaya rumput laut di Perairan Pantai Lakeba Kota Baubau Guntur, LM. Ikhwan; Kasim, Ma'ruf; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 1 (2017): Februari 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.556 KB)

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu tumbuhan laut yang memiliki potensi sangat besar dalam menyediakan sumber bahan organik serta sumber oksigen yang digunakan oleh semua organisme dalam ekosistem perairan melalui proses fotosintesis. Permasalahan yang ditemukan yaitu apakan luas lahan budidaya rumput laut dapat memberikan konstribusi lebih besar bagi keberlangsungan atau keseimbangan ekosistem perairan disekitarnya melalui proses fotosintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil aktivitas fosintesis khususnya kandungan O2 terlarut dan CO2terlarut  pada area budidaya rumput laut dan area non budidaya rumput laut di Perairan Pantai Lakeba Kota Baubau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai parameter tertinggi untuk DO pada area budidaya mencapai 8,2mg/L sedangkan pada aera non budidaya 5,1 mg/L. Selanjutnya untuk parameter CO2 pada area budidaya mencapai 6 mg/L dan pada area non budidaya mencapai 3 mg/L. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (P<0.05) untuk parameter DO dan CO2 pada aera budidaya rumput laut dan area non budidaya rumput laut. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas fotosintesis pada area budidaya rumput laut lebih tinggi dibanding pada area non budidaya rumput laut.Kata Kunci : DO, CO2, area budidaya rumput laut dan area non budidaya rumput laut.
Komposisi dan Jenis Makrozoobenthos (Infauna) Berdasarkan Ketebalan Substrat Pada Ekosistem Lamun Di Perairan Nambo Sulawesi Tenggara Sulphayrin, .; Ola, La Onu La; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.998 KB)

Abstract

Ketebalan substrat pada ekosistem lamun mempengaruhi jenis makrozoobenthos yang berasosiasi didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis makrozoobenthos (infauna) berdasarkan ketebalan substrat 20 cm, 15 cm dan 5 cm pada ekosistem lamun. Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Nambo pada bulan September 2012.Metode pengambilan sampel dilakukan secara purposive pada tiga stasiun yang berbeda, setiap stasiun dibagi menjadi tiga sub stasiun dengan menggunakan transek kuadrat 3x3 m2.Metode pengambilan sampel dengan menggunakan transek kuadrat yang dilakukan tiga kali pengulangan. Organisme yang diperoleh selama penelitian, ditabulasi kemudian dianalisis secara deskriptif. Dari keseluruhan stasiun, jenis makrozoobentos yang ditemukan ketebalan substrat 20 cm terdapat 9 jenis dari kelas bivalvia dan 1 jenis kelas gastropoda, ketebalan substrat 15 cm terdapat 7 jenis dari kelas bivalvia, ketebalan substrat 5 cm terdapat 10 jenis dari kelas bivalvia dan 1 jenis kelas gastropoda.Kepadatan  makrozoobentos tertinggi terdapat pada stasiun I 15,40 ind/m² dan terendah pada stasiun II yaitu 4,96 ind/m². Indeks keanekaragaman berkisar antara 0,415-0,774. Indeks keseragaman berkisar antara 0,415-0,745. Indeks dominansi berkisar antara 0,267-0,477. Hasil pengukuran parameter kualitas perairan di Pantai Nambo masih mendukung kehidupan organisme makrozoobenthos.Kata Kunci : Makrozoobenthos, Kepadatan, Keanekaragaman, Keseragaman, Dominansi
Respon Ikan Betok (Chrysiptera sp.) terhadap pemberian beberapa jenis umpan dalam wadah percobaan Mustafa, Yusran; Anadi, La; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 3 (2017): Agustus 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.564 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon ikan betok (Chrysiptera sp.) terhadap pemberian jenis umpan yang berbeda. Umpan yang digunakan terdiri atas tiga jenis umpan, masing-masing terbuat dari cacahan daging ikan layang (Decapterus ruselli), cacing tanah (Lumbricus sp.), dan kelomang (Pagurus bernhardus). Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sambuli, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Dimana wadah aquarium digunakan sebagai media percobaan. Data yang dikumpulkan adalah banyaknya ikan yang masuk dalam tiap kolom perlakuan menurut penggunaan jenis umpan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA), dengan uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT). Berdasarkan hasil analisis percobaan menunjukkan bahwa pengaruh perbedaan jenis umpan adalah berbeda nyata. Dari hasil yang diperoleh tampak bahwa umpan cacahan daging ikan layang (Decapterus ruselli) lebih banyak disukai.Kata kunci : Akuarium, ikan betok (Chrysiptera sp.), respon, umpan
Keanekaragaman Jenis Krustasea pada Padang Lamun di Perairan Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan Marwati, .; Hamid, Abdul; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.326 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2017 di perairan Tanjung Tiram Kabupaten Konawe Selatan dengan tujuan untuk mengetahuai keanekaragaman jenis dan kepadatan krustasea di padang lamun perairan Tanjung Tiram. Pengambilan data lamun dan krustasea dilaksanakan dengan menggunakan transek garis dan transek kuadrat serta pengambilan data krustasea juga digunakan gillnet dengan ukuran mata jaring 1,5 inchi. Hasil penelitian ditemukan 27 jenis krustasea, dengan jumlah jenis tertinggi ditemukan di stasiun yang memiliki kepadatan lamun tinggi (22 jenis), sedangkan terendah pada stasiun yang tidak memiliki vegetasi lamun (12 jenis). Kepadatan krustasea tertinggi ditemukan pada stasiun dengan kepadatan padang lamun tinggi (21,93 ind/m2) dan terendah pada stasiun dengan kepadatan padang lamun rendah (12,07 ind/m2). Indeks keanekaragaman krustasea pada empat stasiun penelitian berkisar 0,63‒ 1,03, indeks dominansi berkisar 0,12 ‒ 0,34, dan indeks keseragaman berkisar 0,58 ‒ 0,78. Keanekaragaman jenis dan kepadatan krustasea cenderung dipengaruhi oleh kepadatan lamun.Kata Kunci: Keanekaragaman, kepadatan, krustasea, padang lamun, Tanjung Tiram, Sulawesi Tenggara
Pertumbuhan dan hubungan panjang berat Ikan Kapas-kapas (Gerres oyena) di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari Sarfila, .; Halili, .; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (669.955 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hubungan panjang berat ikan kapas–kapas (G. oyena) di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian dilakukan selama lima bulan yaitu bulan April sampai Agustus 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, Sampel penelitian ini diperoleh dari hasil tangkapan 3 unit sero yang masing-masing memiliki mesh size bunuhan1 inchi yang dioperasikan di kawasan mangrove, lamun dan terumbu karang. Hasil penelitian ditemukan sampel ikan (G. oyena) sebanyak 460 ekor yang terdiri dari 177 ekor ikan jantan dan 283 ekor ikan betina, dengan kisaran ukuran panjang total ikan jantan 75-165 mm dan betina yaitu 60–185 mm. Hasil analisis parameter pertumbuhan diperoleh nilai panjang asimtotik (L∞) ikan G. oyena jantan 170,6 mm dan 181,1 mm untuk ikan betina. Koefisien pertumbuhan (K) ikan jantan 0,35 dan ikan betina 0,65. IkanG. oyena jantan memiliki pola pertumbuhan bersifat allometrik positif pada bulan April (b=5,436), maupun pada bulan Mei (b=3,238),dan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif pada bulan Juni (b=2,920), dan bulan Juli (b=0,484) serta pada bulan Agustus (b=2,644). Sedangkan ikan betina memiliki pola pertumbuhan bersifat allometrik positif pada bulan April (b=5,291) dan pada bulan Mei (b=3,041) dan pola pertumbuhan bersifat allometrik negatif pada bulan Juni (b=2,482), dan bulan Juli (b=2,777) sedangkan pada bulan Agustus pola pertumbuhannya bersifat isometrik (b=2,803).KataKunci: IkanKapas-kapas,Gerres Oyena, Pertumbuhan, PanjangBerat, Perairan Tondonggeu.
Keragaman jenis lamun di Perairan Pantai Waha Kecamatan Tomia Kabupaten Wakatobi Suherlan, .; Oetama, Dedy; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 1, No 3 (2016): Agustus 2016
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.076 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman jenis lamun di perairan Pantai Waha. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada bulan April sampai Mei 2015. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Simple random sampling, dengan menggunakan transek kuadrat yang dilakukan empat kali pengulangan. Penentuan lokasi stasiun di dasarkan pada kondisi fisik lamun. Pada perairan Pantai Waha ditemukan 9 jenis lamun yaitu H. pinifolia, H. ovalis, H. universis, Thalassodendron ciliatum,Thalassia hempricii, Enhalus acoroides, C. serrulata, C. rotundata, dan Sryngodium isoetifolium. Hasil pengukuran parameter lingkungan dan organisme yang diperoleh selama penelitian kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil pengukuran parameter lingkungan seperti: suhu (26-31ºC), kedalaman (13- 159 cm), salinitas (29-34‰), kecepatan arus (0,049-0,07) m/detik dan tekstur substrat (3,8414-85,7449%) adalah lempung berpasir sedangkan Nitrat (0,0160-0,0180 mg/L) dan Fosfat (0,0074-0,0094 mg/L). Nilai kepadatan lamun terlihat berdasarkan kondisi fisik pada tiap stasiun penelitian. Indeks keanekaragaman, keseragaman dan dominansi jenis lamun tertinggi setiap jenis yang diperoleh selama penelitian antara bulan April dan Mei pada tiga titik stasiun penelitian yaitu nialai indeks keanekaragaman sebesar 1,9310– 2,0306 ind/m2, keseragaman sebesar 0,8325-0,9083 ind/m2 dan dominansi sebesar 0,1488-0,1646 ind/m2. Total kepadatan lamun tertinggi selama penelitian diperoleh pada stasiun I yaitu 348,8 ind/m², pada daerah vegetasi lamun yang padat. Keragaman jenis lamun selama penelitian yang terdapat pada stasiun I, II dan III pada bulan April dan Mei yaitu secara acak dan mengelompok.Kata kunci : Lamun, keragaman jenis, Pantai Waha, Tomia Wakatobi
Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Kapas-Kapas (Gerres filamentosus) yang Tertangkap pada Alat Tangkap Sero di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari Aulyana Dewi, Inal; Halili, .; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.196 KB)

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan panjang-berat dan faktor kondisi ikan kapas-kapas (G. filamentosus) di Perairan Kelurahan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari. Penelitian ini di laksanakan pada bulan April sampai Agustus. Pengambilan sampel ikan menggunakan alat tangkap sero yang di tentukan berdasarkan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan jumlah total sampel sebannyak 68 ekor. Dengan kisaran ukuran berkisar 105-180 mm. Dengan 2 kategori yaitu ukuran juvenil dan dewasa. Hasil analisis hubungan panjang-berat menunjukkan tipe pertumbuhan allometrik negatif. Nilai faktor kondisi berkisar 0,63-1,47 dengan rata-rata 1,03. Faktor kondisi ini memperlihatkan bahwa kondisi ikan tersebut tergolong kurang pipih (kurus). Hasil pengukuran parameter lingkungan perairan menunjukkan kisaran yang masih normal bagi pertumbuhan ikan kapas-kapas. Suhu (28-290C), kecepatan arus 0,0037-0,0492m/d), salinitas (29-32‰).Kata Kunci: Ikan kapas‑kapas, sebaran  frekuensi   panjang,   hubungan panjang  berat, faktor kondisi.
Keanekaragaman Jenis dan Pola Sebaran Lamun di Perairan Kelurahan Holimombo Kabupaten Buton Aprilyani, Vivin; Hamid, Abdul; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 4 (2018): Oktober 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.416 KB)

Abstract

mengetahui keanekaragaman jenis dan pola sebaran lamun di perairan tersebut. Stasiun penelitian ditentukan atau di pilih secara acak. Data lamun dikumpulkan mengunakan metode transek garis dan transek kuadrat. Pada setiap stasiun di pasang tiga transek garis sampai ke arah tubir secara tegak lurus garis pantai dengan jarak tiap transek garis 20 m. Pada setiap transek garis ditempatkan 11 buah transek kuadrat dengan ukuran 1 m x 1 m yang telah dibagi menjadi 16 plot dengan ukuran 25 cm x 25 cm. Penempatan petak kuadrat tersebut dimulai dari batas ditemukan lamun, selanjutnya dilakukan peletakan transek pada setiap jarak 10 m hingga tidak ditemukan lagi lamun. Pengukuran lamun dilakukan pada empat buah plot yang berada di dalam transek kuadrat. Di dalam plot tersebut diamati jumlah, spesies, dan komposisi jenis lamun yang selanjutnya diidentifikasi menggunakan buku identifikasi. Analisis kepadatan lamun (Di) menggunakan formula: Di = , indeks keanekaragaman (H') = -∑ pi ln pi, indeks keseragaman (E) = , dan pola sebaran (Id) = n . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 6 spesies lamun, yaitu E. acoroides, T. hemprichii, C. rotundata, S. isoetifolium, H. minor, dan H. pinifolia. Kepadatan lamun tertinggi ditemukan pada stasiun III (732,9 tegakan/m2) di dominasi oleh T. hemprichii (224,6 tegakan/m2), sedang terendah pada stasiun I (262,2 tegakan/m2) di dominasi oleh   E. acoroides (124,2 tegakan/m2) . Komposisi jenis tertinggi terdapat pada stasiun III (5 jenis) dan terendah pada stasiun I (2 jenis). Keanekaragaman jenis lamun tersebut tergolong rendah (0,9 - 1,5), sedang keseragaman tergolong tinggi (0,8 - 0,9). Sebaran lamun dari daerah intertidal hingga tubir membentuk padang lamun tunggal dan campuran dengan pola sebaran mengelompok yang ditemukan pada tipe substrat lempung berpasir, pasir berlempung dan berpasirKata Kunci : Kepadatan, dominansi, komposisi jenis, keanekaragaman, keseragaman, pola distribusi
Studi Kebiasaan Makanan Ikan Gebel (Platax sp.) di Perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Sulawesi Tenggara Hartati, .; Yasidi, Farid; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.874 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Kota Kendari pada bulan April - Agustus 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makan ikan gebel Paltax sp.). Sampel ikan diperoleh menggunakan alat tangkap sero dengan mengunakan mesh size 1,25 inchi. Semua ikan yang tertangkap pada saat sampling dijadikan sebagai contoh yang berjumlah 61 ekor, dan yang dapat dianalisi lambungnya hanya 38 ekor, sedangkan sampel ikan lainnya tidak teridentifikasi lambungnya. Lambung ikan terlebih dahulu ditimbang berat dan volumenya  kemudian dibedah menggunakan alat bedah. Nilai panjang total ikan berkisar antara 94,0 - 240,0 mm yang terbagi dalam 6 kelas ukuran panjang, yaitu: 94,0 - 114,1 mm, 114,1 - 138,4 mm, 138,4 - 162,6 mm, 162,6 - 186,9 mm, 186,9 - 211,1 mm, dan   211,1 - 240,0 mm. Frekuensi ikan sampel terbanyak terdapat pada ukuran 114,2 - 138,4 mm sebanyak 15 ekor, dan terendah pada ukuran 211,2 - 138,4 mm sebanyak 1 ekor. Jenis makanan lamun ditemukan pada semua selang ukuran tersebut. Hasil analisis Indeks bagian terbesar makanan ikan gebel terdiri atas 3 kelompok makanan yaitu lamun (IP = 70,59%), ikan (IP = 28,79%), dan crustasea (IP = 0,53%). Berdasarkan data yang diamati lamun sebagai makanan utama, sedangkan makanan pelengkap adalah ikan dan crustasea. Disetiap selang ukuran panjang, makanan yang dimanfaatkan oleh ikan gebel hampir seragam.Kata Kunci : Ikan Gebel, kebiasaan makan, Tondonggeu.
Studi kebiasaan makanan Ikan Baronang (Siganus canaliculatus) di perairan Tondonggeu Kecamatan Abeli Sulawesi Tenggara Muliati, .; Yasidi, Farid; Arami, Hasnia
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan Vol 2, No 4 (2017): Oktober 2017
Publisher : Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.493 KB)

Abstract

Salah satu faktor yang menentukan kelangsungan hidup, pertumbuhan dan reproduksi ikan adalah makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis makanan ikan baronang (S.canaliculatus) baik sebagai makanan utama, di Perairan Tondonggeu. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan Juni sampai bulan Agustus 2016. Ikan contoh diperoleh dari hasil tangkapan nelayan menggunkan alat tangkap sero secara purposive sampling. Total ikan sampel sebanyak 73 individu dimana 56 ekor yang teridentifikasi jenis kelaminnya yang terdiri atas 15 ekor jantan, 41 betina. Hasil analisis makanan ikan baronang menunjukkan bahwa lamun sebagai makanan utama (IP = 81,14). Analisis makanan ikan baronang tersebut menunjukkan bahwa ikan boronang bersifat herbivora.Kata kunci : Ikan Baronang, Kebiasaan makanan, S. canaliculatus, Perairan Tondonggeu,