Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

MASKER PEEL-OFF ANTI JERAWAT KOMBINASI PERASAN BUAH TOMAT (Solanum lycopersicum L. Var. cucurbita) DAN DAUN SIRIH ( Piper betle L.) Oktariani Pramiastuti; Larasati Larasati; Girly Risma Firsty; Afina Nurfauziah; Rima Harsa Atqiya Alquraisi
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.899 KB)

Abstract

Kulit wajah adalah salah satu bagian tubuh yang sangat penting dan membutuhkan perhatian khusus untuk perawatannya. Akne atau jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan kronik unit pilosebasea Tanaman obat berupa buah tomat (Solanum lycopersicum L. Var. cucurbita) dan daun sirih (Piper betle L) mempunyai kandungan likopen, flavonoid dan minyak atsiri yang memiliki kemampuan antioksidan dan antibakteri. Masker peel-off merupakan jenis sediaan kosmetik perawatan yang bekerja dengan mengangkat kotoran dan sel kulit mati, agar kulit bersih dan segar. Tujuan penelitian ini adalah memformulasi dan mengevaluasi efektivitas masker peel-off kombinasi perasan buat tomat dan daun sirih sebagai anti jerawat. Formulasi masker gel peel off dalam penelitian ini dibuat berdasarkan variasi konsentrasi perasam tomat dan daun sirih masing –masing sebesar FI 5%; FII 10 %; FII 15% dan blangko berupa basis masker gel. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, stabilitas fisik yang dilanjutkan dengan uji aktivitas antibakteri dan uji iritasi pada responden. Hasil evaluasi stabilitas fisik masker gel peel off memenuhi kriteria masker gel peel off yang baik. Perbedaan konsentrasi dalam setiap formulasi mempengaruhi stabilitas fisik masker gel peel off. Hasil perhitungan analisis menggunakan One Way ANOVA diikuti oleh Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (p> 0,05) antara berbagai formulasi pada pertumbuhan Propionibacterium acnes. Hasil pengujian aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa FII dan FIII memiliki daya hambat sedang terhadap Propionibacterium acnes.
FORMULASI GEL EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) DENGAN KOMBINASI BASIS CARBOPOL DAN Na-CMC Oktariani Pramiastuti; Desi Sri Rejeki; Venny Febriani
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 10, No 2 (2021): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v10i2.2471

Abstract

Bawang Putih (Allium sativum L.) memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, diantaranya sebagai antibakteri dan antifungi. Bawang putih sebagai antibakteri dan antifungi masih digunakan secara tradisional, sehingga perlu dilakukan formulasi. Gel dipilih untuk formulasi bawang putih karena tidak lengket, stabil, dan mempunyai estetika yang bagus. Dalam gel ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum L.) diperlukan basis Na-CMC dan Carbopol untuk menjaga stabilitas gel. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh konsentrasi Na-CMC dan Carbopol sebagai gelling agent yang memiliki kestabilan fisika yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Ekstrak umbi bawang putih diperoleh dengan maserasi menggunakan etanol 70%. Gel dibuat dalam empat formula yaitu Formula 1 (100%:0%), Formula 2 (50%:50%), dan Formula 3 (0%:100%) dan Formulasi 4 tanpa ekstrak (50%:50%). Gel yang diperoleh kemudian diuji sifat fisik yang meliputi organoleptis, homogenitas, uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar dan uji viskositas. Hasil yang diperoleh dari uji stabilitas menunjukan basis gel dengan konsentrasi 100% Na-CMC : 0% carbopol  (Formula 1) memiliki standar yang baik untuk pH 7; daya lekat 7 detik; daya sebar 6,025 cm2; dan viskositas 14400 mPa.s
Uji Antibakteri Kombinasi Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Dan Daun Kersen (Muntingia calabura L) Terhadap Staphylococcus aureus Oktariani Pramiastuti; Desi Sri Rejeki; Inul Maghfiroh
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 9, No 2 (2020): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v9i2.2026

Abstract

Infectious diseases are one of the main causes of diseases in tropical regions like Indonesia. Infectious diseases usually can be cured by antibiotics, since the use of antibiotics has side effects and long-term resistance and prices that are not affordable, it needs a role of herbs that can weaken the activity of these bacteria. Kersen plants contains various chemical compounds namely flavonoid compounds, saponins, and tannins that have antioxidant potential and antibacterial activity. Belimbing wuluh contains flavonoid compounds. This research was conducted to find out the antibacterial activity of extract combination of kersen leaf (Muntingia calabura L) and belimbing wuluh leaf (Averrhoa bilimbi L) against Staphylococcus aureus. Extract of Kersen leaf and Belimbing wuluh leaf were obtained by maceration method using ethanol 96% for 5 days. The antibacterial activity test was performed by diffusion method using disc paper based on the inhibit zone diameter or clear zone formed around the disc paper. The test was conducted by extract comparison of kersen leaf and belimbing wuluh leaf at 30% concentration namely 1:1, 1:2, 2:1, 1:3 and 3:1 against Staphylococcus aureus. The results showed that the extract comparison of kersen leaf and belimbing wuluh leaf 1:1 had a weak inhibitory power because of its inhibitory value ≤ 5 mm, that was 4.67 mm. While the ratio of 1:2, 2:1, 1:3 and 3:1 had a moderate inhibition resistance value ranges from 5-10 mm; 6.33 mm,7.16 mm, 7.67 mm, and 7.83 mm. Extract rendemen of kersen leaf was 11.94% and belimbing wuluh leaf was 6.28%.
PENENTUAN NILAI SPF ( SUN PROTECTION FACTOR) EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN KECOMBRANG (ETLINGERA ELATIOR) SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI Oktariani Pramiastuti
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2019): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v8i1.1281

Abstract

Sunlight is needed by all living things to their survival. One of the benefits of sunlight is as sources of energy and making healthy skin and bones. Kecombrang leaf contains phenolic compound which is able to give protection for UV light and have potentially sunscreens. The research aimed to determine of SPF of water extract, n-hexane fraction, and ethyl acetate fraction of kecombrang leaf. The research was in vitro by using spectrophotometry UV-Vis method. The absorbance of extract and fraction of kecombrang leaf was measured at a UV-B light wave length of 290-320 nm. Determination of SPF was based on Mansur equation. Phytochemical test in TLC of water extract, n-hexane fraction, and ethyl acetate fraction was positive for phenol in each. The result showed that water extract of kecombrang leaf had the highest SPF at concentration of 300 ppm numbered 7.30±0.62 with level of extra sunscreens ability; n-hexane fraction of kecombrang leaf had the highest protection activity in a SPF of 17.57±2.49 with level of ultra-sunscreens ability in a concentration of 300 ppm; while ethyl acetate fraction had the highest SPF namely 2.65±0.12 with the minimum protection. The data analysis stated that there was a significant difference between water extract of kecombrang leaf and fractions of n-hexane and ethyl acetate. To sum up, n-hexane fraction of kecombrang leaf had the highest SPF so that it had potentially as sunscreens for UV-B light protectionKeywords: Kecombrang Leaf, SPF, Water Extract, n-hexane fraction, ethyl acetate fraction 
EFEK HIPOGLIKEMIK KOMBINASI EKSTRAK ETANOL Momordica charantia dan Apium graveolens dengan INDUKSI GLUKOSA Dinar Anggia Zen; Oktariani Pramiastuti
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 1 (2019): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v8i1.1292

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh kondisi hiperglikemia. Indonesia menempati urutan ke-9 terbesar pada jumlah penderita DM di dunia. WHO merekomendasikan untuk meningkatkan penggunaan tanaman dalam pengobatan, sehingga terjadi peningkatan penelitian mengenai agen hipoglikemik yang berasal dari tanaman obat. Tanaman obat tersebut yaitu buah pare dan daun seledri yang memiliki mekanisme hipoglikemik yang sinergis.Ekstrak etanol buah pare dan daun seledri dibuat secara maserasi. Hewan uji (mencit) dibagi menjadi 7 kelompok. Kelompok 1 diberi metformin dengan dosis 1,3 mg/20 g BB; kelompok 2 diberi NaCMC 1%; kelompok 3 diberi ekstrak etanol buah pare 100%; kelompok 4, 5, dan 6 diberi kombinasi ekstrak etanol buah pare dan daun seledri dengan perbandingan dosis berturut-turut 75%:25%, 50%:50%, 25%:75% dari dosis efektif masing-masing; kelompok 7 diberi ekstrak etanol daun seledri 100%. Mencit diberi perlakuan sesuai kelompok, 30 menit kemudian diinduksi glukosa per oral untuk membuat kondisi hiperglikemik, lalu cuplikan darah diambil dari vena lateralis ekor mencit pada menit ke 0, 30, 60, 90, dan 120 yang dihitung setelah pemberian glukosa. Kadar glukosa darah diukur dengan metode electrochemical glucose biosensor.Data AUC0-120 yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan Uji Anova satu arah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna, kemudian dilakukan uji Least Significant Difference (LSD) menunjukkan bahwa pemberian kombinasi ekstrak etanol buah pare 50% (17,5 mg/20 g BB) dan daun seledri 50% (14 mg/20 g BB) memiliki efek hipoglikemik terbesar dengan nilai AUC0-120 terkecil (8.160 menit mg/dl) dibandingkan dengan kelompok lain dan tidak berbeda signifikan dengan metformin 1,3 mg/20 g BB (p0,05).Hipoglikemik, Diabetes Melitus, Momordica charantia, Apium graveolens L.
PENGARUH PERASAN KENTANG (Solanum tuberosum. L ) SEBAGAI TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DALAM DARAH PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS Devi Ika Kurnianingtyas Solikhati; Oktariani Pramiastuti; Osie Listina
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2018): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v7i1.732

Abstract

Kolesterol merupakan lipid sterol yang diperlukan untuk untuk mensintesis berbagai hormon steroid. Namun ketika kadarnya di dalam darah berlebihan akan mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah, yang dapat menyebabkan stroke dan penyakit kardiovaskular, seperti penyakit hipertensi dan jantung koroner. Pencarian agen pencegah hiperlipidemia yang berasal dari alam sangat giat dilakukan. Hai ini dikarenakan lebih mudah didapat serta memiliki efek samping yang kecil sehingga relatif aman dibandingkan obat – obat sintetik. Tumbuhan merupakan sumber senyawa kimia, banyak diantaranya berpotensi sebagai bahan dasar obat. Salah satu diantaranya adalah kentang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian perasan kentang terhadap penurunan kadar kolesterol dalam darah mencit jantan galur swiss. Penelitian ini terdiri dari 4 kelompok penelitian, perasan kentang dosis 0,832g/20gBB, 0,416g/20gBB, dan 0,208g/20gBB serta kelompok kontrol negatif. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh pemberiaan perasan kentang terhadap kelompok perlakuan dosis  0,832g/20gBB, 0,416g/20gBB, dan 0,208g/20kgBB, masing masing sebesar 12,20±1,74mg/dl; 20,20±1,69mg/dl; dan 49,00±3,39mg/dl. Hal ini dikarenakan kandungan vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 pada perasan kentang