Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

PEMANFAATAN FILM DOKUMENTER THE COVE SEBAGAI MEDIA KAMPANYE PENYELAMATAN LUMBA Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa; I Nyoman Payuyasa
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 2 (2019): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v8i2.16072

Abstract

AbstrakFilm dokumenter merupakan sebuah film yang menyajikan fakta kepada penontonnya dan dapat menjadi sebuah media kampanye mengenai suatu permasalahan. Film The Cove menampilkan kekejaman industri penangkaran dan pertunjukkan lumba-lumba dari sudut pandang seorang aktivis bernama Richard O’ Barry. The Cove kemudian tidak hanya menjadi sebuah film dokumenter, tapi juga menjadi media kampanye untuk bergerak melawan kekejaman terhadap industri tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif-interpretatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori mengenai film dokumenter, genre dan gaya film dokumenter, unsur-unsur film dan teori komunikasi terkait dengan kampanye. Film The Cove menggunakan gaya participatory atau yang dikenal dengan istilah observasi partisipan. Gaya ini dapat membawa penonton merasa berada pada situasi yang sama dengan pembuat film sehingga dapat menimbulkan pengaruh yang kuat dalam diri penonton. Unsur-unsur dalam film The Cove terdiri dari unsur visual dan unsur verbal, dimana kedua unsur tersebut membangun satu kesatuan dalam film. Pemanfaatan The Cove sebagai media kampanye penyelamatan lumba-lumba mampu memberi dampak yang kuat di masyarakat berkat pemilihan gaya dokumenter serta pemanfaatan unsur visual dan verbal film yang tepat, sehingga pesan penyelamatan lumba-lumba dapat sampai kepada masyarakat.Kata Kunci: film dokumenter, media kampanye, cove.AbstractDocumentary film is a film that presents the facts to the audience and can be a media campaign about an issue. The Cove film shows the cruelty of the captivity industry and dolphin shows from the point of view of an activist named Richard O 'Barry. The Cove then not only became a documentary film, but also became a media campaign to move against cruelty to the industry. The method used in this study is a qualitative method, where the data analysis method used is a qualitative-interpretative method. The theory used in this study is the theory of documentary film, documentary film genre and style, elements of film and communication theory related to the campaign. The Cove film uses a participatory style, known as participant observation. This style can bring the audience to feel in the same situation as the filmmaker so that it can cause a strong influence in the audience. The elements in the film The Cove consist of visual elements and verbal elements, where the two elements build a unity in the film. Utilization of The Cove as a media campaign to save dolphins can have a strong impact on the community thanks to the selection of documentary styles and the use of appropriate visual and verbal elements of the film, so that the message of saving dolphins can reach the public.Keywords: documentary film, campaign media, cove. 
PENGUATAN PENGUASAAN KOMPETENSI FOTOGRAFI, VIDEOGRAFI DAN TATA KELOLA MEDIA SOSIAL PADA POKDARWIS PEMANIS HERITAGE, DESA WISATA BIAUNG, TABANAN, BALI Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa; I Putu Dudyk Arya Putra
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28913

Abstract

POKDARWIS (Tourism Awareness Group) Pemanis Traditional Village, hereinafter referred to Pemanis Heritage, is part of the Biaung Cultural Tourism Village tourism group located in Penebel District, Tabanan Regency, Bali Province which focuses on nature and cultural tourism. The problem faced by Pemanis Heritage is that there is no logo that is the identity of Pemanis Heritage, so that until now Pemanis Heritage does not have letterhead, stamp and other administrative purposes. In addition, the promotional media at Pemanis Heritage are also not optimal, such as the absence of graphic info, sign systems and other promotional media. Pemanis Heritage has social media accounts but has not been used optimally as a promotional medium. This shortage occurs due to the absence of human resources who master the management of social media content, photography and videography skills. Departing from the problems mentioned above, this community service activity offers a solution by developing a logo design as the identity of Pemanis Heritage, providing competency training in photography, videography and managing social media content to maximize the promotion of natural and cultural tourism of Pemanis Heritage. The outputs of this activity are mandatory outputs in the form of scientific articles published in national journals or articles on proceedings of national seminars, activity videos, articles on print/digital mass media, as well as increasing the empowerment of partners in Pemanis Heritage.Keywords: social media, photography, videography, pemanis. AbstrakPOKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) Desa Adat Pemanis yang selanjutnya disebut sebagai Pemanis Heritage adalah bagian dari kelompok wisata Desa Wisata Budaya Biaung yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali yang berfokus pada wisata alam dan budaya. Permasalahan yang dihadapi oleh Pemanis Heritage adalah belum adanya logo yang menjadi identitas Pemanis Heritage, sehingga hingga saat ini Pemanis Heritage belum memiliki kop surat, stempel dan keperluan administrasi lainnya. Selain itu, media promosi yang ada di Pemanis Heritage juga belum maksimal, seperti belum adanya info grafis, sign sistem dan media promosi lainnya. Pemanis Heritage memiliki akun media sosial tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai media promosi. Kekurangan ini terjadi akibat belum adanya SDM yang menguasai tata kelola konten media sosial, keahlian fotografi dan videografi. Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menawarkan solusi dengan membuatkan desain logo sebagai identitas Pemanis Heritage, memberi pelatihan kompetensi fotografi, videografi dan tata kelola konten media sosial untuk memaksimalkan promosi wisata alam dan budaya Pemanis Heritage. Luaran dari kegiatan ini adalah luaran wajib berupa artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional atau artikel prosiding seminar nasional, video kegiatan, artikel pada media massa cetak/digital, serta peningkatan keberdayaan mitra di Pemanis Heritage.Kata Kunci:media sosial, fotografi, videografi, pemanis. Authors:Desak Putu Yogi Antari Tirta Yasa : Institut Seni Indonesia DenpasarI Putu Dudyk Arya Putra : Institut Seni Indonesia Denpasar References:Asiani, Febri. (2019). Persuasive Copy Writing, Sebuah Seni Menjual Melalui Tulisan. Yogyakarta: Quadrant.Ida, Rachmah. (2014). Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta: Kencana.Soedjono, Soeprapto. (2006). Pot Pourri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti.