p-Index From 2019 - 2024
1.235
P-Index
This Author published in this journals
All Journal PENABIBLOS
Eka Setyaadi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH PEMURIDAN DALAM KELOMPOK KECIL TERHADAP PERTUMBUHAN KARAKTER MAHASISWA KRISTEN Yakobus Budi Prasaja; Eka Setyaadi
JURNAL PENABIBLOS Vol. 13 No. 02 (2022): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jurnalpenabiblos.v13i02.326

Abstract

Pemuridan sebagaimana diperintahkan oleh Yesus Kristus sebagai amanat besar belum sepenuhnya dipahami oleh setiap orang percaya atau gereja. Hal ini mengakibatkan gereja mengabaikan pemuridan sebagai hal terpenting dalam pelayanan, gereja terjebak dengan berbagai program pelayanan. Salah satu akibatnya adalah jemaat tidak mengalami pertumbuhan menuju kedewasaan rohani, termasuk pertumbuhan karakter sebagai salah satu aspeknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan pengaruh pemuridan dalam kelompok kecil terhadap pertumbuhan karakter mahasiswa yang dilayani oleh Institut Perkantas Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional dengan sampel siswa yang telah dilayani dalam pemuridan kelompok kecil.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata karakter yang lebih tinggi sebesar 7,45 pada siswa setelah dimuridkan dibandingkan sebelum dimuridkan dalam kelompok kecil. Besarnya pengaruh pemuridan kelompok kecil terhadap pertumbuhan karakter siswa adalah 0,483 atau 48,3%, sedangkan 51,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan “ada pengaruh yang signifikan pemuridan dalam kelompok kecil terhadap pertumbuhan karakter siswa” diterima oleh hasil penelitian ini.
PENGARUH PENGAJARAN TENTANG IMAN DAN PERBUATAN TERHADAP KEROHANIAN KELOMPOK DEWASA AWAL USIA 21-30 TAHUN DI GEREJA GPdI PEDAN KABUPATEN KLATEN Eka Setyaadi; Epafras Mujono; Moses Murdiyono
JURNAL PENABIBLOS Vol. 14 No. 01 (2023): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jurnalpenabiblos.v14i01.414

Abstract

Di dalam kehidupan setiap umat Kristiani khususnya di kelompok dewasa awal atau para pemuda memiliki kerohanian yang baik. Penelitian dengan judul “Pengaruh Pengajaran Tentang Iman dan Perbuatan Terhadap Kerohanian Kelompok Dewasa Awal Usia 21-30 Tahun di Gereja GPdI Pedan Kabupaten Klaten”, memiliki rumusan masalah utama bagaimana pengaruh pengajaran tentang iman dan perbuatan terhadap kerohanian kelompok dewasa awal usia 21-30 tahun di gereja GPdI Pedan Kabupaten Klaten. Tujuan utama penelitian ini adalah mengukur pengaruh pengajaran tentang iman dan perbuatan terhadap pertumbuhan kerohanian kelompok dewasa awal usia 21-30 tahun di gereja GPdI Pedan Kabupaten Klaten. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Adapun sumber-sumber data yang digunakan adalah data-data primer dan sekunder dari data di Gereja GPdI Pedan Kabupaten Klaten. Data tersebut akan dianalisis dengan program SPSS 26. Landasan teori yang di gunakan menggunakan pendekatan induktif. Berdasarkan analisa data yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari pengajaran tentang iman dan perbuatan terhadap kerohanian kelompok dewasa awal di gereja GPdI Pedan Kabupaten Klaten. Hal ini dibuktikan bahwa data uji regresi menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengajaran tentang iman dan perbuatan terhadap kerohanian kelompok dewasa awal. Adapun nilai pengaruhnya adalah sebesar 0,522 atau 52,2%, dikategorikan memiliki “pengaruh yang tinggi atau kuat”, sedangkan 47,8% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini terbukti.
PRINSIP-PRINSIP ELEMENTAL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PADA KHOTBAH DI BUKIT DALAM MATIUS 5–7 Eka Setyaadi; Ari Upu Telo; Tesalonika
JURNAL PENABIBLOS Vol. 14 No. 01 (2023): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jurnalpenabiblos.v14i01.419

Abstract

Penelitian kualitatif deskriptif ini bertujuan utama untuk menemukan dan menguraikan tentang prinsip-prinsip elemental Pandidikan Agama Kristen yang terdapat dalam Khotbah Yesus di bukti (Matius 5-7). Sedangkan tujuan pendukung lainnya adalah untuk menjelaskan tentang latar belakang Kitab Matius dan menjelaskan tentang relevansi Khotbah Yesus di bukit dalam Pendidikan Agama Kristen. Hasil penelitian menunjukkan data prinsip-prinsip elemental Khotbah Yesus di bukit (Matius 5-7) adalah sebagai berikut: Pertama, Elemen Guru: Dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pemberita kebenaran di dunia pendidikan, seorang guru PAK perlu memenuhi kriteria sebagai seorang pengajar PAK. Kedua, Elemen Murid: Murid adalah pribadi- pribadi yang bersedia untuk diajar dan belajar dari pendidiknya. Peserta didik merupakan manusia yang memiliki potensi moral, intelektual, atau mental. Allah tidak membiarkan manusia tanpa perlengkapan atau model dasar, yaitu potensi, kemampuan, kesanggupan, kekuatan, dan kuasa. Ketiga, Elemen Kurikulum dan materi: Sumber otoritas untuk membangun kurikulum dan materi adalah Alkitab, yang merupakan kebenaran Alkitab bersifat mutlak sehingga manusia mempercayainya. Keempat, elemen metode belajar dan mengajar: metode ceramah dan khotbah. Kelima, menggunakan benda atau objek. Keenam, elemen tujuan pendidikan.
PROBLEM BASED LEARNING: EFEKNYA TERHADAP PENGAJARAN DOSEN DAN ANTUSIASME BELAJAR MAHASISWA DI SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KANAAN NUSANTARA, SEMARANG Novia Rahmadewi; Eka Setyaadi; Ari Upu Telo
JURNAL PENABIBLOS Vol. 14 No. 02 (2023): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap pengajaran dosen Pendidikan Agama Kristen dan antusiasme belajar mahasiswa. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa STT Kanaan Nusantara Semarang berjumlah 25 orang mahasiswa. Metode yang dipilih yakini kuantitatif dengan desain penelitian korelasi. Penerapan model Problem Based Learning dapat memberikan respon positif bagi mahasiswa selama proses pembelajaran di kelas, dosen melatih keberanian mahasiswa menyampaikan pendapat berdasarkan hasil kerja kelompok sehingga mahasiswa berantusias dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Sedangkan untuk kualitas pengajaran dosen Pendidikan Agama Kristen berada pada kategori baik yaitu 72,0% dari 25 responden yang diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan di Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara Semarang sedang. Terbukti dengan dosen Pendidikan Agama Kristen menciptakan kelas Pendidikan Agama Kristen yang aktif, kritis, menyenangkan dan bervariasi dengan menggunakan metode Problem Based Learning. Dan untuk antusiasme belajar menjadi meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal tersebut dapat terlihat dari model pembelajaran Problem Based Learning berada pada kategori baik yaitu 80,0% dari 25 responden yang diteliti menyatakan bahwa mahasiswa berantusias, aktif dan kritis dalam pemecahan masalah di kelas pada saat pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.
IMPLEMENTASI BERPIKIR KRITIS PADA MATA KULIAH TEORI MENGAJAR PAK DI STTII BATAM Helmirita; Eka Setyaadi; Andreas Jonathan
JURNAL PENABIBLOS Vol. 14 No. 02 (2023): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini ketika peneliti melakukan observasi dengan memberikan soal essay yang berbasis studi kasus kepada mahasiswa tingkat tigasemester lima di salah satu STT di Batam, di temukan bahwa mahasiswa tidak mampu menjawab soal tersebut sesuai dengan instruksi soal yang menuntut mahasiswa untuk menjawab dengan metode berpikir kritis. Penelitian ini memiliki tiga tujuan; pertama untuk mengetahui mengapa peserta didik tidak memahami dan menyadari akan pentingnya kemampuan berpikir kritis. Kedua untuk mengetahui mengapa peserta didik tidak memiliki keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan tersebut. Ketiga untuk memberikan dan menyarankan metode yang tepat untuk diterapkan di dalam kelas. Setelah melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi, ditemukanbahwa penyebab mengapa kemampuan berpikir kritis tidak diterapkan pada pembelajaran khususnya pada mata kuliah“Teori Mengajar PAK” karena: Pertama, metode berpikir kritis tidak diintegrasikan kedalam setiap konten pembelajaran maupun kurikulum. Kedua, karena kuarang menguasai kemampuan tersebut sehingga tidak diterapkan di kelas. Ketiga, budaya belajar yang hanya beriteraksi satu arah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus melalui soal essay yang berbasis studi kasus. Sementara teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi. Dari hasil penelitian ditemukan tiga poin yang menjadi penyebab mengapa mahasiswa tidak memahami dan menyadari akan pentingnya berpikir kritis, mengapa tidak memiliki dan mengembangkan kemampuan tersebut dan metode yang tepat untuk di terapkan.. Poin pertama adalah karen tidak diajarkan di dalam kelas, kedua, karena budaya belajar satu arah dan yang ketiga adalah tidak ada metode dan sistim yang menerapkan metode berpikir kritis. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa alasan mengapa tidak mengajarkan keampuan berpikir kritis karena tidak di integrasiskan kedalam setiap konten pembelajaran serta kurangnya kemampuan para pendidik untuk menerapkan kemampuan tersebut di dalam kelas. Budaya belajar satu arah dimana pendidik adalah orang yang sangat disegani sehingga membuat peserta didik menerima penjelasan yang disampaikan dan tidak perlu mempertanyakan lebih lanjut. Hal tersebut membuat metode berpikir kritis tidak effective karena peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan argumen melalui diskusi dan tanya jawab. Tidak adanya metode dan sisitim yang memfasilitasi peserta didik untuk mengasah kemampuan berpikir kritis di dalam kelas. Kesimpulan secara keseluruhan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat diterapkan jika diintegrasikan ke dalam setiap konten Pembelajaran, dilatih secara terus menerus di dalam kelas dan dikembangkan dengan metode-metode yang relevan.