This Author published in this journals
All Journal PENABIBLOS
Andreas Jonathan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : PENABIBLOS

MODEL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN UNTUK PELAYANAN PEMULIHAN KORBAN NAPZA DALAM LINGKUNGAN THERAPEUTIC COMMUNITY Andreas Jonathan; Ari Upu Telo; Tabita Leiwakabessy
JURNAL PENABIBLOS Vol. 14 No. 01 (2023): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61179/jurnalpenabiblos.v14i01.417

Abstract

Berdasarkan permasalahan, bahwa di Yayasan IndoCharis Pengajaran PAK belum tersistimatis dalam bentuk yang terpola lewat kurikulum atau silabus. Bahan-bahan yang diberikan hanya dalam bentuk khotbah kepada klien. Dalam hal ini bimbingan spiritualitasnyapun nyaris terkilirkan oleh program-program TC yang dominan memakai kurikulum pemerintah. Maka tujuan dari penelitian karya ilmiah ini adalah memberikan gambaran dan masukan untuk mendesain pengajaran PAK secara sistimatis berdasarkan panduan yang terpola, untuk memudahkan dalam penyampaian bahan ajar kepada klien. Tujuan pendukungnya adalah mengintegrasikan pengajaran PAK ke dalam program TC untuk mengimplementasikan nilai-nilai firman Tuhan dan mengusulkan model Pelayanan PAK yang relevan berdasarkan data Analisa di lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menghasilkan data kualitatif. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan dan membuktikan bahwa prinsip-prinsip pengajaran yang sederhana dalam bentuk doa dan bimbingan, dampaknya memberikan kemajuan bagi pemulihan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Meskipun ada kekurangan dan kelemahan karena hal- hal negatif yang tidak bisa dipungkiri ada dalam diri setiap insan manusia, karena manusia tidak mampu bersikap dan berperilaku sesuai ukuran Allah. Adapunfaktor-faktor yang mempengaruhi ke arah perubahan yaitu: lingkungan, komunitas dan individu.
IMPLEMENTASI BERPIKIR KRITIS PADA MATA KULIAH TEORI MENGAJAR PAK DI STTII BATAM Helmirita; Eka Setyaadi; Andreas Jonathan
JURNAL PENABIBLOS Vol. 14 No. 02 (2023): JURNAL PENABIBLOS (JPS)
Publisher : Universitas Kristen Immanuel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini ketika peneliti melakukan observasi dengan memberikan soal essay yang berbasis studi kasus kepada mahasiswa tingkat tigasemester lima di salah satu STT di Batam, di temukan bahwa mahasiswa tidak mampu menjawab soal tersebut sesuai dengan instruksi soal yang menuntut mahasiswa untuk menjawab dengan metode berpikir kritis. Penelitian ini memiliki tiga tujuan; pertama untuk mengetahui mengapa peserta didik tidak memahami dan menyadari akan pentingnya kemampuan berpikir kritis. Kedua untuk mengetahui mengapa peserta didik tidak memiliki keterampilan berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan tersebut. Ketiga untuk memberikan dan menyarankan metode yang tepat untuk diterapkan di dalam kelas. Setelah melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi, ditemukanbahwa penyebab mengapa kemampuan berpikir kritis tidak diterapkan pada pembelajaran khususnya pada mata kuliah“Teori Mengajar PAK” karena: Pertama, metode berpikir kritis tidak diintegrasikan kedalam setiap konten pembelajaran maupun kurikulum. Kedua, karena kuarang menguasai kemampuan tersebut sehingga tidak diterapkan di kelas. Ketiga, budaya belajar yang hanya beriteraksi satu arah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pendekatan studi kasus melalui soal essay yang berbasis studi kasus. Sementara teknik pengumpulan data menggunakan metode triangulasi. Dari hasil penelitian ditemukan tiga poin yang menjadi penyebab mengapa mahasiswa tidak memahami dan menyadari akan pentingnya berpikir kritis, mengapa tidak memiliki dan mengembangkan kemampuan tersebut dan metode yang tepat untuk di terapkan.. Poin pertama adalah karen tidak diajarkan di dalam kelas, kedua, karena budaya belajar satu arah dan yang ketiga adalah tidak ada metode dan sistim yang menerapkan metode berpikir kritis. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa alasan mengapa tidak mengajarkan keampuan berpikir kritis karena tidak di integrasiskan kedalam setiap konten pembelajaran serta kurangnya kemampuan para pendidik untuk menerapkan kemampuan tersebut di dalam kelas. Budaya belajar satu arah dimana pendidik adalah orang yang sangat disegani sehingga membuat peserta didik menerima penjelasan yang disampaikan dan tidak perlu mempertanyakan lebih lanjut. Hal tersebut membuat metode berpikir kritis tidak effective karena peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan argumen melalui diskusi dan tanya jawab. Tidak adanya metode dan sisitim yang memfasilitasi peserta didik untuk mengasah kemampuan berpikir kritis di dalam kelas. Kesimpulan secara keseluruhan bahwa kemampuan berpikir kritis dapat diterapkan jika diintegrasikan ke dalam setiap konten Pembelajaran, dilatih secara terus menerus di dalam kelas dan dikembangkan dengan metode-metode yang relevan.