p-Index From 2019 - 2024
2.225
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Fakumi Medical Journal
Rachmat Faisal Syamsu
Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas (IkM-IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Karakteristik Golongan Darah Pasien Hipertensi di Rumah Sakit Ibnu Sina Tahun 2018-2020 Rushian M Latuconsina; Rachmat Faisal Syamsu; Sigit Dwi Pramono; Hermiaty Nasruddin; Irmayanti
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i7.90

Abstract

Hipertensi merupakan faktor utama yang menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah. Salah satu faktor yang meningkatkan risiko kejadian hipertensi adalah tipe golongan darah ABO. Golongan darah diduga mempengaruhi peningkatan tekanan darah karena individu bergolongan darah Non-O memiliki risiko tinggi trombosis arteri dan vena.
Perbandingan Kandungan Antioksidan Senyawa β-Karoten Golongan Karotenoid pada Kurma Ajwa (Madinah), Kurma Sukari (Mesir), Kurma Medjool (Palestina), Kurma Khalas (Dubai), dan Kurma Golden Valley (Mesir) Iqra Anugrah; Suciati Hambali; Rachmat Faisal Syamsu; Aryanti Bamahry; Zulfitriani Murfat
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 9 (2022): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i9.116

Abstract

Buah kurma memiliki banyak manfaat salah satunya yaitu mengandung antioksidan terkhusus senyawa β-karoten golongan karotenoid yang sangat penting untuk mencegah radikal bebas. Selain Kurma Ajwa, terdapat banyak varietas kurma seperti Kurma Sukari, Kurma Medjool, Kurma Khalas, dan Kurma Golden Valley. Adanya varietas kurma yang beragam membuat peneliti tertarik untuk membandingkan kandungan antioksidan senyawa β-karoten golongan karotenoid pada varietas kurma tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan desain observasional deskriptif menggunakan metode ekstraksi dan uji kandungan senyawa β-karoten secara kualitatif dengan kromatografi lapis tipis dan kuantitatif dengan spektrofotometri UV-Vis. Pada uji kualitatif didapatkan hasil positif mengandung β-karoten pada semua varietas kurma, sedangkan pada uji kuantitatif didapatkan hasil ekstrak etanol Kurma Golden Valley 0,177 mg/L, Kurma Ajwa 0,11 mg/L, Kurma Khalas 0,08 mg/L, Kurma Medjool 0,129 mg/L, Kurma Sukari 0,033 mg/L. Hasil ekstrak etil asetat Kurma Golden Valley 0,192 mg/L, Kurma Ajwa 0,161 mg/L, Kurma Khalas 0,065 mg/L, Kurma Medjool 0,065 mg/L, Kurma Sukari 0,049 mg/L. Hasil ekstrak N-heksan Kurma Golden Valley 0,320 mg/L, Kurma Ajwa 0,591 mg/L, Kurma Khalas 0,846 mg/L, Kurma Medjool 0,224 mg/L, Kurma Sukari 0,543 mg/L. Semua varietas kurma yang diuji secara kualitatif menunjukkan hasil positif mengandung β-karoten. Secara kuantitatif, kandungan β-Karoten terbanyak terdapat pada ekstrak etanol dan ekstrak etil asetat Kurma Golden Valley serta ekstrak N-heksan Kurma Khalas.
Hubungan Kadar C-Reactive Protein dengan Derajat Penyakit Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdul Moeis Samarinda Tahun 2021 Andi Muhammad Aqil Anwar; Sultan Buraena; Rachmat Faisal Syamsu; Indah Lestari Daeng Kanang; Achmad Harun Muchsin
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 9 (2022): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i9.120

Abstract

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome-coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang dinyatakan sebagai pandemi World Health Organization (WHO) pada 11 Maret 2020. Derajat penyakit dari kasus COVID-19 sulit diprediksi sehingga diperlukan parameter yang dapat menjadi prediktor derajat penyakit COVID-19. Pemeriksaan C-Reactive Protein diyakini (CRP) dapat digunakan sebagai prediktor derajat penyakit COVID-19. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar CRP dengan derajat penyakit pasien COVID-19. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross-sectional menggunakan data rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Inche Abdul Moeis Kota Samarinda menggunakan metode total sampling. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan karakteristik sampel dan mengukur rerata kadar CRP. Uji chi-square dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kadar CRP dan derajat penyakit COVID-19. Hasil dinyatakan signifikan apabila nilai p value <0,005. Hasil: Sebagian besar pasien berada dalam rentang usia 41-60 tahun (50,9%), jenis kelamin laki-laki (55,6%), dan memiliki riwayat penyakit penyerta diabetes mellitus (25,9%). Sebagian besar kasus COVID-19 tergolong sedang (69,4%). Nilai rerata kadar CRP adalah 63,4. Kadar CRP mempengaruhi derajat penyakit pasien COVID-19 dengan nilai p value = 0,000 (p<0,005). Semakin besar kadar CRP yang ditemukan menandakan semakin berat derajat penyakit pasien COVID-19. Kadar CRP tidak dipengaruhi oleh riwayat penyakit penyerta pasien COVID-19 dengan p value = 0,057 (p>0,005). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar CRP dan derajat penyakit COVID-19.
Hubungan antara Dislipidemia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar M.Abrar Naufal Hidayatullah ZA; Sri Wahyuni Gayatri; Sigit Dwi Pramono; Prema Hapsari Hidayati; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 9 (2022): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i9.122

Abstract

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi baik ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pancreas. Dislipidemia adalah terganggunya metabolisme lipid akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan berupa peningkatan kadar kolesterol total, Trigliserida (TG), low-density lipoprotein (LDL), & penurunan Kadar high-density lipoprotein (HDL). Menurut data Riskesdas, hingga saat ini angka prevalensi dari penderita Dislipidemia masih terus meningkat. Secara patofisiologi hubungan kedua penyakit metabolik ini bersifat timbal balik, dimana jika seseorang yang memiliki Dislipidemia, dapat memberikan efek resistensi insulin yang juga dikemudian hari akan mengalami gangguan metabolisme glukosa sehingga terdiagnosis Diabetes Melitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk menilai bagaimana hubungan antara Dislipidemia dengan angka kejadian Diabetes Melitus tipe 2. Rancangan penelitian Analitik Korelasional, Desain Penelitian retrospektif kohort study, dan Teknik Penelitian total sampling. Secara demografi hasil penelitian; Jenis kelamin secara dominan yaitu Perempuan sebanyak 22 sampel (73,3%), Kelompok Usia Dominan yaitu Kelompok Umur 61-80 Tahun sebanyak 14 sampel (46,6%), Profil Lipid secara dominan masing-masing yaitu terdapat 22 sampel (73,3%) memiliki kadar kolesterol tinggi/abnormal, terdapat 17 sampel (56,7%) memiliki kadar HDL rendah/abnormal, terdapat 11 sampel (36,7%) memiliki kadar LDL tinggi/abnormal, dan terdapat 15 sampel (50%) memiliki kadar Trigliserida tinggi/abnormal. Hasil Penelitian ini terdapat 24 sampel (80%) menderita Dislipidemia. Uji chi-square kedua variabel tersebut menunjukkan nilai p 0,018 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara Dislipidemia dengan Diabetes Melitus tipe 2, nilai p 0,018 (p<0,05).
Perbandingan Status Gizi Pasien Kanker Payudara Sebelum dan Sesudah Kemoterapi RS Ibnu Sina 2018 Sitti Putri Sriyanti Asis; Armanto Makmun; Zulfiyah Surdam; Aryanti Bamahry; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 10 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i10.130

Abstract

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi di kalangan wanita yakni berdampak lebih dari 1,5 juta wanita setiap tahunnya. Kanker mengubah metabolisme dan aspek fisiologis kebutuhan nutrisi pasien terhadap makronutrien. Penurunan nutrisi juga biasanya diterima sebagai konsekuensi dari pengobatan kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan status gizi pasien kanker payudara sebelum dan setelah kemoterapi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analisis dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien kanker payudara sebanyak 94 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Dari 94 subjek penelitian didapatkan sampel pasien kanker payudara sebelum kemoterapi yang terbanyak adalah kelompok dengan IMT 18,5-24,9 kg/m2 (interpretasi normal) yaitu sebanyak 63 orang (67%) dan yang paling sedikit yakni kelompok dengan IMT >30,0-34,9 kg/m2 (interpretasi Obesitas tingkat I) yaitu sebanyak 4 orang (4,3 %). Sedangkan distribusi pasien kanker payudara setelah kemoterapi yang terbanyak adalah kelompok yang menjalankan siklus I kemoterapi dengan IMT 18,5-24,9 kg/m2 (interpretasi normal) yaitu sebanyak 55 orang dan paling sedikit yakni pasien kanker payudara siklus III dengan IMT 18,5-24,9 Kg/m2 (interpretasi normal) yaitu sebanyak 1 orang. Berdasarakan hasil uji T-Test berpasangan menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara IMT sebelum dan setelah kemoterapi pada pasien kanker payudara (nilai p=0,4).
Pengaruh Intensitas Pelaksanaan Salat Sunah Rawatib Terhadap Kesehatan Sendi Muhammad Syukur; Zulfitriani Murfat; Nur Fadhillah Khalid; Moch. Erwin Rachman; Rachmat Faisal Syamsu; Helmiyadi Kuswardhana; Nur Nasri Arsyad; Muhammad Imran
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 2 (2021): November
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i2.150

Abstract

Kerentanan pada lanjut usia juga menyebabkan penyakit yang berkaitan dengan masalah penurunan elastisitas sendi atau dalam banyak kasus yaitu peradangan pada sendi. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan didapatkan jumlah lanjut usia sebanyak 706.401 jiwa pada tahun 2015 dari seluruh populasi lanjut usia. Berdasarkan kelompok umur 66 tahun keatas, laki-laki 303.601 jiwa, dan perempuan 402.792 jiwa. Salat yang dilakukan terdiri dari salat fardu yang wajib dikerjakan dan salat–salat sunah yang telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw, salah satunya adalahsalatsunah rawatib. Salat merupakan aktivitas sehari-hari yang dilaksanakan oleh umat islam dengan beberapa gerakan yang dilakukan seperti berdiri, rukuk, sujud dan duduk (tasyahud). Gerakan - gerakan mampu memprediksi komponen koordinasi, keseimbangan dan kekuatan otot pada usia lanjut. Penelitian ini bertujuan mengumpulkan dan menganalisa artikel yang berhubungan dengan pengaruh intensitas pelaksanaan salat sunah rawatib terhadap kesehatan sendi pasien dengandesain yang digunakan adalah literature review. Penelitian yang dilakukan adalah Literature Review dengan desain Narrative Review. Jenis data pada penelitian ini berupa data sukunder yaitu jurnal ilmiah terakreditasi nasional dan internasional, proceeding book, Textbook, sitasi FK UMI, jurnal clinicalkey, studi kasus, tesis, dan profil kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Tingginya motivasi serta gerakan yang benar lanjut usia dalam melaksanakan salat baik wajib maupun sunah mempegaruhi perbaikan dalam hal keseimbangan, ambulasi dan mobilitas sendi.
Deteksi Jamur Pada Sampel Sputum Penderita Tuberkulosis Paru Fadhilah; Yani Sodiqah; Nurul Fadhilah Ali Polanunu; Edward Pandu Wiriansya; Rachmat Faisal Syamsu; Hasliyawati Hasan; Sarinah Mandella Rumlawan
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 3 (2022): Maret
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i3.156

Abstract

Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular dan penyebab utama kesehatan yang buruk, salah satu dari 10 penyebab kematian teratas di seluruh dunia dan penyebab utama kematian dari satu agen infeksius. Kemajuan penyakit dan pengobatan jangka panjang dengan antibiotik atau agen imunosupresif membuat pasien tuberkulosis menjadi lemah dan karenanya menjadi rentan terhadap infeksi jamur.
Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Overweight pada Tenaga Kependidikan di Universitas Muslim Indonesia Andi Paraqleta Nur Eli; Nurhikmawati; Irmayanti; Imran Safei; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 12 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i12.168

Abstract

Overweight adalah suatu kondisi dimana berat badan seseorang lebih besar dari berat rata-rata. Menurut data WHO, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun keatas mengalami overweight, yang menunjukkan bahwa satu dari setiap tujuh orang yang mereka temui memiliki masalah berat badan. Pada orang dewasa yang mengalami overweight, bisa diakibatkan karena faktor resiko universal yaitu asupan makanan, aktivitas fisik, dan perilaku kurang gerak. Setiap gerakan tubuh yang disebabkan oleh otot rangka yang melibatkan pengeluaran energi disebut sebagai aktivitas fisik. Aktivitas fisik diperlukan dalam proses pengeluaran energi untuk mencapai keseimbangan energi negatif dan keseimbangan lemak dalam tubuh, terutama dalam proses oksidasi lemak. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada tenaga kependidikan di UMI. Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian dengan metode analitik observasional dengan menggunakan rancangan case control yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara setiap variabel. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu dengan pengisian kuisioner. Dari 40 sampel pada penelitian ini terdapat hubungan antara aktivitas fisk dengan kejadian overweight dengan nilai p = 0.001, dari hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai p <0.05 yang membuktikan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian overweight pada tenaga kependidikan di UMI.
Perbandingan Kadar Hemoglobin pada Anak Stunting dan NonStunting Rizki Handayani; Sri Julyani; Nur fadilah Khalid; Nesyana Nurmadilla; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i2.182

Abstract

Stunting atau tinggi badan rendah dibandingkan umur seseorang menunjukkan adanya kekurangan gizi pada periode paling kritis tumbuh kembang seseorang di awal masa kehidupannya. Hal ini diidentifikasi dengan menilai panjang atau tinggi anak dibandingkan dengan usianya dan menginterpretasikan hasil pengukuran tersebut dengan membandingkannya dengan nilai standar yang berlaku. Kejadian stunting tidak pernah lepas dari asupan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, serta lemak. Asupan mineral mikro seperti zat besi dan zinc juga perlu diperhatikan, intake zat besi yang tidak adekuat akan mengurangi simpanan zat besi dan akan berlanjut dimanifestasikan dengan penurunan kadar hemoglobin.
Efektifitas Ekstrak Daun Kemangi & Ekstrak Daun Sirih Merah sebagai Anti Mikroba Staphylococcus aureus Penyebab Furunkle Nur Khairunnisa; Lisa Yuniati; Andi Sitti Fahirah Arsal; Hermiaty; Rachmat Faisal Syamsu
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 3 No. 2 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v3i2.185

Abstract

Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif yang berdiameter 0,5-1,5 µm yang terdapat secara tunggal maupun berpasangan, dan berbentuk seperti anggur yang tidak beraturan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit dengan tanda-tanda yang khas, yaitu peradangan. Furunkel (boil) merupakan keradangan akut yang dalam di folikel rambut dan sekitarnya. Daun kemangi di kenal kaya akan minyak atsiri, tanin sedangkan daun sirih merah di kenal akan flovanoid dan saponin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak daun kemangi (Ocinum basilicum) dan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dapat menghambat pertumbuhan dari bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini merupakan Literature Review dengan metode Narrative Review. Diketahui bahwa mengekstrak daun kemangi konsentrasi ekstrak yang paling baik yaitu pada konsentrasi 1,5% menghambat bakteri. Sedangkan daun sirih merah dengan konsentrasi 12,5% dapat memperbaiki kulit histopatologi luka tikus yang terinfeksi S. aureus.