Mochammad Dawam Maghfoer
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

PENGARUH PEMBERIAN KASEIN HIDROLISAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STROBERI VARIETAS LOKAL BERASTAGI (Fragaria x ananassa Duchesne) HASIL KULTUR MERISTEM Dosmauli Aruan; Oka Ardiana Banaty; Mochammad Nawawi; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberian kasein hidrolisat mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi. Peningkatan dosis kasein hidrolisat akan meningkatkan asam amino, jumlah klorofil dan aktivitas fotosintesis pada tanaman. Tujuan penelitian adalah mendapatkan dosis dan waktu pemberian kasein hidrolisat yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stroberi. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bibit stroberi varietas Berastagi hasil kultur meristem, pupuk kandang, pupuk NPK 16:16:16, arang sekam, tanah, polibag, insektisida Prefonofos 500 g/L, fungisida Propineb 70% dan Tebuconazole 25%. Rancangan yang digunakan adalah acak kelompok  dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari tanpa pemberian kasein hidrolisat (D0), dosis 5,81 mg/100/ml diberikan setiap 1 minggu (D1), dosis 11,62 mg/100/ml diberikan setiap 1 minggu (D2), dosis 23,31 mg/100/ml diberikan setiap 1 minggu (D3), dosis 46,62 mg/100/ml diberikan setiap 1 minggu (D4), dosis 11,62 mg/100/ml diberikan setiap 2 minggu (D5), dosis 23,24 mg/100/ml diberikan setiap 2 minggu (D6), dosis 46,62 mg/100/ml diberikan setiap 2 minggu (D7) dan dosis 93,24 mg/100/ml diberikan setiap 2 minggu (D8). Penelitian dilaksanakan di Screen house Balitjestro, Kota Batu, mulai bulan Desember sampai April 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan pemberian dosis 11,62 mg/100/ml per rumpun (D5) lebih efektif dibandingkan dosis lainnya karena dapat menekan biaya produksi tanaman stroberi. Kata kunci: Fragaria x ananassa Duchesne, Pemberian Kasein Hidrolisat, Stroberi, Produksi.
APLIKASI PGPR DAN DEKAMON SERTA PEMANGKASAN PUCUK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) TIPE TEGAK Dewi Indah Srirejeki; Mochammad Dawam Maghfoer; Ninuk Herlina
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi buncis yang berfluktuasi dan cenderung masih rendah mengakibatkan kebutuhan baik di dalam maupun untuk tujuan ekspor masih belum terpenuhi. Penambahan nutrisi dalam melakukan budidaya buncis merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil buncis dilapang. Penambahan nutrisi dapat diberikan berupa pupuk organik maupun pupuk hayati (Plant Growth Promotor Rhizobacteria) atau dengan penambahan zat pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi ZPT (PGPR dan Dekamon) serta pemangkasan pucuk terhadap produktivitas buncis tipe tegak. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Desa Tumpang Kecamatan Talun Kabupaten Blitar dengan ketinggian tempat 200 m diatas permukaan laut dan dimulai pada bulan Juni hingga Agustus 2012. Metode penelitian yang digunakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan ZPT serta pemangkasan pucuk memberikan respon terhadap produktivitas tanaman buncis tegak. Aplikasi PGPR tanpa pemangkasan pucuk mampu menghasilkan bobot segar polong per hektar sebesar 15,41 ton ha-1 atau meningkat sebesar 62,39% dibandingkan tanpa PGPR dan Dekamon serta pemangkasan pucuk.  Perlakuan tanpa ZPT, pemangkasan pucuk umur 14 dan 28 hst dapat meningkatkan bobot segar polong per tanaman dan per hektar sebesar 54,16% dan 42,89 % dibandingkan tanpa pemangkasan pucuk. Aplikasi PGPR dapat meningkatkan produktivitas tanaman buncis apabila tanpa dilakukan pemangkasan pucuk, jika dilakukan pemangkasan pucuk saat umur 14, 21, dan 28 hst aplikasi PGPR serta Dekamon tidak dapat meningkatkan produktivitas buncis. Kata kunci: buncis tipe tegak, PGPR, Dekamon, Pemangkasan Pucuk, Produksi
PENGARUH PENGENDALIAN GULMA TERHADAP TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) PADA SISTEM OLAH TANAH Rio Yanuar Latifa; Mochammad Dawam Maghfoer; Eko Widaryanto
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 4 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kendala budidaya tanaman kedelai adalah gulma dalam hal persaingan untuk mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Upaya pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara teknik peng-olahan lahan dan penentuan cara pengen-dalian gulma yang tepat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh teknik persiapan lahan dan pengendalian gulma terhadap partumbuhan dan produksi kedelai serta memperoleh sistem olah tanah dan pengendalian gulma yang tepat. Penelitian dilakukan di Desa Ploso Lor, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai Oktober 2013. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa, tidak terdapat interaksi antara olah tanah dan teknik pengendalian gulma. Berat kering gulma lebih dipengaruhi oleh teknik pengendalian gulma. Perlakuan G1 (Penyiangan 15+30+45+60 hst) mampu  menekan berat kering gulma 60-80% diban-dingkan G0 (tanpa peng-endalian. Perla-kuan G4 (Herbisida Pra tumbuh Metribuzin 2 l ha-1 dan penyiangan 30 hst) adalah per-lakuan terbaik dalam meningkatkan pertum-buhan dan hasil tanaman kedelai diban-dingkan dengan perlakuan yang lain. Perla-kuan G4 (Herbisida Pra tumbuh Metribuzin 2 l ha-1 dan penyiangan 30 hst) mampu me-ningkatkan luas daun (30-45%), berat kering tanaman (± 55%) dan hasil ton (47,29%) dibandingkan G0 (tanpa pengendalian. Kata kunci: Kedelai, Gulma, olah tanah, penyiangan, Metribuzin
PENGARUH PANJANG TUNAS DAN BOBOT RIMPANG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) Lutfi Qurrotun A’yun; Mochammad Dawam Maghfoer; Tatik Wardiyati
Produksi Tanaman Vol. 3 No. 7 (2015)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia. Perbanyakan tanaman temulawak yang sering digunakan yaitu berasal dari rimpang. Rimpang temulawak yang digunakan merupakan rimpang cabang. Dalam budidaya temulawak, bobot rimpang yang digunakan sebagai bahan tanam akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Rimpang temulawak yang akan digunakan sebagai bahan tanam sebaiknya sudah muncul tunas. Rimpang yang telah bertunas, apabila digunakan sebagai bahan tanam pertumbuhannya akan lebih cepat dibandingkan dengan rimpang yang belum bertunas. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh panjang tunas dan bobot rimpang terhadap pertumbuhan tanaman temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, meliputi 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah panjang tunas dengan 3 taraf yaitu : 2-4 cm, >4-6 cm dan >6-8 cm. Faktor kedua bobot rimpang dengan 3 taraf yaitu : 5-10 g, >10-15 g dan >15-20 g. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara penggunaan panjang tunas dan bobot rimpang terhadap semua variabel pengamatan.  Penggunaan panjang tunas >4-6 cm dan >6-8 cm menghasilkan jumlah anakan, bobot kering rimpang dan bobot segar rimpang panen yang lebih tinggi dibandingkan panjang tunas 2-4 cm.  Penggunaan bobot rimpang >15-20 g menghasilkan tinggi tanaman, diameter batang, luas daun, bobot kering daun, bobot kering batang, bobot kering akar, bobot kering rimpang dan bobot segar rimpang panen yang lebih tinggi dibandingkan bobot rimpang yang lain. Kata kunci : Temulawak, Panjang Tunas, Bobot Rimpang, Pertumbuhan
PENGARUH SUMBER PUPUK NITROGEN DAN WAKTU PEMBERIAN UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Sturt. var. saccharata) Resqi Hapsari Ramadhani; Mochammad Roviq; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produktivitas jagung manis dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah. Penelitian dengan tujuan untuk memperoleh sumber pupuk N dan waktu pemberian urea yang tepat pada tanaman jagung manis telah dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2014 di Kebun Percobaan Universitas Brawijaya, Jatikerto, Kromengan, Malang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 10 perlakuan dan diulang 3 kali. Perlakuan tersebut terdiri dari : P1=100% N Urea diberikan 3 kali dosis 138 kg N/ha; P2=100% N Urea diberikan 3 kali dosis 184 kg N/ha; P3=75% N Urea diberikan 1 kali + 25% N PK dosis 138 kg N/ha; P4=75% N Urea diberikan 2 kali + 25% N PK dosis 138 kg N/ha; P5=75% N Urea diberikan 1 kali + 25% N PK dosis 184 kg N/ha; P6=75% N Urea diberikan 2 kali + 25% N PK dosis 184 kg N/ha; P7=50% N Urea diberikan 1 kali + 50% N PK dosis 138 kg N/ha; P8=50% N Urea diberikan 2 kali + 50% N PK dosis 138 kg N/ha; P9=50% N Urea diberikan 1 kali + 50% N PK dosis 184 kg N/ha; P10=50% N Urea diberikan 2 kali + 50% N PK dosis 184 kg N/ha. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan 75% N Urea diberikan 2 kali + 25% N pupuk kandang dosis 184 kg N/ha mampu menghasilkan tongkol berkelobot yang tinggi (29,67 ton/ha), 6,7% lebih tinggi dibandingkan perlakuan 100% N Urea diberikan 3 kali dosis 184 kg N/hayang hanya mampu menghasilkan 27,67 ton/ha. Kata kunci : Jagung Manis, Nitrogen,Urea, Pupuk Kandang
PENGARUH BEBERAPA MACAM MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK PLANTLET TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA KEMBANG Berry Kurniawan; Agus Suryanto; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)  dapat dikembangbiakkan dengan dua cara, yaitu perbanyakan secara tradisional dan perbanyakan secara cepat. Melalui perbanyakan secara cepat dapat mempersingkat massa perbanyakan bibit dan dapat meningkatkan jumlah bibit dengan kualitas yang terjamin. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan media tumbuh yang paling optimal sehingga dapat memberi pengaruh yang baik pada pertumbuhan stek plantlet kentang, telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di Cangar pada bulan Maret hingga Juni 2014. Metode penelitian yang digunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri dari 9 perlakuan sebagai berikut :K1 : Media tanah, K2: Media arang sekam, K3: Media arang sekam + tanah (1 : 1), K4 : Media cocopeat, K5: Media cocopeat + tanah (1 : 1), K6 : Media humus, K7 : Media humus + tanah (1 : 1), K8 : Media pupuk kandang ayam, K9 : Media pupuk kandang ayam + tanah (1 : 1). Bahan tanam stek pucuk plantlet tanaman kentang Varietas Granola Kembang yang diperoleh dari hasil kultur jaringan. Pengamatan yang dilakukan meliputi. Persentase tanaman tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang tunas dan diameter batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 macam media yang digunakan pada penelitian ini terdapat satu media yaitu media pupuk kandang ayam menunjukkan hasil terendah dibanding perlakuan lainnya pada semua parameter pengamatan, sedangkan media yang lain memiliki kemampuan yang sama dalam meningkatkan pertumbuhan stek plantlet tanaman kentang. Kata kunci : Plantlet, Stek pucuk, Kentang, Komposisi media.
KAJIAN PENGGUNAAN MULSA PLASTIK DAN TIGA GENERASI UMBI BIBIT YANG BERBEDA PADA KOMODITAS KENTANG (Solanum tuberosum L.) VARIETAS GRANOLA Kharisma Marta Prayoga; Mochammad Dawam Maghfoer; Agus Suryanto
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi kentang di Indonesia hanya mencapai 16,58 ton perhektar, sedangkan potensi produksi kentang Nasional sebesar 20 ton perhektar. Produksi tanaman kentang di Indonesia dapat ditingkatkan dengan penggunaan bibit yang baik serta cara budidaya yang tepat. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman kentang yaitu dengan penggunaan mulsa plastik dengan warna yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis mulsa plastik dengan kombinasi warna yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kentang. Penelitian dilaksanakann pada bulan Maret 2014 sampai dengan bulan juni 2014, desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.  Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukan penggunaan berbagai macam mulsa plastik mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman pada tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering umbi, bobot kering total tanaman yang lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan mulsa. Perlakuan mulsa plastik hitam perak, mulsa plastik perak dan perlakuan mulsa plastik hitam pada semua generasi memiliki potensi hasil yang sama yaitu 27,23 – 38,07 ton ha¯¹. Kata kunci: Solanum tuberosum L.,Kentang Granola L, Penggunaan Mulsa Plastik, Umbi Bibit G3, Umbi bibit G4.
PENGARUH KETEBALAN MEDIA TANAM DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BIBIT KENTANG (Solanum tuberosum L.) G1 VARIETAS GRANOLA KEMBANG Betty Meiariani Nugrohowati; Mochammad Dawam Maghfoer; Tatik Wardiyati
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 4 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab penurunan produksi kentang di Indonesia ialah kurangnya ketersediaan bibit bermutu dan teknik budidaya yang khusus seperti ketebalan media tanam dan waktu pemberian pupuk. Bibit kentang G0 diperoleh hasil stek mini dari kultur jaringan yang bebas virus, oleh sebab itu perlu diperbanyak untuk menghasilkan umbi G1. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil umbi kentang ialah ketebalan media tanam. Ketebalan media tanam yang berbeda akan mempengaruhi pada jumlah umbi. Faktor utama pada pupuk daun ialah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen. Waktu pemberian pupuk daun yang berbeda dapat meningkat-kan hasil panen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketebalan media tanam dan waktu pemberian pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil kentang (Solanum tuberosum L.) G1 va-rietas Granola Kembang. Penelitian di-laksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan Agustus 2014, di Kebun Percobaan Cangar, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 10 perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan ketebalan media tanam 15 cm+pemberian pupuk daun Gandasil B pada umur 21, 28, 35, dan 42 hst menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi pada umur 42 dan 56 hst dibanding perlakuan yang lain. Perlakuan ketebalan media tanam dan interval pemberian pupuk daun Gandasil B tidak mempengaruhi semua variabel pengamatan dan komponen hasil.
PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCHOY (Brassica rapa L. var. chinensis) Rifa Meri Puspita Sari; Mochammad Dawam Maghfoer; Koesriharti Koesriharti
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 5 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan produksi tanaman pakchoy dapat dilakukan melalui pemupukan dan pengairan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh frekuensi penyiraman dan dosis pupuk kandang ayam yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoy (Brassica rapa L. var. chinensis). Percobaan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 di Desa Tegalweru, Kecamatan Dau, Malang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yang diulang 3 kali. Faktor 1 frekuensi penyiraman (P), yang terdiri dari : P1 = penyiraman 1 hari sekali, P2 = penyiraman 2 hari sekali, P3 = penyiraman 3 hari sekali. Faktor 2 dosis pupuk kandang ayam (A), yang terdiri dari : A1 = dosis 5 t ha-1, A2 = 10 t ha-1, A3 = 15 t ha-1, A4 = 20 t ha-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara perlakuan frekuensi penyiraman dengan dosis pupuk kandang ayam terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering total tanaman, bobot segar bagian tanaman yang dapat dikonsumsi, bobot segar total tanaman, dan indeks panen. Perlakuan frekuensi penyiraman 3 hari sekali menghasilkan rerata tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar bagian tanaman yang dapat dikonsumsi dan bobot segar total tanaman lebih tinggi daripada frekuensi penyiraman 1 hari sekali dan 2 hari sekali. Perlakuan dosis pupuk kandang ayam hanya berpengaruh nyata terhadap luas daun dan bobot kering total tanaman.
RESPON TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var. botrytis L.) YANG DITANAM PADA LAHAN SETELAH TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.) YANG DIPERLAKUKAN DENGAN APLIKASI BERBAGAI KOMBINASI SUMBER N DAN EM4 Mardianti Utami; Mochammad Nawawi; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 4 No. 7 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Potensi produktivitas kubis bunga   (Brassica oleracea var. botrytis L.) di Indonesia mengalami penurunan, hal tersebut dapat diupayakan dengan memperbaiki kesuburan tanah melalui pengurangan aplikasi pupuk anorganik dan penambahan pupuk organik. Penelitian bertujuan untuk mempelajari pengaruh residu berbagai kombinasi sumber N (anorganik-organik) dan EM4 terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis telah dilaksanakan pada bulan Maret 2014 hingga Juni 2014 di Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial yang diulang 3 kali. Faktor pertama ialah residu proporsi pupuk N yaitu : 100% urea, 75% urea + 25% kandang kambing, 50% urea + 50% kandang kambing, K3 = 25% urea + 75% kandang kambing. Faktor kedua ialah residu dosis EM4, yaitu : 10, 20 dan 30 liter ha-1. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antar perlakuan dan residu dosis EM4 tidak berpengaruh nyata, sedangkan pada residu proporsi pupuk N anorganik-organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang dan bobot segar bunga. Residu proporsi pupuk N  (anorganik-organik) menghasilkan bobot bunga lebih besar daripada perlakuan yang hanya dipupuk urea (kontrol). Bobot bunga yang paling besar didapatkan pada perlakuan 25% pupuk urea + 75% pupuk kandang kambing sebesar 32,4 ton ha-1.