Mochammad Dawam Maghfoer
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search
Journal : Jurnal Produksi Tanaman

MULTIPLIKASI KULTUR MERISTEM STROBERI KULTIVAR EARLIBRITE DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRASI HORMON BAP DAN KINETIN Dhimas Sigit Bimantara; Mochammad Dawam Maghfoer; Nunun Barunawati; Yenni Yenni; Ahmad Syahrian Siregar
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 3 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketersediaan bibit stroberi berkualitas dan bebas penyakit masih terbatas di Indonesia. Perbanyakan in vitro merupakan salah satu alternatif penyediaan bibit stroberi dalam jumlah besar dan bebas dari penyakit serta virus. Perbanyakan in vitro membutuhkan media yang sesuai untuk pertumbuhan eksplan agar dapat beregenerasi secara optimal. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh konsentrasi terbaik diantara penggunakan sitokinin BAP dan Kinetin terhadap pembentukan tunas dan induksi planlet pada stroberi kultivar Earlibrite. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober hingga Desember 2015 di laboratorium kultur jaringan balai penelitian jeruk dan buah subtropika (BALIJESTRO), Tlekung, kota Batu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 9 perlakuan dengan 3 kali ulangan dan 2 ulangan cadangan. Perlakuan terdiri dari BAP dan Kinetin masing-masing pada konsentrasi 0,25, 0,50, 0,75 dan 1,00 mg/L serta kontrol. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan BAP dengan konsentrasi 0,5+ NAA 0,025 mg/L memberikan hasil terbaik terhadap jumlah tunas dan jumlah daun. Sedangkan perlakuan Kinetin dengan konsentrasi 1,00 + NAA 0,025 mg/L memberikan hasil terbaik dalam pembentukan formasi perakaran, diameter klaster dan tinggi planlet stroberi.
RESPONS DUA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) TERHADAP “PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA” (PGPR) DENGAN KONSENTRASI BERBEDA Muhammad Putra Ramadhan; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 5 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbaikan sistem budidaya bawang merah (Allium ascalonicum L.) sangat penting dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan sekaligus menekan angka impor. Salah satunya adalah dengan menggunakan pupuk hayati PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). Penelitian dilaksanakan di Desa Pajeng Kecamatan Gondang Kabupaten Bojonegoro menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Faktor 1 adalah varietas: varietas Manjung dan Bauji. Faktor 2 adalah konsentrasi PGPR: 0 ml/l, 5 ml/l, 10 ml/l, 15 ml/l, dan 20 ml/l. Terdapat 10 perlakuan kombinasi yang diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari peubah pertumbuhan (non destruktif) dan pengamatan hasil (destruktif). Pengamatan pertumbuhan meliputi panjang tanaman, luas daun, jumlah anakan, dan jumlah daun. Sedangkan pengamatan hasil meliputi jumlah umbi per rumpun, diameter umbi, bobot segar brangkasan per rumpun dan per hektar, bobot kering brangkasan per rumpun dan per hektar, dan bobot kering umbi per hektar. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), yang di uji lanjut dengan Beda Nyata Jujur (BNJ) 5%. Hasil menunjukkan bahwa  Varietas Manjung menghasilkan umbi bawang merah lebih tinggi dengan hasil bobot segar brangkasan 56,6 g/rumpun dan bobot kering brangkasan 46,2 g/rumpun dibanding varietas Bauji (bobot basah 44,13 g/rumpun dan bobot kering 35 g/rumpun). Aplikasi PGPR pada konsentrasi 20 ml/l menunjukkan hasil bobot segar brangkasan 63,17 g/rumpun dan bobot kering brangkasan 52 g/rumpun dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil umbi bawang merah per hektar menunjukkan hasil yang lebih tinggi dengan konsentrasi PGPR 20 ml/l pada kedua varietas yang diuji (Manjung 9,39 ton/ha dan Bauji 7,59 ton/ha).
EFEKTIVITAS ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HIDROGEN SIANAMIDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN APEL (Malus sylvestris Mill.) var. MANALAGI Risky Widayanti; Mochammad Dawam Maghfoer
Produksi Tanaman Vol. 6 No. 5 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah apel banyak digemari di Indonesia karena  mengandung gizi yang bermanfaat diantaranya ialah pektin, quercetin (anti kanker dan anti radang) serta vitamin C yang tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan konsentrasi optimum zat pengatur tumbuh hdrogen sianamida terhadap kecepatan kuncup membuka serta peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman apel. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Poncokusumo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan perlakuan ialah konsentrasi hidrogen sianamida yang terdiri atas 5 taraf: (K0): Kontrol, (K1): konsentrasi 25 ml/l/pohon, (K2): konsentrasi 50 ml/l/pohon, (K3): konsentrasi 75 ml/l/ pohon, (K4): konsentrasi 100 ml/l/ pohon. Parameter pengamatan meliputi pertumbuh-an, hasil dan komponen hasil. Parameter pertumbuhan terdiri dari: persentase kuncup membuka (terminal dan lateral), jumlah daun, panjang tunas, diameter tunas. Parameter hasil dan komponen hasil meliput: jumlah bunga, persentase fruitset, jumlah buah/cabang, jumlah buah/pohon, berat buah/pohon, diameter buah. Bila terdapat pengaruh beda nyata maka dilakukan uji lanjutan dengan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrogen sianamida dapat menghasilkan persentase pecah tunas terminal dan lateral yang membuka, panjang tunas, diameter tunas, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah biji, dan diameter buah lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kontrol dan pada konsentrasi 50 ml/l dapat me-ningkatkan hasil bobot buah/pohon mencapai 10,37 kg/pohon. Perlakuan zat pengatur tumbuh hidrogen sianamida dengan konsentrasi 50 ml/l (K2) efektif untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada tanaman apel varietas Manalagi.