Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Export Determinants of RCEP Negotiating Countries: Does REER Matter? Susilo, Ignatia Bintang Filia Dei; Ramadhan, Rifky Wahyu
WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 4, No 2 (2023): November
Publisher : Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/wlfr.v4i2.6420

Abstract

With the use of panel data analysis, this study seeks to determine how the Real Effective Exchange Rate (REER) affects the overall exports from the ASEAN-5 nations (Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand, and the Philippines) as well as several neighboring nations (Australia, India, Japan, South Korea, New Zealand, and China). An increase in a country's REER indicates a weakening of the country's trade competitiveness, assuming the other variables remain (ceteris paribus). Based on the results of the study, it was found that the effect of REER was different for ASEAN-5 and non-ASEAN and did not significantly affect the total exports of the 11 countries. The REER coefficient is positive for non-ASEAN countries and the value is higher for high-income countries. The REER coefficient is negative for ASEAN-5 countries but not significant. The negative value is more significant for middle-income countries. The effect of REER on total exports can depend on the type of commodity traded in a country (using natural resources that are abundant in the country or not). Export products that rely on imported raw materials cause when depreciation occurs, the price of raw materials becomes more expensive, increases the price of the final product, and also decreases the terms of trade of related products.Dengan menggunakan analisis data panel, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Real Effective Exchange Rate (REER) mempengaruhi keseluruhan ekspor dari negara-negara ASEAN-5 (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina) serta beberapa negara tetangga (Australia, India, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru, dan Tiongkok). Peningkatan REER suatu negara mengindikasikan melemahnya daya saing perdagangan negara tersebut, dengan asumsi variabel lain tetap (ceteris paribus). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengaruh REER berbeda untuk ASEAN-5 dan non-ASEAN dan tidak berpengaruh signifikan terhadap total ekspor 11 negara tersebut. Koefisien REER positif untuk negara non-ASEAN dan nilainya lebih tinggi untuk negara berpenghasilan tinggi. Koefisien REER negatif untuk negara-negara ASEAN-5 tetapi tidak signifikan. Nilai negatifnya lebih besar dan signifikan untuk negara berpenghasilan menengah. Pengaruh REER terhadap total ekspor dapat bergantung pada jenis komoditas yang diperdagangkan di suatu negara (menggunakan sumber daya alam yang melimpah di negara tersebut atau tidak). Produksi barang ekspor dengan bahan baku impor menyebabkan ketika terjadi depresiasi, harga bahan baku menjadi lebih mahal, menaikkan harga produk akhir, sehingga menurunkan terms of trade produk terkait.
PENGARUH PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH DAN PENGELUARAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Hayati, Jurni; Hanapia, Asep Yusup; Ramadhan, Rifky Wahyu
Convergence: The Journal of Economic Development Vol.6 No.1 (2024)-IN PRESS
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/convergencejep.v6i1.35200

Abstract

Economic growth depends on the amount of public consumption expenditure, government consumption expenditure, investment spending, and the value of net exports. The trend of economic growth in Indonesia during the 2011-2023 period declined, even in 2020 it experienced a drastic decline to minus 2.07 percent because of Covid-19 Pandemic. To increase Indonesia's economic growth, the government has implemented policies that can encourage an increase in household consumption spending by allocating funds for social protection and government consumption spending by increasing funds for spending on ministries/agencies. This study aims to analyze the effect of government consumption spending and investment spending on economic growth in Indonesia. The analytical method used in this study is multiple linear regression analysis and the data used is time series data for the years 2011-2023. Based on the results of the study, partially, the variable of government consumption expenditure (NPPKP) has no effect on economic growth in Indonesia, while investment expenditure (NPPM) has a positive and significant effect on economic growth in Indonesia. Then simultaneously, the government consumption expenditure variable (NPPKP) and the investment expenditure variable (NPPM) have a significant effect on economic growth in Indonesia. Based on the determination coefficient test yields an adjusted R-square value of 0.67, indicating that the variables can account for approximately 67 percent and 33 percent of the economic growth variable, respectively, through other variables not included in the analysis. Keywords: Economic Growth, Government Consumption Expenditure, Investment Expenditure Abstrak Pertumbuhan ekonomi bergantung pada besaran belanja konsumsi publik, belanja konsumsi pemerintah, belanja investasi, dan nilai ekspor bersih. Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode 2011-2023 menurun, bahkan pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis menjadi minus 2,07 persen karena Pandemi Covid-19. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, pemerintah telah menerapkan kebijakan yang dapat mendorong peningkatan belanja konsumsi rumah tangga dengan mengalokasikan dana untuk perlindungan sosial dan belanja konsumsi pemerintah dengan meningkatkan dana untuk belanja kementerian/lembaga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh belanja konsumsi pemerintah dan belanja investasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dan data yang digunakan adalah data deret waktu tahun 2011-2023. Berdasarkan hasil penelitian, secara parsial Belanja Pemerintah (NPPKP) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sedangkan belanja investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kemudian secara simultan variabel pengeluaran konsumsi pemerintah (NPPKP) dan variabel pengeluaran investasi (NPPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Berdasarkan uji koefisien determinasi diperoleh nilai Adjusted R-square sebesar 0,67, yang menunjukkan bahwa variabel pengeluaran konsumsi pemerintah (NPPKP) dan variabel pengeluaran investasi (NPPM) mampu menjelaskan variabel pertumbuhan ekonomi sekitar 67 persen dan 33 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Konsumsi Pemerintah, Belanja Investasi
Strategi Pengembangan Ekonomi Desa Margacinta melalui Integrasi Objek Wisata Lokal dan Produk Desa Supriadi, Apip; Komarlina, Dwi Hastuti Lestari; Ramadhan, Rifky Wahyu; Ardiani, Gusti Tia; Kurniawan, Dian
Abdimas Galuh Vol 6, No 2 (2024): September 2024
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v6i2.15722

Abstract

Pariwisata memiliki dampak signifikan pada aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, merupakan salah satu desa dengan potensi wisata alam yang besar, seperti body rafting, wisata edukasi mangrove, serta produk lokal asli desa seperti madu budidaya, dodol singkong, dan lain lain. Namun, promosi yang kurang optimal dan belum terintegrasinya objek wisata dengan produk lokal menjadi salah satu penyebab rendahnya kunjungan wisatawan ke Desa Margacinta. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan masukan pengembangan ekonomi Desa Margacinta melalui integrasi objek wisata lokal dan produk asli desa. Metode yang digunakan adalah Participatory Rural Appraisal (PRA), yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam identifikasi masalah, penyusunan solusi, dan evaluasi. Dalam kegiatan pengabdian ini disampaikan bahwa integrasi antara wisata alam dan produk lokal dapat meningkatkan daya tarik wisatawan dan pendapatan masyarakat jika didukung dengan strategi promosi yang efektif. Beberapa strategi promosi yang disarankan meliputi pemanfaatan media sosial, kerja sama dengan influencer, dan pembuatan paket/bundling wisata dengan produk lokal. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan visibilitas Desa Margacinta, bisa menarik lebih banyak wisatawan, dan pada akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat desa secara berkelanjutan. Disarankan perlu adanya dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah, serta pelatihan bagi generasi muda dalam memanfaatkan media sosial untuk turut serta mempromosikan desa.