Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search
Journal : JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE

Skrining Fitokimia Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus sinensis) dan Batang Serai (Cymbopogon citratus) Saulie, Diffa Aprilydia; Kulla, Periskila Dina Kali; Zulwanis, Zulwanis; Marniati, Marniati
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 10, No 1 (2024): April 2024
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v10i1.3939

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi kandungan senyawa kimia dan potensi farmakologis minyak atsiri dari kulit jeruk manis (Citrus sinensis L) dan batang serai (Cymbopogon citratus). Skrining fitokimia mengidentifikasi flavonoid, saponin, tanin, dan triterpenoid, sementara alkaloid tidak terdeteksi. Standarisasi menunjukkan semua parameter memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia (MMI). Rendemen minyak atsiri adalah 0,0778% untuk kulit jeruk dan 0,116% untuk batang serai. Senyawa bioaktif dalam minyak atsiri memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, antijamur, antiinflamasi, dan antitumor. Temuan ini mendukung penggunaan minyak atsiri dari kedua tanaman dalam pengobatan tradisional dan modern.Kata kunci: Skrining Fitokimia, Citrus sinensis, Cympogon citratus, Minyak AtsiriThis study evaluated the content of chemical compounds and pharmacological potential of essential oils from sweet orange peel (Citrus sinensis L) and lemongrass stem (Cymbopogon citratus). Phytochemical screening identifies flavonoids, saponins, tannins, and triterpenoids, while alkaloids are not detected. Standardization shows that all parameters meet the requirements of Materia Medika Indonesia (MMI). The yield of essential oils is 0.0778% for orange peel and 0.116% for lemongrass stems. The bioactive compounds in essential oils have antioxidant, antibacterial, antifungal, anti-inflammatory, and antitumor activities. These findings support the use of essential oils from both plants in traditional and modern medicine.Keywords: Phytochemical Screening, Citrus sinensis, Cympogon citratus, Essential Oils
Formulasi Sediaan Tabir Surya Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Meilina, Rulia; Dewi, Rahma; Kesumawati, Kesumawati; Kulla, Periskila Dina Kali; Rezeki, Sahbainur
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.2864

Abstract

Tabir surya merupakan kosmetik pelindung yang memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan kulit, dari pengaruh buruk paparan sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan dan mengetahui aktivitas tabir surya dari ekstrak daun seledri. Metode penelitian secara eksperimental laboratorium. Sediaan tabir surya diformulasikan dengan menambahkan ekstrak seledri dengan komposisi 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) dan kontrol negatif. setiap sediaan tabir surya diukur nilai aktivitas tabir surya. Uji aktivitas formulasi menunjukkan bahwa ekstrak daun seledri memiliki aktivitas sebagai tabir surya. Pada F1 sebesar 4,5553 SPF, F2 sebesar 7,3183 SPF, F3 sebesar 8,1573 SPF, sedangkan kontrol negatif tidak menghasilkan daya proteksi. Kesimpulan Formulasi sediaan tabir surya ekstrak daun seledri memiliki aktivitas tabir surya.Kata kunci: Tabir surya, daun seledri,  antioksidan, SPFSunscreen is a protective cosmetic that has a very important role in maintaining healthy skin, from the bad effects of sun exposure. This study aims to formulate and determine the activity of sunscreen from celery leaf extract. Laboratory experimental research methods. Sunscreen preparations are formulated by adding celery extract with a composition of 2% (F1), 4% (F2), 6% (F3) and negative control. For each sunscreen preparation, the value of sunscreen activity was measured. Formulation activity test showed that celery leaf extract has activity as a sunscreen. In F1 it was 4.5553 SPF, F2 was 7.3183 SPF, F3 was 8.1573 SPF, while the negative control did not produce any protection. Conclusion The formulation of celery leaf extract sunscreen has sunscreen activity.Keywords: Sunscreen; celery; antioxidants; SPF
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis Aldafi, Daevanul Aslam; Kulla, Periskila Dina Kali; Meilina, Rulia; Zulwanis, Zulwanis
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i2.3562

Abstract

Ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman obat tradisional dari famili solanaceae sering dimanfaatkan dalam penyembuhan gangguan penyakit infeksi kulit. Daun Ciplukan (Physalis angulata L.) memiliki Aktivitas sebagai antimikroba pada pencegahan jerawat. Kandungan flavonoid dan saponin dalam daun ciplukan berperan penting sebagai permeabilitas dinding sel dan menimbulkan kematian sel. Daun ciplukan juga telah terbukti memiliki kandungan senyawa Flavonoid, saponin, tanin, dan glikosida. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat aktivitas antibakteri dan kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol daun ciplukan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode difusi dan dilusi menggunakan kertas cakram dengan beberapa konsentrasi ekstrak etanol daun ciplukan yaitu 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%. Tetrasiklin 0,25% sebagai kontrol positif dan Dimetil sulfoksida (DMSO) 1% sebagai kontrol negatif. Data hasil penelitian dianalisis dengan program elektrik computer yang dianalisis menggunakan komputerisasi sistem data (KSD) dengan hasil penelitian Diameter zona hambat serta kadar zona hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) yang dihasilkan pada pengujian ekstrak daun ciplukan terhadap Staphylococcus epidermidis dengan konsentrasi 25 % mendapatkan nilai rata-rata sebesar 11,62 mm sebagai aktivitas antibakteri dan kadar hambat minimum (KHM). kesimpulan bahwa ekstrak daun ciplukan memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermis dengan kekuatan zona hambat dalam (kategori kuat), Namun kadar bunuh minimum (KBM) pada konsentrasi 25% belum mampu membunuh bakteri Staphylococcus epidermidis dengan pengujian >25% agar ekstrak mampu membunuh bakteri. Kata kunci: Daun Ciplukan, antibakteri, aktivitas, Staphylococcus epidermidisCiplukan (Physalis angulata L.) is a traditional medicinal plant from the solanaceae family often used in healing skin infection diseases. Ciplukan leaves (Physalis angulata L.) have antimicrobial activity in the prevention of acne. The flavonoids and saponins in ciplukan leaves play an important role as cell wall permeability and cause cell death. Ciplukan leaves have also been shown to contain flavonoids, saponins, tannins, and glycosides. The purpose of this study was to see the antibacterial activity and minimum inhibitory levels (KHM) and minimum kill levels (KBM) of ciplukan leaf ethanol extract against Staphylococcus epidermidis bacteria. This study uses diffusion and dilution methods using disc paper with several concentrations of ethanol extract of ciplukan leaves, namely 5%, 10%, 15%, 20% and 25%. Tetracycline 0.25% as positive control and Dimethyl sulfoxide (DMSO) 1% as negative control. The research data were analyzed with an electric computer program analyzed using a computerized data system (KSD) with the results of the study The diameter of the inhibition zone and the minimum inhibitory zone level (KHM) and the minimum kill level (KBM) produced in testing ciplukan leaf extracts against Staphylococcus epidermidis with a concentration of 25% getting an average value of 11.62 mm as antibacterial activity and minimum inhibitory levels.Keywords: Ciplukan leaves, antibacterial, activity, Staphylococcus epidermidis    
Studi Crossectional Status Gizi Remaja Putri di SMAN 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Rahmi, Nuzulul; Husna, Asmaul; Kulla, Periskila Dina Kali
JOURNAL OF HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE Vol 9, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Ubudiyah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33143/jhtm.v9i1.3011

Abstract

Masalah yang sering terjadi pada remaja yang mengalami pubertas salah satunya terkait dengan status gizi. Remaja putri termasuk kelompok yang rentan mengalami masalahan gizi yang dapat diakibatkan oleh diet yang ketat, kebiasaan makan yang buruk, gaya hidup (life style), penyakit infeksi, penilaian pada diri sendiri (citra tubuh), aktivitas fisik yang dilakukan, kualitas tidur serta pengetahuan tentang gizi yang seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan durasi tidur dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Baitussalam. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain crosssectional study, populasi adalah remaja putri berjumlah 232 orang kemudian sampel dikecilkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan margin of error 10%  sehingga sampel menjadi 70 orang. Penelitian dilakukan dari tanggal 02 s/d 16 Desember 2022. Analisa data ini menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan komputerisasi nilai kemaknaan (a) 0,05 dengan nilai keyakinan 0,95. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara durasi tidur (p value 0,009) dan pola makan (p value 0,01) dengan status gizi remaja putri di SMAN 1 Baitussalam Kabupaten Aceh Besar.Kata Kunci : Status gizi, durasi tidur, pola makanOne of the problems that often occur in adolescents who are experiencing puberty is related to nutritional status. Adolescent girls are a group that is vulnerable to nutritional problems which can be caused by strict diets, poor eating habits, lifestyle, infectious diseases, self-assessment (body image), physical activity carried out, sleep quality and knowledge. about balanced nutrition. This study aims to determine the relationship between sleep duration and nutritional status of young women at SMAN 1 Baitussalam. This research is descriptive analytic with a cross-sectional study design, the population is 232 young women, then the sample is reduced using the Slovin formula with a margin of error of 10% so that the sample becomes 70 people. The research was conducted from 02 to 16 December 2022. This data analysis used the Chi Square statistical test with the help of a computerized significance value (a) of 0.05 with a confidence value of 0.95. The results showed that there was a relationship between sleep duration (p value 0.009) and diet (p value 0.01) with the nutritional status of young women at SMAN 1 Baitussalam, Aceh Besar District.Keywords: Nutritional status, sleep duration, dietary habit