Ndona, Yakobus
Pancasila Education And Citizenship Study Program, Faculty Of Social Sciences, Universitas Negeri Medan

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Kemanusiaan dalam falsafah hidup masyarakat Batak Toba Ndona, Yakobus
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.66 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.10441

Abstract

Kemanusiaan, zaman sekarang telah menjadi prinsip universal dalam membangun peradaban dunia. Indonesia telah menetapkan kemanusiaan sebagai salah satu sila dalam dasar negara. Kemanusiaan dalam Pancasila tidak bersumber dari pemikiran spekulatif filosofis tetapi dari nilai-nilai yang telah hidup dalam kebudayaan nusantara sejak ribuan tahun lalu. Kajian tentang kemanusiaan dalam berbagai kebudayaan nusantara akan membuat pemahaman terhadap prinsip kemanusiaan dalam sila kedua akan komprehensif dan mendalam. Tulisan ini hendak mengungkapkan pemikiran tentang kemanusiaan dalam budaya Batak Toba. Orang Toba memiliki prinsip kemanusiaan yang bersumber dari pemahaman tentang manusia yang bermartabat rajawi. Martabat luhur ini menuntut setiap orang diperlakukan secara adil dan bermartabat.
Kemanusiaan dalam falsafah hidup masyarakat Batak Toba Yakobus Ndona
Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.66 KB) | DOI: 10.12928/citizenship.v1i1.10441

Abstract

Kemanusiaan, zaman sekarang telah menjadi prinsip universal dalam membangun peradaban dunia. Indonesia telah menetapkan kemanusiaan sebagai salah satu sila dalam dasar negara. Kemanusiaan dalam Pancasila tidak bersumber dari pemikiran spekulatif filosofis tetapi dari nilai-nilai yang telah hidup dalam kebudayaan nusantara sejak ribuan tahun lalu. Kajian tentang kemanusiaan dalam berbagai kebudayaan nusantara akan membuat pemahaman terhadap prinsip kemanusiaan dalam sila kedua akan komprehensif dan mendalam. Tulisan ini hendak mengungkapkan pemikiran tentang kemanusiaan dalam budaya Batak Toba. Orang Toba memiliki prinsip kemanusiaan yang bersumber dari pemahaman tentang manusia yang bermartabat rajawi. Martabat luhur ini menuntut setiap orang diperlakukan secara adil dan bermartabat.
Efektivitas Model Pembelajaran Simbolik Pada Perkuliahan Agama Kristen dalam Menginternalisasikan Nilai-Nilai Iman dan Moral Sampitmo Habeahan; Yakobus Ndona
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.95

Abstract

The using of learning model determines learning outcomes. The symbolic learning model is a way to improve Christian lectures internalize the values of faith and moral so that it can contribute namely to form a human person with nobel character. What kinds of learning model is effective? The learning model in certain material is not effective in other material. Based on the problem and the formulation of the problem, the objectives of the study: First, to design and test it out the symbolic learning model in Christian Lectures. Second, to find out and to reveal the effectiveness the symbolic learning model in internalizing the values of faith and moral in Christian lectures. The characteristic of this research to solve the problem that being faced and make the condition better by action which is refined continuously. Researchers reflection found out the source of the problem is not in accordance. The researcher will be tested it out a alternative model by doing the model symbolic learning in Christian lectures. The discovery will contribute in national education in overcoming the gap between attain a level of understanding and character development. The research used the spiral model Kemmis and Taggart that will emphasize the reflection spiral. It self consist of planning, action, observation, reflection and replanning. The research was done with two circles. The result of the reflection and first circle recommendation determine needs and the activities of second circle. The data collection will be done by interview, observation, documentation and questionnaire. So, will be analyzed be by reduced, on display and conclusion. The data was analyzed quantitatively by formula: I =  X 100% (Internalization of values : total value = total college students x 100). The result of the research that the using of learning model symbol based in Christian education lectures can be used to achieve the values of faith and moral and stimulate the college student to build commitment embodiment of values in life.Penggunaan model pembelajaran menentukan hasil belajar.  Model pembelajaran simbolik sebagai jalan untuk mengembangkan perkuliahan Agama Kristen dengan menginternalisasikan nilai-nilai iman dan moral, sehingga dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yakni membentuk pribadi manusia yang berakhlak mulia. Apakah model pembelajaran simbolik efektif untuk menginternalisasi nilai iman dan moral mahasiswa? Berdasarkan masalah dan rumusan masalah penelitian ini bertujuan Pertama; untuk mendesain dan mengujicobakan model pembelajaran simbolik dalam perkuliahan Agama. Kedua; untuk menemukan dan mengungkapkan efektivitas model pembelajaran simbolik dalam menginternalisasikan nilai-nilai iman dan moral dalam perkuliahan Agama Kristen. Sifat khas penelitan ini adalah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan membuat kondisi lebih baik dengan tindakan yang disempurnakan secara terus-menerus. Refleksi peneliti menemukan sumber persoalan pada model pembelajaran yang tidak sesuai. Peneliti akan mengujicobakan suatu model alternatif, yakni model pembelajaran simbolik pada PAK, untuk menemukan efektivitas dari model ini. Penemuan akan berkontribusi pada dunia pendidikan dalam mengatasi jurang antara pencapaian tingkat pemahaman dengan pengembangan karakter. Penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart yang akan menekankan spiral refleksi diri yang terdiri dari perencanaan, tindakan, orservasi, dan refleksi dan perencanaan kembali sebagai untuk memahami apa yang seharusnya di buat untuk mengembangkan situasi pendidikan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Hasil refleksi dan rekomendasi siklus pertama menentukan kebutuhan dan kegiatan siklus kedua. Pengumpulan data akan dilakukan lewat wawancara, pengamatan, dokumentasi, dan angket. Maka dianalisis dengan cara direduksi, didisplay, disimpulkan. Data angket akan dianalisis secara kuantitatif dengan rumus I =  X 100% (Internalisasi nilai = jumlah nilai: Jumlah Mahasiswa x 100). Hasil penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis simbol dalam perkuliahan Pendidikan Agama Kristen dapat digunakan untuk mencapai iman dan moral serta merangsang mahasiswa untuk membangun komitmen perwujudan nilai-nilai dalam kehidupan.
Pedagogi Yesus Dalam Perspektif Progresifisme Pendidikan Yakobus Ndona; Liber Siagian; Sampitmo Habeahan
Jurnal Christian Humaniora Vol 5, No 1 (2021): Mei
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46965/jch.v5i1.614

Abstract

AbstractJesus Christ is not only a founder of Christianity. Jesus is from pedagogical perspective including an educational figures with the power of charisma who until now has influenced to the world of Christianity. The charisma pedagogy of Jesus appears in authoritative teaching, the charismatic, delivery of messianic expectations and a distinctive educational pattern. A study of a gospels, reveals that the pedagogy of Jesus was not oriented toward the inculcation of religious laws as done by the Jewish rabbis. Jesus education focused on renewing the heart based on the value of the kingdom of God.  Jesus did not build a formal class but made Himself and the environment around Him as a learning laboratory. This pattern shows that the pedagogy of Jesus has both parallel and contradiction with the various educational which developing in the world of education. This paper examines the richness of Jesus pedagogy as seem from a progressivism perspective of an education. The philosophical hermeneutic analysis found the substance, pattern and objective value of Jesus education. Then, through reflection and heuristics, we find contextual values that have implications for the world of Christian education and is an inspiration for educational activists today.Key words : Jesus, Pedagogy, Progressivism  AbstrakYesus Kristus tidak hanya seorang pendiri kristianitas. Yesus, dari perspektif pedagogik  termasuk tokoh pendidikan dengan kekuatan kharisma yang sampai sekarang berpengaruh pada dunia kekristenan. Kharisma pedagogi Yesus tampak dalam pengajaran yang otoritatif, berkharisma, penyampaian harapan-harapan mesianik, dan pola pendidikan yang khas. Telah terhadap kitab-kitab Injil memperlihatkan bahwa pedagogi Yesus tidak berorientasi pada penanaman hukum-hukum agama seperti yang dilakukan para rabi Yahudi. Pendidikan Yesus terfokus pada pembaharuan hati yang berlandaskan pada nilai-nilai kerajaan Allah. Yesus tidak membangun kelas-kelas formal, tetapi menjadikan diri-Nya dan lingkungan sekitar sebagai laboratorium belajar. Pola ini memperlihatkan bahwa pedagogi Yesus memiliki paralel sekaligus kontradiksi dengan berbagai aliran pendidikan yang sekarang berkembang dalam dunia pendidikan. Tulisan ini mengkaji kekayaan pedagogi Yesus yang dilihat dari perspektif progresifisme pendidikan.Analisa hermeneutika falsafati menemukan substansi,  pola dan nilai objektif pendidikan Yesus, kemudian lewat gerak refleksi dan heuristika menemukan nilai kontektual yang berimplikasi bagi dunia pendidikan Kristen, dan inspirasi bagi para penggiat pendidikan dewasa ini. Kata kunci: Pedagogi, Progresifisme, Yesus,
Jawawawo Natural Monisms: Revelation Dimension of Peo and Inspiration for Faith-Dialogue in Multi Religious Society Yakobus Ndona; Paulinus Tibo
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 2, No 4 (2019): Budapest International Research and Critics Institute November
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v2i4.608

Abstract

Traditional faiths are still often regarded as animism, dynamism and superstition.  The fact shows that traditional fatihs indicate various virtues and truth that can be inspiration for development of multi religious community existence today. The writer, from the result of research toward artefact metaphysic dimension in Jawawawo customary commuity, Central Keo, Indoneia, found out the form of natural monism religiousity which derives from genuine revelationexperience. Peo manifests vision of divinity in traditional faith of Jawawawo community, namely that is transcendent as well as immanent, absolute at once covers and underlies everything, far unlimted, at once involves in history and human life.This divine image shows that traditional faith of this community cannot be categorized as animism, dynamism and superstition; on the contrary, it gives inspiration for self development and faith-dialogue in multi religious community at present.
Efektivitas Model Pembelajaran Simbolik Pada Perkuliahan Agama Kristen dalam Menginternalisasikan Nilai-Nilai Iman dan Moral Sampitmo Habeahan; Yakobus Ndona
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 3, No 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v3i2.95

Abstract

The using of learning model determines learning outcomes. The symbolic learning model is a way to improve Christian lectures internalize the values of faith and moral so that it can contribute namely to form a human person with nobel character. What kinds of learning model is effective? The learning model in certain material is not effective in other material. Based on the problem and the formulation of the problem, the objectives of the study: First, to design and test it out the symbolic learning model in Christian Lectures. Second, to find out and to reveal the effectiveness the symbolic learning model in internalizing the values of faith and moral in Christian lectures. The characteristic of this research to solve the problem that being faced and make the condition better by action which is refined continuously. Researchers reflection found out the source of the problem is not in accordance. The researcher will be tested it out a alternative model by doing the model symbolic learning in Christian lectures. The discovery will contribute in national education in overcoming the gap between attain a level of understanding and character development. The research used the spiral model Kemmis and Taggart that will emphasize the reflection spiral. It self consist of planning, action, observation, reflection and replanning. The research was done with two circles. The result of the reflection and first circle recommendation determine needs and the activities of second circle. The data collection will be done by interview, observation, documentation and questionnaire. So, will be analyzed be by reduced, on display and conclusion. The data was analyzed quantitatively by formula: I =  X 100% (Internalization of values : total value = total college students x 100). The result of the research that the using of learning model symbol based in Christian education lectures can be used to achieve the values of faith and moral and stimulate the college student to build commitment embodiment of values in life.Penggunaan model pembelajaran menentukan hasil belajar.  Model pembelajaran simbolik sebagai jalan untuk mengembangkan perkuliahan Agama Kristen dengan menginternalisasikan nilai-nilai iman dan moral, sehingga dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan Pendidikan Nasional yakni membentuk pribadi manusia yang berakhlak mulia. Apakah model pembelajaran simbolik efektif untuk menginternalisasi nilai iman dan moral mahasiswa? Berdasarkan masalah dan rumusan masalah penelitian ini bertujuan Pertama; untuk mendesain dan mengujicobakan model pembelajaran simbolik dalam perkuliahan Agama. Kedua; untuk menemukan dan mengungkapkan efektivitas model pembelajaran simbolik dalam menginternalisasikan nilai-nilai iman dan moral dalam perkuliahan Agama Kristen. Sifat khas penelitan ini adalah untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan membuat kondisi lebih baik dengan tindakan yang disempurnakan secara terus-menerus. Refleksi peneliti menemukan sumber persoalan pada model pembelajaran yang tidak sesuai. Peneliti akan mengujicobakan suatu model alternatif, yakni model pembelajaran simbolik pada PAK, untuk menemukan efektivitas dari model ini. Penemuan akan berkontribusi pada dunia pendidikan dalam mengatasi jurang antara pencapaian tingkat pemahaman dengan pengembangan karakter. Penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan Taggart yang akan menekankan spiral refleksi diri yang terdiri dari perencanaan, tindakan, orservasi, dan refleksi dan perencanaan kembali sebagai untuk memahami apa yang seharusnya di buat untuk mengembangkan situasi pendidikan. Penelitian dilakukan dengan dua siklus. Hasil refleksi dan rekomendasi siklus pertama menentukan kebutuhan dan kegiatan siklus kedua. Pengumpulan data akan dilakukan lewat wawancara, pengamatan, dokumentasi, dan angket. Maka dianalisis dengan cara direduksi, didisplay, disimpulkan. Data angket akan dianalisis secara kuantitatif dengan rumus I =  X 100% (Internalisasi nilai = jumlah nilai: Jumlah Mahasiswa x 100). Hasil penelitian bahwa penggunaan model pembelajaran berbasis simbol dalam perkuliahan Pendidikan Agama Kristen dapat digunakan untuk mencapai iman dan moral serta merangsang mahasiswa untuk membangun komitmen perwujudan nilai-nilai dalam kehidupan.
PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA SISWA SEKOLAH DASAR Fahlila Mutia; Yakobus Ndona; Deny Setiawan
Jurnal Sintaksis Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Sintaksis
Publisher : LPPM STKIP AL MAKSUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam menanamkan nilai – nilai ideologi pancasila yang didalamnya terdapat nilai – nilai dasar berperikemanusiaan dan berkepribadian yang tentu menjadi dasar konsep warga global, hal tersebut tentu sebagaimana yang tercantum dalam tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Secara teori penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mencari tahu sejauh mana peranan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengimplementasia nilai-nilai pancasila pada anak Sekolah Dasar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan dokumentasi, artikel, jurnal, buku, berita maupun pernyataan resmi organisasi. Analisis data menggunakan Triangulasi. Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan itu memiliki peranan penting terhadap anak Sekolah Dasar dalam menanamkan nilai-nilai pancasila untuk diaplikasikan kedalam proses pembelajaran.
PERAN GURU DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DENGAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) MUATAN PELAJARAN PKN DISEKOLAH DASAR Nora Rahayu; Yakobus Ndona; Deny Setiawan
Jurnal Sintaksis Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Sintaksis
Publisher : LPPM STKIP AL MAKSUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyelenggaraan pendidikan tidak akan terlepas dari adanya pendidikan formal yaitu sekolah. Sekolah merupakan tempat mendapatkan ilmu pengetahuan dengan dibimbing oleh guru atau tenaga pendidik. Masalah utama dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ialah peranan dan cara guru secara tepat dalam meningkatkan keaktifan siswa pada saat penyampaian materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Pada proses pelaksaan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan masih terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis, dan guru lebih dominan daripada siswa. Masalah yang dialami setiap pembelajaran memang amat kompleks. Atas hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang peranan dan cara-cara yang dilakukan guru dalam pembelajaran PKn. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode desktirptif. penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan teknik yaitu secara Non Probability Sampling (Purposive sampling), Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu angket/kuisioner dan wawancara. hasil yang didapat pada penelitian ini diantaranya (1) Peranan guru sebagai pengajar meliputi peranan guru sebagai fasilitator dan mediator. Sedangkan peranan guru sebagai pendidik berperan sebagai motivator dan pengarah. (2) Dalam proses pembelajarannya guru menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching Learning
FUNGSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN KONSEP MULTIKULTURALISME Rina Rahayu; Yakobus Ndona; Deny Setiawan
Jurnal Sintaksis Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Sintaksis
Publisher : LPPM STKIP AL MAKSUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) menjadi bagian penting dalam suatu pembelajaran di sekolah baik formal maupun informa, Multikulturalisme masih sangat relevan untuk didiskusikan seiring dangan Era Reformasi yang sedang bergulir di Indonesia. sementara Kondisi di tengah masyarakat multikultural yang terjadi di dalam tersusun dari berbagai macam bentuk kehidupan dan orientasi nilai yang berbeda dan beragam kadang memunculkan konfil-konflik baik konflik agama ataupun konflik budaya. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, Studi kepustakaan juga berarti teknik pengumpulan dat dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan.dari hasil analisis didapat kesimpulan bahwa Pendidikan kewarganegaraan memeliki peranan dan fungsi yang penting dalam penanaman konsep nilai-nilai multikulturalisme. Penanaman multikulturalisme dapat dilakukan dengan cara pemilihan Materi yang diajarkan hendaknya bernilai kultural, media yang dipilih menggunakan contoh-contoh media yang berhubungan dengan keragaman terkait isu-isu multikultural.
Analisa efektifitas kurikulum merdeka terhadap murid disabilitas autisme ditinjau dari persektif Tenaga Kependidikan Yeanny Suryadi; Yakobus Ndona
Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi Syariah) Vol 6 No 1 (2023): Article Research Volume 6 Number 1, Januari 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Al-Washliyah Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36778/jesya.v6i1.947

Abstract

Pengembangan kuirkulum K13 menjadi Kurikulum Merdeka yang berpusat pada siswa , adalah langkah baik pemerintah dalam rencana membangun pendidikan generasi yang merdeka. Namun pada kurikulum yang disusun oleh Kemendikbud berkaitan dengan siswa disabilitas khususnya autisme, ditemukan banyak kendala dalam pelaksanaannya. Diantaranya adalah penetapan kurikulum berdasarkan fase yang telah ditentukan. Penelitian ini membuktikan ketidaksesuaian kebutuhan disabilitas autisme terhadap kurikulum yang telah disusun oleh Kemdikbud. Pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi, sedang penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif, yang diambil dari wawancara dan observasi langsung peneliti, pada SLB terpilih. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ketidaksesuaian Kurikulum Merdeka pada fase A bagi disabilitas autisme.