Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PHUBBING BEHAVIOR IN YOUNG GENERATION Eny Ratnasari; Fikri Dwi Oktaviani
Metakom Vol 4 No 1 (2020): 7th Edition
Publisher : Metakom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/metakom.v4i1.82

Abstract

Phubbing is a phenomenon that occurs due to technological development. Unconsciously, this happens in human interactions in everyday life. This study wants to find out whether there is a relationship between cell phone addiction and social media addiction on phubbing behavior on young generation. The hypothesis proposed is the relationship between mobile addiction and social media with phubbing behavior. This research uses quantitative research methods with the type of correlational research. Research data collection is done by using the online survey method through Google forms. Respondents were selected by purposive sampling technique. The characteristics of the research subjects are the younger generation who live in Java Island, participating between 17-25 years, actively using mobile phones and social media for more than 8 hours a day. The number of samples used as research subjects were 177 participants. The results of data analysis showed the value of the conversion coefficient of (r) 0.680 with sig. 0,000 (p <0.01). The conclusion from this study is a positive relationship between mobile addiction and social media with a phubbing relationship. The higher the cell phone addiction and social media addiction, the higher the phubbing interaction. The contribution of mobile and social media addiction to phubbing behavior was 46.2%. While the remaining 53.8% is another factor not included in the study.
Penggunaan Message Appeals dalam Strategi Pesan Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender Online Eny Ratnasari; Suwandi Sumartias; Rosnandar Romli
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 18, No 3 (2020)
Publisher : Univeritas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jik.v18i3.3844

Abstract

Meningkatnya kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) dalam enam tahun terakhir membuat Sub Divisi Digital At-Risks SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network) melakukan Kampanye “Awas KBGO!” untuk memberikan warning kepada publik. Strategi pesan dengan menggunakan daya tarik pesan masih belum berhasil untuk meningkatkan awareness publik. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis kekuatan dan tantangan penggunaan message appeals dalam strategi pesan Kampanye “Awas KBGO!”. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada organisasi nirlaba SAFEnet dengan teknik pengumpulan data yakni wawancara, observasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kampanye “Awas KBGO!” menggunakan strategi pesan message appeals (daya tarik pesan) yang terbagi menjadi dua yaitu reasoning appeals (daya tarik alasan) dan emotional appeals (daya tarik emosional). Emotional appeals yang digunakan menimbulkan dua perasaan yaitu perasaan positif dan perasaan negatif. Penggunaan pesan kampanye yang menimbulkan perasaan negatif berupa fear appeals lebih dominan dibandingkan dengan pesan positif. Kekuatan pesan kampanye terletak pada penggunaan data dan fakta, sedangkan fear appeals justru menjadi tantangan karena menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi target audiens. Substansi penelitian ini memberikan kontribusi berupa rekomendasi kebijakan baru kepada SAFEnet untuk memperbanyak pesan kampanye yang memanusiakan (humanize) dengan narasi positif dan teknik storytelling.
AKTIVITAS DIGITAL PUBLIC RELATIONS DALAM AKUN INSTAGRAM @ORTUSEIGHT Ni Made Rona; Siska Armawati Sufa; Eny Ratnasari
Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Vol 10 No 1 (2022): Medium: Jurnal Ilmiah Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/medium.2022.vol10(1).9149

Abstract

This study aims to determine the activities of Digital Public Relations in the Instagram Ortuseight account and to evaluate. This research uses the concept of Digital Public as an analytical knife. The research method used is qualitative, with data collection techniques interview, observation, and literature study. Digital PR activities are activities of PR practitioners to be able to present messages that can help Ortuseight's branding. So that this account doesn't look too marketable, the caption that accompanies the image is made in a storytelling style. In building social media Instagram Ortuseight accounts, use SEO and Instagram ads. Making professional athletes as sport brand ambassadors by considering the athlete's credibility. Rizky Ridho has carried out his role as Ortuseight's Brand Ambassador well. In the future, it is necessary to evaluate the effectiveness of the Instagram Ortuseight platform.
Peran Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam Implementasi Kebijakan Keterbukaan Informasi Eny Ratnasari; Agus Rahmat; FX Ari Agung Prastowo
PRofesi Humas Vol 3, No 1 (2018): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 10/E/KPT/2019
Publisher : LP3 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.093 KB) | DOI: 10.24198/prh.v3i1.14034

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi, dengan fokus kajian penelitian mengenai peran humas dalam implementasi Undang - Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik pada Humas Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) di kota Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Padjadjaran. Peneliti ingin mengetahui peran humas PTN BH di kota Bandung sebagai penasehat ahli, fasilitator komunikasi, fasilitator proses pemecahan masalah, dan teknisi komunikasi dalam implementasi kebijakan keterbukaan informasi. Peneliti menggunakan studi deskriptif dengan jenis data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi atau studi pustaka. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tiga Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, sudah melaksanakan peran yang dimilikinya berupa implementasi kebijakan keterbukaan informasi, berperan sebagai penasehat ahli bidang komunikasi, menjadi fasilitator komunikasi dalam proses pemecahan masalah serta menjadi teknisi komunikasi. Namun demikian, ada beberapa hal yang menuntut peningkatan guna menjadikan lebih baik. Karenanya peneliti menyarankan agar masing - masing humas PTN BH di kota Bandung meningkatkan aktivitas evaluasi mengenai keterbukaan informasi yang dilaksanakannya, lebih mensosialisasikan kewajiban untuk membuka informasi pada publik internal, dan membuat struktur birokrasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi yang lebih efisien.
Analisis Sentimen Kepala Daerah Terpilih Jelang dan Pasca Pelantikan Resmi Sebagai Pemimpin Daerah Terpilih pada Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah 2020 Eny Ratnasari
DIALEKTIKA KOMUNIKA: Jurnal Kajian Komunikasi dan Pembangunan Daerah Vol 9 No 1 (2021): DIALEKTIKA KOMUNIKA: Jurnal Kajian Komunikasi dan Pembangunan Daerah
Publisher : Universitas Islam Syekh Yusuf

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (947.78 KB) | DOI: 10.33592/dk.v9i1.1573

Abstract

The participation of Bobby Nasution and Gibran Rakabuming Raka in the 2020 Regional Head Election contestation drew various reactions from the public. There are pros, some are cons. Researchers found that everything in accordance with Bobby Nasution and Gibran Rakabuming Raka will always be linked to the President Joko Widodo. President Joko Widodo is said to have built dynastic politics with the participation of his son-in-law and eldest son. After the contestation was over and it turned out that Bobby Nasution and Gibran Rakabuming Raka won in their respective constituencies, it further increased their conversation and news. Researchers monitored opinions before and after the official inauguration of Bobby Nasution as Mayor of Medan and Gibran Rakabuming Raka as Mayor of Surakarta. By using the netnography method, researchers conducted monitoring with the help of the Brand24 media monitoring tools from February 18 to February 27, 2021. The results showed that more of their news and opinions in the digital realm had positive sentiments. However, researchers also monitored “Politik Dinasti” keywords. The results show that negative sentiment is higher than positive sentiment. Opinions related to dynastic politics were dominated by public tweets about the election of Bobby and Gibran, not forgetting to link them to President Joko Widodo.This research on public opinion can be an evaluation for Bobby and Gibran's communication team in conducting political branding. The political communication strategy of Bobby and Gibran must be better maintained because their every move will always be associated with President Joko Widodo.
A PHENOMENOLOGICAL STUDY OF INSTAGRAM FASTING ON MILLENNIAL Eny Ratnasari; Fikri Dwi Oktaviani
INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication) Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.866 KB) | DOI: 10.18326/inject.v4i2.191-218

Abstract

The aims of this study is to find out: (1) the background of doing Instagram fasting; (2) things that were felt before doing Instagram fasting. The main reason for this millennial generation to do Instagram fasting is the discomfort of the experience of using Instagram. The informants agreed that Instagram is currently becoming poisonous or toxic which has a negative impact on their psychological. They seemed to be chased by something that was so obsessed that they were afraid to miss something or Fear of Missing Out (FOMO). After fasting, the informants claimed productivity increased, distraction decreased, more positive thinking.
LUMBUNG PAPRIKA INDONESIA: DESA PASIRLANGU Studi Kasus Komunikasi Pertanian di Desa Pasirlangu Kabupaten Bandung Barat sebagai Lumbung Pertanian Paprika di Indonesia Jenny Ratna Suminar; Cut Meutia Karolina; Eny Ratnasari
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 2 No 2 (2019): Studia Komunika: Jurnal Ilmu Komunikasi
Publisher : Pahlawan 12 Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47995/jik.v2i2.29

Abstract

Desa Pasirlangu dikenal sebagai daerah penghasil paprika. Ada kekhawatiran dari beberapa pihak atas keberlanjutan Desa Pasirlangu sebagai lumbung paprika dikarenakan kecenderungan generasi penerus yang kurang antusias untuk melanjutkan kiprah para pendahulunya. Penelitian ini bertujuan untuk memotret dan memahami pola komunikasi pertanian masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tradisi studi kasus, sehingga data diambil dengan teknik wawancara mendalam dan observasi dari beberapa narasumber. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada dua pola komunikasi yang terjadi yaitu pola komunikasi petani individu dan petani kelompok. Pola komunikasi petani individu dikategorikan sebagai pola komunikasi primer dan sekunder. Karena petani individu satu dengan yang lain berkomunikasi secara langsung dan menggunakan media elektronik handphone melalui aplikasi pesan. Sedangkan, pola komunikasi petani kelompokdikategorikan sebagai pola komunikasi primer, sekunder, dan sirkular. Karena dalam proses mencari dan membagi informasi pada petani yang lain khususnya kelompok yang menjadi opinion leader adalah ketua kelompok. Selain itu, karena para kelompok tani juga berkomunikasi secara langsung dan bermedia elektronik berupa handphone melalui aplikasi.
Social Media, Digital Activism, and Online Gender-Based Violence in Indonesia Eny Ratnasari; Suwandi Sumartias; Rosnandar Romli
Nyimak: Journal of Communication Vol 5, No 1 (2021): Nyimak: Journal of Communication
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1252.606 KB) | DOI: 10.31000/nyimak.v5i1.3218

Abstract

Online Gender-Based Violence (OGBV) cases in Indonesia are increasing every year. The Indonesian people have not considered the issue of OGBV as an important thing. This study aims to explore digital activism carried out by SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network) in the “Awas KBGO!” (Beware of OGBV!) Campaign. This research is qualitative research with a case study approach. Researchers want to know the role of social media in digital activism internally (inward) and externally (outward). Data collection techniques are interviews, observation, and literature study. The research subjects were campaign makers, campaign partners, and the target audience of the campaign. The results showed that social media has an important role in digital activism in the “Awas KBGO!” (Beware of OGBV!) Campaign. After conducting the analysis, the researchers found three major themes in the digital activism research conducted by SAFEnet, such as (1) Information Sources; (2) Movement, Mobilization, and Self-Mediation; (3) Online Gender-Based Violence Victims Advocacy.Keywords: Digital activism, online movement, online gender-based violence (OGBV), social media ABSTRAKKasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO) di Indonesia naik setiap tahun. Masyarakat Indonesia pun belum menganggap isu KBGO merupakan suatu hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aktivisme digital yang dilakukan oleh SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network) dalam kampanye “Awas KBGO!”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti ingin mengetahui peran media sosial dalam aktivisme digital secara internal (inward) dan eksternal (outward). Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi, dan studi pustaka. Subjek penelitian adalah pembuat kampanye, mitra kampanye, dan target audiens kampanye. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran penting dalam aktivisme digital dalam kampanye “Awas KBGO!”. Setelah dilakukan analisis, peneliti menemukan tiga tema besar dalam penelitian aktivisme digital yang dilakukan SAFEnet dalam kampanye “Awas KBGO!” yaitu: (1) Sumber Informasi; (2) Pergerakkan, Mobilisasi, dan Self-Mediation; (3) Advokasi Korban Kekerasan Berbasis Gender Online.   Kata Kunci: Aktivisme digital, gerakan siber, kekerasan berbasis gender online, media sosial
POLITICAL BRANDING GANJAR PRANOWO MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM @ganjar_pranowo: Political Branding Ganjar Pranowo Through Instagram Social Media @ganjar_pranowo Octival Dharma Putra; Siska Armawati Sufa; Eny Ratnasari
Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi Vol. 8 No. 2 (2022): Restorica: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara dan Ilmu Komunikasi
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/restorica.v8i2.3334

Abstract

Instagram adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh internet users di Indonesia. Meski pengikutnya lebih banyak di Instagram, Ganjar Pranowo mengesankan bahwa dirinya lebih aktif di Twitter karena Ia ingin menciptakan interaksi yang lebih real dibandingkan dengan Instagram. Peneliti ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan gambaran serta menjadi masukan terkait praktik political branding yang dilakukan oleh seorang politisi yang menjadi pemimpin, serta saat ini menduduki jabatan strategis yakni gubernur. Dalam akun Instagram, upaya political branding diimplementasikan dalam tipifikasi berikut ini: (1) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Mendukung UMKM; (2) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Mau Bekerja dengan Generasi Muda; (3) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Religius; (4) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Menerima Segala Perbedaan; (5) Ganjar Pranowo dan Central Java Tourism Branding; (6) Ganjar Pranowo Mengesankan Bahwa Dirinya adalah Pemimpin yang Bisa Bercanda dan Tidak Kaku. Aspek yang paling dominan yang menjadi kekuatan political branding Ganjar Pranowo terletak pada atribut personal. Atribut personal yang peneliti temukan dalam konten akun Instagram Ganjar Pranowo adalah: (1) Kompetensi Ganjar Pranowo sebagai Pemimpin; (2) Empati dari Ganjar Pranowo Sebagai Pemimpin; (3) Gaya Personal Ganjar Pranowo. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran dan kajian tentang political branding yang dilakukan oleh politisi yang juga seorang pemimpin.
BRAND EQUITY PRODUK MOTHER OF PEARL DALAM AKUN INSTAGRAM @MOP.BEAUTY Eny Ratnasari; Puspita Megasari; Siska Armawati Sufa
EKSPRESI DAN PERSEPSI : JURNAL ILMU KOMUNIKASI Vol 5, No 2 (2022): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33822/jep.v5i2.4191

Abstract

Mother of Pearl adalah brand base makeup baru yang dimiliki oleh Tasya Farasya, seorang beauty influencer di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui latar belakang upaya branding yang dilakukan oleh produk Mother of Pearl sebagai make up based product di Indonesia. Selain itu, penelitian ini ingin menguraikan upaya branding khususnya brand equity yang dilakukan oleh Mother of Pearl. Tasya Farasya sebagai seorang social media beauty influencer memiliki pengaruh dalam upaya branding yang dilakukan oleh MOP. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara, observasi dan studi pustaka. Upaya branding yang dilakukan oleh Mother of Pearl (MOP) salah satunya adalah melalui media sosial Instagram MOP yakni @mop.beauty dengan mengunggah berbagai konten dalam bentuk photo post, carousel, story, reels, maupun video. Tim konten MOP berusaha untuk selalu melakukan branding MOP sebagai luxury and exclusive brand dari desain yang diperlihatkan dalam akun Instagram MOP.  Upaya branding khususnya brand equity yang dilakukan oleh Mother of Pearl adalah sebagai berikut: (1) Mother of Pearl Berasal dari Nama Asli Tasya Farasya; (2) Menggunakan Hashtag #MotherKnowsBest sebagai Tagline; (3) Membangun Ciri Khas Produk sebagai Flawless Makeup Products; (4) Value yang Diusung Brand Mother of Pearl Sebagai Diferensiasi Brand; (5) Warna Ungu sebagai Ciri Khas Brand Mother of Pearl agar Terkesan Luxury Brand; (6) Pesan yang Disampaikan dalam Akun Instagram MOP Terkesan untuk Audiens yang Tinggal di Kota Besar; (7) Membangun Kedekatan dengan Pengikut Melalui Sayembara; (8) Penegasan sebagai Exclusive Brand yang hanya Dijual di Marketplace Sociolla.