Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Perbandingan Koefisien Prestasi (CoP) pada Refrigerator dengan Refrigeran CFC R12 dan HC R134a untuk Panjang Pipa Kapiler yang Berbeda Muzakkir, Mohammad Arfan; MT, Rifky
Rekayasa Teknologi Vol 5 No 1 (2013): Rekayasa Teknologi
Publisher : Rekayasa Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bermacam-macam refrigeran telah banyak sebagai fluida pada refrigerator, salah satunya yang dapat merusak lingkungan seperti CFC (Cloro Floro Carbon). Untukmengurangi hal tersebut maka dilakukan penggantian refrigeran yang ramah lingkungan.Penggantian refrigeran memiliki pengaruh cukup besar terhadap temperatur yangdihasilkan di dalam evaporator. Pada penelitian ini, dilakukan penggantian refrigeranCFC R12 ke HC MC134a pada refrigerator satu pintu dan mengganti ukuran panjangpipa kapiler dengan ukuran 1.75m, 2.00m, 2.25m sebagai acuan dasar perbandingan. Hasil penelitian menujukkan nilai koefisien prestasi (CoP) untuk panjang pipa kapiler1,75 m = 3,05 (CFC R12), dan 3,40 (HC MC134a). Untuk panjang pipa kapiler 2 m =3,04 (CFC R12) dan 3,30 (HC MC134a). Untuk panjang pipa kapiler 2,25 m = 2,95(CFC R12), dan 3,34 (HC MC134a)Temperatur evaporator terendah yang di dapat adalah -16°C dengan ukuran panjangpipa kapiler 2,25 m untuk refrigerant HC MC134a.
Penggunaan Bahan Bakar Biogas sebagai Energi Penggerak Mula Pompa Air Model CCWP-30 Perdana, Ana Wahyu; Wahyuni, Sri; MT, Rifky
Rekayasa Teknologi Vol 4 No 2 (2012): Rekayasa Teknologi
Publisher : Rekayasa Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembuatan biogas merupakan salah satu langkah yang tepat dalam mengatasi permasalahan limbah kotoran ternak. Pemanfaatan biogas juga memiliki peranan yangcukup penting dalam mengurangi resiko pencemaran lingkungan yang ditimbulkan olehlimbah perternakan.Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mengetahui pompa air dapat digerakandengan bahan bakar biogas, lama waktu penggunaan, volume dan debit air yangdihasilkan, serta seberapa rasio waktu bahan bakar biogas terhadap pertamax.Pompa air dapat digerakan dengan bahan bakar biogas dengan memodifikasi padabagian-bagian karburator, dengan beberapa komponen dihilangkan seperti, pelampung,piston valve dan jet needle, main jet, slow jet dan menutup semua lubang-lubang (kecualilubang intake manifold, lubang inlet biogas, dan lubang inlet udara). Debit yang dihasilkan pada pompa air baik pada bahan bakar biogas maupunpertamax tidak berbeda jauh. Pada putaran mesin 2500 rpm untuk biogas adalah 0,4758m3/menit dan pertamax adalah 0,5113 m/menit, sedangkan pada putaran mesin 3000 rpmuntuk biogas adalah 0,5411 m33/menit dan pertamax adalah 0,5773 m/menit. Rasio wakturata-rata bahan bakar biogas terhadap bahan bakar pertamax pada putaran mesin 2500ialah sebesar 0,56299, sementara pada putaran mesin 3000 rpm ialah sebesar 0,54803.Simpulannya, rasio waktu rata-rata bahan bakar biogas terhadap bahan bakar pertamaxsebesar 0,55551 pada putaran mesin di atas 2500 rpm.
Pengaruh Starter Ragi dalam Proses Pembentukan Biogas Limbah Buah Agusman, Delvis; Rifky, Rifky; Buono, Ario Kilat
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 2 (2017): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 2
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan limbah buah-buahan sebagai bahanbaku yang menggunakan ragi dan tidak menggunakan ragi dengan kapasitas 15 kg dan proses fermentasi selama 21 hari dilakukan 5 tahap pengujian dan 2 tahap pengujian menggunakan gas analyzer untuk mengetahui hasil proses fermentasi.  Selama 5 tahap pengujian hanya 2 tahap pengujian saja yang menggunakan manometer U untuk melihat tekanan dari proses fermentasi dengan melihat ketinggian air. Pengujian pertama gas analyzer yang menggunakan ragi hasil dari karbon di oksida (CO2) 65,7 % dan gas metan (CH4) 7,2 %, sedangkan pada pengujian kedua yang tidak menggunakan ragi hasil dari karbon dioksida (CO2) 76,3 % dan gas metan (CH4) 9,9 %. Kandungan karbon dioksida (CO2) yang terlalu tinggi tidak mengakibatkan gas buang yang dihasilkan dari proses fermentasi buah-buahan tidak dapat melakukan proses pembakaran.
Uji Eksperimental Pengaruh Fresnel Pada Modul Surya10 W Peak Dengan Posisi Sesuai Pergerakan Arah Matahari Wasi, Muhidal; Mugisidi, Dan; Rifky, Rifky
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 2 (2017): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 2
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem sel surya merupakan teknologi yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Radiasi matahari yang terpancar terbagi dan menyebar sehingga tidak terfokusknan, serta tidak terserap sepenuhnya. Oleh karena itu dibutuhkan metode untuk meningkatkna daya keluaran sel surya. Penggunaan dan pengaturan posisi lensa Fresnel yang tegak lurus dari matahari untuk tiap penyinaran matahari yang akan diserap oleh panel surya, sehingga dapat peningkatan pada arus dan tegangan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lensa Fresnel yang digunakan terhadap penyerapan cahaya pada panel surya (solar cell) dan peningkatan nilai pada tegangan serta arus yang dihasilkan. Untuk melakukan uji experimental research (penelitian percobaan) dari pancaran radiasi matahari dengan perhitungan intensitas radiasi (W/m2) yang sebagai input (masukan) akan menghasilkan output (keluaran) berupa arus hungungan singkat (Isc), dan tegangan (Voc). Jika ditinjau dari tegangan dan arus yang diperoleh, panel surya dengan Fresnel mengalami peningkatan tegangan sebesar 124,6% dan arusnya sebesar 109,8% yang dihasilkan.
Pengaruh Overall Heat Loss Coefficient Terhadap Hasil Output solar still Cahyani, Regita Septia; Mugisidi, Dan; Rifky, Rifky; Heriyani, Oktarina
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 3 (2018): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 3
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.485 KB) | DOI: 10.22236/teknoka.v3i0.2916

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh koefisien kehilangan panas keseluruhan terhadap hasil output yang terjadi pada solar still. Penelitian ini menggunakan material stainless still tebal 1,6 mm dan kaca penutup tebal 3mm dengan kemiringan terhadap alat solar still 30 ̊. Pengujian dilakukan mulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB selama 3 hari, dengan beberapa parameter yang di ukur seperti suhu kaca bawah (Tgi), suhu air (Tw), kecepatan angin (v), intensitas radiasi matahari (I(t)s) yang terdapat dalam sistem alat solar still. Dari hasil pengujian yang dilakukan overall heat loss coefficient  tertinggi yaitu sebesar 50,7 W/m2.K.. Semakin tinggi coefficient top heat loss sangat mempengaruhi coefficient heat loss overall sehingga hasil output tidak mengalami kenaikan.
Pemanfaatan Panas Buang Atap Seng dengan Menggunakan Generator Termoelektrik sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan Putra, Aby Elsa; Rifky, Rifky; Fikri, Agus
Prosiding Seminar Nasional Teknoka Vol 3 (2018): Prosiding Seminar Nasional Teknoka ke - 3
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.454 KB) | DOI: 10.22236/teknoka.v3i0.2911

Abstract

This research was conducted to utilize waste heat energy zinc roof for a revamped into a source of electrical energy. Waste heat utilization of zinc using thermoelectric generator type of TEC-12706 to convert thermal energy into electrical energy and the fan with speed 5 m/s to hold a low temperature in a cold area of heatsink. This research was conducted using a test simulation tool made by zinc, aluminum and acrilic. Waste heat utilization of testing zinc roof done starting at 09.00 WIB until 15.00 WIB for 3 days, with some measured parameters required as the intensity of  solar radiation (Es), airspeed (v), current (I), power (W) and temperature (T) some of which are found in the system tools of simulation testing. From the results of testing performed, the value of the highest efficiency i.e. of 0,00888% and the largest electrical power generated in the amount of 0,0042 W. A high intensity of the solar radiation it will affect the temperature of the environment which will also have an effect on the temperature in the cold area of heatsink, then the value of the temperature difference will also be affected. Heat resistance value on the system also affects the value of the waste heat energy can be changed into electrical energy.
ANALISIS INTENSITAS DAN COVERAGE PROSES SHOT PEENING TERHADAP TEGANGAN SISA DAN KEKERASAN PADUAN AL 7075 T7351 Agus Fikri; Rifky Rifky; Mohammad Yusuf Djeli
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3637.082 KB) | DOI: 10.52447/jktm.v4i2.1855

Abstract

AbstrakShot peening merupakan metode pengerjaan dingin dengan menumbukkan permukaan logam menggunakan partikel-partikel bulat yang berukuran kecil dan berkecepatan tinggi. Dengan proses shot peening dapat dikurangi inisiasi dan propagasi retak yang menyebabkan terjadinya kegagalan terhadap logam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas dan coverage shot peening terhadap tegangan sisa dan kekerasan pada permukaan Al 7075 T7351. Penelitian dilaksanakan dengan menembakkan permukaan logam dengan intensitas 0,0062 A dan 0,0091 A, serta coverage masing-masing 100% dan 200%, kemudian dilakukan pengujian kekerasan permukaan dan tegangan sisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shot peening menyebabkan terjadinya perubahan tegangan sisa, yaitu 92,5021 MPa pada keadaan tanpa shot peening menjadi -111,8726 sampai -170,5675 MPa setelah dilakukan dishot peening. Selain itu kekerasan pada permukaan meningkat antara 23,4% sampai dengan 44,7%. Meningkatnya kekerasan menunjukkan bahwa terjadi pengerjaan dingin yang besar pada permukaan logam. Pengaruh pelapisan (coverage) 200% ternyata meningkatkan besarnya tegangan sisa dan kekerasan permukaan walaupun belum melampaui intensitas yang lebih besar. Kata kunci : shot peening, intensitas, coverage, kekerasan permukaan, tegangan sisa AbstractShot peening is a cold working method by striking metal surfaces using small, high-speed and round particles. Shot peening can reduce the initiation and propagation of cracks that cause metal failure. The purpose of this analysis is to determine the effect of shot peening intensity and coverage on residual stress and hardness on the surface of Al 7075 T7351. The research was carried out by firing metal surfaces with intensities of 0.0062 A and 0.0091 A, and coverage of 100% and 200%, respectively, then testing surface hardness and residual stress. The results showed that shot peening caused a residual stress change, which was 92.5021 MPa in the state without shot peening to -111.8726 to -170.5675 MPa after it was shot peening. In addition, surface hardness increased from 23.4% to 44.7%. Increased hardness indicates that there is large cold working on the metal surface. The effect of 200% coverage apparently increases the amount of residual stress and surface hardness even though it has not exceeded the greater intensity. Keywords: shot peening, intensity, coverage, surface hardness, residual stress
Konversi Energi Termal Surya Menjadi Energi Listrik Menggunakan Generator Termoelektrik Rifky Rifky; Agus Fikri; Mohammad Mujirudin
JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Kajian Teknik Mesin
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jktm.v6i1.4532

Abstract

AbstrakSalah satu pemanfaatan energi surya adalah mengkonversi energi termalnya menjadi energi listrik. Konvertor yang digunakan adalah generator termoelektrik. Panas matahari diterima sisi panas termoelektrik melalui penyerap panas, sedangkan sisi dinginnya dilekatkan sistem pendingin aktif dengan fluida air. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan daya luaran semaksimal mungkin dari sistem generator termoelektrik yang mengkonversi energi termal surya menjadi energi listrik pada model bangunan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental, yang didahului dengan perancangan dan pembuatan alat penelitian. Alat penelitian berbentuk sistem generator yang diletakkan di atap model bangunan. Sistem generator terdiri dari penyerap panas aluminium, termoelektrik yang terdiri dari 15 set, dan sistem pendingin yang menggunakan fluida air bersirkulasi. Pengujian terhadap sistem dengan cara mengoperasikannya sambil melakukan pengamatan dan pengambilan data. Variabel dalam penelitian ini adalah susunan sambungan generator termoelektrik (seri dan paralel). Sementara data masukan adalah kelembaban udara, kecepatan angin, temperatur, dan aliran alir; sedangkan data luaran adalah tegangan listrik dan arus listrik. Hasil penelitian mendapatkan bahwa dengan perbedaan temperatur 12,8oC menghasilkan daya maksimum sebesar 2,214 watt dari susunan seri sambungan termolektrik. Sementara dengan perbedaan temperatur 15,4oC mendapatkan daya maksimum sebesar 0.101 watt dari susunan paralel sambungan termoelektrik.  Kata kunci: energi, surya, termoelektrik, atap, daya AbstractOne of the uses of solar energy is converting its thermal energy into electrical energy. The converter used is a thermoelectric generator. The sun's heat is received by the thermoelectric hot side through the heat sink, while the cold side is attached by an active cooling system with water fluid. This study aims to obtain the maximum possible output power from a thermoelectric generator system that converts solar thermal energy into electrical energy in the building model. The research method used is experimental, which is preceded by the design and manufacture of research tools. The research tool is in the form of a generator system that is placed on the roof of the building model. The generator system consists of an aluminum heat sink, a thermoelectric consisting of 15 sets, and a cooling system that uses circulating water fluid. Testing the system by operating it while observing and collecting data. The variable in this research is the connection arrangement of the thermoelectric generator (series and parallel). While the input data are humidity, wind speed, temperature, and flow flow; while the output data is electric voltage and electric current. The results showed that with a temperature difference of 12.8°C the maximum power was 2,214 watts from the series arrangement of the thermoelectric junction. Meanwhile, with a temperature difference of 15.4°C, the maximum power is 0.101 watts from the parallel arrangement of the thermoelectric connection. Keywords: energy, solar, thermoelectric, roof, power
Kinerja Solar Cell Yang Ditempatkan Pada Atap Dan Dinding Model Bangunan Terintegrasi Sistem Fotovoltaik Rifky Rifky; Dan Mugisidi; Agus Fikri
Prosiding SNST Fakultas Teknik Vol 1, No 1 (2021): PROSIDING SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 11 2021
Publisher : Prosiding SNST Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Energi matahari dapat dimanfaatkan dalam bentuk energi termal dan energi cahaya. Energi cahaya matahari dengan media solar cell dapat dikonversi langsung menjadi energi listrik. Solar cell dapat diaplikasikan pada bangunan dan peralatan transportasi. Solar cell ditempatkan pada bangunan di bagian atap, dinding, atau naungan. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kinerja solar cell yang semaksimal mungkin dengan ditempatkannya pada atap dan dinding model bangunan terintegrasi sistem fotovoltaik. Sistem dibuat dalam bentuk model bangunan dimana ditempatkan solar cell pada atap dan dindingnya. Solar cell dihadapkan ke arah timur, utara, dan barat sepanjang hari dari pagi hingga sore. Radiasi cahaya matahari yang dikonversi solar cell tidak terlepas dari pengaruh kondisi lingkungan, maka temperatur, kelembaban udara, dan kecepatan angin tidak diabaikan dalam pendataan. Tegangan listrik dan arus listrik adalah luaran yang terukur dengan alat ukur listrik. Hasil penelitian mendapatkan daya luaran rata-rata terbesar diperoleh solar cell di atap arah utara yaitu 25,49 W. Efisiensi rata-rata terbesar solar cell di atap menghadap ke barat yaitu 13,91%. Sementara solar cell di dinding menghasilkan daya luaran rata-rata terbesar yaitu 11,84 W dan efisiensi rata-rata terbesar, yaitu 7,06 % pada arah barat.
Perbandingan Koefisien Prestasi (CoP) pada Refrigerator dengan Refrigeran CFC R12 dan HC R134a untuk Panjang Pipa Kapiler yang Berbeda Mohammad Arfan Muzakkir; Rifky MT
Rekayasa Teknologi Vol. 5 No. 1 (2013): Rekayasa Teknologi
Publisher : Rekayasa Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.144 KB)

Abstract

Bermacam-macam refrigeran telah banyak sebagai fluida pada refrigerator, salah satunya yang dapat merusak lingkungan seperti CFC (Cloro Floro Carbon). Untukmengurangi hal tersebut maka dilakukan penggantian refrigeran yang ramah lingkungan.Penggantian refrigeran memiliki pengaruh cukup besar terhadap temperatur yangdihasilkan di dalam evaporator. Pada penelitian ini, dilakukan penggantian refrigeranCFC R12 ke HC MC134a pada refrigerator satu pintu dan mengganti ukuran panjangpipa kapiler dengan ukuran 1.75m, 2.00m, 2.25m sebagai acuan dasar perbandingan. Hasil penelitian menujukkan nilai koefisien prestasi (CoP) untuk panjang pipa kapiler1,75 m = 3,05 (CFC R12), dan 3,40 (HC MC134a). Untuk panjang pipa kapiler 2 m =3,04 (CFC R12) dan 3,30 (HC MC134a). Untuk panjang pipa kapiler 2,25 m = 2,95(CFC R12), dan 3,34 (HC MC134a)Temperatur evaporator terendah yang di dapat adalah -16°C dengan ukuran panjangpipa kapiler 2,25 m untuk refrigerant HC MC134a.