Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Meningkatkan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri Thamrin, Halida; Budu, Budu; Nontji, Werna; Sharief, Suchi Avnalurini
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.231 KB)

Abstract

Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia, hal ini disebabkan hilangnya zat besi saat menstruasi.Remaja putri mempunyai risiko lebih tinggi terkena anemia dibandingkan remaja putra karena remaja putri mengalami menstruasi tiap bulannya dan keinginan untuk mengurangi makan sehingga tubuh kekurangan zat gizi penting seperti zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian buah naga (Hylocereus polyrhizus) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan rancangan pretest-posttes with control group. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi Prodi DIII Kebidanan. Total sampel yang ditetapkan sebanyak 32 mahasiswi dibagi menjadi 2 kelompok, 16 mahasiswi yang diberikan buah naga (Hylocereus polyrhizus) sebagai kelompok intervensi dan 16 mahasiswi yang diberikan edukasi nutrisi sebagai kelompok kontrol. Pengukuran kadar hemoglobin dilakukan sebelum dan setelah pemberian perlakuan selama 8 minggu, pengukuran periodik dilakukan tiap 2 minggu. Analisa data menggunakan Uji Paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh namun tidak ada perbedaan bermakna pemberian buah naga (Hylocereus polyrhizus) terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada remaja putri (P>0,05).
Kejadian Dismenorhoe pada mahasiswi dengan anemia Machmud, Azrida; Sharief, Suchi Avnalurini; Thamrin, Halida
Window of Health : Jurnal Kesehatan Vol. 1 No. 3 (Juli, 2018)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.169 KB)

Abstract

Bagi anak-anak dan remaja putri banyak ditemukan masalah kesehatan khususnya anemia. Pada wanita dengan anemia defisiensi zat besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala – gejala pada waktu haid, tetapi sebagian merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa angka kejadian dismenorea masih cukup tinggi, mereka yang mengalami dismenorea yang sangat berat setelah minum obat harus beristirahat serta dianjurkan untuk membatasi bahkan meninggalkan sekolah atau pekerjaan selama 1-3 hari dalam satu bulan yang tentunya akan dapat merugikan wanita dalam beraktifitas, khususnya pada remaja putri yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara anemia dengan kejadian dismenorhoe. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis penelitian ini menggunakan desain survaianalitik dengan pendekatan yang digunakan cross sectional. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara anemia dengan kejadian dismenorea pada Mahasiswa kebidanan UMI dimana hasil uji Chi Square sebesar 9,737 dengan p-value 0,0001 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa anemia dapat menyebabkan terjadinya dismenorhoe pada remaja putri, sehingga perlunya peningkatan pengetahuan tentang  gizi bagi remaja putri  untuk mencegah terjadinya anemia.
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kampung KB Dusun Padang Assitang Sharief, Suchi Avnalurini; M, Azrida; Thamrin, Halida
Window of Community Dedication Journal Vol.02 No.01 (Juni, 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.vi.552

Abstract

The purpose of this activity is to increase public knowledge about the benefits and side effects, especially the long-term contraceptive method and economic empowerment of the community in Kampung KB through productive activities, namely making milkfish nuggets. The implementation method is to provide counseling related to long-term contraceptive methods, socialization of benefits and how to make milkfish nuggets, as well as packaging and marketing of milkfish nuggets. The results of this activity There was an increase in understanding where the results of the pretest were carried out on 12 mothers who were given a questionnaire with 10 questions consisting of the results of the pretest mothers, namely 50% had good knowledge, 33% had sufficient knowledge, and 17% had less knowledge. After being given counseling, there was an increase in knowledge, namely 83% good, 17% sufficient and no longer lacking knowledge of long-term contraceptive methods. The UPPKS mentari group has been able to make milkfish nuggets independently with simple packaging and has been equipped with a label so that it can become a product worthy of sale.
Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny. S Gestasi 43 Minggu 1 Hari dengan Serotinus Hafifah Fikriyah, Ambar; Avnalurini Sharief, Suchi; Thamrin, Halida
Window of Midwifery Journal Vol. 2 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.471 KB) | DOI: 10.33096/wom.vi.511

Abstract

Kehamilan postterm disebut juga dengan kehamilan serotinus, kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, postdate/pos datisme atau pascamaturitas, adalah: kehamilan yang berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus rata-rata 28 hari. Kehamilan biasanya berlangsung 40 minggu atau 280 hari, dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu adalah kehamilan postdate. Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu di dapatkan dari perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri . Ada janin yang dalam masa 42 minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang tidak meningkat, ada yang lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam kandungan karena kekurangan zat makanan atau oksigen. Kehamilan postterm mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas perinatal, ataupun makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu dengan postterm dapat berupa perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetrik yang meningkat. Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan kematian 450 kematian per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu, global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunn angka kematian ibu secara bermakna. Sebanyak 20-30% dari kehamilan mengandung resiko atau komplikasi yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayinya . Berdasarkan angka kejadian serotinus yang banyak memberi dampak terhadap bayi dan ibu bersalin maka penulis tertarik mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny”S” dengan persalinan serotinus Di RSKDIA Siti Fatimah Makassar.
Perbandingan Pemberian Tablet Fe dan Vitamin C dengan Tablet Fe dan Vitamin A terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin pada Mahasiswi Kebidanan Halida Thamrin; Suchi Avnalurini Sharief
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11, No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.89 KB) | DOI: 10.33846/sf11101

Abstract

Young women have a high risk of anemia, this is due to the loss of iron during menstruation. Young women have a higher risk to experience of anemia than young men because young women experience menstruation each month and desire to diet so that the body is deficient in essential nutrients such as iron. The purpose of this research is to know the comparison of tablet Fe and Vit C with tablet Fe and Vit A to increase the level of hemoglobin on the student of Midwifery School of Universitas Muslim Indonesia. The population in the study was all students of Midwifery School of Universitas Muslim Indonesia, with population size of 131 students. The samples were taken with purposive sampling technique based on certain criteria, with sample size of 32 students. The results of study showed that there was an increase in hemoglobin levels in the group of tablet Fe and vitamin C and the group of tablet Fe and vitamin A. Statistical test results using the T-Test obtained mean difference-1.950, p = 0.000 meaning there is a meaningful difference to the increase in hemoglobin level. Keywords: young men; hemoglobin; tablet Fe; vitamin C, vitamin A ABSTRAK Remaja putri memiliki risiko tinggi mengalami anemia, hal ini disebabkan hilangnya zat besi saat menstruasi. Remaja putri mempunyai risiko lebih tinggi terkena anemia dibandingkan remaja putra karena remaja putri mengalami menstruasi tiap bulannya dan keinginan untuk diet sehingga tubuh kekurangan zat gizi penting seperti zat besi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbandingan Pemberian Tablet Fe dan Vit C dengan Tablet Fe dan Vit A terhadap Peningkatan kadar Hb pada Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan post test only design untuk Mengetahui Perbandingan Pemberian Tablet Fe dan Vit C dengan Tablet Fe dan Vit A terhadap Peningkatan kadar Hb pada Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Adapun populasi pada penelitian adalah seluruh mahasiswi prodi DIII Kebidanan, dengan ukuran populasi 131 mahasiswa. Adapun sampel diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu, dengan ukuran sampel 32 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan kadar hemoglobin pada kelompok tablet Fe dan vitamin C dan kelompok tablet Fe dan vitamin A. Hasil uji statistik menggunakan uji t-test diperoleh mean difference -1,950, p = 0,000 yang artinya ada perbedaan yang bermakna terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Kata kunci: remaja putri; hemoglobin; tablet Fe; vitamin C; vitamin A
Kebiasaan Makan dan Kejadian Anemia Suchi Avnalurini Sharief; Azrida M.
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus Januari 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk131

Abstract

Iron deficiency anemia is the most common nutritional problem in the world and affects more than 600 million people. Young women are one of the groups that are prone to suffering from anemia. Adolescent girls in general have unhealthy eating habits, including the habit of not eating breakfast, lazy drinking water, unhealthy diets because they want to be slim (ignoring protein sources, carbohydrates, vitamins and minerals), snacking habits low in nutrition and eating. fast food. So that adolescents are not able to meet the diversity of nutrients needed by their bodies for the synthesis process of forming hemoglobin. The purpose of this study was to analyze the eating habits of the incidence of anemia in students of the Midwifery Study Program of the Muslim University of Indonesia. This type of research was an analytic observational study with a prospective cohort design to determine the eating habits of anemia in students of the Midwifery Study Program at the Muslim University of Indonesia. The population in the study were all students of the Midwifery Study Program, totaling 79 students. Samples were taken by purposive sampling technique based on certain criteria. Chi square test was used to see the relationship between eating habits and the incidence of anemia. Eating habits were focused on the need for nutrients that are sourced in producing iron. The iron substances needed / needed in a day were insufficient, moderate or sufficient. And used the Spearmen test to see the correlation between variables. Midwifery students of FKM UMI who experienced anemia were 21 people, namely 1 person with severe anemia, 15 people with moderate anemia and 5 people with mild anemia, as well as 21 people who were normal (not experiencing anemia). There were 19 people with adequate iron status (adequate) while 23 people with insufficient nutritional status. There is an effect of iron intake on the incidence of anemia. Keywords: eating habits; anemia ABSTRAK Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Remaja putri merupakan salah satu kelompok yang rawan menderita anemia. Remaja putri pada umumnya memiliki karakteristik kebiasaan makan tidak sehat, antara lain kebiasaan tidak makan pagi, malas minum air putih, diet tidak sehat karena ingin langsing (mengabaikan sumber protein, karbo-hidrat, vitamin dan mineral), kebiasaan ngemil makanan rendah gizi dan makan makanan siap saji. Sehingga remaja tidak mampu memenuhi keanekaragaman zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya untuk proses sintesis pembentukan hemoglobin (Hb). Tujuan Penelitian ini yaitu menganalisis kebiasaan makan terhadap kejadian anemia pada mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan kohort prospektif untuk mengetahui kebiasaan makan terhadap kejadian anemia pada mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Adapun populasi pada penelitian adalah seluruh mahasiswi prodi DIII Kebidanan yang berjumlah 79 mahasiswa. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan kriteria tertentu. Uji Chi square digunakan untuk melihat hubungan kebiasaan makan terhadap kejadian anemia. Kebiasaan makan difokuskan pada kebutuhan zat gizi yang bersumber dalam mengahasilkan zat besi. Zat besi yang diperlukan/dibutuhkan dalam sehari apakah kurang, sedang atau cukup. Dan menggunakan uji Spearmen untuk melihat korelasi antar variabel. Mahasiswi kebidanan FKM UMI yang mengalami anemia sebanyak 21 orang, yaitu anemia berat sebanyak 1 orang, anemia sedang 15 orang dan anemia ringan yaitu 5 orang begitu pula dengan yang normal (tidak mengalami anemia) yaitu sebanyak 21 orang. Asupan Zat besi yang memiliki status zat besi yang cukup (adekuat) sebanyak 19 orang sedangkan yang status gizi zat besinya tidak cukup (adekuat) sebanyak 23 orang. Ada pengaruh Asupan zat besi terhadap kejadian anemia. Kata kunci: kebiasaan makan; anemia
Perbandingan Pemberian Tablet Fe + Vitamin A dan Tablet Fe + Asam Folat Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Suchi Avnalurini Sharief; Azrida M
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 10, No 3 (2019): Juli 2019
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf10312

Abstract

WHO states that anemia is the 10 biggest health problems in this modern century. Based on Riskesdas (2013), it was reported that the incidence of anemia nationally was 21.7%, of which 18.4% occurred in men and 23.9% in women. Based on age group, anemia sufferers aged 5-14 years were 26.4% and 18.4% in the age group 15-24 years. Of all the age groups, women have the highest risk for anemia, especially teenage girls. The purpose of this study was to determine the comparison of the administration of Fe + Vit A tablets and Fe + Folic acid tablets to elevated Hb levels in DIII midwifery students from the Indonesian Muslim University. This type of research was a Quasi Experimental study with the Post Test Only design approach to Knowing Comparison of Giving Tablets of Fe & Vit A with Fe Tablets & Folic Acid to Increasing Hb Levels in DIII Midwifery Study Program Students at Muslim University of Indonesia. The sample was taken by purposive sampling technique with a total of 32 female students. The results of this study there was a difference in the increase in hemoglobin levels in the group supplementing Fe + Vit A and Fe + Folic Acid tablets. The results of statistical tests using the T-test using Independent Samples Test obtained mean difference value of 0.918, P = 0.039 smaller than the specified significance value of α (0.05), meaning that there was a significant difference between the pretest levels and each good giving. in the group Fe + Vitamin A and Fe + Folic Acid. Keywords: young women; Hb; Fe; vit A; folic acid ABSTRAK WHO menyebutkan bahwa anemia merupakan 10 masalah kesehatan terbesar di abad modern ini. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7%, dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan. Berdasarkan kelompok umur, penderita anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan sebesar 18,4% pada kelompok umur 15-24 tahun. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja putrid.Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Perbandingan Pemberian Tablet Fe + Vit A dan Tablet Fe + Asam Folat terhadap Peningkatan kadar Hb pada Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental dengan pendekatan Post Test Only design untuk Mengetahui Perbandingan Pemberian Tablet Fe & Vit A dengan Tablet Fe & Asam Folat terhadap Peningkatan kadar Hb pada Mahasiswi Prodi DIII Kebidanan Universitas Muslim Indonesia.Adapun Sampel diambil dengan teknik Purposive sampling dengan jumlah 32 mahasiswi.Hasil penelitian ini ada Perbedaan peningkatan kadar Hemoglobin pada kelompok pemberian suplementasi Fe + Vit A dan Tablet Fe + Asam Folat. Hasil uji statistik menggunakan T- test dengan mengunakan Independent Samples Test diperoleh nilai mean difference 0,918, P = 0,039 lebih kecil dari dari nilai kemaknaan yang ditetapkan yakni α (0,05) artinya ada perbedaan yang bermakna antara kadar pretest dengan masing-masing pemberian baik pada kelompok Fe + Vitamin A dan Fe + Asam folat. Kata kunci: remaja putri; Hb; Fe; vit A; asam folat
Hubungan antara Pengetahuan, Status Gizi dan Pola Menstruasi pada Mahasiswi Kebidanan yang Mengalami Anemia Azrida M; Suchi Avnalurini Sharief
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus November 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v12i0.1103

Abstract

Anemia is a common nutritional problem in the world, especially in developing countries. One of the indicators to determine the nutritional status of adolescents is by calculating the Upper Arm Circumference (UAC) and Body Mass Index (BMI). Menstruation experienced by young women normally lasts 2-7 days each month which can increase the incidence of anemia. The purpose of this study was to determine whether there was a relationship between knowledge, nutritional status and menstrual patterns on the incidence of anemia in midwifery students. This type of research was analytic observational study with cross-sectional approach. The population in this study were 81 female students. The sample in this study were 47 students, selected using total sampling technique. The results of this study indicate that there was no relationship between knowledge and the incidence of anemia, there was no relationship between nutritional status and the incidence of anemia and there was relationship between menstrual patterns and anemia.Keywords: adolesence; anemia; knowledge; nutritional status; menstrual patternsABSTRAKAnemia merupakan salah satu masalah gizi yang umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Salah satu indikator untuk menentukan status gizi remaja adalah dengan menghitung Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Menstruasi yang dialami remaja putri secara normal berlangsung 2-7 hari setiap bulannya yang dapat meningkatkan kejadian anemia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, status gizi dan pola menstruasi terhadap kejadian anemia pada mahasiswi kebidanan. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 81 mahasiswi. Sampel pada penelitian ini sebanyak 47 mahasiswi yang dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia, tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia dan ada hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian anemia.Kata kunci: remaja; anemia; pengetahuan; status gizi; pola menstruasi
FACTORS RELATED TO SELECTION OF LABOR AIDING IN MATERNITY MOTHERS suchi avnalurini Sharief
Aloha International Journal of Health Advancement (AIJHA) Vol 1, No 4 (2018): OCTOBER
Publisher : Alliance oh Health Activists (AloHA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/%x

Abstract

The focus on reducing MMR is carried out on activities that include three messages in the MPS program, namely that each delivery is assisted by trained health workers, each obstetric and neonatal complications receive adequate services and every woman of childbearing age has access to prevention of unwanted pregnancy and management of miscarriage complications. The higher the coverage of childbirth by health workers, the lower the risk of death, therefore the goal of health development, one of which is to significantly increase the number of pregnant women who get examined and give birth assisted by health workers. The purpose of this study was to determine the relationship of education, employment, family support, affordability of access to health facilities (transportation), socio-cultural relations with the selection of birth attendants in the Lede District Health Center Work Area. Lede Kab. Taliabu Island, North Maluku. This type of research is an observational study with a cross-sectional study approach, using a total sampling that is all mothers giving birth in the Lede District Health Center Work Area. Lede. Regency. North Maluku Taliabu Island from January to June 2018 as many as 61 people. The results of this study indicate that there is a relationship between education and the selection of birth attendants obtained P-value = 0,000
Relationship Between Level of Knowledge, Attitude and Motivation of Breast Self Examination (BSE) Suchi Avnalurini Sharief; Wa Ode Marhani
Aloha International Journal of Health Advancement (AIJHA) Vol 1, No 2 (2018): AUGUST
Publisher : Alliance oh Health Activists (AloHA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/aijha10201

Abstract

Breast cancer is one of the leading causes of death caused by cancer in women. Breast cancer (carcinoma mammae) is a condition in which cells have lost control and normal mechanisms, resulting in abnormal growth, rapid and uncontrolled that occurs in breast tissue. The only effective way to detect breast cancer early to date is only to detect as early as possible on the possibility of this disease, namely by doing Breast Self-Examination (BSE). This action is very important because almost 85% of breast lumps are found by the sufferers themselves. The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes and motivation towards breast self-examination (BSE) in high school 9 Makassar students. This type of research was observational research with a cross sectional approach, using a sample of 182 class XI and XII students. The results of this study indicate there was no relationship between the level of knowledge of students with breast self-examination (BSE) (p-value = 0.065), there was a relationship between the attitude of students with breast self-examination (BSE) (p-value = 0.000) and there was a relationship between student motivation with breast self-examination (BSE) (p-value = 0.000). In conclusion, there is a relationship between students' attitudes and motivation towards breast self-examination (BSE) and there is no relationship between the level of knowledge of students and breast self-examination (BSE). Keywords: knowledge; attitude; motivation; BSE