Claim Missing Document
Check
Articles

The Risk of Atherosclerotic Cardiovascular Disease among Hyperlipidaemia Patients and Appropriateness of Statin Therapy Iskandar, Maharani F.; Nurmainah, Nurmainah; Susanti, Ressi
Pharmacology and Clinical Pharmacy Research Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Padjadjaran, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.963 KB) | DOI: 10.15416/pcpr.v3i1.16452

Abstract

Patients with hyperlipidaemia is at increased risk of developing atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD). The use of appropriate statin therapy is important to obtain optimal health outcomes. However, there was limited information regarding the risk of ASCVD among Indonesian hyperlipidaemia population and the appropriateness of statin therapy given to these patients. This study aimed to assess the ASCVD risks among the patients and evaluate the use of statin therapy at hospitalized hyperlidaemia patients. This cross sectional study used medical records as data source. This study was conducted at one hospital in Pontianak, Indonesia during Januari-June 2017. We included 50 subjects. The 10-year risk of ASCVD was assessed using ASCVD pooled cohort risk assessment equation (PCRAE). The results showed that 66% of the included subjects had a relatively high risk of developing ASCVD. Subjects with high risk of ASCVD received inappropriate statin therapy. High intensity statin should be given to these patients. In conclusion, large proportion of the subjects were at high risk of developing ASCVD. Nevertheless, inappropriate statin therapy were given to these patients. Improvement in medication practice should be done to prevent complication and increase quality of health outcomes.Keywords: ASCVD, dyslipidemia, statin
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN BRIEF ILLNESS PERCEPTION QUESTIONNAIRE (B-IPQ) VERSI INDONESIA PADA PASIEN ASMA DI RSUD DOKTER SOEDARSO PONTIANAK Agustyani, Surya; Susanti, Ressi; Robiyanto, Robi
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol 4 No 2 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (538.791 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v4i2.283

Abstract

Brief Illness Perception Questionnaire (B-IPQ) merupakan kuesioner singkat yang digunakan untuk studi tentang persepsi penyakit seseorang dan sesuai untuk mengevaluasi persepsi penyakit pada pasien dengan penyakit kronis, salah satunya asma. Instrumen ini belum pernah digunakan untuk mengukur persepsi pada pasien asma di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat. Oleh sebab itu, agar instrumen B-IPQ dapat diterapkan pada penyakit asma di Indonesia, uji validitas dan reliabilitas pada instrumen B-IPQ versi bahasa Indonesia perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen B-IPQ versi Indonesia pada pasien asma di RSUD Dokter Soedarso Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik purposive sampling. 32 orang pasien asma terlibat sebagai responden. Uji validitas dilakukan dengan metode Pearson correlation (nilai korelasi ? 0,3) dan uji reliabilitas menggunakan teknik Internal consistency (Cronbach alpha coefficient ? 0,7). Hasil penelitian ini adalah uji validitas menunjukkan nilai korelasi masing-masing item > 0.3 (p=0.05) dan uji reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach alpha coefficient sebesar 0.787 > 0.7 (p=0.05). Kesimpulannya instrumen B-IPQ versi Indonesia valid dan reliabel untuk mengukur persepsi penyakit pada pasien asma di RSUD Dokter Soedarso Pontianak.
KARAKTERISASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI ETIL ASETAT BUNGA NUSA INDAH (MUSSAENDA ERYTHROPHYLLA) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIK TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D Ari Widiyantoro, Ressi Susanti, Pitriyana,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (469.767 KB)

Abstract

Mussaenda erythrophylla merupakan tanaman yang tumbuh di daerah tropis termasuk Indonesia. Mussaenda erythrophylla mengandung senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, alkaloid dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi senyawa flavonoid dari Mussaenda erythrophylla dan mengetahui aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D. Hasil uji sitotoksik dari ekstrak dan semua fraksi sampel Mussaenda erythrophylla menunjukkan bahwa aktivitasnya tidak berbeda signifikan. Kemudian fraksi etil asetat dilanjutkan pada tahap pemisahan dan pemurnian. Isolat relatif murni diperoleh sebanyak 17,8 mg berbentuk amorf. Kemurnian isolat diuji menggunakan kromatografi lapis tipis 1 dan 2 dimensi yang menunjukkan adanya noda tunggal dan uji metabolit sekunder yang menunjukkan positif flavonoid. Berdasarkan spektrum Ultraviolet Visible (metanol) diketahui adannya serapan maksimum pada ? 253 nm yang menunjukkan transisi elektronik ???*. Spektrum Infrared (IR) menunjukkan adanya bilangan gelombang (cm-1) : 3433-3100 (OH), 2943 (C-H alifatik ulur), 1450 (cincin aromatik), 1114 (C-O-C ulur) dan 1022 (C-O). Hasil uji sitotoksik isolat diperoleh nilai IC50 sebesar 278,3 ?g/mL. Berdasarkan analisis tersebut, isolat diindikasi merupakan senyawa flavonoid jenis katekin yang memiliki kemampuan sitotoksik kategori sedang terhadap sel kanker payudara T47D. Kata Kunci : Mussaenda erythrophylla, sel kanker payudara T47D dan flavonoid
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA RAWAT INAP DI RSUD dr. SOEDARSO PONTIANAK Ofisya, Laviesta Meitriana; Susanti, Ressi; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkiol dan alveoli yang menyebabkan peradangan akut parenkim paru-paru yang disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit, tetapi sebagian besar disebabkan oleh bakteri. Penanganan pneumonia biasanya diberikan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan terapi dan meningkatkan resiko terjadinya resistensi antibiotik. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasien pneumonia, pola penggunaan antibiotik serta kerasionalan dalam penggunaannya. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional yang bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling. Hasil penelitian diperoleh 61 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh kemudian dievaluasi berdasarkan pedoman yang digunakan yaitu Pedoman Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI 2003), Antibiotic Guidelines 2015-2016, dan British National Formularium (BNF) 2017-2018. Pasien pneumonia paling banyak terjadi pada laki-laki (62,29%) pada rentang usia 0-4 tahun (50,82%). Pola penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah antibiotik terapi tunggal (52,46%) yaitu ceftriakson (29,51%), dengan evaluasi ketepatan yaitu tepat indikasi (100%), tepat obat (93,02%), tepat dosis (68,60%), dan tepat lama pemberian (62,79%).
UJI EFEKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIA KOMBINASI JUS MENTIMUN (Cucumis sativus) DAN TOMAT (Solanum lycopersicum L) TERHADAP TIKUS WISTAR JANTAN Suntoro; Susanti, Ressi; Robiyanto
JURNAL BORNEO AKCAYA Vol 4 No 1 (2017): Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Publik
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51266/borneoakcaya.v4i1.76

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disease with characteristics of hyperglycemia. Conventional treatments using oral medications such as glibenclamide and metformin have many side effects. Therefore, it is necessary to find an alternative drug that is more effective and safer. Some agents that are often used as anantihiperglikemia are cucumber and tomato.The purpose of this study was to determine the effectiveness of combination of cucumber and tomato juice to decrease blood glucose levels of male Wistar ratsusingglucose tolerance method. Male Wistar rats were fasted for 10 hours and then measured the levels of fasting blood glucose. Then animals test were given the juice (single and combination), 30 minutes later were given a dose of sucrose load of 6.75 g / KgBW orally. Blood glucose levels of animal testre-measured at 30th, 60th, 90th, and 120th minutes after loading sucrose using a glucometer.The measurement results showed that blood glucose levels of the combination of cucumber and tomato juice group with dose ratio of 28 g/KgBW:16.8 g/KgBW gave decrease blood glucose levels significantly compared to the negative control group (p≤0.05) and didn’t not provide a significant difference compared to the metformin group (p ≥0.05).
Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Rimpang Jeringau Merah (Acorus Sp.) Sebagai Nefroprotektor Pada Tikus Putih Galur Wistar Yang Diinduksi Parasetamol Dosis Toksik Yustria, Mery; Susanti, Ressi; Purwanti, Nera Umilia
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jeringau Merah (Acorus sp.) telah digunakan secara empiris oleh masyarakat suku Dayak Kalimantan Barat untuk menyembuhkan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek nefroprotektor ekstrak etanol rimpang jeringau merah. Uji dilakukan dengan membagi 24 tikus putih galur wistar dalam 6 kelompok: kontrol normal (CMCNa 0,5%), kontrol positif (curcuma 54 mg/kgBB), kontrol negatif (parasetamol 1350 mg/kgBB), kelompok perlakuan ekstrak etanol rimpang jeringau merah (P): P1 (250 mg/kgBB), P2 (500 mg/kgBB), dan P3 (750 mg/kgBB). Kelompok kontrol normal diberikan CMC-Na 0,5% selama 10 hari sedangkan kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif, dan kelompok perlakuan diberikan sediaan selama 10 hari dan diinduksi dosis tunggal parasetamol hari ke-5 secara oral setelah 1 jam pemberian sediaan. Efektivitas nefroprotektor diamati dari kadar ureum. Data dianalisis dengan One Way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Post-Hoc LSD. Hasil analisis menunjukkan kadar ureum P1 dan P2 tidak berbeda signifikan dengan kontrol positif (p>0,05). Berdasarkan penelitian yang dilakukan ekstrak etanol rimpang jeringau merah berpotensi sebagai agen nefroprotektor dengan menurunkan kadar ureum. Dosis ekstrak etanol rimpang jeringau merah yang efektif sebagai nefroprotektor adalah 250 mg/kgBB. Kata kunci: Jeringau Merah (Acorus sp.), nefroprotektor, parasetamol, urea
Evaluasi Penggunaan Obat Triheksifenidil sebagai Terapi Adjuvan pada Pasien Skizofrenia di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Sungai Bangkong Pontianak Musdalifah, Wiranti; Susanti, Ressi; ., Robiyanto
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Schizophrenia is a chronic and severe mental disorder that affects how a person thinks, feels, and behaves. The main therapy for schizophrenia is anti-psychotic medication. A variety of side effects arise from the use of antipsychotic drugs including extrapyramidal syndrome. Trihexyphenidyl is an anticholinergic drug which is commonly use in preventing and treating extrapyramidal symptoms caused by antipsychotic. This study aims to know the patterns of trihexyphenidyl usage and rationality of trihexyphenidyl usage in Inpatient Installation of Sungai Bangkong Psychiatric Hospital Pontianak. The method of this study was a observational method with descriptive cross sectional study design. Data were taken from patients medical record by purposive sampling technique. Samples in this study were 165 patients. Based on results, combination therapy of the most widely prescribed was trihexyphenidyl with risperidone - clozapine - trifluoperazine (35,76%). Trihexyphenidyl dose of the most widely prescribed was 2 x 2 mg/day (93,94%). Antidepressants were the most commonly used class of drugs (38,64%). Percentage of appropriate indication, appropriate drug, appropriate dose, appropriate route, appropriate frequency of administration and beware of the side effects of drugs in the use of trihexyphenidyl were respectively 64,25%, 100%, 100%, 100%, 100%, and 100%. Based on the results of study there are 109 patients (64,25%) that comply all of the medication rationality criteria.
EVALUASI PENATALAKSANAAN TERAPI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE TAHUN 2019 Meriska, Nisa; Susanti, Ressi; Nurmainah, Nurmainah
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh infeksi virus dengue untuk itu dalam pengobatannya hanya diperlukan terapi suportif sebagai pengganti cairan tubuh dan terapi simtomatis seperti pemberian paracetamol untuk mengatasi demam dan tidak memerlukan antibiotik apabila tidak ada infeksi sekunder ataupun mengalami sindrom syok dengue (SSD). Penggunaan obat dan dosis yang tidak sesuai pada anak dapat memperburuk penyakit DBD yang diderita sehingga merupakan urgensi diperlukannya suatu pengkajian dan evaluasi terhadap pola penatalaksanaan DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pada pasien DBD serta evaluasi penatalaksanaan terapi pada pasien DBD. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan potong lintang yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data berdasarkan data rekam medis yang dilakukan dengan teknik accidental sampling. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini berjumlah 30 pasien. Hasil penelitian ditemukan karakteristik pasien laki-laki sebanyak 40% dan perempuan sebanyak 60%. Rentang usia pasien yang terlibat dalam penelitian ini berusia 2-5 tahun (33,33%) dan 6-12 tahun (66,67%). Evaluasi penatalaksanaan terapi penyakit DBD pada anak yaitu tepat pasien (100%), tepat indikasi (93,33%), tepat obat (93,33%), dan tepat dosis (86,67%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pasien yang paling banyak mengalami DBD berjenis kelamin perempuan (60%) dengan rentang usia paling banyak 6-12 tahun (66,67%) dan untuk tatalaksana terapi penyakit DBD sudah tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, dan tepat dosis.
POLA PENGGUNAAN ANTIBITIK PADA PASIEN SIROSIS HATI DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA KOTA PONTIANAK Sartika, Devi; Yuswar, M. Akib; Susanti, Ressi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antibiotika merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan didunia. Tingginya prevalensi pengobatan sendiri dengan antibiotik ditemukan pada orang dewasa dan anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik pada pasien sirosis hati dengan atau tanpa hematemesis melena. Penelitian ini adalah penelitian observasional menggunakan rancangan studi potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data rekam medik pasien sirosis hati dengan atau tanpa hematemesis melena. Hasil penelitian dari 25 pasien, antibiotik yang digunakan adalah sefotaksim i.v 2x1g dan 3x1g sebanyak 13 pasien (52%), seftriakson i.v 2x1 sebanyak 11 pasien (44%) dan siprofloksasin i.v 2x400mg sebanyak 1 pasien (4%). Kesimpulan jenis antibiotik yang di gunakan paling banyak adalah golongan sefalosporin.
Analisis Hubungan Penggunaan Obat Antiepilepsi terhadap Risiko Jatuh pada Pasien Geriatri Rawat Jalan di Klinik Saraf RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak Sariyani, Maya; Nurmainah, Nurmainah; Susanti, Ressi
Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Farmasi Kalbar
Publisher : Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan obat antiepilepsi dapat meningkatkan risiko jatuh karena efek samping seperti ataksia, sedasi, kebingungan, pusing, dan penglihatan kabur. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan usia, jenis kelamin, dan komorbid terhadap risiko jatuh pada geriatri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional yang bersifat analitik. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Data yang digunakan merupakan basis data elektronik pasien geriatri rawat jalan di klinik saraf selama periode Januari hingga Desember 2019 yang menggunakan obat antiepilepsi. Analisis data dilakukan menggunakan SPSS versi 16.0 dengan uji chi-square. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa persentase usia 60-69 tahun lebih banyak sebesar 72,5% dimana wanita lebih mendominasi dengan jumlah sebesar 54,1% dibanding pria sebesar 45,9%, dan geriatri tanpa komorbid lebih banyak sebesar 88,7% dibanding geriatri yang memiliki komorbid sebesar 11,3%. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia (p=0,001), jenis kelamin (p=0,001), dan komorbid (p=0,001) dengan risiko jatuh. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara usia, jenis kelamin, dan komorbid terhadap peningkatan risiko jatuh pada geriatri. Kata kunci: fall risk medicine, geriatri, obat antiepilepsi, risiko jatuh