Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI RAWAT INAP Purwaningsih, Avianti Eka Dewi Aditya; Rahmawati, Fita; Wahyono, Djoko
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.150

Abstract

Meluasnya penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan isu besar dalam kesehatan masyarakat dan keamanan pasien. Masalah utama pemakaian antibiotik pada anak adalah penentuan jenis antibiotik, dosis, interval, dan rute pemberian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase antibiotik yang rasional (kategori 0) dan apa saja jenis ketidakrasionalan (kategori II-V), serta untuk mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antibiotik dengan luaran terapi yang di capai. Penelitian merupakan penelitian observasional menggunakan metode cohort. Pengambilan data pada penelitian dilakukan secara retrospektif dan prospektif selama periode November 2014 sampai Februari 2015. Sampel penelitian adalah pasien pediatri di bangsal rawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, yang memenuhi kriteria inklusi. Evaluasi rasionalitas antibiotik menggunakan metode Van der Meer dan Gyssens kemudian dianalisis secara deskriptif. Hubungan antara rasionalitas antibiotik dengan luaran terapi dianalisis menggunakan Chi-square dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil evaluasi terhadap penggunaan antibiotik pada 385 regimen menunjukkan 23,9% penggunaan antibiotik rasional. Jenis ketidakrasionalan, yaitu kategori V (8,6%); kategori IV A (22,3%); kategori IV C (20%); kategori IV D (1,6%); kategori II A (44,4%); kategori IV B (37,7%). Hasil analisis hubungan rasionalitas dengan luaran terapi menunjukkan tidak ada hubungan antara rasionalitas penggunaan antibiotik dengan luaran terapi (p>0,05).
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRI RAWAT INAP Avianti Eka Dewi Aditya Purwaningsih; Fita Rahmawati; Djoko Wahyono
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 5, No 3
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.211

Abstract

Meluasnya penggunaan antibiotik yang tidak tepat merupakan isu besar dalam kesehatan masyarakat dan keamanan pasien. Masalah utama pemakaian antibiotik pada anak adalah penentuan jenis antibiotik, dosis, interval, dan rute pemberian. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persentase antibiotik yang rasional (kategori 0) dan apa saja jenis ketidakrasionalan (kategori II-V), serta untuk mengetahui hubungan rasionalitas penggunaan antibiotik dengan luaran terapi yang di capai. Penelitian merupakan penelitian observasional menggunakan metode cohort. Pengambilan data pada penelitian dilakukan secara retrospektif dan prospektif selama periode November 2014 sampai Februari 2015. Sampel penelitian adalah pasien pediatri di bangsal rawat inap Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, yang memenuhi kriteria inklusi. Evaluasi rasionalitas antibiotik menggunakan metode Van der Meer dan Gyssens kemudian dianalisis secara deskriptif. Hubungan antara rasionalitas antibiotik dengan luaran terapi dianalisis menggunakan Chi-square dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil evaluasi terhadap penggunaan antibiotik pada 385 regimen menunjukkan 23,9% penggunaan antibiotik rasional. Jenis ketidakrasionalan, yaitu kategori V (8,6%); kategori IV A (22,3%); kategori IV C (20%); kategori IV D (1,6%); kategori II A (44,4%); kategori IV B (37,7%). Hasil analisis hubungan rasionalitas dengan luaran terapi menunjukkan tidak ada hubungan antara rasionalitas penggunaan antibiotik dengan luaran terapi (p>0,05).Kata kunci: antibiotik, pediatri, rasionalitas, Gyssens
Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien dengan Infeksi Saluran Kemih di Rumah Sakit X di Surakarta Adhi Wardhana Amrullah; Avianti Eka Dewi Aditya Purwaningsih; Rolando Rahardjoputro; Atiek Murharyati
JURNAL MANAJEMEN DAN PELAYANAN FARMASI (Journal of Management and Pharmacy Practice) Vol 12, No 2
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jmpf.73613

Abstract

The study was conducted by evaluating the rationality of antibiotics as an indicator of the rationality of antibiotic administration with the aim of knowing the level of rationality of the pattern of prescribing antibiotics for urinary tract infections The rationality analysis method of prescribing antibiotics in this study used the Gyssens method as a method in medical research used to determine the rationality of antibiotic administration. This research is a descriptive observational study with a cross-sectional method. The data was obtained from a retrospective search of medical records from January to December 2020 at the medical records section of the Hospital in Surakarta. The results showed that the number of patients with urinary tract infections who were hospitalized during 2020 was 104 patients and the number of patients who received antibiotic prescriptions was 80 patients. The results of rationality analysis showed that the antibiotics used in patients with urinary tract infections were 27 (33.75%) cases of antibiotic use including category 0 (zero) which means rational use of antibiotics. Irrational use of antibiotics occurred in category III-A as 40 cases (50%), II-B as 11 cases (13.75%), and the combination of II B with III A as 2 cases (2.5%).
Potensi Inkompatibilitas Terapeutik Penggunaan Kortikosteroid pada Resep Anak Racikan di Klinik ‘X’ Sukoharjo Nur Anggreini Dwi Sasangka; Avianti Eka Dewi Aditya Purwaningsih; Dian Marlina
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2021: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2021)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (525.874 KB)

Abstract

Penulisan resep racikan masih banyak ditemukan dibeberapa fasilitas kesehatan di Indonesia. Peracikan obat umumnya menjadi solusi terhadap keterbatasan formula obat untuk anak. Inkompatibilitas merupakan suatu kejadian obat yang tidak tercampurkan secara fisika maupun kimia dan berakibat pada hilangnya potensi, meningkatnya toksisitas atau efek samping yang lain. Inkompatibilitas adalah reaksi yang tidak diinginkan yang terjadi antara obat dengan larutan, wadah atau dengan obat lainnya. Dua jenis inkompatibilitas yang berkaitan dengan peracikan adalah inkompatibilitas fisik dan kimia. pada pustaka lain dibagi menjadi inkompatibilitas fisika, kimia, dan teraupetik. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional yang dilakukan di klinik utama “x” di Sukoharjo pada bulan Juli hingga desember 2020. Dalam penelitian ini terlihat bahwa pasien laki-laki paling banyak mendapatkan resep kortikosteroid 49,5% (n=113) dan sebanyak 24,7% (n=113) untuk perempuan yang mendapatkan resep kortikosteroid. Resep dengan racikan kortkisteroid Dexamethason yang memiliki inkompatibilitas terapeutik sebanyak 1 dengan obat asam mefenamat sebanyak 12 resep, sedangkan untuk methylprednison ditemukan sebanyak 4 obat kombinasi yaitu dengan vitamin C sebanyak 4 resep, Amoxicillin sebanyak 1 resep, Antasida sebanyak 1 resep dan As.mefenamat sebanyak 12 resep.
KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH CESAR DI RSUD IBU FATMAWATI SOEKARNO KOTA SURAKARTA TAHUN 2020 Avianti Eka Dewi Aditya Purwaningsih; Sherley Widya Chandra; Samuel Budi Harsono
Jurnal Pharmacopoeia Vol 2 No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v2i1.352

Abstract

Pemberian antibiotik profilaksis disarankan untuk persalinan sectio caesarea karena terbukti efektif menurunkan angka infeksi luka operasi. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji ketepatan dalam pemberian antibiotik profilaksis di RSUD Ibu Fatmawati Soekarno tahun 2020 menggunakan metode Gyssens. Jenis penelitian ini termasuk deskriptif non eksperimental. Pengambilan data secara retrospektif dengan melihat data rekam medik pasien bedah cesar di RSUD Ibu Fatmawati Soekarno tahun 2020. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang digunakan untuk mengkaji berupa karakteristik pasien, pola penggunaan antibiotik profilaksis, serta kesesuaian dengan pedoman yang dibandingkan dengan bagan alur Gyssens. Hasil penelitian pada pasien bedah cesar di RSUD Ibu Fatmawati Soekarno tahun 2020 menunjukkan antibiotik yang paling sering digunakan adalah sefuroksim (92,61%), seftriakson (2,96%), ampicillin+sulbaktam (2,46%), ampicillin (1,48%), sefadroksil (0,49%). Kajian penggunaan antibiotik profilaksis berdasarkan Gyssens diperoleh kategori 0 (74,06%), kategori VI (23,68%), dan kategori IVA (2,26%). Rute pemberian intravena sudah sesuai dengan pedoman (100%). Dosis, interval, durasi antibiotik sudah sesuai yaitu penggunaan dosis 1-2g dengan frekuensi 2x sehari, durasi 1-2 hari (100%). Waktu pemberian ≤30 menit (100%).
Analisis Kualitas Kimia dan Fisika Sediaan Pulveres Antibiotika dan Kortikosteroid di Klinik "X" Kota Sukoharjo: Analysis of Chemical and Physical Quality of Pulveres Antibiotic and Corticosteorid Conditions Clinic in Sukoharjo Nur Anggreini Dwi Sasangka; Avianti Eka Dewi Aditya Purwaningsih; Dian Marlina
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. SE-1 (2023): Spesial Edition J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5iSE-1.2059

Abstract

Pharmacists have one of the tasks, namely dispensing non-sterile preparations by making pulveres preparations. Making pulveres preparation cannot be separated from the risk of medication errors caused by incompatibility. This study aims to determine the incompatibility of antibiotic pulveres preparations with corticosteroids. This study is experimental, the sample used is a mixture of antibiotics and corticosteroids in the form of pulveres. The antibiotics used were amoxicillin, cefixim, and cefadroxil, while the corticosteroids used were dexamethasone and methylprednisolone. The research was conducted in the Setia Budi University laboratory, by looking at organoleptic, moisture test, and active substance content test using UV spectrophotometer instrument. The data obtained were analysed descriptively and displayed in the form of tables and percentages. This study was based on the prescription of children's pulveres preparations at clinic X in Sukoharjo, which mostly prescribed antibiotics with corticosteroids. Experiments were carried out in accordance with the literature test and it was found that there was no organoleptic change when the tablet preparation was crushed. Moisture test results showed that amoxicillin has hygroscopic properties that cause the powder to become moist. Amoxicillin pulveres with corticosteroids have high moisture content. The cefixime pulveres with or without cortocisteroid combination also had high moisture content. The allowable moisture content is < 5%. The test results showed that there was a difference in absorbance values between antibiotics in single form and a combination of antibiotics and corticosteroids Keywords: antibiotic, incompatibility, corticosteroid, pulveres Abstrak Farmasis memiliki salah tugas yaitu dispensing sediaan non steril dengan membuat sediaan pulveres. Pembuatan sediaan pulveres tidak lepas dari risiko medication error yang disebabkan adanya inkompatibilitas. Penelitian bertujuan mengetahui inkompatibilitas sediaan pulveres antibiotika dengan kortikosteroid. Penelitian ini merupakan eksperimental, sampel yang digunakan adalah campuran antibiotika dan kortikosteroid dalam bentuk pulveres. Antibiotika yang digunakan yaitu amoksisilin, sefixim, dan sefadroksil, sedangkan kortikosteroid yang digunakan yaitu dexametason dan metilprednisolon. Penelitian dilakukan dilaboratorium Universitas Setia Budi, dengan melihat organoleptis, uji kelembaban, dan uji kadar zat aktif dengan menggunakan instrument spektofotometer UV. Data yang didapatkan dianalisis secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan persentase. Penelitian ini berdasarkan peresepan sediaan pulveres anak di klinik X di Sukoharjo yang sebagian besar resep antibiotika dengan kortikosteroid. Eksperimen dilakukan sesuai dengan uji literature dan didapatkan tidak ada perubahan secara organoleptik ketika sediaan tablet digerus. Hasil uji kelembaban menunjukkan bahwa amoksisilin memiliki sifat higroskopis yang menyebabkan serbuk menjadi lembab. Pulveres amoksisilin dengan kortikosteroid memiliki kadar kelembapan yang tinggi. Pulveres sefiksim dengan atau tanpa kombinasi kortokisteroid juga memiliki kadar kelembapan tinggi. Kadar kelembapan yang diperbolehkan yaitu < 5%. Hasil uji menunjukkan adanya perbedaan nilai absorbansi antara antibiotik dalam bentuk tunggal dengan kombinasi antibiotika dan kortikosteroid. Kata Kunci: antibiotika, inkompatibilitas, kortikosteroid, pulveres
Kajian Interaksi Obat Pada Pasien Demam Tifoid di Rumah Sakit X di Surakarta Eersta Zusvita Widyastuti; Adhi Wardhana Amrullah; Agnes Prawistya Sari; Avianti Eka Dewi Aditya Purwaningsih
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 21 No 1 (2024): Jurnal Farmasi Indonesia (in Press)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31001/jfi.v21i1.2140

Abstract

Salmonella typhi bacteria reside in the human body and cause an infection known as typhoid fever. The number of cases of typhoid fever in Indonesia reaches 81% per 100,000 people. The use of various drugs in the treatment of typhoid fever will increase the possibility of drug interactions. This research is a descriptive observational cross-sectional study. Data from medical records of typhoid fever patients at "X" Hospital in Surakarta from January to December 2021 were used in this study. Potential drug interactions were analyzed using the Drug Interaction Checker application and Stockley's Drug Interaction Guidebook. The data were then statistically analyzed using SPSS 25. The results showed that out of 96 patients with typhoid fever, 29 experienced potential drug interactions. Of the 29 patients, 68 cases occurred, consisting of 41 non-antibiotic-non-antibiotic cases (60.3%) and 27 antibiotic-non-antibiotic cases (39.7%). The highest potential drug interactions were levofloxacin and ondasetron in 8 cases, dexamethasone-omeprazole in 7 cases, ceftriaxone-lansoprazole in 5 cases and sucralfate-lansoprazole in 5 cases. Based on the level of severity, the potential drug interactions that are minor are 26 cases (38.235%), moderate drug interactions are 26 cases (38.235%) and major interactions are 16 cases (23.53%). Based on the mechanism, the most potential drug interactions in pharmacokinetics occurred, namely 52 cases (72.47%) compared to pharmacodynamics as many as 16 cases (23.53%).