Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisa Pengaruh Ask Content Terhadap Nilai Kalor Batubara Pada PT. Tribhakti Inspektama Samarinda Irhamni Nuhardin
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 1 No 6 (2021): JPTI - Juni 2021
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.52

Abstract

Seiring dengan meningkatnya harga minyak dan gas bumi maka batubara sebagai bahan bakar alternatif sangat diharapkan dapat mengantisipasi kekurangan energi dengan meningkatkan pemanfaatannya untuk keperluan domestik, bahan bakar pembangkit tenaga listrik, dan lain sebagainya. Beberapa negara memiliki sistem klasifikasi batubara secara spesifik. Klasifikasi tersebut digunakan untuk menggolongkan batubara berdasarkan pemanfaatannya. Berdasarkan standar SNI 13-6011-1999 klasifikasi batubara di indonesia dibagi menjadi dua yaitu brown Coal dan hard coal. Umumnya, untuk mengetahui kualitas batubara dilakukan analisa kimia berupa analisis proksimat atau analisis ultimat. Tujuan dari penelitian ini adalah unuk mengetahui pengaruh kadar abu terhadap nilai kalor pada batubara. Indonesia sebelum mengekspor batubara ke negara-negara lain batubara terlebih dahulu diuji dan dianalisis untuk menentukan layak atau tidak untuk di berikan sesuai permintaan konsumenKadar abu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar kandungannya berkisar 5%-40%. Oleh karena itu dilakukan analisis proximate untuk mengetahui pengaruh ash content. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari studi literatur, pengolahan sampel dan analisis data. Pengolahan sampel dengan cara menentukan Ash Content dan nilai kalor pada sampel batubara. Adapun cara menentukan Ash content yaitu dengan menimbang sampel batubara dengan berat tertentu kemudian dipanaskan hingga suhu 750?.dalam menentukan nilai kalor dampel batubara yang dianalisis menggunakan alat bomb calorimeter. Ash Content dan Nilai Kalor pada tujuh sampel yang di analisis yaitu sampel BB1 memiliki Ash Content 5,43 dengan nilai kalor 6007, sampel BB2 memiliki Ash Content 7,96 dengan nilai kalor 5752, sampel BB3 memiliki Ash Content 10,62 dengan nilai kalor 4780, sampel BB4 memiliki Ash Content 13,42 dengan nilai kalor 4712, sampel BB5 memiliki Ash Content 21,82 dengan nilai kalor 4154, sampel BB6 memiliki Ash Content 35.57 dengan nilai kalor 3218 dan sampel BB7 memiliki Ash Content 55,93 dengan nilai kalor 1921. Dapat disimpulkan bahwa nilai Ash Content sangat berpengaruh terhadap nilai kalor yang dihasilkan.
KUALITAS LIMBAH SERBUK GERGAJI UNTUK ARANG YANG DIPEROLEH DENGAN METODE PIROLISIS LAMBAT Irhamni Nuhardin
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 7, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.423 KB) | DOI: 10.24127/trb.v7i2.810

Abstract

Limbah serbuk gergaji kayu menimbulkan masalah dalam penanganannya, yaitu dibiarkan membusuk, ditumpuk, dan di bakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan Oleh karena itu, penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan, sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakatPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk : (1) mengetahui suhu optimum berdasarkan nilai kalor. (2) Mengetahui waktu penahanan temperatur akhir yang optimum berdasarkan nilai kalor. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah biomassa berupa serbuk gergaji kayu bayam yang diambil dari salah satu usaha mebel yang mengelola kayu bayam. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat pirolisis yang telah didesain secara khusus untuk menghasilkan data kuantitatif dan kualitatif dengan berbagai variabel suhu yaitu 350ºC, 400ºC,  450ºC dan 500ºC. Variabel waktu tinggal yaitu, 60 menit, 90 menit, 120 menit, 150 menit dan 180 menit. Variabel ukuran digunakan menggunakan ukuran yang lolos pada ayakan ⅜ inc dan tertahan pada ukuran ¼ inc. Parameter yang dianalisa yaitu analisa proximate dan nilai kalor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Suhu optimum yang baik digunakan pada proses pembuatan arang menggunakan limbah serbuk gergaji adalah pada suhu 350 ºC dengan nilai kalor yang dihasilkan yaitu 7.121 Kal/gr Waktu penahanan yang optimum digunakan pada pembuatan arang (charcoal) dengan menggunakan limbah serbuk gergaji yaitu pada waktu penahanan selama 90 menit dengan nilai kalor yang dihasilkan 7050 kal/gr.Kata Kunci : Arang, pirolisis, serbuk gergaji
Biogas Fermentation from Vegetable Waste and Horse Rumen Involving Effective Microorganism-4 (EM4) Mimin Septiani; Irhamni Nuhardin; Arief Muliawan
INTEK: Jurnal Penelitian Vol 7, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.775 KB) | DOI: 10.31963/intek.v7i1.2086

Abstract

A vegetable waste is an organic matter that contains cellulose which potential to be processed into biogas with anaerobic fermentation process. The aims of this research are to find out how long time to produce biogas from vegetable waste and horse Rumen by using EM4, what does the effect of the addition of EM4 to the biogas yield and the content of the produced gas. Vegetables waste and Rumen rasio 1:1 (500g:500g). Water Content of 500g. Addition variable of EM4 in each digester are 0 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml dan 200 ml. Fermentation process takes time about 3 to 15 days.  This result shows that the average time of fermentation lasts up to 11 days. The addition of 150 ml EM4 generate the highest pressure, come to 322.801 Pa, capable of producing the highest biogas yield of 0.2679 % with CO2content of 5.15 %.
EVALUASI PERFORMANCE REGENERASI MIXED BED POLISHER PADA UNIT DEMINERALISASI Irhamni Nuhardin; Mimin Septiani; Ronaldo Rivaldiansyah
MECHA JURNAL TEKNIK MESIN Vol 3 No 2 (2021): Mecha Jurnal Teknik Mesin Volume 3 Nomor 2 April 2021
Publisher : Mechanical Engineering Departement - Universitas Tridharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35439/mecha.v3i2.20

Abstract

One of the important elements produced from the factory support units is air products. Regional water balance (integration) is important to support factory operations. Raw water is treated in the unit section to produce demin water and further process into Boiler Feed Water (BWF) to produce 80 kg/cm2 pressurized steam in the boiler unit, to meet the specifications as demin water it is necessary to carry out several treatments to remove mineral ions (cations and anions) dissolved in the air. In the mixed bed polisher, there is a resin regeneration process to eliminate saturation of the resin which can no longer bind mineral ions. Regeneration or regent is carried out after the resin pile is saturated which is characterized by an increase in product productivity conductivity with the desired product conductivity target of <0.2 μS/cm at a temperature of 25℃. The purpose of this study was to work or perform a mixed bed polisher, especially during regeneration in the demineralization unit. This research was conducted by making a framework of thought and writing work. The writing stage contains data collection, data processing and data analysis-synthesis, as well as drawing conclusions. Based on this research, the results showed that there was a decrease in the performance of the mixed bed with a bed expansion gain of 80.7% and a resin height of 2.42 m. The number of chemicals used for regeneration is 1170.7 kg consisting of HCL and NaOH so that the flow rate of demin water required to dilute the regenerant is 7,126 m3/h. Keywords: Mixed bad Polisher, Demin water, Resin regeneration.
Optimalisasi Kadar Asam Asetat Ananas Comosus l dengan Penambahan Induk Cuka Fitria Fitria; Mimin Septiani; Irhamni Nuhardin
Jurnal Teknik Juara Aktif Global Optimis Vol. 1 No. 1 (2021): June
Publisher : STTI Bontang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.909 KB) | DOI: 10.53620/jtg.v1i1.11

Abstract

Ananas comosus L. (Pineapple) is one of the superior fruit commodities in Indonesia. The amount of production in 2016 pineapples placed fourth after bananas, oranges and mangoes which amounted to 1.4 million tons/year. Pineapple production for East Kalimantan, Balikpapan city has an area of 8,572 hectares of pineapple with a production of 7,206 tons of pineapple. Pineapple skin contains 17.53% carbohydrates and 13.65% sugar. This led researchers to develop the manufacture of acetic acid from the skin waste of Ananas comosus L. The research method consists of materials used namely, pineapple skin, water, granulated sugar, yeast, vinegar, ammonium sulfate, oxalic acid, sodium hydroxide, pp indicators and aquades obtained from STTI Bontang laboratory. The working procedure of this study consists of 3 stages of the method: the first fermentation stage with the addition of Saccharomyces cerevisiae, the second fermentation stage with variations in the addition of the parent vinegar and the calculation of acetic acid levels with time intervals of 2 days /sample (days 16, 18, 20, 22 and 24). The third stage is carried out by alkaline method. Optimum results from research with the main variation of vinegar and fermentation time were obtained on the 20th day with the addition of a 2.3 mL vinegar master obtained a acetic acid content of 6.24 g/mL. Further researchers are expected to develop better analytical methods to make the concentration of acetic acid obtained more optimal.
Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan Limbah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak Untuk Mengatasi Sampah Plastik Di Kota Bontang Ahmad Yani; Irhamni Nuhardin; Mimin Septiani; Fitria Fitria; Irianto Irianto; Ratnawati Ratnawati
Jurnal Pengabdian Ahmad Yani Vol. 1 No. 1 (2021): June
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTI) Bontang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2484.386 KB) | DOI: 10.53620/pay.v1i1.17

Abstract

Plastic waste is a type of inorganic waste that is difficult to decompose in soil and water. Plastic waste is usually only piled up and disposed of, causing various kinds of negative impacts. One of the efforts to tackle plastic waste in Bontang City is to create a tool that can convert plastic waste into fuel oil. The purpose of this community service is to provide an understanding to the community (students) regarding the dangers of plastic waste to the environment and to provide knowledge to the public about how to process plastic waste into fuel oil using practical and inexpensive pyrolysis technology. The method of implementing this community service activity is in the form of counseling and training. The results of this community service received a very good response from students and teachers. This response can be seen from the enthusiasm of the participants when carrying out the practice of processing plastic waste into fuel oil. The conclusion of this community service has a very positive impact on the processing of plastic waste into fuel oil and changes the habits of the Bontang people, which initially only disposed of plastic waste, then utilized it so that it had economic value.
Perancangan Alat Pirolisis Untuk Pengolahan Limbah Padat Cangkang Kelapa Sawit Menjadi Liquid Smoke Irhamni Nuhardin; Muh. Azis Albar J.; Nurul Suci Anugrah
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Indonesia Vol 3 No 4 (2023): JPTI - April 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpti.269

Abstract

Proses pembuatan liquid smoke (asap cair) menggunakan alat pirolisis yang di rangkai secara sederhana dan dengan bahan baku yang mudah didapatkan. Pada proses pirolisis akan menghasilkan produk padatan, cairan dan gas. Bahan bakar yang dapat dikonversi secara pirolisa adalah bahan yang mengandung selulosa tinggi. Melihat kondisi disekitar masih banyak limbah cangkang sawit yang tidak termanfaatkan karena minimnya informasi terkait pemanfaatannya. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat reaktor pirolisis sederhana dengan bahan yang mudah didapat oleh masyarakat. Metode perancangan alat pirolisis ini dimulai dengan menyiapkan plat besi, kemudian di potong dan dilas hingga membentuk reaktor persegi dengan ukuran keliling masing-masing 40 cm dan tinggi 60 cm. Selanjutnya membuat penutup berbentuk kerucut dengan membuat lubang asap pada bagian atas penutup sebagai jalur keluarnya asap pada saat proses pembakaran. Termometer payung dipasang pada bagian penutup reaktor. Bagian penutup disambungkan dengan pipa besi untuk menuju kondensor. Kondensor dirancang berbentuk silinder dengan ukuran keliling persegi 40 cm dan ketinggian 40 cm untuk menampung air pendingin. Pada bagian dalam kondensor dibentuk spiral sehingga proses pendinginan dapat berlangsung lama dan efektif. Kemudian merangkai alat dengan menempatkan reaktor pirolisis diatas kompor gas yang dilengkapi dengan valve kontrol nyala api. Wadah penampung asap cair dipasang pada ujung pipa kondensor. Penelitian ini menghasilkan produk berupa reaktor pirolisis sederhana yang dilengkapi dengan alat pengukur suhu. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa reaktor pirolisis tersebut mampu menghasilkan asap cair 300 ml untuk cangkang sawit sebanyak 1 kg dengan waktu tinggal 4 jam.
Penerapan Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perguruan Tinggi Vokasi Ika Triwati; Irhamni Nuhardin
Abdimas Singkerru Vol. 3 No. 2 (2023)
Publisher : Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59563/singkerru.v3i2.204

Abstract

K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan kebijakan pemerintah dalam menjamin keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Berdasarkan undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, perlu adanya pengetahuan dan ketentuan tentang K3 untuk menghindari kemungkinan terjadinya risiko kecelakaan kerja. Penerapan K3 ini juga diperlukan agar dapat menggunakan alat, sarana, dan prasarana dengan aman dan efisien. ATI Dewantara Palopo merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang harapannya lulusan dapat menerapkan, mengembangkan, budaya profesional dalam bekerja. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan meningkatkan pemahaman Mahasiswa (i) ATI Dewantara Palopo tentang pengenalan potensi bahaya dan pengendalian bahaya sebagai bekal dan pengetahuan dasar bagi mahasiswa (i) sebelum melaksanakan magang demi menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, dan meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kampus. Sasaran dari kegiatan ini yaitu Mahasiswa (i) ATI Dewantara Palopo. Kegiatan ini dilakukan dengan metode sosialisasi berupa ceramah atau persentasi dan evaluasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan sosialisasi dan evaluasi yaitu adanya peningkatan pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang penerapan K3 di tempat kerja. Berdasarkan kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa mahasiswa (i) ATI Dewantara Palopo mendapatkan edukasi terkait pengenalan potensi bahaya, pengendalian bahaya dan adanya peningkatan pemahaman terhadap penerapan K3 di tempat kerja. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa (i) akan pentingnya melakukan penerapan K3.
Pengembangan dan Uji Kinerja Alat Pencacah Nilam dengan Rekayasa Nilai Rismawati Rismawati; Irhamni Nuhardin
Journal Artificial: Informatika dan Sistem Informasi Vol. 2 No. 1 (2024): April 2024
Publisher : Pustaka Digital Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Lara merupakan salah satu desa di Kabupaten Luwu Utara yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani nilam. Teknologi pengolahan tanaman nilam sampai menjadi minyak nilam ditingkat petani umumnya masih bersifat tradisional karena terbatasnya teknologi yang ada. Salah satunya saat pasca panen proses pencacahan tanaman nilam masih bersifat manual dengan menggunakan parang. Berdasarkan penelitian dari 45 responden, 95% menginginkan adanya pengembangan alat pencacah nilam. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan rekayasa nilai dengan beberapa tahap diantaranya: (1) tahap informasi yaitu mengumpulkan berbagai informasi seputar alat dan keinginan petani. (2) Tahap kreatif yaitu dengan memunculkan 3 alternatif alat. (3) Tahap analisa dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian, matriks kelayakan untuk melakukan pertimbangan terhadap kriteria yang telah ditentukan untuk menyeleksi alternatif agar lebih memenuhi tujuan yang diinginkan, matriks evaluasi untuk memberikan penilaian pada kriteria yang berkaitan dengan desain produk. Pembobotan kriteria untuk menetukan kriteria yang diutamakan dengan mengunakan metode perbandingan berpasangan Analitycal Hierarchy Proccess (AHP) kemudian menghitung performansi dengan merengking tiap kriteria sehingga diperoleh alternatif I sebagai rangking dengan nilai performansi tertinggi. (4) Tahap pengembangan yaitu analisa biaya yang dikeluarkan (5) Tahap presentasi, alternatif 1 dengan konsep pegas sebagai alternatif terbaik dengan nilai 1,36. Keywords: Nilam, Value, Analitycal Hierarchy Proccess