Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)

PENAMBATAN MOLEKULER SENYAWA XANTON PADA KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) DENGAN ENZIM COX-2 Sebagai Kandidat Antikanker Payudara. Herson Cahaya Himawan; Lilik Sulastri; Verari Vernando
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.939 KB) | DOI: 10.47219/ath.v3i1.28

Abstract

Breast cancer is one of the most common types of cancer suffered by women around the world. Breast cancer is known that has relationship with chronic inflammation that is controlled by cyclooxygenase-2 (COX-2). Pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) contains a class compound of xanthone. The compound has potential as an inhibitor of the COX-2enzyme.The purpose of this research is to know the most active compound of xanthone compounds. Potential of xanthone compounds tested the toxicityby using Toxtree, the analysis of toxicity is focused on the carcinogenycity and mutagenicity.The result of toxicity test of ligand compound with Toxtree software found that the compound of 1-Isomangostin hydrate, 3-Isomangostin hydrate, Euxanthon, BR-xanthone A,Garcimangosone B and Garcimangosone D predicted safe for use as medicine. Then the compound itself analyzed based on the criteria of Lipinski's Rule of Five to predict the drug absorption in the human body. The analysis showed,five compounds fulfilled the criteria of Lipinski except Garcimangosone D. Further analysis was molecular docking using Autodock VinaA had a binding energy (ΔG) the best that was -10.1 kcal / mol if it compared to other test compounds, approaching the binding energy (ΔG) comparative compound of celecoxib -12.4 kcal / mol.
PENGARUH FRAKSINASI BUNCIS (PHASEOLUS VULGARIS L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS L.) YANG HIPERKOLESTEROLEMIA Lilik Sulastri; Putri Syafalia; Achmad Fauzi Isa
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 5 No 1 (2020): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v5i1.90

Abstract

Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan meningkatnya kadar lipid darah yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida dalam darah yang melebihi batas normal. Sampai saat ini telah banyak obat yang digunakan untuk penanganan hiperlipidemia baik obat sintetik dan obat herbal. Salah satu obat herbal yang telah digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah buncis (Phaseolus vulgaris L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh beberapa ekstrak (n-heksan, etilasetat dan air) buah buncis terhadap penurunan kadar kolesterol tikus jantan galur Sprague Dawley yang telah diinduksi kuning telur puyuh, PTU 0,02% dan asupan pakan aterogenik selama 14 hari. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan secara enzimatis dengan alat kolesterolmeter Easy Touch®. Hasil fraksinasi ekstrak etanol buncis dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air diujikan selama 7 hari dengan dosis 50 mg/kg BB diperoleh fraksi air sebagai fraksi yang paling aktif menurunkan kadar kolesterol darah. Pada uji lanjutan fraksi air dilakukan terhadap 5 kelompok perlakuan (5x5 ekor), yaitu kelompok 1 (Na CMC 0,5%) sebagai kontrol negatif, kelompok 2 (simvastatin 0,18 mg/200 g BB) sebagai kontrol positif dan variasi dosis fraksi air 50 mg/kg BB, 100 mg/kg BB serta 150 mg/kg BB (kelompok 3, 4, dan 5). Selama 21 hari perlakuan tikus tetap diberikan pakan aterogenik dan pengukuran kadar kolesterol dilakukan pada hari ke 0, 14, 21, 28, dan 35. Hasil uji lanjutan menunjukkan bahwa fraksi air ekstrak buncis pada dosis 50 dan 100 mg/kg BB tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan simvastatin, sedangkan pada dosis 150 mg/kg BB menunjukkan perbedaan yang nyata dangan simvastatin dalam menurunkan kadar kolesterol.
AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NANGKA (Artocapus heterophyllus) MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Siti Mariam; Lia Rahmania; Lilik Sulastri
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v5i2.109

Abstract

Senyawa aktif yang terkadung dalam buah nangka (Artocapus heterophyllus Lamk.) diantaranya tannin dan polifenol yang diketahui memiliki efek antibakteri. Perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui komposisi senyawa kimia dan aktifitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus (gram positif) dan bakteri Escherichia coli (gram negative) dari limbah kulit buah nangka Ekstraksi kulit buah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Metode difusi cakram digunakan untuk menguji aktivitas antibakteri dengan 3 kelompok perlakuan (terdiri dari kelompok konsentrasi 10%, 20%, dan 30%) serta 2 kelompok kontrol (chloramphenicol base sebagai control positif dan DMSO sebagai kontrol negative). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 kelompok ekstrak kulit buah nangka mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Aktivitas tertinggi terhadap bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 30% menghasilkan nilai diameter zona hambat rata-rata sebesar 10,76 mm termasuk kategori kuat dan pada bakteri Escherichia coli menghasilkan diameter zona hambat rata-rata sebesar 7,13 mm termasuk kategori sedang. Hasil Analisis data menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah nangka berbeda nyata pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil uji lanjut dengan Uji Duncan menunjukkan ekstrak kulit buah nangka mempunyai aktivitas antibakteri lebih tinggi pada bakteri Staphylococcus aureus dibanding bakteri Escherichia coli.