Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

SENYAWA KIMIA STEROL DARI KULTUR JARINGAN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum Decne) Sulastri, Lilik; Simanjuntak, Partomuan
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 5 No 2 (2019): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung akademi farmasi samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.551 KB)

Abstract

Keladi tikus (Typhonium divaricatum Decne) is one of Aracaceae family which a plant that?s very popular in Indonesian society because it contains anti-cancer substances. Nowadays, keladi tikus plants have been cultivated in tissue culture widely. The simplicia used in this study was keladi tikus from tissue culture which was separated into the upper part (leaves and petioles) and the bottom (tubers) dried in the sun. Dry simplicia was extracted with methanol at a temperature of 60-70 oC and the methanol extract was partitioned with ethylacetate then with n-BuOH solvents, and all extracts were tested for cytotoxic tests using the Brine Shrimp Lethality test (BSLT) method. The active fraction of ethylacetate extract, which is the tuber parts was carried out by column chromatography (SiO2; i). n-hexane: ethylacetate = 10: 1 ~ 1: 1; ethylacetate; MeOH; ii). n-hexane-ethylacetate = 5: 1) give one pure isolate. The results of identification based on Infrared (IR) spectra, and gas chromatography-mass spectra (GC-MS) are b-sitosterol which LC50 is 76.2 ppm
Aktivitas Fraksi Air Kulit Batang Mahoni (Swietenia macrophylla King.) dan Studi In Silico Senyawa Kimia Penghambat Enzim α-Glukosidase Khaerunnisa, Arini; Djamil, Ratna; Sulastri, Lilik; Simanjuntak, Partomuan
Jurnal Fitofarmaka Indonesia Vol 9, No 1 (2022): JURNAL FITOFARMAKA INDONESIA
Publisher : Jurnal Fitofarmaka Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jffi.v9i1.800

Abstract

 Inhibition of the α-glucosidase can be used as antidiabetic therapy because it can reduce postprandial blood sugar levels. The stem bark of mahogany (Swietenia macrophylla King.) have properties as inhibitors of enzyme α-glucosidase. The purpose of this study was to determine the active compound of mahogany stem bark against α-glucosidase enzyme in vitro and in silico. 96% ethanol extract of mahogany stem bark was partitioned with n-hexane, ethyl acetate and water. Testing of inhibition of α-glucosidase enzyme work done with substrate p-nitrophenyl-α-D-glucopyranoside. The water fraction was separated on silica gel column chromatography (SiO2 : dichloromethane-methanol = 10 : 1 ~ 1 : 1 and methanol). Molecular docking using AutoDock 4.2.6 was performed to predict the binding modes of α-glucosidase enzyme with chemical compound from water subfraction of stem bark mahogany. The results showed that water fraction of stem bark mahogany have antidiabetic activity with IC50 value of 1.51 µg/mL. Fraction Fr-1 gave an inhibition of 83.61 ± 1.11 %. Fr-1 contains chemical compound catechin, evodionol, swietenitin E, 11-deoxyswienialide D, swietenitin J and H. In silico study showed that catechin and evodionol free energy value (ΔG) -6.98 and -6.25 Kcal/mol and inhibition constanta (Ki) 7.61 and 26.18 µM.
Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Kimia Monoterpen Dari Fraksi Etilasetat Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa (L.) Blume) Yang Mempunyai Daya Sitotoksik Lilik Sulastri; Ristanti Mega Lestari; Partomuan Simanjuntak
Jurnal Fitofarmaka Indonesia Vol 8, No 1 (2021): JURNAL FITOFARMAKA INDONESIA
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jffi.v8i1.721

Abstract

Isolation and identification one of chemical compound mono-terpene from Keji beling plant (local name) (Strobilanthes crispa) has been done. Extraction was carried out by maceration of the keji beling leaf powder with ethanol 96%, then partitioned with water-ethyl acetate. Ethylacetate extract was isolated and purified by a cytotoxic guide fractionation system with Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) on column chromatography (SiO2; n-hexane - ethylacetate = 20 : 1); and preparative Thin Layer Chromatography (TLC) (SiO2; n-hexane - ethylaseate = 10 : 1) which gave one compound in oily form.  Based on identification by infra red spectra and gas chromatography-mass spectra (GC-MS), the compound is a monoterpene D-limone which has a cytotoxic power of 73,11 ppm.
POTENSI KOMBINASI EKSTRAK DAUN STEVIA (Stevia Rebaudiana Bertoni) DAN DAUN YAKON (Smallanthus Sonchifolius (Poepp.) H.Rob.) SEBAGAI INHIBITOR ENZIM α-GLUKOSIDASE Lilik Sulastri
PROSIDING SEMINAR KIMIA 2020: Prosiding Seminar Nasional Kimia Berwawasan Lingkungan (SNK-BL) 2020
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah yang tinggi atau di atas nilai normal. Salah satu pengobatan yang dapat digunakan pada diabetes melitus adalah dengan menghambat aktivitas enzim α-glukosidase. Secara empiris tumbuhan obat Indonesia yang telah digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah daun stevia (Stevia rebaudiana Bertoni) dan daun yakon (Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim a-glukosidase ekstrak etanol 96% daun stevia dan daun yakon serta kombinasinya. Daun stevia dan yakon secara terpisah dimaserasi secara bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, etanol 96% dan air. Ekstrak yang diperoleh (n-heksan, etilasetat, etanol dan air) diuji aktivitas penghambatan enzim a-glukosidase. Ekstrak terbaik dari kedua tanaman dikombinasikan sampai diperoleh nilai IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penghambatan enzim a-glukosidase terbaik terdapat pada kedua ekstrak etanol 96% yaitu sebesar 69% dan 64,5% dengan IC50 berturut-turut 68,07 ppm dan 18,84 ppm. Kombinasi ekstrak terbaik diperoleh pada perbandingan ekstrak EtOH 96% stevia dan yakon adalah 1:1 dengan nilai IC50 sebesar 14,48 ppm, dengan akarbose sebagai kontrol (+) sebesar 17,72 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang sinergis antara senyawa kimia yang terkandung dalam stevia dan yakon. Kata kunci: Diabetes; Enzim a-glukosidase, Stevia rebaudiana Bertoni, Smallanthus sonchifolius (Poepp.) H.Rob.
PENGARUH METODE EKSTRAKSI CARA MASERASI DAN INFUSA DAUN MANGROVE, DAUN KEJIBELING DAN BATANG KATUK SERTA KOMBINASINYA TERHADAP UJI BAKTERI Eschericia coli DAN Staphylococcus aureus Partomuan Simanjuntak; Edi Susanto; Lilik Sulastri
PROSIDING SEMINAR KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2019
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengaruh ekstrak hasil maserasi dan infusa terhadap tiga jenis tanaman dan kombinasinya Daun mangrove (Rhizopora stylosa), daun kejibeling (Strobilanthes crispus) dan batang katuk (Sauropus androgynus) yang diuji terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus telah dilakukan. Ketiga simplisia diekstraksi dengan metode maserasi (pelarut etanol) dan infusa (pelarut air). Uji fitokimia dan uji antibakteri dilakukan terhadap ekstrak tunggal dan kombinasinya. Kombinasi yang dibuat yaitu (Daun mangrove : daun kejibeling : batang katuk) dengan variasi kombinasi 1:1:1, 1:1:2, 1:2:1 dan 2:1:1 dengan konsentrasi 10%, 25%, 50% dan menggunakan kontrol positif amoksisilin 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mangrove yang optimum terdapat pada bakteri S.aureus. Hasil menunjukkan bahwa pada konsentrasi 25% ekstrak etanol daun mangrove memberikan nilai zona hambat 11,2 mm dan kontrol positif 10,4 mm. Pada ekstraksi infusa hasil zona hambat dengan konsentrasi 25% pada bakteri E.coli 13,2 mm dengan kontrol positif 12,9 mm dan bakteri S.aureus 13,4 mm dengan kontrol positif 12,8 mm. Kombinasi ekstrak tiga tanaman yang terbaik terdapat pada kombinasi 2:1:1 yang terdapat pada kombinasi multi ekstrak etanol karena pada konsentrasi 10% ekstrak bisa memiliki zona hambat lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif dengan nilai 12,4 mm dan kontrol positif amoksisilin 12,3 mm. Konsentrasi terbaik ekstrak tunggal yaitu daun mangrove konsentrasi 25% dan ekstrak kombinasi 2:1:1 konsentrasi 10%. Ekstraksi secara maserasi memberikan nilai zona hambat yang lebih baik dibandingkan dengan ekstraksi cara infusa. Kata Kunci: Antibakteri, Eschericia coli, staphylococcus aureus, Rhizopora stylosa, Strobilanthes crispus, Sauropus androgynus.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA PENGHAMBAT ENZIM - GLUKOSIDASE DARI FRAKSI AIR DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM (WIGHT) WALP.) Danty Nur Alvionitasari; Lilik Sulastri; Yesi Desmiaty; Syamsudin Syamsudin; Partomuan Simanjuntak
PROSIDING SEMINAR KIMIA Prosiding SNKT Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNMUL 2021
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diabetes merupakan penyakit kronis dengan gangguan metabolisme akibat pankreas tidak menghasilkan cukup insulin yang ditandai dengan hiperglikemia. Terapi farmakologi yang digunakan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah salah satunya dengan menghambat kerja enzim -glukosidase sehingga menunda penyerapan glukosa di dalam saluranpencernaan. Penggunaan bahan alam yang memiliki potensi sebagai penghambat enzim -glukosidase adalah daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) yang secara empiris telah banyak digunakan sebagai obat tradisional oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif dari fraksi air daun salam yangmemiliki aktivitas penghambatan enzim -glukosidase. Penarikan senyawa kimia dilakukan dengan maserasi serbuk daun salam dalam etanol 96%, kemudian ekstrak etanol dipartisi dengan etil asetat dan air. Ekstrak air difraksinasi dengan kromatografi kolom (SiO2 : i). CH2Cl2-MeOH = 10 : 1 ~ 1:1 ii). CH2Cl2 - aseton = 2 : 1 memberikan fraksi 2-1 mempunyai aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase paling baik, dengan IC50 21,54 ppm. Identifikasi senyawa kimia menggunakan Liquid Chromathography Tandem Mass Spectrum (LC-MS/MS) memberikan puncak dengan kelimpahan terbesar dengan bobot molekul ion m/z 413 (M+1)+ yang diperkiraan senyawa kimianya adalah Stigmasterol.Kata kunci : Syzygium polyanthum, fraksi air, stigmasterol, enzim -glukosidase, LC-MS/MS
SENYAWA DIARILHEPTANOID DARI TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL INDONESIA KULIT BATANG “LASANG”, MYRICA ESCULENTA (MYRICACEA) Partomuan Simanjuntak; Nico Satria Salim; Lilik Sulastri
PROSIDING SEMINAR KIMIA Prosiding SNKT Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA UNMUL 2021
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lasang adalah tumbuhan obat tradisional Indonesia dari daerah Ruteng, P. Flores Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digunakan secara tradisional sebagai obat penurun tekanan darah tinggi, penyegar badan (tonikum) dan diuretik. Isolasi dan identifikasi senyawa kimia dari kulit batang “Lasang”, Myrica esculenta (Myricaceae) telah dilakukan. Ekstraksi, isolasi dan pemurnian ekstrak etilasetat dengan kromatografi kolom (SiO2; n-heksan : etilasetat = 10 : 1 ~ 1 : 1 menghasilkan senyawa kimia -sitosterol, mirikanol dan mirikanon, dan ekstrak n-BuOH dengan kromatografi kolom (SiO2; i). CHCl3-MeOH-air = 7 : 3 : 1; ii). Kr. Kolom (Sephadex, CHCl3-MeOH-air = 1 : 30 : 30); iii). KCKT (Bondapak; MeOH-air = 2 : 1) memberikan senyawa mirikanol 5-O--D-glukopiranosida. Elusidasi struktur kimia dilakukan dengan menginterpretasi data spektrsokopis ultra violet (UV), inframerah (IR), Resonansi magnet Inti 1 dimensi (1H & 13C NMR, DEPT) dan spektra massa (SM).Kata Kunci: diarilheptanoid, mirikanol, mirikanon, mirikanol 5-O--D-glukopiranosida, Myrica esculenta, myricaceae
ISOLASI SENYAWA KIMIA HIDROKSIMETIL (4-(5-METILHEKSIL) FENIL KETON DARI EKSTRAK METANOL KACANG KARA BENGUK (Mucuna pruriens (L.) DC Lilik Sulastri
PROSIDING SEMINAR KIMIA SEMINAR NASIONAL KIMIA 2019
Publisher : PROSIDING SEMINAR KIMIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacang kara benguk, Mucuna pruriens (L.) DC (Fabaceae) dimanfaatkan oleh masyarakat Jawa Tengah sebagai bahan baku tempe, sedangkan di Nigeria sudah dimanfaatkan sebagai obat untuk anti kanker. Pada penelitian ini dilakukan maserasi dengan pelarut metanol yang kemudian dipartisi dengan pelarut n-heksan, etil asetat, n-butanol, dan air, dan dilanjutkan uji aktivitas sitotoksik dengan larva udang metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Fase teraktif yaitu fase etil asetat dilanjutkan isolasi dan permunian dengan kromatografi kolom (SiO2; n-heksan-etilasetat = 10:1 ~ 1 : 1; etilasetat) dan KLT preparatif (SiO2; n-heksan-etilasetat 10 : 1) menghasilkan isolat murni KBEA 1-5. Berdasarkan interpretasi data spektra UV-Vis, FT-IR, RMI 1 D (RMI proton, karbon dan DEPT) isolat KBEA 1-5 diestimasi sebagai senyawa kimia hidroksimetil-{4-(5-metilheksil)fenil}keton yang mempunyai aktivitas sitotoksik sebesar LC50 270.50 bpj. Kata Kunci: kara benguk, Mucuna pruriens (L.) DC, Fabaceae, hidroksimetil{4 (5-metilheksil)fenil}keton
KARAKTERISASI SENYAWA PENGHAMBAT POLIMERISASI HEME DARI BATANG BROTOWALI (Tinospora crispa (L.)) (Characterization of Inhibitor Compounds in Heme Polymerization from Brotowali Stem (Tinospora crispa (L.)) Lilik Sulastri; . Syamsudin; Partomuan Simanjuntak
Biopropal Industri Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.283 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v9i2.3778

Abstract

Currently, obstacle in malaria treatment is the emergence of resistance to antimalarials. Brotowali (Tinospora crispa (L.)) is one of the medicinal plant which efficacious as antimalarials. This study aimed to obtain information on the structure prediction of chemical compounds that potential as antimalarials from F.EtOH.4 brotowali stems with heme polymerization inhibition mechanism using Huy method. F.EtOH.4 was fractionated using column chromatography with silica gel 60 as a stationary phase and dichloromethane-methanol eluent. F.EtOH.4.2.1.a has the highest heme polymerization inhibitory activity and chemical structure identification with UV spectroscopy, FTIR and LCMS. The IC50 value of F.EtOH.4.2.1.a was 253.46 ppm and IC50 from chloroquine sulfate was 178.74 ppm as a positive control. Identification of F.EtOH.4.2.1.a isolates based on MS spectrum was the possibility of borapetoside D compounds with molecular formula C33H46O16 and molecular weight of 698. FTIR spectrum results indicated aromatic and alcohol groups and UV spectrum results indicated chromophore groups.Keywords: borapetoside D,  heme polymerization, malaria, Tinospora crispa (L.) ABSTRAKMalaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falcifarum dan ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Saat ini, kendala yang dihadapi dalam pengobatan malaria adalah timbulnya resistensi terhadap antimalaria sehingga mendorong penelitian untuk mencari antimalaria baru. Salah satu tanaman obat yang berkhasiat sebagai antimalaria adalah brotowali (Tinospora crispa (L.)) dengan kandungan alkaloid, glikosida pikroretosid, pikroretin, berberin, palmatin dan kolumbin. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70% dan F.EtOH.4 batang brotowali memiliki aktivitas penghambatan ß-hematin tertinggi dengan metode Basilico. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi prediksi struktur senyawa kimia yang berpotensi sebagai antimalaria dari F.EtOH.4 batang brotowali dengan mekanisme penghambatan polimerisasi heme menggunakan metode Huy. F.EtOH.4 difraksinasi menggunakan kolom kromatografi dengan fasa diam silika gel 60 dan eluen diklorometana-metanol. Hasil fraksinasi F.EtOH.4.2, F.EtOH.4.2.1 dan F.EtOH.4.2.1.a masing-masing dilakukan pengujian aktivitas penghambatan pelimerisasi heme. F.EtOH.4.2.1.a adalah fraksi yang mempunyai aktivitas penghambatan polimerisasi heme tertinggi dan dilakukan identifikasi struktur kimia dengan Spektroskopi UV, FTIR dan LCMS. Nilai IC50 dari F.EtOH.4.2.1.a sebesar 253,46 ppm dan IC50 dari klorokuin sulfat sebesar 178,74 ppm sebagai kontrol positif. Identifikasi isolat F.EtOH.4.2.1.a berdasarkan spektrum MS adalah kemungkinan senyawa borapetoside D dengan rumus molekul C33H46O16 dan bobot molekul 698. Hasil spektrum FTIR menunjukkan adanya gugus aromatik dan alkohol dan hasil spektrum UV menunjukkan adanya gugus kromofor.Kata kunci:          borapetoside D, malaria, polimerisasi heme, Tinospora crispa (L.)
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECIBELING, BAKAU MERAH, DAN KATUK PADA METODE EKSTRAKSI DAN RASIO EKSTRAK YANG BERBEDA Lilik Sulastri; Ika Oktavia; Partomuan Simanjuntak
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 31, No 1 (2020): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v31n1.2020.1-7

Abstract

Tumbuhan obat Indonesia, seperti kecibeling {Strobilanthes crispa (L.) Blume}, bakau merah (Rhizophora stylosa Griff.) dan katuk {Sauropus androgynus (L.) Merr.} mengandung senyawa aktif yang berperan sebagai antioksidan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi (maserasi dan infusa) dan rasio perbandingan ekstrak daun kecibeling dan bakau merah, serta batang katuk, baik secara tunggal maupun kombinasi terhadap aktivitas antioksidan ekstrak.  Serbuk simplisia kering berukuran 40 mesh dari daun kecibeling, daun bakau merah, dan batang katuk diekstraksi menggunakan pelarut etanol 96 % (metode maserasi) dan dengan pelarut air (metode infusa). Ekstrak tunggal atau kombinasi ekstrak tunggal daun kecibeling, daun bakau merah, dan batang katuk (1:1:1; 1:1:2; 1:2:1; dan 2:1:1) diuji aktivitas antioksidannya berdasarkan metode radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Metode maserasi dengan etanol lebih baik dibandingkan dengan metode infusa dengan air. Antioksidan dari ekstrak etanol daun kecibeling menunjukkan aktivitas paling kuat dengan nilai konsentrasi penghambatan (IC50) sebesar 37,65 ppm dibandingkan dengan ekstrak air. Kombinasi ekstrak etanol tunggal dari daun kecibeling, daun bakau merah, dan batang katuk (2:1:1) bersifat sinergis dengan aktivitas antioksidan paling kuat (IC50= 18,78 ppm), tetapi masih di bawah aktivitas antioksidan vitamin C (IC50 = 4,24 ppm). Ekstrak etanol daun kecibeling secara tunggal atau dikombinasikan dengan ekstrak etanol daun bakau merah dan batang katuk berpotensi dikembangkan sebagai antioksidan.