Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Ethos

Menilai Kelayakan Pengembangan Situ-Situ Di Kabupaten Bekasi sebagai Obyek Destinasi Wisata Astri Mutia Ekasari
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 7 No.2 (Juni, 2019) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Sains & Teknologi
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v7i2.4572

Abstract

Abstract. Bekasi Regency directs one of the accelerating development policies in the tourism sector by utilizing the natural lake in its administrative area. At present this lake is used to draining irrigation networks and controling floods. This research analyzes the feasibility of lake areas to develop tourist destination objects. The feasibility analysis is based on two criteria indicators, namely the criteria for physical conditions and criteria for assessing tourism potential. Based on the results of the analysis it founds that Situ Cibeureum, Situ Ceper, Situ Binong, Situ Cipalahar, and Situ Tegal Abidin could potentially be developed as a tourist attraction. Development goals must be prioritized on maintaining the environment and improving economic and social standards of local communities, towards sustainable tourism.Abstrak. Kabupaten Bekasi mengarahkan salah satu kebijakan percepatan pembangunan pada sektor pariwisata dengan memanfaatkan situ-situ alami yang terdapat di wilayah administrasinya. Saat ini situ-situ tersebut difungsikan untuk mengaliri jaringan irigasi dan sebagai pengendali banjir. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis kelayakan dari kawasan situ-situ guna pengembangan obyek destinasi wisata. Analisis kelayakan dilakukan berdasarkan dua indikator kriteria, yaitu kriteria kondisi fisik situ dan kriteria penilaian potensi pariwisata. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa Situ Cibeureum, Situ Ceper, Situ Binong, Situ Cipalahar, dan Situ Tegal Abidin berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata. Tujuan pembangunan situ harus diprioritaskan pada pemeliharaan lingkungan situ serta meningkatkan standar ekonomi dan sosial masyarakat lokal, menuju pariwisata berkelanjutan.
SISTEM RUANG KERATON KANOMAN DAN KERATON KACIREBONAN Ina Helena Agustina; Astri Mutia Ekasari; Irland Fardani
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 6 No.1 (Januari, 2018) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian (Sains & Teknologi)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v6i1.3543

Abstract

Keraton Kanoman and Kacirebonan  have a history of the entry of Islam in West Java. Currently both keraton still have the building intact. In addition, there are also descendants who continue the tradition of the palace. The spatial system of the palace still follows the pattern of the past space. Similarly, the structure of the building. The purpose of writing this paper is to examine the phenomenon of contemporary space in Kanoman palace and Kacirebonan palace. This scientific paper is a research product using Husserl Phenomenology method. The results show the phenomenon of space pattern equation in the palace of Cirebon is the king's residence is the highest peak. Besides the palace in Cirebon facing north. In the North there is the Tomb of Sunan Gunung Djati located on Mount Sembung. This shows the parallel between the worldly life and the end. This phenomenon shows that space and place has something that is intangible, this is evidenced by the phenomenon of layout and the composition of the palace Kanoman and Keraton Kacirebonan.
Gender dan Mitigasi Bencana di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Ina Helena Agustina; Atie Rachmiatie; Astri Mutia Ekasari; Verry Damayanti; Riswandha Risang Aji
ETHOS (Jurnal Penelitian dan Pengabdian) Vol 8 No.2 (Juni, 2020) Ethos: Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Sains & Teknologi
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/ethos.v8i2.6326

Abstract

Abstract Cikole Village, Lembang Sub-district, West Bandung District is a distaster-prone area, since it is located on Lembang fault, an active tectonic. The village has population density around 879 people/ sq. km and the majority of them are vegetable growers, therefore most of their time is spent in agriculture land. National Disaster Management Authority (BNPB) through Government Regulation (PP) number 2 year 2018 regarding Minimum service standards for disaster management requirements, issued indicators for assessing disaster resilient villages. Due to the potential of disaster, then it is necessary to describe the community's knowledge of their preparedness to become a disaster resilient village. The aim of this study is to describe the phenomenon of disaster preparedness indicators based on gender. The method used qualitative study with rationalistic approach from  the grand concept of resilient village published by BNPB. Data were collected from questionnaire distribution and were analyzed with descriptive statistics. The result shows there is a different readiness between men and women in Cikole village, therefore it is necessary to establish a local community forum as a pillar of the Disaster Resilient Village.Keywords: Cikole Lembang, Disaster Resillient Village, GenderAbstrak.  Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat merupakan daerah rawan bencana,karena masuk dalam sesar lembang yang merupakan tektonik aktif.Desa dengan kepadatan penduduk 879 jiwa/km2,mayoritas penduduknya adalah petani sayur maka sebagian besar waktunya digunakan di ladang pertanian.Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui PP No 2 Tahun 2018 tentang Standar pelayanan minimal untuk kebutuhan penanggulangan bencana menerbitkan indikator penilaian desa tangguh bencana.Berdasarkan pada potensi kebencanaantersebut maka perlu mendeskripsikan pengetahuan masyarakat terhadap kesiap siagaan mereka untuk menjadi desa tangguh bencana. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fenomena indikator kesiap siagaan bencana berdasarkan gender.Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan rasionalistik dari grand concept desa tangguh bencana yang diterbitkan oleh BNPB.Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan menganalisis dengan statistik deskriptif. Hasilnya menunjukkan adanya perbedaan kesiap siagaan antara lelaki dan perempuan di Desa Cikole, maka perlu adanya suatu forum komunitas lokal yang dibentuk untuk menjadi pilar Desa Tangguh Bencana.Kata Kunci :  Gender, Desa Tangguh Bencana, Cikole Kecamatan Lembang