Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PANDANGAN KEPALA KUA GAYUNGAN TENTANG PENETAPAN AWAL MASA `IDDAH PADA PERKARA CERAI GUGAT Fitriah, Putri Lailatul
The Indonesian Journal of Islamic Family Law Vol 8 No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Program Studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah dan Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.56 KB)

Abstract

Penetapan awal masa `iddah  adalah hal yang sangat penting untuk menentukan boleh tidaknya pasangan kembali rujuk atau untuk menentukan kapan perempuan boleh menikah dengan orang lain. Persoalan muncul ketika ada ketentuan yang berbeda dalam surat edaran Kemenag Nomor KW 13.2/1/Pw.001/1097/2004 dengan pandangan kepala KUA Gayungan yang merupakan pelaksana dari surat edaran tersebut. Menurut Surat Edaran, masa `iddah  bagi cerai talak dan gugat dimulai dari tanggal diterbitkannya akta cerai oleh Pengadilan Agama yang menyatakan bahwa masa `iddah  perempuan dihitung sejak tanggal putusan/penetapan yang mempunyai kekuatan hukum tetap yaitu tanggal yang ditulis di atas pada akta cerai. Sementara Kepala KUA Gayungan mengungkapkan, bahwa massa `iddah  jatuh sesuai tanggal putusan. Perselisihan paham antara surat edaran yang dikeluarkan Kemenag dan kepala KUA ini dikaji menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pandangan kepala KUA dalam menetapkan awal masa `iddah  tidak bertentangan dengan Undang-undang yang berlaku di Indonesia. Kepala KUA lebih memberikan kemaslahatan bagi perempuan, karena jika menggunakan penetapan awal masa `iddah  menggunakan acuan surat edaran Kemenag kantor wilayah Jawa Timur dikhawatirkan awal masa `iddah  lebih lama dari tanggal putusan berkekuatan hukum tetap, karena terkadang para pihak baru mengambil atau mengurus akta cerai ketika akan membutuhkan akta cerai tersebut. Kata Kunci: 
PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PENDUKUNG TRYOUT UJIAN AKHIR PADA SMK MULTIMEDIA TUMPANG Suharso, Wildan; Syaifuddin, Syaifuddin; Fitriah, Lailatul
PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.396 KB) | DOI: 10.37303/peduli.v3i1.134

Abstract

National Exams at the High School level are conducted online using computers so that all High Schools are required to be ready in terms of devices or resources, as well as the Multimedia Tumpang Vocational High School which is now ready with a number of moodle-based computers and systems that are only used consecutively. The conditions faced makes it difficult for students to get perfect scores so that a learning system that is in accordance with Government standards in the National exams is needed. Some things that make it difficult for students to get perfect scores are limited numbers of computers, limited use of e-learning, habits of students to do exam questions manually, not accustomed to applications used for examinations, the absence of e-learning systems that can be accessed in an together in large numbers, the system can be used interchangeably. Problem solving is done systematically including analyzing the conditions of the hardware they have, analyzing the conditions of the software used to support learning, building e-learning according to needs, e-learning installation so that it can be used by teachers and students as needed , training in e-learning use and management, tryout trials using e-learning, evaluating the use and management of e-learning. The final result obtained is that all students and teachers can use and utilize e-learning.
KAJIAN ETNOLINGUISTIK LEKSIKON BAHASA REMAJA MILENIAL DI SOSIAL MEDIA Lailatul Fitriah; Ayu Indah Permatasari; Hikmah Karimah; Daroe Iswatiningsih
Basastra Vol 10, No 1 (2021): Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bss.v10i1.23060

Abstract

Bahasa mempunyai peran penting dalam proses prkembangan kehidupan remaja salah satunya sebagai bentuk ekspresi remaja kaum milenial. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dan interaksi yang didalamnya terdapat simbol-simbol bunyi dan digunakan dalam suatu layar budaya tertentu. Penggunaan Bahasa remaja milenial pada saat ini sering digunakan secara langsung dalam penggunaan sosial media. Tujuan penelitian untuk mengklasifikasikan leksem berdasarkan bahasanya dan bentuk leksem bahasa remaja milenial di sosial media.   Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, data dikumpulkan dengan teknik pencatatan atau dokumentasi dan kajian kepustakaan.Wujud data penelitian berupa leksem pada bahasa remaja milenial yang  digunakan dalam komunikasi di sosial media instagram, twitter dan tiktok. Hasil penelitian menunjukkan leksem bahasa remaja milenial di sosial media, 1) 33 leksem berasal dari bahasa indonesia. 2) 8 leksem diadobsi dari bahasa daerah. 3) 16 leksem diadobsi dari Bahasa Inggris. 4) 11 leksem diadibsi dari Bahasa Korea. 5) bentuk bahasa remaja milenial di sosial media terdiri dari  21 bentuk singkatan, 20 bentuk akronim , dan 4 bentuk pemendekan kata.
KONSOLIDASI GERAKAN MILENIAL INDONESIA DALAM UPAYA MEMENANGKAN PASANGAN PRABOWO – SANDIAGA UNO DALAM PEMILIHAN UMUM PRESIDEN 2019 DI KABUPATEN SIDOARJO Lailatul Fitriah; Dwi Windyastuti Budi Hendrarti
Jurnal Politik indonesia (Indonesian Journal of Politics) Vol. 6 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.847 KB) | DOI: 10.20473/jpi.v6i1.29880

Abstract

This study aimed to determine the tendencies carried out by GMI Sidoarjo in the 2019 presidential election. GMI Sidoarjo is one of the community organizations that acts as a successful team winning the pair of candidates in the 2019 presidential election. This research is descriptive qualitative by using the theory of political participation from Samuel Huntington and Nelson. From the results of the study obtained several results, namely political participation carried out are collective, organized, legal and ineffective. Consolidation is done internally and externally. Then, the form of political participation in conducting elections is carried out with political discussion, outreach, campaigning and vote escort. The winning effort was unsuccessful, so the pair supported by the Indonesian Millennial Movement in Sidoarjo was defeated due to the lack of targeted support in fighting for votes in the 2019 presidential election.