Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN DESA WISATA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI DESA TAMMANGALLE POLEWALI MANDAR Nur Adyla S; Nurlaela Nurlaela
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v7i2.5822

Abstract

Desa Tammangalle merupakan salah satu desa di wilayah pesisir kabupaten Polewali Mandar yang memiliki potensi wisata budaya dan wisata kerajinan, selain itu potensi aktivitas sosial budaya seperti pembuatan perahu sandeq (perahu khas Mandar), dan aktivitas menenun sarung sutera Mandar yang merupakan ciri khas masyarakat Mandar menjadikan desa ini sangat potensial dalam pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal. Tujuan umum penelitian ini adalah merumuskan strategi pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa Tammangalle. Tujuan umum tersebut akan dicapai melalui tahapan pencapaian tujuan khusus berikut; (1) Mengidentifikasi karakteristik dan potensi wisata di Desa Tammangalle untuk dikembangkan menjadi desa wisata berbasis kearifan lokal, (2) Menganalisis faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa Tammangalle, (3) Merumuskan strategi pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal di Desa Tammangalle. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisa deskriptif eksploratif dengan tiga tahapan teknik analisa yang digunakan yaitu teknik analisa deskriptif, teknik analisa Delphi dan teknik analisa SWOT. Hasil penelitian ini adalah strategi pengembangan desa wisata berbasis kearifan lokal untuk peningkatkan perekonomian Desa Tammangalle.
Perilaku Pejalan Kaki Pada Traffic Light Di Kabupaten Majene Nuraeni N; Nur Adyla
BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol 2 No 1 (2019): Bandar: Journal of Civil Engineering
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bjce.v2i1.193

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor Perilaku Pejalan Kaki pada pelanggaran lalu lintas di Kabupaten Majene dan untuk menganalisis upaya penanggulangan pelanggaran lalu lintas di Kabupatena Majene. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Gatot Subroto Kabupaten Majene dengan fokus pengamatan dan penataan yaitu bahu jalan, Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Roll meter untuk mengukur data geometrik jalan seperti lebar jalan dan bahu jalan dan seperangkat alat tulis untuk pencatatan volume lalu lintas. Hasil penelitian yang diperoleh dari pemantauandi Jalan Gatot Subroto memiliki lebar jalan 6,5 m, dengan 1 lajur dalam 1 jalur arah barat, 1 lajur dalam 1 jalur arah timur, dan bahu jalan 1 m serta zebra cross yang sudah tidak jelas.
Analisis Penataan Ruang Parkir Bahu Jalan Untuk Meningkatkan Kinerja Jalan Di Pasar Campalagian Kabupaten Polman suaib abdullah; Nur Adyla S
BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol 1 No 1 (2018): BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bjce.v1i1.198

Abstract

Dengan pembangunan yang semakin meningkat pada daerah pasar campalagian penggunaan kendaraan bermotor juga semakin meningkat secara tidak langsung menimbulkan adanya pergerakan lalu lintas yang sangat padat sehingga menyebabkan kemacetan pada jalan pasar Campalagian Kabupaten Polman. Selanjutnya penganalisis langkah pemecahan masalah parkir dan merencanakan konsep penataan ruang parkir yang aman dan nyaman. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 2 (dua) metode yaitu : 1). Metode penelitian lapangan (Field Research Method) yaitu pengamatan langsung pada lokasi untuk melihat kondisi fisik; 2) Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method). Analisis data dilakukan dengan cara diskriptif dengan memberikan gambaran terhadap lokasi melalui identifikasi terhadap variabel-variabel antara lain analisis karakteristik parkir dan penataan ruang parkir yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Hasil penelitian adalah karakteristik parkir di Pasar Campalagian yang meliputi volume, akumulasi dan kapasitas parkir diperoleh temuan bahwa : 1). Volume parkir puncak tertinggi terjadi pada hari minggu dengan mobil 65 kendaraan, dan sepeda motor 85 kendaraan; 2). Akumulasi parkir puncak tertinggi terjadi pada hari minggu dengan akumulasi 385 mobil dan sepeda motor 624 kendaraan, Kapasitas parkir tertinggi terjadi pada hari minggu, yaitu untuk kendaraan mobil 30 kendaraan per jam, dan sepeda motor 125 kendaraan per jam. Bentuk yang digunakan untuk kegiatan parkir di pasar Campalagian adalah bentuk parkir 45o dan bentuk parkir sudut dengan kemiringan 90o. Demikian juga untuk konsep pola parkir dan penataannya dapat dibedakan atas : 1) parkir untuk pengunjung harus muda dicapai dan dekat dengan jalan sebagai akses utama; 2). Parkir pengelola harus dipisahkan dengan parkir pengunjung.
THE ADAPTIVE CITY OF MAJENE INFRASTRUCTURE STRATEGY TOWARDS COVID 19 PANDEMIC Nur Adyla Suriadi
BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol 3 No 1 (2021): Bandar : Journal of Civil Engineering
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bjce.v3i1.958

Abstract

Majene Regency is an education area in West Sulawesi that has greatly felt the impact of the PSBB that has been implemented, where technically the types of community activities are regulated in the Minister of Health Regulation (PMK) No.9 of 2020 concerning PSBB Guidelines as an Acceleration of Handling COVID-19, including dismissing schools and workplaces, restrictions on religious activities, restrictions on activities in public places, restrictions on socio-cultural activities, restrictions on transportation modes, and restrictions on other activities specifically related to aspects of defense and security, so there is a need for an adaptive infrastructure structuring strategy against the COVID-19 pandemic so that community activities remain can be done well but can also protect the community from the corona virus whichis troubling the community. The purpose of this study is to formulate a strategy for structuring the infrastructure of Majene City which isadaptive to the Covid 19 pandemic. Specifically, the objectives of this study are: (1) Analyzing infrastructure problems that are vulnerable to the spread of the Covid 19 virus, and (2) Formulating a strategy for structuring the infrastructure of Majene City which is adaptive to the covid pandemic 19. The research method used in the infrastructure structuring strategy that is adaptive to the Covid 19 pandemic is an exploratory descriptive analysis method with three stages of analysis techniques used, namely (1) descriptive analysis technique and character appraisal to identify infrastructure problems related to the distribution. corona virus, and (2) SWOT analysis techniques to formulate an adaptive infrastructure structuring strategy for the Covid 19 pandemic. The results achieved were an adaptive infrastructure structuring strategy for the Covid 19 pandemic.
Study on Development Potency of Coastal Tourist Object in Majene District, West Sulawesi Nur Adyla Suriadi; Muhammad Arsyad; Nurlaela Nurlaela; Muhammad Arafat Abdullah; Arifuddin Akil; Ade Mulawarman
Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Vol 4 No 1: Februari – Juli 2022
Publisher : Politeknik Pariwisata Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.375 KB) | DOI: 10.33649/pusaka.v4i1.124

Abstract

Majene Regency is one of the regencies in the province of West Sulawesi with a length of 125 km beach located on the coast of West Sulawesi stretch out from South to North with an area of ​​947.84 Km on the west side of Sulawesi Island, so that it is famous regency for its beautiful beaches. However, it has not the existence of good tourism planning according to the potency of coastal tourism, resulted in the potency of the tourism sector in improving the regional economy is not optimal. The purpose of this study was to determine the potency of beach tourism in developing tourism attractions. The research used a survey method with analytical techniques using scoring for internal and external potency and a combination of both. The results indicate that the internal potency with high classification is Barane Beach, Dato Beach, and Munu Beach with a score of 18, external potency with high classification is Barane Beach with a score of 23, and the combined potency of internal and external with high classification is Barane Beach, so the priority of developing tourism objects that need to be done is Barane Beach, Dato Beach and Munu Beach respectively.
Poverty Condition of Lipa’ Saqbe Mandar Weavers: Initial Findings from Agriculture Area of West Sulawesi, Indonesia Nurlaela Nurlaela; Nur Adyla S; Akhsan Akhsan; Anwar Sulili; Muhammad Aswad
International Journal of Agriculture System VOLUME 6 ISSUE 1, JUNE 2018
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.458 KB) | DOI: 10.20956/ijas.v6i1.1492

Abstract

Lipa' Saqbe Mandar (or just called Lipa' saqbe) is an unique culture of Mandar ethnic, it is still preserved today, because the Mandar people wear Lipa' Saqbe at every event held both in traditional ceremonies of Mandar culture like weddings or grief moments. Lipa' Saqbe weavers are the majority of mandarist fishermen and the wives of the peasants who in the concept of indigenous culture mandar adheres to the principle of Siwali Parriq which means the wives of Mandar descendants are able to work to help the family economy, one of them by weaving. This paper attempst to calculate weavers household who are living below poverty line and how severe they are? The study employed Foster- Greer-Torbecke (FGT) Indices Method: Head Count Index (HCI) and Poverty Gap Index (PGI). The results show that: (1) HCI of the study is 0.7333 indicate that 70.33% of Lipa' Saqbe weaver is living below poverty line, while (2) PGI reveals that the depth of poverty in weaver household is, however, close to zero (0) indicating that no poverty severity gap among households. The low income of Mandar silk weavers is the marketing system through traders or distributors. Although most of the weavers sell their woven products directly to the local market, the purchasing power of local communities is quite low so that their woven products are sold to wholesalers or distributors.
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KELOMPOK PENENUN LIPA’ SAQBE MELALUI PENATAAN KAWASAN RENGGEANG SUTRA DI DESA RENGGEANG, POLEWALI MANDAR Nur Adyla Suriadi; Nurlaela; Haeruddin Hafid; Mujahid; Razyqah Nur Annisa; Wahyuni Anjar Sari
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (914.981 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i4.3243

Abstract

Lipa’ saqbe merupakan warisan budaya leluhur yaitu secara turun temurun menjadi perangkat upacara upacara adat diantaranya pada pesta pernikahan, kegiatan adat dan acara kematian, hal ini menjadikan lipa’ saqbe mandar menjadi komoditi yang wajib dimiliki oleh setiap orang Mandar pada khususnya. Budaya menenun di Provinsi Sulawesi Barat merupakan bentuk diversifikasi mata pencaharian yang berfungsi sebagai katup pengaman dalam ekonomi keluarga, terutama pada rumahtangga pedesaan yang menjadikan pertanian dan perikanan sebagai sumber pendapatan utama, salah satunya di Desa Renggeang. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra yaitu Penataan kawasan belum memiliki ciri khas tersendiri yang dapat menjadikan destinasi wisata budaya yang menarik bagi wisatawan, menjadikan Kawasan Renggeag Sutra ini sepi pengunjung dan kurang terawat, sehingga perlunya penataan Kawasan Renggeang Sutra dengan penambahan ornamen yang menarik, fasilitas yang memadai dan memiliki ciri khas. Metode pelaksanaan penataan kawasan ini dengan melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, implementasi dan pengawasan. Hasil pengabdian ini adalah kawasan Renggeang Sutra yang telah tertata dengan baik dengan penambahan ruang manette’, ruang display produk, ruang pemeliharaan ulat sutra, dan lahan murbei dengan ciri khas lipa’ saqbe sehingga pengunjung dapat melihat alur pembuatan lipa’ saqbe dengan mudah dan lengkap.
PENGGUNAAN METODE AHP DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEPENTINGAN KRITERIA LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN WISATA PANTAI DI KABUPATEN MAJENE Nur Adyla Suriadi
BANDAR: JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol 4 No 2 (2022): Bandar: Journal of Civil Engineering
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/bjce.v4i2.1978

Abstract

Kabupaten Majene merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang memiliki garis pantai terpanjang ±125km², dengan luas wilayah laut ±13.124km², dan luas daratan ±947,84 km² atau ±5,6% dari luas Provinsi Sulawesi Barat, sehingga Kabupaten Majene terkenal dengan wisata pantai yang merupakan potensi unggul pariwisatanya. Untuk mengetahui pengembangan wisata pantai yang sesuai perlu dilakukan pengukuran potensi sebagai dasar untuk melakukan pengembangan kedepannya. Sebelum melakukan analisis grid dalam menentukan kesesuaian lahan dalam pengembangan wisata pantai, terlebih dahulu diidentifikasi Kriteria-Kriteria yang berpengaruh terhadap kesesuaian lahan dalam pengembangan wisata pantai. Pada penelitian ini, analisis dilakukan dengan metode analytical process hierarchy (AHP). Tahapan proses penelitian ini yaitu; (1) Tahap persiapan dan pengumpulan data, (2) tahap perancangan struktur hirarki, (3) tahap perhitungan atau komputasi AHP, (4) tahap pembuatan laporan hasil penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kriteria yang penting menurut Empat Responden yang diwawacarai yaitu dari Akademisi/Peneliti, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Pelaku Usaha Wisata, dan Wisatawan adalah Ketersediaan Air Tawar (20,3%) merupakan kritera yang mutlak paling penting, sedangkan kecepatan arus (2,8%) merupakan kriteria yang kurang penting untuk pemilihan lokasi pengembangan wisata pantai berbasis mitigasi bencana.
Perubahan Guna Lahan Desa Karama Sebagai Dampak Aktivitas Ekonomi Masyarakat Nur Adyla Suriadi; Nurgadima Djalaluddin; Muhammad Aswad
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 5 No. 2 (2019): December 2019 ~ February 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/eija.v5i2.681

Abstract

The fishing settlements in Karama Village have different characteristics from other settlements because this village still maintains Mandar culture in terms of physical and non-physical aspects such as weaving lipa 'saqbe activities, fisherman cultural rituals, sandeq races, and other cultural rituals that are carried out every year. But as it develops, its existence can experience a shift. This can happen when a community's economic activities affect other cultures, either on purpose or by accident. This study aims to find out how the cultural value of the community in Karama Village has changed, especially in terms of community economic activity. It will do this by looking at land-use change, figuring out how it has changed in Karama Village because of community economic activity and coming up with policy ideas for dealing with land-use change issues in Karama Village. The study results indicate that Karama Village's administration and land use have changed. For example, 74% of the buildings have switched from residential to commercial or industrial use. Eighteen percent of buildings got more prominent because of economic activity in the neighborhood. While 28% of buildings don't add to their building area, they use their public land for business. This change has big effects on the social and economic activities mentioned in the cultural element and related to the economy or people's ways of making a living.
PELATIHAN BUDI DAYA MURBEI DAN PEMELIHARAAN ULAT SUTRA BAGI KELOMPOK PENENUN DI DESA RENGGEANG KABUPATEN POLEWALI MANDAR Nur Adyla Suriadi; Agusfartham Agusfartham; Nur Ratika Syamsuddin; Siti Nurul Hamzany; Ahmad Ahmad; Mujahid Mujahid; Razyqah Nur Annisa
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.353 KB) | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4443

Abstract

Provinsi Sulawesi Barat sebagai penghasil kain sutra Mandar masih memiliki berbagai permasalahan khususnya pada bidang produksi yang dipengaruhi oleh pemeliharaan ulat sutra dan tanaman murbei dikarenakan produksi benang sutra lokal belum mampu memenuhi kebutuhan permintaan penenun sehingga benang-benang import dari India dan China menjadi pilihan bagi penenun yang biasa disebut benang sintesis. Tenunan sutra Mandar menggunakan benang sutra sebagai bahan baku tenunan yang dipintal dari kepompong ulat kupu kupu dari spesies tertentu dengan makanan yaitu tanaman murbei. Permasalahan lainnya dikarenakan lahan murbei kelompok penenun yang kadang diserang oleh hama menjadikan kelompok penenun cukup sulit dalam memperoleh bahan baku sehingga kelompok penenun mulai menggunakan benang cytetical karena alasan ekonomis dan praktis dibandingkan menggunakan benang sutra asli. Tujuan kegiatan program kemitraan masyarakat (PKM) ini yaitu (1) melakukan pelatihan budidaya murbei bagi kelompok penenun dan (2) pelatihan pemeliharaan ulat sutra bagi kelompok penenun, yang diharapkan setelah kegiatan ini kelompok penenun dapat mencukupi kebutuhan benang sutra sebagai bahan baku utama penenun dalam pembuatan sarung sutra Mandar