Mun’im, Abdul
Universitas Pakuan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN XANTIN OKSIDASE EKSTRAK ETANOL 80% DARI TANAMAN FAMILI COMBRETACEAE, LAURACEAE, LYTHRACEAE, OXALIDACEAE, PIPERACEAE, PLUMBAGINACEAE, DAN SMILACACEAE wahyuni, Tri; Widuri, Anggita; Mun’im, Abdul; Katrin, Katrin
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.629 KB)

Abstract

ABSTRAK Hiperurisemia dapat disebabkan oleh produksi berlebih dan kurangnya ekskresi asam urat dalam tubuh. Xantin oksidase adalah enzim yang memiliki peran mengkatalisis oksidasi hipoxantin dan xantin menjadi asam urat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanaman obat yang memiliki aktivitas penghambatan xantin oksidase dan mengidentifikasi golongan senyawa kimianya. Metode yang digunakan adalah Continous Spectrophotometric Rate Determination. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Dengan uji aktivitas penghambatan xantin oksidase didapatkan ekstrak yang memiliki aktvitas penghambatan, yaitu ekstrak herba suruhan (Peperomia pellucida (L.) Kunth), ekstrak daun blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.), ekstrak daun sirih (Piper betle L.), dan ekstrak kulit kayu manis (Cinnamomum burmannii Nees ex Blume) yang memiliki nilai IC50 berturut-turut 2621,07 ppm, 1149,113 ppm, 245,30 ppm, dan 1294,58 ppm. Identifikasi kimia pada ekstrak herba suruhan menunjukkan adanya alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Pada ekstrak daun belimbing wuluh mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan saponin. Pada eksktrak daun sirih hijau mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan antrakuinon. Pada ekstrak kulit kayu manis mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, saponin Kata kunci: suruhan, blimbing wuluh, sirih, kayu manis, hiperurisemia, aktivitas inhibitor, xantin oksidase
FORMULASI GEL TOPIKAL DARI EKSTRAK NERII FOLIUM DALAM SEDIAAN ANTI JERAWAT Djajadisastra, Joshita; Mun’im, Abdul; NP, Dessy
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 4 (2009)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The leaf of Nerium oleander has an antibacterial activity toward some microorganisms and empirically had been used to solve the acne problem. The anti acne formulation should not make the acne worse because of mistaken to choose the dosage form. In this study the gel formulation (has no oil content makes the acne worse) was chosen containing the dried leaf extract of Nerium oleander in 97% alcohol and varying respectively carbomer, sodium carboxy methyl cellulose and sodium alginate as a gelling agent. The efficacy test was confirmed by the extract antibacterial activity test upon Propionibacterium acnes bacterium causing acne, and the gel formula evaluation test was done by physical stability test including organoleptical test (color and odor), pH, viscosity stored in low temperature of 40C, room temperature of 280C, and high temperature of 400C, cycling test and mechanical test. The results showed that carbomer gel has better physical stability than sodium CMC or sodium alginate gel. ABSTRAK Daun Nerium oleander mempunyai aktifitas antibakteri terhadap beberapa mikroba dan secara empiris telah digunakan untuk mengatasi masalah jerawat. Formula yang layak untuk dibuat menjadi sediaan anti jerawat seyogyanya tidak memperburuk gangguan jerawat itu sendiri karena pemilihan bentuk sediaan yang tidak tepat. Bentuk sediaan gel dipilih karena tidak mengandung bahan minyak yang akan memperburuk jerawat. Formulasi sediaan gel untuk mengatasi jerawat ini mengandung ekstrak Nerium oleander dalam etanol 97% yang telah dikeringkan, sedangkan untuk basis gelnya dicoba bahan karbomer, Natrium CMC, dan Na alginate. Penilaian keberhasilan untuk pemastian manfaat dilakukan dengan uji aktifitas ekstrak terhadap bakteri Propionibacterium acnes penyebab jerawat, sedang terhadap keberhasilan formula dilakukan uji kestabilan fisik sediaan gel yang meliputi uji organoleptik (warna, bau), pH, dan viskositas selama masa penyimpanan dalam suhu rendah (4oC), suhu kamar (28oC) dan suhu tinggi (40oC). Dilakukan juga cycling test dan uji mekanik terhadap sediaan gel tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa gel berbasis karbomer memiliki kestabilan fisik yang lebih baik daripada gel berbasis Natrium CMC maupun Natrium alginat.