Jurnal Sain Veteriner
Vol 41, No 1 (2023): April

Proses Penyembelihan dan Waktu Mati Sempurna Sapi Bali sebagai Hewan Kurban di Kabupaten Manokwari

Priyo Sambodo (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Isti Widayati (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Dwi Nurhayati (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Alnita Baaka (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Purwaningsih . (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
John A Palulungan (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Rizki Arizona (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Noviyanti . (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Noveling Inriani (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Elfira K Suawa (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Sientje D Rumetor (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)
Muhammad J Wajo (Fakultas Peternakan Universitas Negeri Papua)



Article Info

Publish Date
02 Apr 2023

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek kesejahteraan hewan berdasarkan tata cara pemisahan dan handling sapi ketika akan disembelih, berapa lama waktu maksimal sapi Bali yang disembelih mati sempurna dan indikator kematian apa yang paling lama hilang setelah sapi disembelih. Penelitian ini dilakukan pada 57 ekor sapi Bali yang disembelih di 5 masjid di Kabupaten Manokwari yang menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban. Pengamatan tata cara pemisahan dan handling sapi dilakukan dengan observasi. Waktu henti darah memancar dihitung sejak awal darah memancar sampai tidak lagi memancar. Indikator kematian lain (refleks pupil, refleks kornea, pernafasan ritmik, tonus rahang, tonus lidah, refleks ekor, refleks anus, dan refleks tracak) dihitung setelah waktu henti darah memancar diperoleh. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Data henti darah memancar dihitung rerata dan simpangan bakunya, sedangkan indikator lain disajikan dengan range tiap menit dalam tabel. Pemisahan antara lokasi penempatan dengan penyembelihan dan penggunaan kandang jepit modifikasi untuk handling telah dilakukan disebagian besar lokasi pengamatan. Waktu henti darah memancar pada penelitian ini adalah 2,93 menit. Refleks kornea dan tonus lidah merupakan indikator tercepat yang hilang, yaitu 4-5 menit setelah darah berhenti memancar, kemudian berturut-turut diikuti dengan pernafasan ritmik dan tonus rahang, yaitu masing-masing 5-6 menit serta refleks ekor dan refleks tracak, yaitu 6-7 menit. Refleks anus merupakan indikator terlama yang hilang, yaitu 7-8 menit setelah darah berhenti memancar. Kesimpulan: sebagain besar masjid telah memperhatikan kesejahteraan hewan berdasarkan lokasi dan tata cara penyembelihan. Sapi Bali sebagai hewan kurban di Kabupaten Manokwari mengalami mati sempurna pada menit ke 13,93 dan indikator kematian terakhir yang hilang adalah refleks anus.

Copyrights © 2023