Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif (SPPI) mempunyai tujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan atau pembelajaran bersama bagi peserta didik penyandang disabilitas dengan peserta didik pada umumnya. Proses pembelajaran inklusif juga harus dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Namun masih banyak guru PJOK khususnya yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PJOK Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Surakarta menghadapi permasalahan-permasalahan dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan menyusun perangkat pembelajaran pada guru PJOK dalam kelas inklusif. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sosialisasi dan pelatihan. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 2 Juli 2022 bertempat di SMPN 6 Surakarta, dengan jumlah peserta adalah 30 orang. Angket pengetahuan tentang konsep mengajar pada kelas inklusif diberikan pada saat sebelum dan sesudah pemberian materi untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menyusun perangkat pembelajaran. Hasil sosialisasi dan pelatihan kepada guru PJOK menunjukkan peningkatan pengetahuan rata-rata 30% pada setiap butir pertanyaan, selanjutnya; guru mampu menganalisa dan menentukan cara mengajar kelas PJOK inklusif dengan benar yang dituangkan dalam RPP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru semakin memahami tentang konsep mengajar PJOK inklusif serta mampu untuk merencanakan, melakukan, dan membuat evaluasi dalam mengajar. Keberhasilan ini menjelaskan bahwa profesionalisme mereka juga semakin baik.School with an Inclusive Education System provides educational opportunities or joint learning for students with disabilities and students in general. The inclusive learning process must also be implemented in Physical Education, Sports, and Health (PESH) subjects. However, many PESH teachers at Junior High Schools in Surakarta still face problems in the implementation process. Therefore, this community service aimed to improve teachers' knowledge of inclusive learning and their skills to prepare the PESH inclusive class. The program conducted in SMPN 6 Surakarta on Saturday, 2 July 2022, with the number of participants was 30 people. The inclusive knowledge questionnaire was distributed to the participants before and after the activity. There was an improvement in knowledge among teachers after the socialization of the inclusive learning process in PESH. Furthermore, the teachers could analyze and determine how to teach inclusive classes correctly as outlined in the lesson plan. The average improvement is around 30% in every statement. Teachers can increasingly plan, teach, and evaluate their inclusive classes better than before. As a result, their professionalism is improving.
Copyrights © 2023