Peningkatan jumlah penduduk dan pusat-pusat kegiatan berdampak pada peningkatan jumlah pergerakan kendaraan antar wilayah di Provinsi Sulawesi Tenggara, sehingga membutuhkan peningkatan serta penambahan sarana yang memadai. Pada prespektif yang lain, keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Daerah menyebabkan pekerjaan penanganan jembatan lebih diarahkan pada kegiatan pemeliharaan jembatan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penentuan skala prioritas penanganan kinerja jembatan sesuai kondisi existing di ruas jalan provinsi Sabandara-Konaweha Hulu, Sulawesi Tenggara. Adapun kriteria-kriteria yang dianalisis dalam penentuan prioritas penanganan yaitu kondisi kerusakan jembatan, kondisi lalu lintas, dan kondisi Pengembangan wilayah kawasan strategis. Dalam penelitian ini responden yang dipakai adalah responden expert sebanyak 10 responden. Metode yang digunakan dalam penilaian kriteria jembatan, kondisi kerusakan jembatan serta penentuan skala prioritas terhadap penentuan jenis penanganan jembatan adalah gabungan dari AHP dan BMS.Hasil analisis AHP menunjukkan bahwa kriteria kondisi jembatan merupakan kriteria yang paling dominan, sedangkan kriteria pengembangan wilayah merupakan kriteria paling rendah. Berdasarkan hasil analisis kondisi kerusakan pada 48 unit jembatan sepanjang ruas Sabandara – Konaweha Hulu diperoleh bahwa terdapat 2 unit jembatan baru dengan kondisi sangat baik, 11 unit jembatan dalam kondisi baik, 14 unit jembatan memiliki kerusakan ringan, 20 unit jembatan mengalami kerusakan sedang, serta 1 unit jembatan mengalami kerusakan berat. Penentuan prioritas penangan kerusakan jembatan tersebut dikelompokan sesuai tingkat kerusakan dengan mendahulukan pada jenis jembatan yang mengalami kerusakan berat yang memperoleh nilai poin 5 berupa penggantian bangunan baru. Kata Kunci : BMS, AHP, Penanganan Jembatan.
Copyrights © 2020