cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Preventia
ISSN : 25282999     EISSN : 25283006     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Preventia merupakan jurnal dari program studi ilmu kesehatan masyarakat. Jurnal Preventia terbit pertama kali bulan Juni tahun 2016. Terbit dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Juni dan Desember, memuat artikel hasil penelitian dan hasil pemikiran dibidang Kesehatan Masyarakat.
Arjuna Subject : -
Articles 106 Documents
Hubungan Brand Equity (Brand Awarenees, Brand Associations, Perceived Quality) dengan Keputusan Pemanfaatan Klinik Laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan Fajar Ni’Syinta Armadani; Supriyadi Supriyadi; Nurnaningsih Herya Ulfah
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.586 KB) | DOI: 10.17977/um044v3i1p49-65

Abstract

Abstrack: The visit number of patient at the lactation clinic of Muhammadiyah Lamongan Hospital tends to be small and decreases every year. A decrease in the visit number of patient may indicate that the utilization of health services is lacking. In utilizing health services, consumers are influenced by several considerations. One of affects consumer considerations is brand equity (brand awareness, brand associations, and perceived quality). This study aims to determine the relationship of brand equity (brand awareness, brand associations, and perceived quality) with the decision of lactation clinic utilization at Muhammadiyah Lamongan Hospital. This research used correlational quantitative design to know the relationship between brand awareness (X1), Brand Associations (X2), perceived quality (X3), with decision of utilization of lactation clinic at Muhammadiyah Lamongan Hospital (Y). The population in this research was all patient who used lactation clinic at Muhammadiyah Lamongan Hospital and the sample were 32 patients, who visited the lactation clinic at Muhammadiyah Lamongan Hospital during April until May 2017. Technique of collecting data used questionnaire. Data analysis was correlation test, multiple linear regression test. Based on the results of the analysis, this study shows that there is a significant relationship simultaneously between brand awareness, brand associations, and perceived quality with the decision of utilization of lactation clinic at Muhammadiya Lamongan Hospital. Based on the result of coefficient of determination (R2) of 0.569 which means that Brand Awareness (X1), Brand Associations (X2), Perceived Quality (X3) have contribution equal to 56.9% to decision of utilization to laktasi clinic at Muhammadiyah Hospital Lamongan (Y).Keywords:Brand Awareness, Brand Associations, Perceived Quality, Utilization of Health Care Service.Abstrak: Jumlah kunjungan pasien di klinik laktasi Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan cenderung sedikit dan mengalami penurunan setiap tahun. Penurunan jumlah kunjungan pasien dapat menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan yang kurang.Dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan,konsumen dipengaruhi oleh beberapa pertimbangan, salah satu yang mempengaruhi pertimbangan konsumen ialah Brand Equity.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara Brand Awareness, Brand Associations, dan Perceived Quality dengan keputusan pemanfaatan klinik laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan sampel sebanyak 32 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji korelasi pearson dan uji regresi linier berganda. Hasil analisis penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan antara Brand awareness, Brand asssociations, Perceived quality secara bersama-sama dengan keputusan pemanfaatan klinik laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah. Berdasarkan hasil koefisien determinasi (R2) sebesar 0,569 yang berarti bahwa Brand Awareness (X1), Brand Associations (X2), Perceived Quality (X3) mempunyai kontribusi sebesar 56,9% terhadap keputusan pemanfaatan terhadap klinik laktasi di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (Y). Kata kunci: Brand Awareness, Brand Associations, Perceived Quality, Keputusan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN KEPATUHAN DALAM PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS LABORATORIUM KLINIK DI RUMAH SAKIT BAPTIS KOTA KEDIRI Moch Fatkhun Nizar; Hartati Tuna; Ningsih Dewi Sumaningrum
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.298 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i1p1-6

Abstract

Abstract: Compliance officer clinical laboratories in the use of Personal Protective Equipment (PPE) may reduce the risk of accidents or occupational diseases. Compliance is influenced by the characteristics of workers. This research aims to study the relationship between the characteristics of workers with compliance in the use of personal protective equipment at the clinic laboratory officer at Baptist Hospital Kediri. This type of research was observational Analytical. The study population was all clinical laboratory workers Baptist Hospital Kediri numbered 13 people consisting of 8 officers analysts, two helpers analysts, and 3 nurses samplers patients. By using total sampling technique, obtained the sample size, which is 13 respondents. Collecting data using questionnaires and observation sheets. Analysis of data using statistical test of Rank Spearman to analyze each of the factors that affect the characteristics of workers to compliance with PPE use of clinical laboratory workers. Based on these results known clinical laboratory workers who are obedient to the use of PPE amounted to 76.92%. Age (0.075> 0.05) are not related to compliance in the use of PPE. And education (0.014 <0.05), tenure (0.009 <0.05), knowledge (0.009 <0.05), no relation to compliance in the use of PPE. The conclusion from this study is there is no relationship between age and compliance in the use of PPE. There is a relationship between education, employment, knowledge of compliance in the use of PPE.Keywords: characteristics of workers, complianceAbstrak: Kepatuhan petugas laboratorium klinik dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dapat mengurangi resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Kepatuhan dipengaruhi oleh karakteristik pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan karakteristik pekerja dengan kepatuhan dalam pemakaian alat pelindung diri pada petugas laboratorium klinik di Rumah Sakit Baptis Kota Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik. Populasi penelitian ini adalah semua petugas laboratorium klinik Rumah Sakit Baptis Kota Kediri yang berjumlah 13 orang terdiri dari 8 petugas analis, 2 pembantu analis, dan 3 perawat pengambil sampel pasien. Dengan menggunakan teknik total sampling, diperoleh jumlah sampel, yaitu 13 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji statistik Rank Spearman untuk menganalisis masing-masing faktor yang mempengaruhi karakteristik pekerja dengan kepatuhan pemakaian APD petugas laboratorium klinik. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui petugas laboratorium klinik yang patuh terhadap pemakaian APD sebesar 76,92%. Usia (0,075> 0,05) tidak ada hubungan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Dan pendidikan (0,014 < 0,05), masa kerja (0,009 < 0,05), pengetahuan (0,009 < 0,05), ada hubungan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara usia dengan kepatuhan dalam pemakaian APD. Ada hubungan antara pendidikan ,masa kerja, pengetahuan dengan kepatuhan dalam pemakaian APD.Kata kunci: karakteristik pekerja, kepatuhan
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS AUTOPLAY SEBAGAI MEDIA PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS V SDN PERCOBAAN 02 KOTA MALANG Heri Setiawan; Sapto Adi; Nurnaningsih Herya Ulfah
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.889 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i2p93-103

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media promosi kesehatan berupa multimedia interaktif berbasis autoplay di SDN Percobaan 02 Kota Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan yang telah disesuaikan dengan kemampuan peneliti. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis kebutuhan dan angket penilaian yang diberikan untuk siswa dan ahli media serta ahli materi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif sesuai prosedur pengembangan. Kesimpulan dari hasil penelitian pengembangan ini adalah multimedia sangat layak atau valid digunakan bagi siswa kelas 5 SDN Percobaan 02 Kota Malang. Hasil produk akhir multimedia interaktif tentang kesehatan gigi dan mulut belum diketahui seberapa besar pengaruhnya terdapap peningkatan pengetahuan siswa, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait hal tersebut.Kata kunci: multimedia, interaktif, autoplay, kesehatan gigi dan mulutAbstract: This study aims to produce health promotion media in the form of interactive multimedia based on autoplay in SDN Percobaan 02 Kota Malang. The research method used is research and development that has been adapted to the ability of researchers. Data collection techniques use needs analysis and assessment questionnaire given to students and media experts and material experts. The analysis technique used is descriptive analysis according to the development procedure. The conclusion of the results of this development research is a very feasible or valid multimedia used for 5th grade students SDN Percobaan 02 Kota Malang. The result of interactive multimedia product about dental and oral health is not known how much influence the student's knowledge increase, hence need to do further research related to that matter.Keywords: multimedia, interactive, autoplay, oral and dental health
UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM) SEBAGAI INSEKTISIDA TERHADAP KUTU RAMBUT (PEDICULUS CAPITIS) Ardhita Prilly Pritacindy; Supriyadi Supriyadi; Agung Kurniawan
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.012 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i1p1-9

Abstract

Abstract: Hair lice are small parasites that live by sucking blood in humans. Almost all patients consider the hair tick is a common thing, but if the hair louse is not treated immediately will cause the emergence of Relapsing Fever disease caused by infection in the scalp of the patient. The purpose of this study is to determine the effectiveness of garlic extract with concentrations of 4%, 6%, and 8% as an insecticide against hair lice. The research method used is true experimental or real experiment using sample of each group (4%, 6%, and 8%) need 10 lice hair with 3 times experiment so that require 120 samples of hair louse. Data analysis was done using One Way Anova test with result F count 806.493> F table 2.87. Then there is the difference in the time to kill a hair louse. While based on Post Hoc follow-up test obtained the probability value is <0.05 that can be said to have significant differences. The conclusion of hypothesis testing is garlic extract with concentration 4%, 6%, and 8% effectiveness as insecticide to hair louse. Suggestions that can be submitted in this study that requires further research to determine the right concentration when it will be applied to the scalp and need further research to determine the form of a good preparation for insecticides.Key words : Head Lice, Garlic, InsecticideAbstrak: Kutu rambut merupakan parasit kecil yang hidup dengan cara menghisap darah pada manusia. Hampir semua penderita menganggap kutu rambut adalah hal yang biasa, padahal apabila penderita kutu rambut tidak segera ditangani akan menyebabkan timbulnya penyakit Relapsing Fever yang disebabkan adanya infeksi pada kulit kepala penderita.Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 4%, 6%,dan 8% sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode true experimental atau eksperimen sungguhan dengan menggunakan sampel setiap kelompok (4%, 6%, dan 8%) membutuhkan 10 kutu rambut dengan 3 kali percobaan sehingga memerlukan 120 sampel kutu rambut. Analisa data dilakukan menggunakan uji One Way Anova dengan hasil F hitung 806,493 > F tabel 2,87. Maka terdapat perbedaan waktu bunuh kutu rambut. Sedangkan berdasarkan uji lanjutan Post Hoc didapatkan nilai probabilitas yaitu 0,00 < 0.05 sehingga dapat dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan. Kesimpulan dari pengujian hipotesis tersebut adalah ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 4%, 6%, dan 8% efektiv sebagai insektisida terhadap kutu rambut. Saran yang dapat disampaikan pada penelitian ini yaitu memerlukan penelitian lanjutan untuk menentukan konsentrasi yang tepat apabila akan diaplikasikan ke kulit kepala dan perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui bentuk sediaan yang baik untuk insektisida.Kata Kunci : Kutu Rambut, Bawang Putih, Insektisida
HUBUNGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI KURANG PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri) Endah Retnani Wismaningsih; Oktovina Rizky Indrasari; Rully Andriani
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.684 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i1p35-44

Abstract

Abstract: Food’s diversification and exclusive breastfeeding’s provision are the risk factors which may cause malnutrition. Java health government’s data shows the prevalence of malnutrition was 18,4 % in 2007 17,9 % in 2010 12.6 % in 2012 and increase to 13.26 % in 2013. The purpose this research isthe was correlation between food’s diversification and exclusive breastfeeding’s provision with toddler’s malnutrition status aged 1-5 years old.This type of research is analytic survey using Total sampling techniques with total sample is 33. To analyze, this research used bivariate analyze using chi-square and multivariate analyze Multiple Linier Regression.From the result, the bivariate test show that toddler’s with no diversification were 6 time more risk of having malnutrition, and toddler’s with no exclusive breastfeeding were 7 time more risk of having malnutrition. From the multivariate test showed that there was significance correlation of 0,000<0.05 and R=78,8. The Conclution is there was strong correlation between food’s diversification and exclusive breastfeeding’s provision with toddler’s malnutrition status aged 1-5 years old. That is by 78.8 it that both independent variable’s showed have strong correlation with the status of malnutrition in toddlers aged 1-5 years.Keywords: food’s diversification, exclusive breastfeeding provision, malnutrition status, toddlerAbstrak: Penganekaragaman Pangan dan Pemberian ASI Eksklusif merupakan faktor risiko yang dapat menimbulkan gizi kurang. Data Dinas Kesehatan Jawa Timur menunjukkan prevalensi gizi kurang yaitu sebesar 18,4% pada tahun 2007, 17,9% tahun 2010, 12,6% pada tahun 2012 dan meningkat pada tahun 2013 sebesar 13,6%.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penganekaragaman pangan dan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian status gizi kurang pada balita umur 1-5 tahun. Jenis Penelitian adalah survey analitik dengan menggunakan teknik sampling total sampling dengan total sampel 33. Analisa yang digunakan analisa bivariat menggunakan Chi-Squaredan multivariat menggunakan Regresi Linier Berganda.Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa balita yang tidak mendapat penganekaragaman pangan berisiko 6 kali lipatmengalami gizi kurang dan balita dengan pemberian ASI yang tidak eksklusif lebih berisiko 7 kali lipat mengalami gizi kurang. Hasil analisa multivariat menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000<0,05, dan nilai R=78,8. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penganekaragaman pangan dan pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan dengan kejadian status gizi kurang pada balita umur 1-5 tahun. Sebesar 78,8, hal ini menunjukkan variabel independen memiliki hubungan yang kuat dengan kejadian status gizi kurang pada balita umur1-5 tahun.Kata kunci: penganekaragaman pangan, pemberian ASI eksklusif, status gizi kurang, balita
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK PADA ORANG TUA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 7-12 TAHUN DI PUSKESMAS PORONG Aisyah Rachmawati; M.E. Winarno; Septa Katmawanti
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.053 KB) | DOI: 10.17977/um044v3i1p1-13

Abstract

Abstract: Smoking is an unhealthy behavior that has been common thing in the society. In 2013, noted that the smoker reach 36.3% in number while smoking cause respiration problems, one of it is respiration problem. In 2013, East Java became one of province with highest ISPA case. This study as a purpose to find the relationship between smoking behavior in the parents with the incidence of ISPA in elementary children in Porong Primary Health Care with the working hypothesis is there is a significant relationship between variables. This research uses correlational quantitative research design with 115 samples. Data analysis is using Spearman Rank test. The sampling technique used is Purposive Sampling. Technique of collecting data is using questionnaire. Instrument used to collect data in the form of human instruments, namely researchers herself. Data analysis activities started from the preparation stage, data collection, data entry, data analysis, and hypothetical test.The result of research based on item score found there is significant correlation in result of hypothesis test with P value (0.00) < α (0.05) with correlation coefficient (r) obtained is 0.588. Keywords: Smoking Behavior, Upper Respiratory Infection, Porong Primary Health CareAbstrak: Merokok adalah perilaku tidak sehat yang telah dianggap biasa oleh masyarakat. Pada tahun 2013 tercatat bahwa jumlah perokok mencapai 36,3% sedangkan, merokok menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan, salah satunya adalah masalah pernapasan. Pada tahun 2013, Jawa Timur menjadi salah satu provinsi dengan ISPA tertinggi. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mencari hubungan antara perilaku merokok pada orang tua dengan kejadian ISPA pada anak sekolah dasar di Puskesmas Porong dengan hipotesis kerja adalah ada hubungan yang signifikan antar variabel. Rancangan penelitian ini adalah kuantitatif korelasional dengan sampel sebanyak 115 orang. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank Test. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuesioner. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen manusia, yaitu peneliti sendiri. Kegiatan analisis data dimulai dari tahap persiapan, pengambilan data, entry data, analisis data, dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian berdasarkan nilai skor butir pertanyaan didapatkan ada hubungan yang signifikan dalam hasil uji hipotesis dengan nilai P (0,00) < α (0,05) dengan koefisien korelasi (r) yang didapatkan adalah 0,588.Kata kunci: Perilaku Merokok, Infeksi Saluran Pernapasan Atas, Puskesmas Porong
USIA MENARCHE, STATUS GIZI, DAN SIKLUS MENSTRUASI SANTRI PUTRI Enno Fitriningtyas; Endang Sri Redjeki; Agung Kurniawan
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.378 KB) | DOI: 10.17977/um044v2i2p58-56

Abstract

Abstract: A female teenager, puberty is marked by beginning of menstruation, its called the age of menarche. Menstruation should have a reguler cycle that is 21-35 days. Teenagers with less or more nutritional status have the risk of menstrual cycle disorders. Currenly, the health condition in a religious boarding schools are not considered. Whereas most of female students are school-age tenaager, they will be the next generation, that their qualities must be prepared carefully. The purpose of this study is to know the correlation the age of menarche and nutritional status with the menstrual cycle female students in Nurul Huda a religious boarding school for moslem at Malang regency. This study is an correlational-quantitative studies with the cross sectional approach’s. The samples are 50 female students chosen by purposive sampling technique. Data analysis is using the alternative test of chi square test i.e fisher test. The results showed that in the first, 74% female students have age menarche in the normal category (11-13 years old), 74% have a normal nutritional status (BMI 18.5-25.0) and 68% have a normal menstrual cycle (21-25 days). Second, the correlation test showed that there is no correlation between the age of menarche and menstrual cycle, with p-value = 0.082 and there is a significant correlation between the nutritional status and menstruation cycle in female students, with p-value = 0.001(α = 0.05).Keyword: menarche, nutritional status, menstrual cycle, female studentAbstrak: Pada remaja putri, pubertas ditandai dengan permulaan menstruasi yang disebut dengan usia menarche. Menstruasi seharusnya memiliki siklus yang teratur yaitu 21-35 hari. Remaja dengan status gizi kurang ataupun lebih memiliki resiko terjadinya gangguan siklus menstruasi. Saat ini kondisi kesehatan di pondok pesantren masih dipandang sebelah mata. Padahal sebagian besar santri putri di pondok pesantren adalah remaja usia sekolah yang merupakan generasi penerus harapan bangsa yang kualitasnya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan usia menarche dan status gizi dengan siklus menstruasi santri putri di Pondok Pesantren Nurul Huda. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah 50 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisis data menggunakan uji alternatif chi-square yaitu uji fisher. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: pertama, 74% mengalami menarche kategori usia normal (11-13 tahun), 76% memiliki status gizi kategori normal (IMT 18,5-25,0) dan 68% memiliki siklus menstruasi kategori normal (21-35 hari). Kedua, uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan siklus menstruasi santri putri, diketahui nilai p-value = 0,082, sedangkan ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan siklus menstruasi santri putri p-value = 0,001 (α = 0,05).Kata Kunci: usia menarche, status gizi, siklus menstruasi, santri putri
PENGARUH TINGKAT KEPUASAN PEMANFAATAN (UTILITY) POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI BALITA (0-5 TAHUN) PADA PUSKESMAS PANDANWANGI KOTA MALANG Sendhi Tristanti; Nurnaningsih Herya Ulfah; Tisnalia Merdya Andiastanti
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.555 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i2p191-197

Abstract

ABSTRAK Masalah gizi di Indonesia tidak dapat kita abaikan karena dapat menimbulkan dampak yang negatif. Kekurangan gizi berdampak terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas.Posyandu sebagai salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk memudahkan masyarakat memantau keadaan gizi anak balitanya dapat membantu pencegahan secara dini masalah gizi. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui Pengaruh Utility Posyandu terhadap status gizi Balita (0-5 tahun) di Wilayah Puskesmas Pandanwangi Kota Malang. Metode penelitian ini adalah analitik dengan rancang bangun crosssectional. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah balita usia (0-5 tahun) di Posyandu wilayah Puskesmas Kota Malang. Dengan jumlah sampel adalah 105 responden yaitu Ibu yang memiliki balita berusia 0-5 tahun. Analisis data penelitian ini menggunakan uji somers’d Untuk mengetahui pengaruh utility posyandu terhadap kesehatan balita (0-5 tahun). Hasil penelitian ini adalah Berdasarkan pengukuran status gizi balita (0-5 tahun) di Wilayah Puskesmas Pandanwangi Kota Malang maka dapat diperoleh hasil bahwa sebesar 78,9% balita berada pada status gizi normal. Diketahui bahwa sebesar 51,4% responden merasa puas terhadap pelayanan di Posyandu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara Pemanfaatan (Utility) Posyandu Terhadap Status Gizi Balita (0-5 Tahun) Pada Puskesmas Pandanwangi Kota Malang.Kata kunci : utility, status gizi, posyanduABSTRAK Nutritional problems in indonesia could not we take for granted because it could create negatif side .A nutritional deficiency had an impact on the growth of children, the intellectual development and productivity. Posyandu as one of health services in villages is a facilitate the public to monitors the state of child nutrition. It can help prevention in a premature manner program of the nutrition problem.The purpose of this research is to know the influence of utility posyandu against the nutritional status of under-fives ( year 5-0 in the area puskesmas pandanwangi poor city .A method of this research is analytic with crosssectional design. The population in this study are toddlers age (5-0 years) of posyandu areas. Total sample is 109 respondents. The respondent is mother who have toddlers aged 5-0 years. Data analysis this research using test somer’s to know the influence of utility posyandu on health toddlers (0-5 years). The result of this research is based on the measurement of nutritional status of toddlers (0-5 years). We known that 78.9 % toddlers be normal nutrition status. Its also seen that of 51,4 % of respondents satisfied with service in posyandu.The conclusion of this research is there was no connection between the use of (utility) posyandu about the status of nutrition toddlers ( thrashed 5-0 years ) for puskesmas pandanwangi Malang cityKey words: Utility, Nutrition status, Posyandu
HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSISI, FAKTOR PEMUNGKIN, DAN FAKTOR PENGUAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PELAJAR SMKN 2 KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2017 Bima Indragani Purnomo; Roesdiyanto Roesdiyanto; Rara Warih Gayatri
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (634.904 KB) | DOI: 10.17977/um044v3i1p66-84

Abstract

Abstract: According to the WHO, Indonesia is the country with the highest rates of adolescent smokers in the world. About 80% of teen smokers start the habit before the age of 19 years. Based on preliminary research, eight of the fifteen students of SMKN 2 Kota Probolinggo are smokers. According Simarmata (2012: 80), predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors have a relationship to adolescent smoking behavior. This study aims to determine the relationship of predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors with smoking behavior in SMKN 2 Probolinggo students in 2017. This research uses descriptive correlative and regression design, cross sectional approach, and sample of 291 students using proportional stratified random sampling in taking samples. Based on descriptive analysis it is known that there are 171 students who are non-smokers and 120 students as smokers. Based on correlative analysis it can be seen that gender variables, knowledge, attitudes, pocket money, and smoking status of family members have a significant relationship to smoking behavior of learners. In the regression analysis it can be seen that gender, attitude, allowance, and family members' smoking status are the most influential variables on smoking behavior of students. Based on the result of the research, it can be concluded that the behavior of SMKN 2 Kota Probolinggo student smoking is influenced by many factors: gender, knowledge about cigarette, attitude toward cigarette, amount of allowance, and member's smoking status.Keywords: smoking behavior, predisposing factors, enabling factors, reinforcing factorsAbstrak: Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia. Sekitar 80% perokok remaja memulai kebiasaan tersebut sebelum berumur 19 tahun. Berdasarkan penelitian pendahuluan diketahui delapan dari lima belas pelajar di SMKN 2 Kota Probolinggo adalah perokok. Menurut Simarmata (2012:80), faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat memiliki hubungan terhadap perilaku merokok remaja. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat dengan perilaku merokok pelajar di SMKN 2 Kota Probolinggo tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dan regresi, pendekatan cross sectional, dan sampel sebanyak 291 pelajar dengan menggunakan proportional stratified random sampling dalam mengambil sampel. Berdasarkan analisis deskriptif diketahui bahwa terdapat sebanyak 171 pelajar yang berstatus bukan perokok dan 120 pelajar berstatus sebagai perokok. Berdasarkan analisi korelatif dapat diketahui bahwa variabel jenis kelamin, pengetahuan, sikap, uang saku, dan status merokok anggota keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku merokok pelajar. Pada analisis regresi dapat diketahui bahwa jenis kelamin, sikap, uang saku, dan status merokok anggota keluarga merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap perilaku merokok pelajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok pelajar SMKN 2 Kota Probolinggo di pengaruhi oleh banyak faktor yaitu jenis kelamin, pengetahuan tentang rokok, sikap terhadap rokok, besaran uang saku, dan status merokok anggota keluaraga. Kata Kunci: perilaku merokok, faktor predisposisi, faktor pemungkin, faktor penguat
HIGIENE PENJAMAH DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GAMBIRAN KOTA KEDIRI Iqdhana Chantika; Dadiek Sumardianto; Ningsih Dewi Sumaningrum
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.781 KB) | DOI: 10.17977/um044v1i1p7-13

Abstract

Abstract: This study aims to identify the hygiene and sanitation of food processing in the Installation Nutrition Regional General Hospital Gambiran Kediri. This type of research is descriptive observational. The study population was food handlers in the Installation Nutrition totaling 29 respondents composed of 20 food processors and renderers 9 lodging in Graha Wijaya Kusuma. By using sampling techniques was obtained total number of samples, namely 29 respondents. Installation of Nutrition showed that in hospitals Gambiran of Kediri in the category qualify yet because there are still 20.7% handlers who had suffered from typhoid and tuberculosis suspect 3.4%, 100% handlers do not have a course certificate hygiene and sanitation, 3.4% handlers who did not have a medical examination and medical examination of books and 44.8% handlers have never been vaccinated, 91.4% food management in the category qualify, as well as 95% of food processing equipment in the category qualify. Rate food hygiene and sanitation of food in hospitals Gambiran Nutrition Installation of Kediri conducted by Ministry of Health of the Republic of Indonesia. No.1096 / Menkes / Per / VI / 2011 on Sanitation Hygiene Hospitality.Keywords: hygiene of food handlers, food sanitation, hospitalsAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi higiene dan sanitasi pengelolaan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran Kota Kediri. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional. Populasi penelitian ini adalah penjamah makanan di Instalasi Gizi berjumlah 29 responden terdiri dari 20 orang pengolah makanan dan 9 orang penyaji khusus di Graha Wijaya Kusuma. Dengan menggunakan teknik total sampling diperoleh jumlah sampel, yaitu 29 responden. Menunjukan bahwa pada Instalasi Gizi RSUD Gambiran Kota Kediri dalam kategori belum memenuhi syarat karena masih ada 20,7% penjamah yang pernah menderita penyakit tipus dan 3,4% suspect TBC, 100% penjamah tidak memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi, 3,4% penjamah yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan dan tidak memiliki buku pemeriksaan kesehatan serta 44,8% penjamah belum pernah divaksinasi, 91,4% tempat pengelolaan makanan dalam kategori memenuhi syarat, serta 95% peralatan pengelolaan makanan dalam kategori memenuhi syarat. Penilaian higiene makanan dan sanitasi pengelolaan makanan di Instalasi Gizi RSUD Gambiran Kota Kediri dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga.Kata kunci: higiene penjamah makanan, sanitasi makanan, rumah sakit

Page 3 of 11 | Total Record : 106