cover
Contact Name
Christy Vidiyanti
Contact Email
christy.vidiyanti@mercubuana.ac.id
Phone
+628567535557
Journal Mail Official
arsitektur@mercubuana.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan
ISSN : 20888201     EISSN : 25982982     DOI : https://dx.doi.org/10.22441/vitruvian
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Ilmiah VITRUVIAN adalah jurnal yang mencakup artikel bidang ilmu arsitektur, bangunan, dan lingkungan. Jurnal ilmiah Vitruvian terbit secara berkala yaitu 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian yang berkaitan erat dengan bidang arsitektur, bangunan, dan lingkungan.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 1 (2023)" : 9 Documents clear
PENGEMBANGAN PRIORITAS ALUN-ALUN SITUBONDO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK Riska Indayana; Nunung Nuring Hayati; Dano Quinta Revana
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v13i1.007

Abstract

Alun-alun merupakan suatu lapangan terbuka yang luas dan berumput yang dikelilingi oleh jalan dan dapat digunakan kegiatan masyarakat yang beragam (Alfian dkk, 2020). Salah satu kota yang masih memanfaatkan alun-alun sebagai ruang terbuka publik serta identitas bagi wilayahnya adalah Kabupaten Situbondo, kabupaten yang terletak di pesisir utara Pulau Jawa ini masih sangat memanfaatkan keberadaan alun-alun dan menjadikannya sebuah jantung kota. Namun, saat ini pengelolaan kawasan Alun-alun masih belum optimal karena masih banyak permasalahan seperti masih terdapat parkir dan PKL di bahu jalan, kurangnya perawatan pada fasilitas yang telah ada seperti fasilitas bermain anak, kurang menariknya beberapa tempat, dan kurang tertatanya PKL yang ada di dalam kawasan alun-alun yang pada akhiranya akan membawa dampak terhadap pencitraan sebuah daerah perkotaan. Dilakukannya penelitian ini dengan tujuan agar diharapkan mengoptimalkan fungsi dan kenyamanan kawasan Alun-alun Situbondo. Terdapat dua metode analisis yaitu analisis deskriptif untuk karakteristik kondisi eksisting kawasan Alun-alun Situbondo serta metode IPA untuk mengetahui prioritas pengembangan yang dirasakan pengunjung untuk penataan kawasan Alun-alun Situbondo. Hasil penelitian terdapat 6 prioritas pengembangan yaitu pedestrian, jogging track, lapangan olahraga, working space, pos keamanan dan foodcourt dengan strategi pengembangan yang didasari oleh potensi dan permasalahan serta penilaian tingkat kepentingan dan kepuasan Alun-alun Situbondo oleh pengunjung. Alun-alun is a wide open grassy field surrounded by roads and can be used for various community activities. One of the cities that still uses the town square as a public open space and an identity for its territory is Situbondo Regency, a district located on the north coast of Java Island that still makes great use of the town square and makes it the heart of the city. However, currently the management of the Alun-alun area is still not optimal because there are still many problems such as parking and street vendors on the shoulder of the road, lack of maintenance of existing facilities such as children's play facilities, the unattractiveness of several places, and the lack of order in the street vendors in the square area which will ultimately have an impact on the image of an urban area. This research was conducted with the aim of optimizing the function and comfort of the Situbondo Square area. There are two methods of analysis, namely descriptive analysis for the characteristics of the existing conditions of the Situbondo Square area and the IPA method to find out the development priorities felt by visitors for the arrangement of the Situbondo Square area. The results of the study show 6 development priorities, namely pedestrian, jogging track, sports field, working space, security post and food court with a development strategy based on potential and problems as well as an assessment of the level of importance and performance of Situbondo Square by visitors.
POLA PEMANFAATAN RUANG DI AREA JOGGING TRACK KORIDOR JALAN UDAYANA Fitria Agustina Budiono Putri; Wike Adisti Kusumaningthiyas; Guruhsetra Tresna Restu Halik; Baiq Sulistya Arya Ningrum; Jasmine Chanifah Uzdah Bachtiar; Noor Oktova Fajriyah
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v13i1.003

Abstract

Ruang terbuka publik merupakan suatu ruang yang berfungsi mewadahi beragam aktivitas atau perilaku masyarakat, seperti berolahraga, berekreasi, berkumpul, bersantai, dan berbagai aktivitas sosial lainnya. Perkembangan suatu kota dalam meningkatkan suatu kualitas lingkungan serta sosial masyarakat dapat terlihat dari keberadaan ruang terbuka publik tersebut. Jogging track yang berada di Jalan Udayana Kota Mataram merupakan salah satu fasilitas ruang terbuka publik yang dapat menampung aktivitas masyarakat, terutama sebagai tempat berolahraga. Jogging track yang memiliki kelengkapan public furniture yang memadai serta banyaknya vegetasi, menimbulkan banyaknya pola perilaku yang dapat terbentuk. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku masyarakat dan mengidentifikasi kelengkapan public furniture yang tersedia pada area jogging track. Penelitian ini dilakukan di area jogging track Jalan Udayana menggunakan metode place-centered mapping dan person-centered mapping dan dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian yang didapatkan, yaitu pada pagi hari tingkat keramaian dan keragaman aktivitas cenderung lebih sedikit yaitu hanya aktivitas olahraga. Sedangkan pada waktu sore hari tingkat keramaian lebih tinggi dan aktivitas yang terjadi lebih beragam yaitu berupa aktivitas olahraga, rekreasi, dan perdagangan. Dari penelitian ini diharapkan dapat diberikan beberapa rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan kualitas jogging track di Jalan Udayana. Public open space is a space that functions to accommodate a variety of community activities or behaviors, such as exercising, recreation, gathering, relaxing, and various other social activities. The development of a city in improving the environmental and social quality of society can be seen from the existence of these public open spaces. The jogging track in Jalan Udayana, Mataram City, is a public open space facility that can accommodate community activities, especially as a place to exercise. Jogging tracks that have adequate public furniture and lots of vegetation, of course, lead to many patterns of behavior that can be formed. This writing aims to determine the pattern of community behavior and identify the completeness of public furniture available in the jogging track area. This research was conducted in the jogging track area of Jalan Udayana using place centered mapping and person-centered mapping methods and analyzed using a qualitative descriptive approach. The results of the study were that in the morning the crowd level and activity diversity tended to be less, only sport activity that seen. Meanwhile on the afternoon, the crowd level was higher and the activities that occurred were more diverse from sport, recreation, and shopping activities has seen. From this research, it is hoped that some recommendations for improvement can be given to improve the quality of the jogging track on Jalan Udayana.
KOMPARASI KINERJA PENCAHAYAAN ALAMI BERDASARKAN ORIENTASI KAVLING RUMAH TINGGAL Studi Kasus: Perancangan Kawasan Perumahan di Greenwich Park Residence BSD Rydha Prasetya Anthony; Nurhikmah Budi Hartanti; Rizki Fitria Madina
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v13i1.008

Abstract

Pengaturan pencahayaan alami pada rumah tinggal sangat berpengaruh terhadap penggunaan energi, pencahayaan alami dipengaruhi oleh orientasi bidang bukaan terhadap arah kedatangan cahaya matahari. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kinerja pencahayaan alami pada rumah tinggal  yang diletakkan pada berbagai orientasi kavling, melalui simulasi menggunakan software DIALux. Data primer diperoleh dari simulasi yang dilakukan terhadap 1 tipe  bangunan perumahan seluas 230 m2 dengan 4 alternatif arah orientasi kavling yang diuji di lingkungan Greenwich Park Residence BSD. Berdasarkan hasil simulasi, diketahui persentase luas lantai yang memiliki pencahayaan alami memenuhi standar dan tingkat pencahayaan alami dalam satuan lux yang menerangi interior rumah. Simulasi melibatkan data koordinat lokasi bangunan, desain 3D bangunan, serta pengambilan data pencahayaan berdasarkan waktu efektif pencahayaan alami yang berasal dari matahari, yaitu; pagi hari 08.00, siang hari 12.00, dan sore hari 16.00. Data yang diperoleh yakni persentase luas lantai bangunan yang memiliki tingkat pencahayaan sesuai standar SNI. Hasil penelitian menunjukkan bangunan berorientasi arah Timur memiliki kinerja pencahayaan alami paling optimal, pada tapak yang berada di Greenwich Park Residence BSD. Daylighting in landed residential has impacts to energy usage, which daylight is influenced by the location and orientation of the opening..The purpose of this research is to identify the daylight performance effected by differents lot orientation. study the effect of different building orientation could bring different daylight result using the help of DIALux evo 10.1. This research simulated a 230 m2 house 3D model, placed in four differents of orientation, which is North, East, South, and West. The simulation require building coordinate, 3D model, and conducted at; 08.00am, 12.00pm and 04.00pm. As a result, we got perncetages of daylighting area. The research shows that buildings which heading towards east orientation having the most optimal daylighting performance, based on simulation held in Greenwich Park BSD site. 
IDENTIFIKASI KRITERIA EVALUASI PERANCANGAN RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) DKI JAKARTA Tamiya Miftau Saada Kasman; Ita Roihanah
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v13i1.004

Abstract

One of the DKI Jakarta Provincial Government's programs, Child-Friendly Integrated Public Spaces (RPTRA), which began in 2015 has been successfully constructed in 324 places. This is the government's attempt to create kid-friendly public area amenities, which previously received little attention. However, as time goes by, several flaws are discovered, including design elements unsuitable for children, unkempt facilities, damaged play equipment, and uneven distribution of RPTRA locations. In 2016, the government has compiled regulation about Space Utilization in RPTRA. However, until now there are no guidelines for evaluating the RPTRA program which has been running for eight years. In order for RPTRAs to continue serving the requirements of the community and to be adequately maintained in accordance with public space standards that are ideal for children, mothers, the elderly, and people with disabilities, this study aims to establish the criteria that must be met in the RPTRA design. It is anticipated that based on the findings of the theoretical study, it will be possible to suggest several criteria for the development and design of the next RPTRA. The research methode is qualitative that involves gathering secondary data from both prior studies and theories concerning the design of public open space that children friendly, and the guidelines from UN Habitat. Then observations were also carried out at an RPTRA to see the condition of facilities that comply with government standart. From the identification, several criteria that must be considered when doing the evaluation, there are spatial and user aspects. Spacial analysis including accessibility, security, safety, facility, vegetation, and health. User characteristic and behavior in RPTRA including comfort, pleasure, and hospitality, are needed to evaluate the design of RPTRA.
REVITALISASI KAWASAN LILI SUHERI SEBAGAI PENINGKATAN RUANG PUBLIK KOTA MEDAN Dara Wisdianti; Novalinda Novalinda; Ida Khairani Siregar
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v13i1.009

Abstract

Di dalam suatu kota, ruang publik adalah unsur yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Ruang publik sebuah kota diharapkan dapat menampilkan identitas uniknya sendiri dan biasanya berfungsi sebagai tempat interaksi sosial bagi warganya, aktifitas ekonomi rakyat, serta lokasi untuk menghargai/apresiasi nilai budaya. Dari fungsinya sebagai pusat kegiatan inilah kebutuhan masyarakat terhadap ruang publik membutuhkan perhatian khusus. Terutama untuk kota dengan beragam etnis dan budaya seperti kota Medan. Sangat disayangkan di Kota Medan keberadaan ruang publik sudah sangat jarang dijumpai perlu diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya sehingga bisa difungsikan kembali. Salah satunya adalah Taman Lili Suheri, merupakan taman kota yang mempunyai cerita dan nilai sejarah dan beberapa tokoh seniman besar kota Medan. Kondisi taman saat ini kosong dan terbengkalai, menjadi salah satu ruang terbuka pasif di Kota Medan. Sehingga tim peneliti merasa perlu membuat suatu rekayasa desain demi memenuhi kebutuhan masyarakat kota pada umumnya dan kenyamanan masyarakat dalam memakai Taman Lili Suheri, dengan desain yang dapat diterima masyarakat kota Medan. In a city, public space is a vital element of community life. A city's public space is expected to display its own unique identity and usually functions as a place of social interaction for its citizens, people's economic activities, and a location for appreciating cultural values. From its function as a center of activity, the community's need for public space requires special attention. Especially for a city with diverse ethnicities and cultures like Medan. It is unfortunate that in Medan City the existence of public spaces is very rarely found, it needs to be repaired and improved so that it can function again. One of them is Lili Suheri Park, a city park that has a story and historical value, and some of the great artists of Medan city. The park's current condition is empty and abandoned, becoming one of the passive open spaces in Medan City. So, the research team felt the need to make a design engineering to meet the needs of the city community in general and the comfort of the community in using Lili Suheri Park, with a design that is acceptable to the people of Medan.
PENGGUNAAN PENCAHAYAAN ALAMI DALAM INTERIOR GEDUNG SERBAGUNA DI PULAU LANCANG BESAR, KEPULAUAN SERIBU (SEBAGAI TAKTIK PELAKSANAAN PRINSIP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN) Abraham Seno Bachrun; Dian Ekaputri; Anggraeni Dyah; Sri Kurniasih; Anastasia Cinthya Gani
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v13i1.005

Abstract

Manusia adalah entitas yang memerlukan interaksi sosial dalam kehidupannya. Dengan perkembangan zaman dan teknologi, seringkali muncul sikap individualisme, tetapi pada hakikatnya, manusia tetap menjalin interaksi dengan sekitarnya. Gedung serbaguna merujuk pada ruang-ruang luas yang terdapat di sekolah atau bangunan umum lainnya. Bangunan dengan multi fungsi adalah elemen vital dari sebuah rumah atau area pemukiman. Bangunan tersebut memiliki beragam kegunaan; bisa sebagai ruang rapat, tempat untuk perayaan atau upacara, tempat ibadah, galeri seni, lapangan olahraga indoor, atau sekadar sebagai tempat berkumpul. Pulau Lancang Besar yang berada di Wilayah Administratif Kepulauan Seribu memiliki berbagai ruang publik tertutup yang memiliki potensi untuk dioptimalkan. Ruang-ruang tersebut dapat dimanfaatkan bukan hanya sebagai ruang terbuka, tetapi juga sebagai ruang untuk bermain, pendidikan, berkumpul, berbagi ide, berolahraga, menggelar acara, berdagang, rekreasi, dan lainnya. Semakin variatif kegiatan yang dapat diakomodasi di ruang publik tertutup, kualitas dari ruang tersebut akan meningkat. Optimalisasi ini dapat dicapai dengan mengintegrasikan nilai edukatif dan sosialisasi mengenai manfaat memiliki Gedung Serbaguna dengan transfer teknologi.
Study of Color, Atmosphere, and Furniture in Architectural Studio Classroom: Perspective from Mix-Methods Research Alman Zaky Adryan; Muhammad Wildan Ramdani; Tri Cahyo Darwanto; Kelorri Lavrentino Budiarto; Mustika Kusumaning Wardhani
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v13i1.001

Abstract

Kondisi studio arsitektur yang optimal serta penataan pada ruang yang sesuai standar dapat membuat mahasiswa merasa nyaman. Faktor kenyamanan menjadi penting untuk dapat menerima materi pembelajaran dengan efektif tanpa distraksi negatif dari ruang itu sendiri. Adapun indikator ruang yang dapat mempengaruhi pembelajaran yang efektif adalah seperti pilihan warna, pensuasanaan, dan penataan furnitur. Penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat bagaimana pemilihan warna, pensuasanaan, dan penataan furnitur dapat mempengaruhi efektivitas belajar di ruang kelas berbasis studio. Metode yang digunakan merupakan metode kuantitatif dengan interpretasi data mendalam secara kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat beberapa hal pada pemilihan warna, penghawaan, pencahayaan, dan penataan furnitur pada ruang studio yang belum memenuhi standar dan mendapat respon negatif dari perspektif mahasiswa berkenaan dengan efektivitas belajar. Adapun hasil temuan penelitian diharapkan dapat menjadi masukan dan saran dalam merancang ruang kelas berbasis studio yang baik khususnya pada pembelajaran arsitektur. Optimal architectural studio conditions and standardized room arrangements can make students feel comfortable. The comfort factor is essential to receive learning material effectively without 'negative' distractions from the space itself. The room indicators that can affect effective learning are the choice of color, atmosphere, and furniture arrangement. This study aims to see how the choice of color, atmosphere, and furniture arrangement can affect learning effectiveness in studio-based classrooms. The method used is a quantitative method with in-depth data interpretation qualitatively. The study's results found several things in the selection of colors, ventilation, lighting, and layout furniture arrangement in the studio-based classroom that needed to meet the standards and received negative responses from the student's perspective regarding learning effectiveness. The results of the research findings are expected to be input and suggestions in designing studio-based classrooms, especially in architecture learning.
STUDI TIPOLOGI DAN MORFOLOGI KOTA (Studi Kasus: Kota Limboto Provinsi Gorontalo) Nirmawaty Laha; Fatimah Az-zahrah; Vierta Ramlan Tallei
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2022.v13i1.006

Abstract

Di Kecamatan Limboto terdapat 14 nama kelurahan yaitu: Biyonga, Bolihuangga, Bongohulawa, Bulota, Dutulana’a, Hepuhulawa, Hunggaluwa, Hutu’o, Ayuhulalo, Ayumela, Malahu, Tenil, Polohungo, Tilihua. Berdasarkan tipologi dan morfologi kota, Kecamatan Limboto tergolong kota kecil dan juga sebagai ibukota Kabupaten Gorontalo. Kecamatan Limboto didominasi fungsi perindustrian diantaranya pertanian, perkebunan dan perikanan. Tujuan penulisan mengarah terhadap pembahasan tipologi dan morfologi kota Limboto dengan melihat sejarah perkembangan kotanya. Pengumpulan data terdiri dari data primer; yaitu metode pengumpulan data serta keterangan yang dikumpulkan dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara untuk melihat langsung dan mengamati keadaan Kota Limboto. Kemudiian data sekunder; yaitu sumber data penelitian yang diperoleh dari media perantara berupa Skripsi atau Jurnal Penelitian. Proses pengembangan Kecamatan Limboto dapat disimpulkan bahwasannya kecamatan ini mengalami perkembangan pesat di daerah sekitar Menara, karena tempat tersebut menjadi pusat perdagangan/jasa, kawasan perkantoran serta juga terdapat kawasan perumahan yang mejadikan fungsi dominan Kecamatan Limboto itu sendiri. Namun, sangat disayangkan dampak ini mempengaruhi ekosistem yang terdapat disekitar Danau Limboto dikarenakan sikap penduduk yang mempengaruhi Fluktuasi luas danau tersebut.  In Limboto sub-district, there are 14 sub-district names, namely: Biyonga, Bolihuangga, Bongohulawa, Bulota, Dutulana'a, Hepuhulawa, Hunggaluwa, Hutu'o, Ayuhulalo, Ayumela, Malahu, Tenil, Polohungo, Tilihua. Based on the typology and morphology of the city, Limboto District is classified as a small town and is also the capital of Gorontalo Regency. Limboto District is dominated by industrial functions including agriculture, plantations, and fisheries. The purpose of writing leads to a discussion of the typology and morphology of the city of Limboto by looking at the history of the city's development. Data collection consists of primary data; namely the method of collecting data and information collected using observation, documentation, and interviews to see first hand and observe the condition of the City of Limboto. Then secondary data; namely the source of research data obtained from intermediary media in the form of theses or research journals. In the process of developing the Limboto Sub-District, it can be concluded that this sub-district is experiencing rapid development in the area around the Tower because the place is a trade/service center, office area and there is also a residential area which is the dominant function of the Limboto Sub-District itself. However, it is very unfortunate that this impact affects the ecosystem around Limboto Lake due to the attitude of the population which affects the wide fluctuations of the lake.   
ANALYSIS OF SUSTAINABLE DEVELOPMENT CONCEPT IN LEGI MARKET BUILDING AT PONOROGO REGENCY Hilba Yoga Pratama; Agung Budi Sardjono
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 13, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2023.v13i1.002

Abstract

Pasar Legi sangat memiliki peran yang sangat penting dan signifikan pada kehidupan masyarakat di Kabupaten Ponorogo, dimana bangunan Pasar Legi ini menjadi tempat untuk aktivitas perdagangan yang utama bagi masyarakat Kabupaten Ponorogo, para pedagang dari penjuru wilayah Kabupaten Ponorogo menjual berbagai produk berupa untuk kebutuhan primer dan sekunder. Tidak hanya itu saja, Pasar Legi ini juga menjadi wadah pertemuan budaya dan sosial dimana tercipta intraksi antar masyarakat. Seiring pesatnya kemajuan zaman, bangunan Pasar Legi terdapat peningkatan yang signifikan pada fasilitas pasar, hal tersebut sebagai pemenuhan aktivitas dan pemenuhan kebutuhan pengguna pasar. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan menganalisa terkait dengan aspek konsep pembangunan berkelanjutan pada bangunan Pasar Legi, analisa tersebut mencakup pada building science. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif, untuk pengumpulan data penelitian ini dengan observasi langsung ke Pasar Legi, wawancara langsung dengan pengelola pasar dan pengguna pasar, serta studi literatur yang terkait meliputi laporan, catatan dan arsip yang bertujuan untuk melengkapi dan memvalidasi data penelitian. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui konsep pembangunan berkelanjutan pada bangunan Pasar Legi yang terakit dengan aspek building science, yang meliputi desain bangunan berkelanjutan yang berpedoman pada konsep bangunan hujau, pengelolaan energi yang berkelanjutan berupa inovasi West to Energy, kenyamanan dan keamanan pengguna pasar meliputi penyediaan fasilitas bagi penyandang disabilitas serta sistem keselamatan dan keamanan bangunan, sistem pencahayaan dan penghawaan alami, efisiensi penggunaan lahan berupa terdapatnya ruang terbuka hijau di sekitar bangunan Pasar Legi, adaptasi bangunan untuk zaman mendatang, dan solusi dalam pengelolaan air serta limbah. Maka penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo dalam meningkatkan aspek pembangunan berkelanjutan pada Pasar Legi yang kedepannya dapat diintegrasikan dalam pengembangan fasilitas pendukung pasar yang lebih baik, dengan berpedoman pada konsep bangunan hijau, dan mengedepankan keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan, dengan tetap memperhatikan kelangsungan lingkungan sekitar. Legi Market has a very important and significant role in people's lives in Ponorogo Regency, where the Legi Market building is a place for main trading activities for the people of Ponorogo Regency, traders from all over the Ponorogo Regency area sell various products for primary and secondary needs. Not only that, Legi Market is also a place for cultural and social meetings where interactions between communities are created. Along with the rapid progress of the times, the Legi Market building has seen a significant increase in market facilities, this is to fulfill activities and fulfill the needs of market users. The aim of this research is to explain and analyze aspects of the concept of sustainable development in the Pasar Legi building, this analysis includes building science. The research method used in this research uses a qualitative descriptive approach, to collect data for this research by direct observation at Legi Market, direct interviews with market managers and market users, as well as related literature studies including reports, notes and archives which aim to complete and validate research data. The results of this research are to determine the concept of sustainable development in the Legi Market building which is connected to aspects of building science, which includes sustainable building design guided by the green building concept, sustainable energy management in the form of West to Energy innovation, comfort and safety for market users including providing facilities for people with disabilities as well as building safety and security systems, natural lighting and ventilation systems, efficient land use in the form of green open space around the Legi Market building, adapting buildings for the future, and solutions in water and waste management. So this research can be a recommendation for the Regional Government of Ponorogo Regency in improving aspects of sustainable development at Legi Market which in the future can be integrated in the development of better market supporting facilities, guided by the green building concept, and prioritizing the safety and comfort of building users, while still paying attention sustainability of the surrounding environment.

Page 1 of 1 | Total Record : 9