cover
Contact Name
Christy Vidiyanti
Contact Email
christy.vidiyanti@mercubuana.ac.id
Phone
+628567535557
Journal Mail Official
arsitektur@mercubuana.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan
ISSN : 20888201     EISSN : 25982982     DOI : https://dx.doi.org/10.22441/vitruvian
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Ilmiah VITRUVIAN adalah jurnal yang mencakup artikel bidang ilmu arsitektur, bangunan, dan lingkungan. Jurnal ilmiah Vitruvian terbit secara berkala yaitu 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian yang berkaitan erat dengan bidang arsitektur, bangunan, dan lingkungan.
Articles 212 Documents
EVALUASI PASCA HUNI PADA PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI MULIA 3 JAKARTA SELATAN Mary Eirene Siswoyo; Joni Hardi
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.53 KB)

Abstract

ABSTRAKPanti Sosial Tresna Werdha hadir sebagai tempatbernaung bagi orang terlantar yang sudah menua. Latar belakang lansia yang berbeda-beda serta sejauh manabangunan panti dapat memenuhi kebutuhan lansia sebagai pengguna,menjadi fakta menarik untuk diungkapkan. Oleh karena itu, evaluasi pasca huni menjadi metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini, berpedoman kepada aspek teknis, aspek fungsional dan aspek perilaku. Panti yang terdiri dari 3 bangunan berbeda mendukung penelitian secara komparatif dengan pendekatan kuantitatif dalam mengolah data serta pendekatan kualitatif dalam penyajiyan hasil. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi langsung dengan lembar observasi, kuesioner terbuka dan tertutup, walk-through interview serta dokumentasi. Keseluruhan instrumen penelitian berbeda penggunaannya sesuai dengan aspek yang diteliti. Hasil penelitian dari ketiga aspek evaluasi pasca huni menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antar-aspek terhadap penilaian yang diberikan bagi masing-masing bangunan.Kata Kunci : evaluasi pasca huni, panti jompo, lansia terlantarABSTRACTElderly Social Institution presenceas a shelter for displaced people who are aging. Different backgrounds of elderly and how extents to institution building can complete the needs of elderly as a user, it becomes interesting facts to be disclosed. Therefore, post-occupancy evaluation appropriate method used in this research, guided by the technical aspect, the functional aspect and the behavioral aspect. The institution consists of 3 different buildings to support comparative research with quantitative approach for data processing and qualitative approach for showing results.The research instrument used was direct observation using observation sheets, questionnaire open and closed, walk-through interviewand documentation. All of research instrument is used differently according to the aspects researched. The results from all aspects of post-occupancy evaluation shows that there is relationship between aspects and the assessment provided for each buildings.Keywords : post occupancy evaluation, elderly institution, displaced elderly
POLA BERTINGGAL PEKERJA BANGUNAN DI JAKARTA SELATAN DAN DAERAH PINGGIRAN Studi Kasus: Pekerja Bangunan di Cilandak Cipete Jakarta Selatan dan Pamulang Bintaro Tangerang Selatan Rachmad Widodo
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.64 KB)

Abstract

ABSTRACTThe city was founded by a community to meet a variety of uses perceived important by the community to become more civilized. Consciously or unconsciously, urban areas laid out for this purpose. In the perspective of history, the city developed due to the increase of population or because of the increased functions pelayananannya, both nationally and internationally.City certainly does not only consist of a physical condition such as high rise buildings, shopping malls, roads, bridges, green open spaces only or housing so quickly stuffing various corners of the city area. The city also consists of the citizens as its occupants and that creates the physical conditions. Those who create the physical condition of which is the role of architects, city planners, field physically carried by construction workers.A construction worker in his life living in “bedeng”/ workers barracks of projects, residential contract, or have their own homes. Construction workers there who have relatives or have no relatives.Keywords: building workers, city, relatives, pattern, liveABSTRAKKota didirikan oleh sebuah masyarakat untuk memenuhi berbagai kegunaan yang dirasakan penting oleh masyarakat tersebut untuk menjadi lebih beradab. Secara sadar atau tidak sadar, wilayah kota ditata untuk kepentingan tersebut. Dalam perspektif sejarah, kota berkembang karena pertambahan jumlah penduduknya atau karena meningkatnya fungsi-fungsi pelayananannya, baik secara nacional maupun internasional.Kota tentu saja tidak hanya terdiri dari kondisi fisik yang berupa gedung bertingkat, pertokoan, mal, jalan, jembatan, ruang terbuka hijau saja atau perumahan yang begitu cepat menjejali berbagai sudut kawasan kota. Kota juga terdiri dari warga sebagai penghuninya dan yang menciptakan kondisi fisik tersebut. Kalangan yang menciptakan kondisi fisik tersebut diantaranya adalah peran arsitek, perencana kota, di lapangan secara fisik dilakukan oleh pekerja bangunan.Pekerja bangunan dalam kehidupannya tingal di bedeng-bedeng proyek, rumah tinggal kontrak ataupun mempunyai rumah tinggal sendiri. Pekerja bangunan ada yang mempunyai kerabat ataupun tidak mempunyai kerabat.Kata Kunci : Pekerja Bangunan, Kota, Kerabat, Pola, Tinggal
MEWUJUDKAN KAMPUNG BANDAN SEBAGAI KAMPUNG KOTA BERKELANJUTAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ASIAN NEW URBANISM Desy Fatmala Makhmud; Fitria Nurhasanah; Indah Ulfia Utami; Syifa Khansha; Daisy Radnawati; Ray March Syahadat
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 6, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (648.355 KB)

Abstract

Kampung kota merupakan fenomena yang banyak terjadi terutama di lanskap kota pada negara-negara berkembang. Salah satu kampung kota yang ada di Indonesia yaitu Kampung Bandan, Ancol, Jakarta Utara. Kepadatan merupakan permasalahan yang dihadapi oleh kampung ini, dengan perbandingan kebutuhan ruang terbuka yang minim, derajat ketertutupan ruang, dan keterdekatan antar bangunan. Kepadatan dan keterbatasan dapat mengurangi kreativitas bagi manusia penghuninya untuk bertindak dan berperilaku. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak akan ada ruang-ruang sisa di dalam kampung Bandan. Dengan segala permasalahan yang ada maka perlu diadakan suatu penataan kampung yang berkelanjutan. Penataan yang benar akan mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik di dalamnya. Studi dilakukan pada bulan Oktober-November 2016. Analisis data dilakukan secara komparatif terhadap teori kampung kota berkelanjutan berdasarkan pendekatan Asian New Urbanism berupa rekomendasi yang menjadi dasar dalam menciptakan konsep kampung kota yang berkelanjutan dengan inovasi instrumen perencanaan Asian New Urbanism.Kata Kunci : Instrumen perencanaan; keberlanjutan; kebutuhan ruang; kepadatan; konsep; lanskap; lanskap kota; penataan kampung; rekomendasi; ruang terbuka
Layout Jurnal Vitruvian Vidiyanti, Christy
Vitruvian Template Naskah Vitruvian
Publisher : Vitruvian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.717 KB)

Abstract

Berisi layout untuk naskah artikel pada jurnal vitruvian
STRATEGI PENINGKATAN PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUANG MINIM BUKAAN SAMPING MELALUI PERANGKAT PENCAHAYAAN ATAS Christy Vidiyanti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.512 KB)

Abstract

Hunian padat penduduk di pinggir kota, cenderung memiliki orientasi bangunan horizontal (bangunan landed). Hunian landed dikawasan padat penduduk, memiliki bukaan berupa jendela dengan dimensi yang terbatas, sehingga menyebabkan minimnya penerimaan pencahayaan matahari melalui jendela (side lighting). Untuk itu diperlukan upaya lainnya untuk meningkatkan pencahayaan alami pada ruang yang tidak memiliki jendela, yaitu melalui pencahayaan atas (top lighting). Hasil penelitian diharapkan dapat berkontribusi secara jangka panjang yaitu berupa strategi dalam upaya mengurangi konsumsi energi baik untuk bangunan baru maupun untuk retrofit bangunan. Penelitian ini memfokuskan pada strategi pencahayaan alami pada teknologi pencahayaan atas. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja berbagai tipe pencahayaan atas (clerestory, skylight,dan roof monitor) dalam mengoptimalkan pencahayaan alami pada ruang dengan pencahayaan samping terbatas. Pada ruang tidur, tingkat pencahayaan terbaik dihasilkan oleh model dengan skylight tipe 2 yaitu bukaan cahaya pada bagian atas ruang sebesar 5% dari luas ruang dan diletakkan pada bagian pinggir dari ruang. Pada ruang dapur, tingkat pencahayaan terbaik dihasilkan oleh model dengan skylight tipe 1 yaitu bukaan cahaya pada bagian atas ruang sebesar 5% dari luas ruang dan diletakkan pada bagian tengah dari ruang.Kata Kunci : pencahayaan alami, pencahayaan atas, optimasi, hunian padat
PENGARUH KERAPATAN BANGUNAN PADA KARAKTERISTIK TERMAL RUMAH TINGGAL KAMPUNG NAGA TERHADAP KENYAMANAN PENGHUNI Tathia Edra Swasti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (838.914 KB)

Abstract

ABSTRAKKampung Naga adalah salah satu kampung adat yang masih bertahan di Jawa Barat. Berdasarkan kondisi tersebut, Kampung Naga dijadikan tempat pariwisata dan konservasi yang harus dilestarikan dan dikembangkan oleh pemerintah. Dalam mempelajari arsitektur tradisional tidaklah cukup dengan mempelajari bentuknya saja, tetapi harus mendalami kajian tentang ruangnya. Untuk mempelajari kualitas suatu ruang perlu dinilai kualitasnya secara terukur dengan mengetahui tingkat kenyamanan termal bangunan. Kampung Naga merupakan permukiman yang bangunannya tersusun secara berderetan. Jarak bangunan dan keadaan lingkungan di Kampung Naga bervariasi, hal ini adalah salah satu yang mempengaruhi kenyamanan termal bangunan. Fenomena pada lokasi studi adalah bangunan tertata berderet secara rapat dan tergantung pada keberadaan jalan eksisting sehingga kemungkinan suhu, kelembaban, dan kecepatan angin di permukiman kampung naga perlu diteliti lebih lanjut untuk mengetahui dengan benar kepadatan bangunan yang ditentukan oleh jarak antar bangunan mempengaruhi kenyamanan termal.Kajian ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi konsep arsitektur tradisional Kampung Naga berkaitan tentang karakteristik termal, yang di gunakan sebagai konsep untuk melakukan usaha melestarikan bangunan dan membantu dalam usaha konservasi bangunan rumah Kampung Naga dan perancangan rumah yang sesuai dengan desain rumah Kampung Naga, dengan memberikan gambaran mengenai karakteristik termal yang akan terjadi.Kata Kunci : Karakteristik Termal, Kampung Naga, KenyamananABSTRACTKampung Naga is one of the surviving indigenous villages in West Java. Under these conditions, the Naga village used as a place of tourism and conservation that should be preserved and developed by the government. In studying traditional architecture is not only to study the design, but should deepen the study of space. To study the quality of a space should be assessed the measurable quality by knowing the thermal comfort level of the building. Kampung Naga is a building habitation which were arranged in rows. The distance between buildings and environmental situation in Kampung Naga varies, it is one that affects the thermal comfort of the building. The tendency of the location in this study is lined by buildings arranged closely and depends on the presence of the existing road so that the possibility of temperature, humidity, and wind speed in the Kampung Naga needs to be further investigated to ascertain the building density precisely which is determined by the distance between buildings affects to the thermal comfort.This study is expected to assist in completing the traditional architectural concepts related Kampung Naga on the thermal characteristics, that is used as a concept to make the effort to preserve the building and assist building conservation campaign in Kampung Naga and planning the architectural home design that suits to the home design of Kampung Naga, to provide an overview of the thermal characteristics oncoming.Keyword: Thermal Characteristics, Naga Village, Comfort
POLA KEMITRAAN PENGEMBANGAN RUMAH SEWA PEKERJA INDUSTRI DIKAWASAN INDUSTRI Studi Kasus : Kawasan Industri MM2100, Cibitung Mona Anggiani
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.866 KB)

Abstract

ABSTRACTThe growing up of economic in Indonesia, automatically increase the activity in industrial area. Industrial Town as the location of the factory build cannot be denied that made the total of factories are increasing too. The labors who work in this industrial town were also increasing. The labors’ need a house to stay in and housing is one of they needed. Labors need housing, not just a house to stay but live. In United States and Canada, there is a program for their labors, which stated by George Fallis and Tom Schwartz and many literatures about the housing program for labor. But in Indonesia, there is not much literature about the housing program for the labors. Department of Housing has the regulation for housing for the employees that the salaryis below some amount. The focus of this research is to describe where the labors live, how the labors housing, and why the partnership of rental housing in industrial town could not be build. MM2100 is the object to be research because this industrial town has the same typical of industrial town in others area. The method of this research is using qualitative methods, by analyzing the benefits and the detriments of supplying labors housing, which supposed to be held by the government, employers, and employees. The conclusion of this research is, that there is still not good communication between the public sector and private sector to supplying the labors housing. As long as there is no communication between those parties, the partnership of labors housing will be not applicable, as what George Fallis said, the non-profit housing will be not working if there is no good perception among parties.Keyword : rental housing, labor, industrial estate, employee housing.ABSTRAKPertumbuhan ekonomi di Indonesia, membuat kegiatan industri pun meningkat. Kawasan Industri sebagai lokasi tempat berdirinya pabrik (sebagai tempat berproduksi), secara terus menerus bertambah jumlah investornya. Jumlah pekerja yang ada di lokasi pun meningkat. Pekerja-pekerja tersebut memerlukan tempat untuk tinggal. Perumahan merupakan satu kebutuhan penting bagi semua orang, termasuk para pekerja industri di sini. Jumlah pekerja industri di Kawasan Industri yang cukup banyak, menuntut keberadan perumahan. Di Amerika Serikat, terdapat program bantuan perumahan bagi pekerja melalui kemitraan yang dikemukakan oleh George Fallis dan Tom Schwartz. Namun di negara Indonesia, belum terdapat program khusus yang serupa. Masih berupa kebijakan, Keputusan Menteri Perumahan Rakyat mengenai subsidi bagi masyarakat yang berpenghasilan sesuai UMR saja. Program kemitraan dalam pengadaan asrama bagi pekerja industri belum dapat berjalan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengapa perumahan bagi pekerja industri di Kawasan Industri MM2100, Cibitung, Bekasi belum dapat terlaksana atau terbangun hingga saat ini. Lokasi pemilihan KI MM2100 karena KI tersebut dapat mewakili tipikal KI lainnya yang ada di daerah Bekasi. Metode analisis yang digunakan adalah dengan melihat keuntungan dan kerugian yang masing-masing pihak yang terkait dengan sistem pengadaan perumahan bagi pekerja industri di KI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya persamaan pemahaman di setiap pihak terkait keuntungan, kerugian dan manfaat yang bisa diperoleh apabila perumahan sewa bagi pekerja industri terbangun. Selama semua pihak terkait belum menyamakan persepsi, maka program kemitraan pengadaan perumahan bagi pekerja di kawasan industri tidak terlaksana.Kata kunci : rumah sewa, pekerja pabrik, kawasan industri, perumahan karyawan.
Analisis Pencahayaan Terhadap Kenyamanan Visual Pada Pengguna Kantor (Studi Kasus: Kantor PT. Sandimas Intimitra Divisi Marketing di Bekasi) Hari Widiyantoro; Edy Muladi; Christy Vidiyanti
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.842 KB)

Abstract

Manusia pada dasarnya memerlukan cahaya untuk melihat objek secara visual. Cahaya yang dipantulkan oleh objek-objek tersebutlah maka kita dapat melihatnya secara jelas dan mata nyaman untuk melihat. Ruang kerja yang baik adalah ruang kerja yang nyaman untuk melakukan suatu pekerjaan agar hasil kerja optimal. Kenyamanan visual dapat tercapai jika poin-poin kenyamanan visual teraplikasikan secara optimal antara lain dengan kesesuaian rancangan dengan standar terang yang direkomendasikan dan penataan layout ruangan yang sesuai dengan distribusi pencahayaan. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode gabungan (kualitatif dan kuantitatif) dan pengolahan data atau analisa data menggunakan metode komparatif, digunakan untuk menganalisa pencahayaan untuk kenyamanan visual pada pengguna kantor PT. Sandimas Intimitra Bekasi divisi marketing. Metode gabungan terbagi dari metode kualitatif (kuesioner responden diolah metode likert) dan kuantitatif (pengukuran intensitas cahaya). Metode komparatif membandingkan hasil kuesioner, hasil pengukuran intensitas cahaya dan standart SNI. Hasil dari penelitian ini, berdasarkan pengukuran intensitas cahaya ruangan dan respon dari pengguna ruang dari kuesioner. Maka dihasilkan zona A sudah mencapai standart SNI ruang kantor 350lux pada kondisi tirai terbuka. Yaitu dengan nilai zona A1 365 lux, zona A2 365.33 lux dan zona A3 341.33 lux serta responden menyatakan nyaman. Kemudian pada zona B mencapai standar SNI pada kondisi tirai tertutup dengan hasil zona B1 347.67 lux, zona B2 350.67 lux dan zona B3 355 lux serta pada kondisi ini responden merasa nyaman.Kata Kunci : Pencahayaan, ruang kerja, kenyamanan visual, tirai, bukaan jendela
EVALUASI PERUBAHAN DESAIN FISIK UNIT HUNIAN APARTEMEN GREEN PARK VIEW TOWER E Dede Nur Mansah; Primi Artiningrum
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.921 KB)

Abstract

ABSTRAKTingginya permintaan akan hunian vertikal mendorong pengembang Cempaka Group untuk membangun fasilitas hunian vertikal / apartemen dikawasan Daan Mogot Jakarta Barat dengan nama Apartemen Green Park View. Namun desain unit hunian yang ditawarkan oleh pengembang tidak selalu dapat memenuhi kebutuhan atau selera penghuni.Hal ini terbukti dengan ditemukanya perubahan – perubahan desain fisik terhadap unit hunian yang disediakan oleh pengembang. Penelitian ini akan melihat bagaimana perubahan – perubahan fisik yang terjadi pada unit hunian tersebut. Sebagai sampel penelitian ini diambil sejumlah unit yang telah dihuni selama 2 tahun.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perubahan yang terjadi sebagaian besar pada dinding yang dirubah warna catnya dan penambahan elemen plafond.Kata Kunci : Adaptasi, Apartemen Green Park View, Bangunan, Transformasi, Unit HunianABSTRACTThe high demand for vertical housing Cempaka Group encourages developers to build housing facilities vertical / apartment in West Jakarta area by the name of Apartment Green Park View. However, the design of housing units offered by developers are not always able to meet the needs or tastes of the occupants. This is evidenced by the changes found - changes in the physical design of the housing units provided by the developer. This study will look at how changes - physical changes that occur in the dwelling unit. As the study samples were taken a number of units that had been occupied for two years. The method used in this study is a qualitative method of collecting data through observation and interviews. The results of this study showed that most of the changes in the wall that changes color paint and add an element of the ceiling.Keywords : Adaptation, Apartemen Green Park View, Building, Transformation, unit residence
PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP TAMAN SUDIRMAN SEMARANG SEBAGAI PLAYGROUND Rona Fika Jamila
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.362 KB)

Abstract

ABSTRACTThe Park is part of the open space that cannot be removed from the face of the city. Active parks is a vital necessity for the city, but in reality, not all active parks in the city of Semarang is visited by the public. That way this study wanted to find out people's favorite active Park, by taking the example of a Sudirman park that is crowded with visitors enough every day, either morning, afternoon, evening or night.The research will be studied using quantitative paradigm of post-positivistic methodology and rationalistic in which case it is learned by using existing theories, and research results is expected to enrich the existing theory.In this study, the physical condition of Sudirman park that will be the independent variable, as the playground.Grand theory that used for this study is the theory about human preferences theory which this theory which has the framework aspect of mystery, complexity, and legibility.The purpose of this study was to test the theory of preference in case of Sudirman park and the results of the research is expected that we can identify what kind of park as the playground, favored by the society of Semarang.Keywords : city park, the public nature of the green open spaces , preferenceABSTRAKTaman adalah bagian dari ruang terbuka yang tidak bisa dilepaskan dari wajah kota. Taman aktif merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat kota, namun pada kenyataannya tidak semua taman aktif di kota Semarang ini ramai dikunjungi oleh masyarakat. Untuk itu penelitian ini ingin mengetahui kesukaan masyarakat terhadap taman aktif, dengan mengambil contoh kasus taman Sudirman yang cukup ramai dikunjungi masyarakat setiap harinya baik pagi, siang, sore maupun malam.Penelitian ini akan diteliti dengan menggunakan paradigma kuantitatif dan metodologi post positivistik rasionalistik dimana kasus ini diteliti dengan menggunakan teori yang sudah ada, dan hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memperkaya teori yang sudah ada. Dalam penelitian ini, kondisi fisik taman Sudirman yang akan menjadi variabel bebas, yaitu kondisi fisik taman Sudirman sebagai playground.Grand theory yang dipakai untuk penelitian ini adalah teori tentang kesukaan atau kecenderungan manusia yaitu teori preferensi, dimana pada teori ini yang mempunyai aspek kerangka koherensi, kompleksitas, misteri dan keterbacaan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji teori preferensi dalam kasus taman Sudirman dan hasil dari penelitian ini diharapkan kita dapat mengidentifikasi taman sebagai playground yang bagaimana yang disukai oleh masyarakat Semarang.Kata kunci : taman kota, ruang terbuka hijau publik, preferensi

Page 1 of 22 | Total Record : 212