cover
Contact Name
Christy Vidiyanti
Contact Email
christy.vidiyanti@mercubuana.ac.id
Phone
+628567535557
Journal Mail Official
arsitektur@mercubuana.ac.id
Editorial Address
Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jl. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan
ISSN : 20888201     EISSN : 25982982     DOI : https://dx.doi.org/10.22441/vitruvian
Core Subject : Social, Engineering,
Jurnal Ilmiah VITRUVIAN adalah jurnal yang mencakup artikel bidang ilmu arsitektur, bangunan, dan lingkungan. Jurnal ilmiah Vitruvian terbit secara berkala yaitu 3 (tiga) kali dalam setahun, yaitu pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. Redaksi menerima tulisan ilmiah tentang hasil penelitian yang berkaitan erat dengan bidang arsitektur, bangunan, dan lingkungan.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 3 (2020)" : 6 Documents clear
PERANCANGAN PASAR TRADISIONAL DI SENTAJO RAYA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR RUMAH GODANG Fauzi Erdiansyah; Yohannes Firzal; Gun Faisal
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.745 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i3.002

Abstract

Perekonomian dan pendapatan daerah salah satunya bersumber dari pasar. Sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian daerah di Kabupaten Kuantan Singingi, maka dibangunanlah pasar tradisional yang disebut dengan Pasar Kecamatan. Pasar tradisional ini tidak hanya sebagai pembangkit perekonomian daerah tetapi juga sebagai sarana umum masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok. Salah satu Kecamatan yang belum memiliki pasar kecamatan adalah Kecamatan Sentajo Raya. Kecamatan Sentajo Raya memiliki berbagai kekayaan tradisi dan budaya, salah satunya adalah Kompleks Cagar Budaya Rumah Godang. Komplek Cagar Budaya Rumah Godang merupakan kawasan Arsitektur Rumah Tradisionali di Kuantan Singingi. Pemilihan Arsitektur Rumah Godang sebagai pendekatan dalam perancangan Pasar Tradisional ini di karenakan kasus dan sumber sama-sama berada satu wilayah. Perancangan Pasar Tradisional ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan umum yang sering di jumpai pada pasar tradisional yaitu masalah lingkungan kotor, drainase tidak lancar, tidak beraturannya lapak pedagang, ruang parkir yang tidak beraturan. Permasalahan utama perancangan adalah penerapan tema perancangan pada perancangan pasar tradisional.
EVALUASI PERSEPSI PENGHUNI TERHADAP KONDISI FISIK JALUR EVAKUASI DI BANGUNAN RUSUN PESAKIH Dian Ekaputri; Firgiawan Sulistianto
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.534 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i3.006

Abstract

ABSTRAKRumah Susun atau apartemen saat ini menjadi salah satu solusi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan warga DKI Jakarta akan tempat tinggal. Hal tersebut berdampak pada perubahan perilaku yang semula tinggal menapak pada tanah. Warga dituntut untuk merubah kebiasaan semisal harus naik-turun tangga, serta pemahaman akan keselamatan bangunan vertikal dalam keadaan darurat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu sejauh mana Persepsi Pengguna Bangunan/Penghuni Rusun Pesakih Terhadap Kondisi Fisik Jalur Evakuasi Dalam Situasi Darurat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan beberapa tahapan yaitu Tahap pertama melakukan desk research (data sekunder), lalu tahap kedua melakukan pengumpulan Data (observasi lapangan dan survey dengan questionnaire), dilanjutkan ke tahap ketiga dengan menganalisis data. Hasil yang diharapkan yaitu untuk mengetahui pengaruh Pengetahuan Pengguna Bangunan Rusun Pesakih Dalam Situasi Darurat Terhadap Sarana Jalur Evakuasi. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan dalam pembuatan perencanaan bangunan rumah susun dimasa yang akan datang, Sehingga penghuni dapat menyelamatkan diri jika terjadi situasi darurat. Kesimpulannya bahwa sebagian besar penghuni masih kurang mengetahui/memahami pentingnya pengetahuan akan penggunan sarana jalur evakuasi di Rusun Pesakih berserta penggunan peralatan APAR (alat pemadam api ringan)/small fire extinguisher yang ada di rusun. ABSTRACTRumah Susun or apartments are now one of the effective solutions in meeting the needs of DKI Jakarta residents for housing. These have an impact on the change in behavior that originally landed houses. Residents of flats are required to change habits such as having to go up and down with stairs, as well as an understanding of the safety of vertical buildings in an emergency situation. This study aims to find out the extent of Perception of Building Users/Residents of Pesakih Flats in Physical Conditions of Evacuation Paths in Emergency Situations. A quantitative descriptive method was used in this study with several stages: the first stage is doing desk research (secondary data), then the second stage is collecting data (field observations and surveys with questionnaires), followed by the third stage by analyzing data. The expected result is to find out the influence of Pesakih Flats User Knowledge in Emergency Situations on Evacuation Paths. Besides, this research can provide input in the making of apartment buildings planning in the future so that residents can save themselves in an emergency when occurs. In conclusion, most of the residents still do not know/understand the importance of the knowledge of the use of evacuation routes in Pesakih Flats and the use of APAR (alat pemadam api ringan) or small fire extinguisher equipment in the flats. 
PENERAPAN PRINSIP DESAIN RICHARD MEIER PADA PEKANBARU DEVELOPMENTAL CHILDREN OF DISABILITY Amelia Resti; Yohannes Firzal
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.692 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i3.001

Abstract

ABSTRAKPekanbaru sebagai Ibu Kota dari Provinsi Riau belum adanya fasilitas yang mampu memberikan pelayan secara lengkap terhadap anak penyandang disabilitas berupa pendidikan non formal dan terapi. Hal ini juga tertera dalam UUD No 4 Th 2007 bahwa anak disabilitas belum optimal dalam pemperoleh pelayanan yang dibutuhkan kerena kemudahan aksesibilitas belum dapat dipenuhi. Tujuan dari perancangan Pekanbaru developmental children of disability ini mampu memberikan fasilitas dan layanan pendidikan nonformal serta terapi yang dibutuhkan oleh anak penyandang disabilitas baik secara fisik maupun mental, serta dengan penerapan prinsip desain Richard Meier  dapat memberikan pengaruh dan dampak pisikologi yang baik bagi anak disabilitas.  Jurnal ini membahas tentang karakter anak disabilitas, jenis edukasi dan terapi yang dibutuhkan anak disabilitas serta cara penanganan anak disabilitas, serta hubungan fungsi terhadap tema perancangan. Manfaat pada perancangan pekanbaru developmental children of disability bahwa adanya wadah yang mampu memberikan fasilitas dan mewadahi kebutuhan yang beragam oleh anak penyandang disabilitas, dengan menggunakan prinsip desain Richard Meier dapat mempermudah aktivitas anak disabilitas berada di bangunan. Metode penelitian yang digunakan berupa pengamatan, wawancara dan data literatur. Pekanbaru developmental children of disability ini muncul sebagai jawaban ketidak setaraan kesempatan yang terjadi pada anak penyandang disabilitas. Pada perancangan ini terdiri dari fasilitas pendidikan nonformal berupa edukasi, pelatihan dan penampilan, seta terapi yang dibutuhan anak disabilitas yang terdiri dari indoor dan outdoor yang berupa healing garden. Dengan menerapkan karakter desain Richard Meier serta penerapan standar khusus yang dibutuhkan oleh anak penyandang disabilitas yang mampu memberikan kenyamanan rancangan terhadap pengguna. Pada perancangan ini merapkan konsep friendly interacation yang didapatkan dari keterkaitan fungsi serta tema pada rancangan. ABSTRACTThe basics Pekanbaru as the capital of Riau Province has no facilities that can provide a complete service to children with disabilities in the form of non-formal education and therapy. This is also stated in the Constitution No. 4 of 2007 that children with disabilities have not been optimal in obtaining the services needed because the accessibility has not been fulfilled. The purpose of designing Pekanbaru developmental is able to provide non-formal education facilities and services and therapies needed by children with disabilities both physically and mentally, and with the application of Richard Meier design principles can provide a good psychological impact and impact on children with disabilities. This journal discusses the character of children with disabilities, the types of education and therapy children with disabilities and how to handle children with disabilities, and the relationship of functions to the design theme. The benefit of the design of the developmental children of disability week is that a container that is able to provide facilities and accommodate the diverse children with disabilities, using Richard Meier's design principles can facilitate the activities of children with disabilities in buildings. The research method used in the form of observations, interviews, and literature data. Pekanbaru developmental emerged as an answer to the inequality of opportunity that occurs in children with disabilities. this design consists of non-formal education facilities in the form of education, training, and appearance, and therapy needs of children with disabilities consisting of indoor and outdoor in the form of a healing garden.  Character design of Richard Meier and the application of special standards required by children with disabilities who are able to provide design comfort to the user. this design apply the concept of friendly interaction obtained from the interrelation of functions and themes in the design.
Kepuasan Individu Terhadap Preferensi Tempat Duduk di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Fadhilah Siti Aniisah Haryono; Kartika Tristanto; Norma Melinda; Syam Rachma Marcillia
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.76 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i3.003

Abstract

Perpustakaan merupakan tempatp yang pada umumnya digunakkan untuk meminjam buku, aktivitas belajar dan mengerjakan tugas. Aktivitas belajar dan mengerjakan tugas membutuhkan kenyamanan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas karena pengguna bisa lebih fokus dan berkonsentrasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan individu terhadap prefensi tempat duduk di perpustakaan Universitas Gadjah Mada. Studi penelitian ini menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan yang kemudian hasil data tersebut diolah menggunakan skala diferensial semantik 5 poin. Kemudian data tersebut disesuaikan dengan tempat duduk yang dipilih pengguna. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa  pengguna perpustakaan dalam melakukan kegiatan belajar mandiri, lebih puas menggunakan tipe kursi individu dibandingkan dengan kursi grup. Data menunjukkan bahwa tingkat privasi memiliki defisit yang cukup tinggi, sedangkan furnitur dianggap tidak begitu penting karena memiliki defisit yang rendah. Berdasarkan data pemilihan tempat duduk, hasil terbanyak adalah yang jauh dari jalur sirkulasi yang memungkinkan adanya gangguan terhadap privasi. Meski begitu pada kenyataanya, tempat duduk tersebut masih belum memenuhi harapan mereka.
EVALUASI SISTEM PENCAHAYAAN PADA PERPUSTAKAAN NASIONAL Kirana Dewinta Puni; Dyah Nurwidyaningrum; Cintya Triayu Apriliansyah
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.366 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i3.005

Abstract

ABSTRAK Kualitas pencahayaan adalahsalah satu faktor penting dalam kegiatan membaca. Gedung Perpustakaan membutuhkan tingkat pencahayaan sebesar 300 lux sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga para pemustaka dapat melakukan kegiatan membaca di Perpustakaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas pencahayaan pada sebuah gedung perpustakaan yang menerapkan konsep green building. Metode yang digunakan adalah metode komparasi dengan membandingkan hasil pengukuran dengan SNI. Pengukuran data dilakukan dalam kondisi pencahayaan kombinasi. Standar yang digunakan adalah SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan Gedung, SNI 03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan Gedung dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.38 tahun 2012 tentang Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau Jakarta. Hasil yang diperoleh adalah kondisi pencahayaan kombinasi pada ruang baca sudah memenuhi SNI dan sudah menerapkan konsep green building pada sistem pencahayaan berdasarkan Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau Jakarta. Hasil studi menunjukkan bahwa keseluruhan ruang baca memiliki persentase kesesuaian dengan SNI dalam kondisi kombinasi sebesar 80%. Faktor yang berpengaruh pada nilai tersebut adalah jarak bidang kerja dengan bukaan, penggunaan jenis lampu, pemilihan jenisarmaturdan perletakannya.  Kata kunci: Pencahayaan Perpustakaan; Area membaca; Perpustakaan Nasional Indonesia; Green Building; Pencahayaan Kombinasi.  ABSTRACT Lighting quality is one of the important factors in reading activities. The library building requires 300 lux illumination level by Standar Nasional Indonesia (SNI) so that the readers can do well-reading activities in a library. This research was conducted to determine the quality of lighting in a library building that implemented the concept of green building. The method used is a comparison method by comparing the measurement results to the SNI standard. Measurements are done in a combination of lighting conditions. The standards used are SNI 03-2396-2001 on Procedures for Designing Natural Lighting Systems in Buildings, SNI 03-6575-2001 on Procedures for Designing Artificial Lighting System in Buildings and Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 38/2012 about Jakarta Green Building User Guide. The results of this study are a combination of lighting conditions in the reading room already meet the SNI and lighting system has implemented a green building concept based on Jakarta Green Building User Guide. The results showed that the entire reading room had a percentage of conformance with SNI in a combination condition is 80%. The factors that affect the value are the distance of the reading area with the openings, the use of the type of lamp, the selection of types and the layout of the armature.  Keywords: Lighting for Librarie; Reading area; National Library of Indonesia; Green building; Combination lighting.
PENERAPAN ARSITEKTUR CINEGRAM BERNARD TSCHUMI PADA PERANCANGAN YOGYAKARTA FESTIVAL CENTER Tulus Setya Pranata; Widi Cahya Yudhanta
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.22 KB) | DOI: 10.22441/vitruvian.2020.v9i3.004

Abstract

Ditetapkannya Yogyakarta sebagai kota destinasi MICE berkesempatan untuk mempromosikan event / festival budaya maupun non budaya yang berada di Yogyakarta. Calender of Event yang diterbitkan oleh pemerintah setiap tahunnya merupakan gerakan pemerintah untuk merespon event yang berkembang di Yogyakarta. Tetapi jika ditinjau dari aktivitasnya kegiatan event masih tersebar diberbagai daerah dan beberapa event tidak mempunyai tempat dan fasilitas yang memadahi untuk mengembangkan event, padahal jika ditinjau dari aktifitas MICE yang rutin digelar maka diperlukan fasilitas untuk mengembangkan event secara terpusat dan komperhensif. Metode perancangan yang digunakan adalah metode pendekatan arsitektur Cinegram Bernard Tschumi. Beberapa data awal yang telah ditemukan pada survei awal, dikembangkan dalam survei lanjutan. Data-data tersebut kemudian diperdalam dan dikembangkan melalui serangkaian survei yang dilakukan berulang kali. Proses analisis merupakan bagian yang menyatu dengan proses observasi data. Dari proses ini kemudian dibangun konstruksi teori dari lapangan. Untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pengembangan diperlukan beberapa ruang sebagai fasilitas pertunjukan dan beberapa ruang penunjang event. Selain itu, agar event menjadi berkembang maka diperlukan ruang yang dapat memancing ide – ide baru dari masyarakat  untuk mengembangkan event kedepannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah merancang sebuah fasilitas pertunjukan seperti Festival Center untuk mengembangkan event di Yogyakarta dengan pendekatan arsitektur  Cinegram Bernard Tschumi.

Page 1 of 1 | Total Record : 6