cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bengkulu,
Bengkulu
INDONESIA
JURNAL ENGGANO
Published by Universitas Bengkulu
ISSN : 26155958     EISSN : 25275186     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Enggano is published twice a year, in April and September, and contains a mixture of academic articles and reviews on all aspects of marine science and fisheries.
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
FORMULASI SURIMI IKAN PATIN DAN PUREE WORTEL YANG BERBEDA TERHADAP MUTU PROKSIMAT NUGGET IKAN Fitra Mulia Jaya; Indah Anggraini Yusanti
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.462 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.1-9

Abstract

Abstract     The utilization of Patin fish surimi (Pangasius hypopthalmus) become the instant  products such as nugget has not been maximized because the information about the content of nutrition and innovation is still limited.  So, the  people are not interested in  taking  the  advantages of surimi of Patin  to the best quality products. The method of   this research was  experimental method with complete randomized design including factors consisting of 5 treatments of surimi catfish and carrot puree formulation, those were SW 1: 100% Surimi, SW 2: 90 Surimi and 10% Puree Carrot, SW 3: 80 Surimi and 20% Puree Carrots, SW 4: 70 Surimi and 30% Puree Carrots, SW 5: 60 Surimi and 40% Puree Carrots repeated 3 times. The result of this research obtained by nugget treatment with surimi was 80% Surimi and 20% Puree Wortel (SW3) formula was the best treatment based on  moisture content was 60.86%, ash content was 2.13%, fat content  was 1.31% and protein content was 6.33%.Abstrak      Pemanfaatan surimi ikan Patin (Pangasiushypopthalmus) menjadi produk siap saji seperti nugget belum maksimal dikarenakan informasi tentang kandungan gizi  dan inovasinya masih terbatas.sehingga masyarakat tidak tertarik untuk memanfaatkan surimi ikan Patin menadi produk yang bernilai tambah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap meliputi faktor yang terdiri dari 5 perlakuan formulasi surimi ikan patin dan puree wortel yaitu SW 1 : 100% Surimi , SW 2 : 90 Surimi dan 10% Puree Wortel , SW 3 : 80 Surimi dan 20% Puree Wortel,  SW 4 : 70 Surimi dan 30% Puree Wortel , SW 5 : 60 Surimi dan 40% Puree Wortel  yang diulang sebanyak 3 kali. Hasil analisa didapatkan perlakuan nugget dengan formulasi surimi 80% Surimi dan 20% Puree Wortel (SW3) merupakan perlakuan terbaik berdasarkan nilai kadar kadar air 60,86%, kadar abu 2,13%, kadar lemak 1,31% dan kadar protein 6,33%.Kata Kunci :Nugget, Puree Wortel, Surimi, Proksimat 
STUDI IDENTIFIKASI KERUSAKAN WILAYAH PESISIR DI KOTA BENGKULU Zamdial Zamdial; Dede Hartono; Deddy Bakhtiar; Eko Nofridiansyah
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.419 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.65-80

Abstract

Kota Bengkulu adalah ibukota dari Provinsi Bengkulu yang mempunyai wilayah pesisir dengan panjang garis pantai hanya ± 17,22 km. Wilayah pesisir Kota Bengkulu memanjang dari Sungai Hitam di Kecamatan Muara Bangkahulu hingga Pulau Baai di Kecamatan Kampung Melayu. Kondisi wilayah pesisir Kota Bengkulu di beberapa tempat juga sudah mengalami degradasi, baik yang disebabkan oleh dinamika alam maupun karena pengaruh dari intervensi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi kerusakan yang terjadi disepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dan memetakan lokasi wilayah pesisir yang mengalamai kerusakan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei. Kegiatan penelitian ini meliputi observasi lapang, wawancara dan pengambilan dokumentasi kerusakan yang terjadi sepanjang wilayah pesisir Kota Bengkulu. Analisis data untuk identifikasi kerusakan wilayah pesisir dilakukan secara statistik deskriptif. Hasil perhitungan Indeks Kerentanan Pantai (IKP), menunjukkan bahwa ada 14 lokasi kerusakan wilayah pesisir yang ditemukan di Kota Bengkulu, dengan nilai IKP secara berturut-turut yaitu Pantai Pondok Besi (8,9); Pantai Jembatan Sungai Bangkahulu (12,6); Pantai Pasar Bengkulu (12,6); Pantai Teluk Sepang (13,4); Pantai Sungai Hitam (17,9); Pantai Muara Sungai Bangkahulu (17,9); Pantai Jakat (17,9); Pantai Malabero (17,9); Pantai Sumur Melelh (17,9); Pantai Samudera Ujung (19,0); Pantai Panjang (19,6); Pantai Sumber Jaya (26,8); Muara Lempuing (28,3) dan pantai Pasir Putih (34,6). Secara umum wilayah pesisir Kota Bengkulu sudah mengalami degradasi. Kerusakan wilayah pesisir paling parah ditunjukkan dengan Nilai IKP terbesar yaitu Pantai Pasir Putih (34,6) dan kerusakan yang paling ringan dijumpai di Pantai Pondok Besi dengan Nilai IKP 8,9.  Kerusakan wilayah pesisir di Kota Bengkulu dikarenakan faktor-faktor berikut, yaitu alih fungsi lahan, abrasi, dan pencemaran.
KELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN GASTROPODA PADA ZONA INTERTIDAL DI PULAU BANGKA BAGIAN TIMUR Okto Supratman; Arthur Muhammad Farhaby; Jemi Ferizal
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.927 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.10-21

Abstract

 AbstractEnvironmental damage from anthropogenic activity will lead to a decrease in water quality, which then affects aquatic organisms including Gastropoda. So it is necessary to do a study of diversity and abundance of gastropods in East Bangka Island.The study was conducted from June to December 2017. The research locations were divided into 6 stations. Data collection of gastropods using squares of size 50 cm x 50 cm, performed by direct gastropod removal by hand, then identified in Water Resource Management Laboratory. The results of this study found 12 species of gastropods from 8 families. The families found are Cerithideidae (2 species), Cerithiidae (1 species), Cirridae (1 species), Nassariidae (2 species), Neritidae (2 species), Planaxidae (1 species), Muricidae (1 Species) and Costellariidae (2 Species ). The highest abundance of gastropods is Certhidea cingulata species with an average abundance of 124.54 ind / m2. The value of diversity index of gastropod in the eastern part of the island of Bangka categorized small, it is thought to be caused by loss of habitat as a result of mining activities at sea. Keywords: Gastropods, Diversity, Abundance, Intertidal Zone
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI DESA TEWE, KECAMATAN JAILOLO SELATAN, KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROVINSI MALUKU UTARA Nebuchadnezzar Akbar; Abjan Ibrahim; Irfan Haji; Irmalita Tahir; Firdaut Ismail; Muhajirin Ahmad; Raismin Kotta
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.489 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.81-97

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan habitat hidup serta tempat berkembang bagi biota bentik dan ikan. Aktivits dikawasan pesisir desa Tewe sangat tinggi, sehingga memberikan dampak pada ekosistem mangrove. Pemanfaatan tidak berkelanjutan memberikan pengaruh terhadap jumlah dan sebaran mangrove. Informasi tentang nilai ekologi mangrove sangat penting, guna memberikan gambaran kondisi mangrove saat ini. Pengambilan contoh mangrove, di lakukan dengan menggunakan metode transect quadrant dan spot check. Hasil penelitian diperoleh ketebalan hutan mangrove dikawasan Desa Tewe berdasarkan pengamatan adalah 412 meter (Stasiun I),  389  meter (Stasiun II), 367 meter (Stasiun III). Komposisi jenis hutan mangrove dari hasil pengamatan dan identifikasi diperoleh sebanyak 9 jenis dari 5 famili. Hasil analisis  menunjukan struktur komunitas hutan mangrove di Desa Tewe berdasarkan indeks ekologi (nilai kerapatan, frekuensi jenis, tutupan dan nilai penting)  baik, sedangkan keanekaragaman spesies masngrove termasuk dalam kategori sedang. Akan tetapi aktivitas pemanfaatan perlu mendapatkan perhatian khusus, sehingga kelestarian dan kehadiran mangrove tetap terjaga. Selain itu  perlu suatu pendekatan pada masyarakat untuk membantu memberikan informasi terhadap peran, manfaat dan juga strategi pengelolaan serta pelestarian mangrove kedepan.Kata kunci : Desa Tewe, indeks ekologi, ekosistem mangrove , spot check , transect quadrant
ASOSIASI DAN RELUNG MIKROHABITAT GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU SIBU KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA Salim Abubakar; Masykhur Abdul Kadir; Nebuchadnezzar Akbar; Irmalita Tahir
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.77 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.22-38

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis asosiasi dan relung mikrohabitat gastropoda pada ekosistem hutan mangrove di Pulau Sibu Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada saat air surut dengan menggunakan metode line transect. Hasil penelitian diperoleh komposisi jenis-jenis gastropoda di Pulau Donrotu sebanyak 12 jenis yaitu Littrorina scabra, Littorina undulata, Turbo agryrostoma, Turbo chrysostoma, Turbo breneus, Nerita costata, Nerita planospira, Strombus luhuanus,, Cerithiidea cingulata, Telescopium telescopium, Telebralia sulcata dan Terebralia palustris. Pasangan jenis gastropoda yang diperoleh memiliki tipe asosiasi positif sebanyak 14 pasangan, asosiasi negatif sebanyak 11 pasangan  dan tidak ada asosiasi sebanyak 42 pasangan. Jenis gastropoda yang mempunyai relung habitat terlebar adalah Terebralia sulcata dan tersempit adalah Turbo chrysostomus.
PEMETAAN KERAPATAN VEGETASI MANGROVE DI SISI TENGGARA PULAU ENGGANO MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT Okawati Silitonga; Dewi Purnama; Eko Nofriadiansyah
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.753 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.98-111

Abstract

Pulau Enggano memiliki banyak potensi sumberdaya alam yang dapat dikelola, khususnya dalam bidang ekosistem mangrove, salah satu keberadaan vegetasi mangrove  di Sisi Tenggara Pulau Enggano. Keberadaan hutan mangrove sangatlah penting, sebagai habitat dari berbagai macam biota, sebagai pelindung dan penahan dari intrusi air laut, sebagai perangkap sedimen, melindungi pantai dari abrasi dan merupakan salah satu penyuplai nutrisi berupa serasah pada ekosistem laut. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung, menganalisis dan memetakan kerapatan vegetasi mangrove dan di Sisi Tenggara Pulau Enggano dari tahun 2009 dan 2016. . Kerapatan vegetasi mangrove di Sisi Tenggara Pulau Enggano dari tahun 2009 ke 2016 mengalami perubahan kerapatan. Kelas kerapatan jarang berkurang sebesar 445,34 Ha, kerapatan sedang berkurang sebesar 88, 883 Ha dan kerapatan lebat mengalami pertambahan luas sebesar sebesar 556,769 Ha.
PEMANFAATAN FITOPLANKTON SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR DI PERAIRAN MUARA SUNGAI HITAM KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROVINSI BENGKULU Harun Al Rasyid; Dewi Purnama; Aradea Bujana Kusuma
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.432 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.39-51

Abstract

Fitoplankton merupakan salah satu bioindikator untuk memantau tingkat pencemaran suatu perairan. Tingkat pencemaran ditentukan berdasarkan indeks saprobitas melalui analisis komposisi dan kelimpahan fitoplankton. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 di Perairan Muara Sungai Hitam, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu dengan menggunakan metode survei. Jenis fitoplankton yang diperoleh dari hasil penelitian terdiri dari 4 kelas dan 22 spesies dengan komposisi spesies terbanyak terjadi pada kelas Bacillariophyceae dan yang terendah terjadi pada kelompok fitoplankton kelas Dinophyceae. Rata-rata kelimpahan fitoplankton pada muara Sungai Hitam sebanyak 322 ind/L tergolong dalam kelimpahan rendah, yang mecerminkan kesuburan perairan yang rendah. Berdasarkan nilai indeks saprobitas yang didapati perairan muara Sungai Hitam tergolong dalam tingkat saprobitas perairan ?-Meso/Oligo saprobik, yang diindikasikan telah terjadi pencemaran bahan organik ringan.
STRUKTUR KOMUNITAS HUTAN MANGROVE DI PULAU BAAI KOTA BENGKULU Febriansyah Febriansyah; Dede Hartono; Bertoka Fajar SP Negara; Person Pesona Renta; Yenni Putri Sari
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.577 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.112-128

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Pulau Baai Kota Bengkulu pada bulan Oktober – November 2017. Dari penelitian kondisi ekosistem mangrove di Pulau Baai kota Bengkulu, didapatkan 5 spesies dari 4 Family mangrove terdiri dari Family Rhizoporaceae (Rhizophora mucronata dan Bruguiera cylindrica), Family Avicenniaceae (Avicennia marina), Family Lythraceae (Sonneratia alba)dan Family Combretaceae (Lumnitzera littoreae). Indeks Nilai Penting (INP) mangrove menunjukkan peran penting mangrove untuk Pulau Baai kota Bengkulutergolong sedang untuk tingkat pohon berkisar antara 105,42 – 150,11. Nilai indeks keanekaragaman (H’) untuk tingkat pohon, anakan, semai untuk stasiun 1 termasuk dalam kategori rendah dalam seluruh kategori, sedangkan stasiun 2 termsuk dalam kategori rendah dalam seluruh kategori. Untuk stasiun 3 termasuk dalam kategori sedang untuk pohon, sedang untuk anakan dan rendah untuk semai. Nilai indeks dominansi (D) untuk tingkat pohon, anakan, dan semai untuk stasiun 1 berturut-turut dalam kategori tinggi untuk seluruh kategori, sedangkan untuk stasiun 2 yaitu tinggi untuk seluruh kategori dan untuk stasiun 3 yaitu sedang untuk pohon, sedang untuk anakan, dan tinggi untuk semai. Hal ini menunjukan bahwa terdapat jenis yang mendominasi jenis lainnya pada ekosistem mangrove di Pulau Baai kota Bengkulu atau komunitas berada pada kondisi kurang stabil. Hasil pengamatan parameter kualitas air seperti suhu, salinitas dan pH menunjukkan bahwa kondisi lingkungan yang ada di Pulau Baai kota Bengkulu tergolong baik untuk pertumbuhan ekosistem mangrove.
IDENTIFIKASI SPESIES UDANG MANTIS (STOMATOPODA) DI PERAIRAN KOTA BENGKULU Nopia Santri Situmeang; Dewi Purnama; Dede Hartono
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.579 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.2.239-248

Abstract

Udang Mantis merupakan salah satu jenis crustacea yang memiliki kandungan nutrien yang cukup tinggi yaitu protein 43,91%;  lemak 12,35%; serat kasar 16,01%. Udang ini hidup diantara susunan terumbu karang yang sangat kompleks. Udang Mantis dapat hidup di air laut maupun air payau. Habitat sebagian besar Udang Mantis adalah pantai dan senang hidup di dasar air terutama pasir berlumpur. Populasi Udang Mantis tersebar di kota Bengkulu tetapi tidak banyak dikonsumsi oleh masyarakat Kota Bengkulu maupun di luar kota Bengkulu karena dagingnya sedikit. Selain itu pengetahuan tentang kandungan dan juga manfaat udang ini belum banyak diketahui oleh masyarakat kota Bengkulu dan juga pemasarannya masih sangat jarang sekali bahkan hampir terbilang tidak ada yang memasarkannya. Dilihat dari segi ekologinya Udang Mantis (Stomatopoda) merupakan makhluk yang memiliki peran penting dalam ekosistem terumbu karang dengan menjaga populasi dan memelihara semua spesies yang ada baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies Udang Mantis (Stomatopoda) di Kota Bengkulu.adapun lokasi penelitian yaitu di Pantai Zakat, PPI Pondok Besi dan PPI Pulau Baai. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di 3 Stasiun peneliti menemukan Udang Mantis di Perairan Kota Bengkulu yang kemudian diidentifikasi sampai ke tingkat spesies. Dari 36 sampel yang diidentifikasi hanya ditemukan satu spesies yaitu Harpiosquilla raphidea. Daerah penangkapan Udang Mantis berlokasi di sekitar perairan yang tidak jauh dari pantai.
ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG SEBAGAI EKOWISATA BAHARI DI PULAU DODOLA KABUPATEN PULAU MOROTAI Kismanto Koroy; Nurafni Nurafni; Muamar Mustafa
JURNAL ENGGANO Vol 3, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.268 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.3.1.52-64

Abstract

Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu sumberdaya potensial wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki nilai ekonomi dan ekologi. Pemanfaatan ekosistem terumbu karang untuk suatu kawasan wisata tanpa mempertimbangkan kapasitas daya dukung lingkungan dapat mendorong penurunan fungsi terumbu karang secara kompleks. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase tutupan terumbu karang yang ada di Pulau Dodola, mengetahui indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan di Pulau Dodola untuk kegiatan wisata bahari kategori wisata diving. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 sampai bulan Januari 2018. Metode yang digunakan yaitu: Line Intercept Transect (LIT) dan Underwater Visual Census (UVC). Sedangkan kesesuaian dan daya dukung kawasan (DDK) diketahui dengan menggunakan analisis kesesuaian dan daya dukung kawasan. Hasil penelitian menunjukan, persentase nilai tutupan karang hidup Pulau Dodola berada pada kategori sangat baik dengan persentase nilai rata-rata tutupan karang hidup dari ketiga stasiun pengamatan sebesar 85%. Indeks kesesuaian wisata (IKW) untuk jenis wisata diving  Pulau Dodola berada pada kategori kelas S1 dan S2. Kategori kelas S1 terdapat pada stasiun II dengan persentase nilai IKW sebesar 83.3% sementara kategori kelas S2  (sesuai) terdapat pada stasiun I dan III dengan persentase nilai IKW hanya mencapai 70.4% dan 81.5%. Daya dukung kawasan (DDK) Pulau Dodola untuk jenis wisata diving memiliki kapasitas daya tampung pengunjung sebesar 153 orang per hari.

Page 5 of 19 | Total Record : 183