cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL ILMIAH PLATAX
ISSN : 23023589     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Mencakup Penulisan yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan secara mandiri, atau kelompok, dan berdasarkan Ruang Lingkup Pengelolaan Wilayah Pesisir, Konservasi, Ekowisata, dan Keanekaragaman Hayati Perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019" : 17 Documents clear
A Study On Biological Parameters Of Aquaculture Area In Bahoi Village Northern Minahasa Regency, North Sulawesi Rano H. Hontong; Suzanne L. Undap; Henneke Pangkey
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.26021

Abstract

The aims were to know the biological parameters, identify and analysis of plankton density and diversity in aquaculture area of Bahoi Village. The plankton were sampled from July to September, 2018. The study was carried out monthly in 2 stations by using plankton net. The results showed that the most types of plankton in the waters of Bahoi village were the phytoplankton Bacillariophyceae class with (63 genera) while the type of zooplankton dominated by the genus Acartia sp. Crustaceae class. The highest density of plankton is found at Station 2 (outside the cultivation area) at noon time with a density of 3.18 ind/L, the lowest density is at Station 2 with the morning retrieval time of 1.64 ind/L. Index value of diversity (H '), which is 2.5-2.9, shows the waters of Bahoi village including the medium fertility category and diversity of the moderate plankton. The water quality conditions at the time of overall study can be said to be good and plankton can grow and develop.Keywords : Biological parameters, Plankton, Water quality, Bahoi VillageABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui parameter biologi dan mengidentifikasi jenis-jenis plankton serta menganalisis kepadatan dan keanekaragaman plankton di lokasi budidaya Desa Bahoi.  Sampel plankton diambil sejak bulan Juli sampai September 2018. Pengambilan sampel plankton dengan planktonnet selama tiga bulan pada dua stasiun yang telah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis plankton terbanyak yang ada di perairan Desa Bahoi adalah fitoplankton kelas Bacillariophyceae dengan (63 genera) sedangkan untuk jenis zooplankton didominasi oleh genus acartia sp kelas Crustaceae. Kepadatan tertinggi plankton terdapat pada stasiun 2 (di luar area budidaya) 3,18 ind/l, kepadatan yang terrendah terdapat pada stasiun 2 dengan waktu pengambilan pagi hari sebesar 1,64 ind/l. Nilai indeks keanekaragaman (H’) yaitu 2.5-2.9, menunjukkan bahwa perairan Desa Bahoi termasuk dalam kategori kesuburan sedang dan keanekaragaman jenis plankton yang sedang. Kondisi kualitas air pada saat penelitian secara keseluruhan dapat dikatakan baik dan plankton dapat bertumbuh dan berkembang.Kata kunci : Parameter Biologi, Plankton, Kualitas Air, Desa Bahoi
Study Of The Carrying Capacity Of The Tutud Lake, Tombatu, South-East Minahasa, For Aquaculture Production, Using [P] Parameter Firamitha Suban; Indra R.N. Salindeho; Novie P. L. Pangemanan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.23726

Abstract

The research is aimed to assess the carrying capacity of the Tutud Lake waters,  to ensure a sustainable aquacutural production.  The carrying capacity of the Tutud lake was assessed using the method developed by Beveridge (2004), where several parameters of water quality, aquacultural production, and the physical condition of the lake physic  such as, the dimensions of the Lake, flushing rate, total phosphate [P], total aquacultural production per year and Food Conversion Ratio (FCR), were required in the assessment. Collected data were, then, analyzed using the procedures of calculation, which were combined with the several assumptions and modeling based on the previous research (Beveridge, 2004).  Water sample  for phosphate [P] analysis were collected four times with an interval of 7 days, and undertaken at four different positions which  representing the overall water condition of the lake.  Ammonia, Nitrite and Nitrate content of the waters were measured twice with an interval of 1 month.  Daily fluctuation measurements were undertaken for DO, pH and temperature.  Aquacultural protocols and production data were collected using questionnaire and by direct observation at the farm. The result shows that the average phosphate [P] content of the waters of Tutud lake is as high as 1,068 mg/L, which surpasses the maximum recommended value for waters used for aquacultural production.  DO is at the range of 2,2 – 5,0 mg/L, while temperature ranges from 25,3oC to 29oC, and  pH value varies between 6,38 and 7,89.  Average Nitrite content, 0,004mg/L, and Nitrate content,  4,51mg/L, of the waters of  Tutud Lake are at the safe level for aquaculture.  On the contrary, Ammonia content, 0,34mg/L, and H2S content, 0,681mg/L, of the Lake are at the insecure level for aquaculture animals.  Total aquacultural production per year in Tutud Lake , around 22,5 tons of fish per year, is also surpasses the carrying capacity of the waters of the Tutud  Lake which is only as high as 21,48tonnes.  Hence, the total production for the coming year must be reduced as many as 1,02 tones.Keywords: carrying capacity, water quality, production, Lake Tutud, TombatuABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas produksi optimal untuk menunjang aktivitas akuakultur yang berkelanjutan di danau Tutud dengan menggunakan parameter fosfor. Penelitian dilakukan di danau Tutud, Tombatu, Minahasa Tenggara, selama tiga bulan yang dimulai dari bulan September 2018 sampai bulan Januari 2019. Penentuan daya dukung untuk menunjang aktivitas akuakultur di danau Tutud menggunakan metode yang diberikan oleh Beveridge (2004), dimana dalam tahapan-tahapan prosedur penentuan daya dukung diperlukan sejumlah data menyangkut kondisi fisik danau, kandungan fosfor [P] perairan, tingkat pergantian air danau (flushing rate), produksi ikan total per tahun serta data operasional akuakultur seperti jenis pakan, jumlah pakan dan FCR. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan tahapan-tahapan kalkulasi yang dikombinasikan dengan beberapa asumsi hasil pemodelan penelitian sebelumnya (Beveridge, 2004). Pengambilan sampel untuk pengukuran fosfor dilakukan empat kali selama penelitian, pada empat titik yang mewakili keseluruhan danau, yaitu lokasi di dekat inlet (titik I), diluar lokasi KJT (titik II), di lokasi KJT (titik III) dan di dekat outlet (titik IV). Pengukuran fluktuasi harian dilakukan untuk parameter kualitas air DO, pH, suhu, sementara amoniak, nitrit, nitrat dan H 2 S diukur dua kali selama penelitian. Data operasional dan produksi akuakultur dikumpulkan menggunakan kuesioner serta observasi langsung.Hasil penelitian menunjukkan rataan kandungan fosfat parairan danau Tutud adalah 1,068 mg/l, sudah melewati batas maksimum baku mutu kualitas air untuk akuakultur. Hasil pengukuran untuk beberapa parameter kualitas air lainnya: DO berada pada kisaran 2,2 – 5,0 mg/l, suhu berada pada kisaran 25,30 0 C – 29 0 C, pH berada pada kisaran 6,38 – 7,89, rataan kandungan amoniak 0,34 mg/l, nitrit 0,004 mg/l , nitrat 4,51 mg/l, serta H 2 S 0,681 mg/l. Total produksi ikan per tahun di danau Tutud, sebesar 22,5 ton, sudah melebihi daya dukung perairan danau Tutud. Hasil analisis daya dukung perairan menurut Beveridge (2004), produksi akuakultur di danau Tutud harus diturunkan sebesar 1,02 ton untuk produksi tahun ke depan.Kata kunci: daya dukung, kualitas air, Produksi, Danau Tutud, Tombatu
Screening of the Proteolytic Bacteria Symbiont with Algae Gracillaria sp. Riorifki Kabense; Elvy L. Ginting; Stenly Wullur; Nickson J. Kawung; Fitje Losung; Jhon L. Tombokan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.24487

Abstract

Marine algae are abundant natural resources in Indonesia but have not been optimally utilized. Utilization of seaweed is still limited as food ingredients such as Gracillaria sp. cultivated as an industrial export material. Algae Gracillaria sp. his life is symbiotic with a variety of types of bacteria. The aim of the study was to isolate and screening the protease activity of the symbionic bacteria of Gracillaria sp. This study succeeded in isolating 4 different bacteria based on morphological characteristics. The four isolates were S.G.,1,  S.G.2, S.G.3 and S.G.,4. Isolate S.G. 1 had the ability to produce ptotease with a proteolytic index of 1.5.Keywords : Gracilaria sp., Protease, Symbiont Bacteria ABSTRAKAlga laut merupakan sumberdaya alam yang melimpah di Indonesia tetapi belum optimal dimanfaatkan oleh masyarakat. Pemanfaatan rumput laut masih terbatas sebagai bahan makanan seperti Gracillaria sp. dibudidayakan sebagai bahan ekspor industri karajinan. Alga Gracillaria sp. hidupnya bersimbion dengan beraneka ragam jenis bakteri. Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi dan menguji aktivitas protease bakteri simbion alga Gracillaria sp. Penelitian ini berhasil mengisolasi 4 bakteri yang berbeda berdasarkan karakteristik morfologi. Keempat bekteri tersebut adalah S.G., 1 S.G., 2 S.G., 3 dan S.G., 4 Isolat bakteri  S.G., 1 memiliki kemampuan   menghasilkan ptotease dengan Indeks proteolitik sebesar 1,5.Kata Kunci  : Bakteri simbion, Gracillaria sp. protease
Nile Tilapia Oreochromis niloticus Culture Development Strategy In Floating Net Cage Of Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province Charlly N. Eteke; Hengky Sinjal; Edwin L. A. Ngangi; Suria Darwisito
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.26023

Abstract

This study aims to examine the development strategy of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) culture in Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province. It is a descriptive study. Data collection used direct observations, interviews, and literature studies, and data analysis applied SWOT analysis, and continued with Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)).  Results revealed that there were 6 priority strategies taken to develop the culture of the nile tilapia (O. niloticus) as follows: 1. Human resources development; 2. Take advantage of the investment-providing institutions for culture development; 3. Optimize the use of nile tilapia culture in the floating net cage; 4. Broaden the marketing access; 5. Increase the fish seed quality and the product quality; 6. Agreement among the fish farmers to maintain security in the floating net cage localities.Keywords: strategy, Galela Lake, nile tilapia, SWOT, QSPM. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi pengembangan budi daya ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Galela Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengembilan data melalui observasi langsung dan wawancara, dan studi literature. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Dan dilanjutkan dengan uji OSPM  (Quantitative Strategis Planning Matrix).  Hasil dari analisis data menghasilkan enam strategi prioritas untuk pengembangan budi daya ikan nila (oreochromis niloticus) yaitu 1. Peningkatan pembinaan SDM 2. Memanfaatkan lembaga penyedia modal untuk pengembangan budi daya 3. Optimalisasi lahan budi daya ikan nila di karamba Jaring apung (KJA) 4. Memperluas akses pemasaran 5. Peningkatan kualitas benih ikan nila dan kualitas produk 6. Kesepakatan antar pembudidaya dalam menjaga keamanan di lokasi karamba jaring apung (KJA).Kata Kunci : Strategi, Danau Galela, Ikan Nila, Analisis SWOT, Analisis QSPM
The use of fish silage in different composition for the growth of carp Cyprinus carpio L. Julio David; Sartje Lantu; Henneke Pangkey; Lawrence J.L. Lumingas; Jeffrie F. Mokolensang; Juliaan Ch. Watung
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.23725

Abstract

This study aims to examine the fish silage for total gain weight, growth rate, and the specific growth rate of common carp (Cyprinus carpio L.), which is cultivated in 12 nets (1x0,5x1m), with the density of 10 fish (3-5 cm) on each net. The experimental design used was a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications; treatment A with 10% fish silage, treatment B with fish silage 20%, treatment C with 30% fish silage and treatment D were commercial pellet. The ANOVA test showed that the treatment effect among feed A, B, C, and D tested did not give a significant difference to total gain weight, growth rate and the specific growth of carp fry.Keyword: common carp, fish silage, fish feed, growth ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menelaah pemberian silase ikan bagi pertumbuhan mutlak, pertumbuhan nisbi, dan pertumbuhan harian ikan mas (Cyprinus carpio L.), yang dipelihara dalam petak-petak jaring berukuran 1x 0,5 x 1 m, dengan padat penebaran 10 ekor ikan berukuran  3-5 cm. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan; perlakuan A pelet berkomposisi silase ikan 10%, perlakuan B pelet berkomposisi silase ikan 20 %, perlakuan C pelet berkomposisi silase ikan 30 % dan perlakuan D adalah pelet komersil. Uji ANOVA menunjukkan bahwa pengaruh perlakuan di antara pakan A, B, C, dan D yang diujicobakan tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan mutlak, pertumbuhan nisbi dan pertumbuhan harian benih ikan mas.Kata kunci : ikan mas, silase ikan, pakan ikan, pertumbuhan
The Survival Rate and Growth of Juvenile Crayfish (Cherax quadricarinatus) With Different Types of Shelter Jimmy Mamuaya; Winda M. Mingkid; Ockstan J. Kalesaran; Hengky J. Sinjal; Reiny A. Tumbol; John L. Tombokan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.24510

Abstract

An experiment was designed to assess the relative performance of three shelter types on the survival and growth of red-claw crayfish (Cherax quadricarinatus).  A 13 days old juvenile crayfish with an average length of 10 mm were cultured in 400 ml water of glass bowl and were provided with one of 3 types of shelter over 19 days.  The various shelter types assessed were dried coconut leaves, bamboo and Hydrilla.  Juveniles in each bowl were fed with Artemia twice a day morning and in the afternoon. There was no significant effect (P>0.05) of shelter type on the survival rate; however, there was a significant effect (P<0.05) on growth with dried coconut leaves (5.33%) performing significantly better than Hydrilla (2.33%) and bamboo (2.00%).  This experiment showed that the shelter types provided had a significant effect on the growth but not in their survival.Keywords: Survival rate, Growth, juvenile Cherax quadricarinatus, ShelterABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sintasan hidup dan  pertumbuhan  juvenil lobster air tawar (C. quadricarinatus) dengan shelter yang berbeda. Juvenil lobster yang berumur 13 hari dengan panjang rata rata 10 mm dipelihara dalam wadah toples kaca dengan diberikan ketiga perlakuan selama 19 hari.  Ketiga jenis perlakuan adalah daun kelapa kering, bambu dan Hydrilla.  Juvenil diberi pakan Artemia 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.  Hasil penelitian menunjukkan ketiga perlakuan tidak berbeda nyata terhadap sintasan hidup (P>0.05), namun berbeda nyata (P< 0.05 ) untuk pertumbuhan dengan daun kelapa kering (5.33%), Hydrilla (2.33%) dan bambu (2%).     Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis shelter memberikan pengaruh nyata  terhadap pertumbuhan namun tidak berbeda nyata untuk sintasan hidup.Kata kunci: Sintasan hidup, Pertumbuhan, Juvenil Cherax quadricarinatus, Shelter
Antibacterial Screening Activity of Several Sponges Against Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Staphylococcus saprophyticus, dan Pseudomonas aeruginosa Deiske A. Sumilat
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.26026

Abstract

Sponge samples collected around Manado waters were obtained 30 species and their crude extracted have been tested in vitro for their activity in inhibiting bacterial growth. Based on the results of antibacterial screening in 30 sponge extracts, there were 23 sponge extracts which had bioactivity in inhibiting the growth of S. aureus, E. coli, S. saprophyticus and P. aeruginosa, Sponge extract No. 43 (of 30 sponge extracts tested) was the most active in inhibiting bacterial growth and had the widest inhibition zone diameter.Keywords: screening, sponge, crude extract, antibacterial, ManadoABSTRAKSampel spons dikoleksi di sekitar Perairan Manado sebanyak 30 jenis/spesies, dimana ekstrak kasarnya telah diuji secara in vitro aktivitasnya dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Berdasarkan hasil skrining antibakteri pada 30 ekstrak spons didapatkan hasil ada 23 ekstrak spons yang mempunyai bioaktivitas dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus, E. coli, S. saprophyticus dan P. aeruginosa, Ekstrak spons No. 3 (dari 30 ekstrak spons yang diuji) adalah yang paling aktif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan memiliki diameter zona hambat yang paling lebar.Kata kunci: skrining, spons, ekstrak kasar, antibakteri, Manado
Application of probiotic bacteria isolated from catfish (Clarias batrachus) intestine to enhance growth performance and resistance of carp (Cyprinus carpio) against Aeromonas hydrophila Febi S.D. Saragih; Henky Manoppo; Suzanne L. Undap; Edwin L. A. Ngangi; Sammy N. J. Longdong; Diane J. Kusen
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.23724

Abstract

The objective of research was to isolate probiotic bacteria from catfish intestine and to examine its effects on the growth and resistance of carp against Aeromonas hydrophila.  The probiotic isolated from intestine was grown on MRS agar.  Fish used in this research was juvenile of carp with an average weight of 5.5 g obtained from Freshwater Aquaculture Board at Tatelu Village, North Sulawesi Province.  Before running the experiment, the juveniles were adapted for one weeks in 15 glass aquaria at a density of 15 individuals each.  After acclimatization, the fish were fed diet supplemented with probiotic at different concentrations namely 1x109 , 1x108 , 1x107,  1x106 cfu/mL for three weeks. The fish were fed two times a dayat 08.00 am and 17.00 pm with a dose of 5% of body weight per day. At the end of feeding, the fish were challenged with A. hydrophila.  Data collected included average growth rate, absolute growth, feed efficiency, and food conversion ratio.  Research results found that the addition of probiotic into feed was  able to increase growth and feed efficiency and reduce food conversion ratio as well (p<0.01). The best growth, feed efficiency and food conversion ratio were obtained in fish fed diet added with probiotic bacteria at 1x108 cfu/mL.  The highest survival rate was also observed in fish probiotic diet containing 1x108 cfu/mL.  As conclusion, probiotic bacteria isolated from catfish intestine was potential to improve growth, feed efficiency, reduce food conversion ratio and increase resistance of fish against bacterial pathogen.Keywords: probiotic, carp, Aeromonas hydrophila, feed efficiency, food conversion ratioABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi bakteri probiotik dari usus ikan lele dan menguji pengaruh pemberian probiotik dari usus ikan lele terhadap pertumbuhan dan resistensi ikan mas terhadap infeksi Aeromonas hydrophilla. Sumber probiotik diisolasi dari usus ikan lele menggunakan media MRS (de Man Rogosa Sharpe) dan bakteri Aeromonas hydrophilla ditumbuhkan pada media TSA (Tryptic Soy Agar). ikan uji diambil dari Balai Budidaya Air Tawar Tatelu , Provinsi Sulawesi Utara . ikan diaklimatisasi selama seminggu dalam 15 akuarium dengan kepadatan 15 ekor/akuarium dan berat awal rata-rata 5,5 g. Setelah diaklimatisasi ikan diberi pakan yang ditambahkan bakteri probiotik sebagai perlakuan dengan konsentrasi berbeda yaitu 1x109 , 1x108 , 1x107,  1x106 cfu/mL selama empat minggu sebanyak 5% /berat tubuh/hari dengan frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu jam 08.00 pagi dan jam 17.00 sore. Setelah diberi perlakuan maka diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophilla.  Data yang dikumpulkan terdiri dari laju pertumbuhan harian, pertumbuhan mutlak, efesiensi pakan, konversi pakan dan uji tantang terhadap bakteri patogen. Hasil penelitian mendapatkan bahwa penambahan bakteri probiotik dalam pakan mampu meningkatkan pertumbuhan, efesiensi pakan dan menurunkan konversi pakan (p<0.01). Pertumbuhan, efesiensi pakan dan konversi pakan yang terbaik dicapai pada ikan yang diberi pakan dengan penambahan bakteri probiotik 1x108 cfu/mL.  Kelangsungan hidup ikan mas yang diuji tantang dengan bakteri patogen yang paling tinggi dicapai pada ikan yang diberi pakan 1x108 cfu/mL. Sebagai kesimpulan bahwa bakteri probiotik yang diisolasi dari usus ikan lele berpotensi meningkatkan pertumbuhan, efesiensi pakan, menurunkan konversi pakan serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh pada ikan mas.Kata Kunci : Probiotik, Ikan Mas, Aeromonas hydrophilla, Pertumbuhan, Efesiensi Pakan, Konversi Pakan
The biodiversity of macroalgae in the coastal waters of Kora-Kora, East Lembean Sub-District, Minahasa Regency Rene Ch. Kepel; Desy M. H. Mantiri
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.23727

Abstract

This study was carried out in coastal waters of Kora-Kora, East Lembean Sub-District, Minahasa Regency with an objective of knowing the taxa composition of macroalgae through morphological studies. Data collection used exploring survey. Results found 10 species that consisted 1 species of red algae (Rhodophyta), 6 species of brown algae (Phaeophyta), and 3 species of green algae (Chlorophyta).Keyword: Macroalgae, Kora-Kora. ABSTRAKPenelitian ini dilakukan di perairan pesisir Kora-Kora, Kecamatan Lembean Timur, Kabupaten Minahasa dengan tujuan untuk mengetahui komposisi taksa makroalga melalui pendekatan morfologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode survei jelajah. Hasil penelitian menemukan 10 spesies, yang terdiri dari 1 spesies alga merah (Rhodophyta), 6 spesies alga cokelat (Phaeophyta)) dan 3 spesies alga hijau (Chlorophyta).Kata Kunci: makroalga, Kora-Kora.
Automatic underwater LED light and fish behavior observations Alfian M Berlianmastan; Angga J Aponno; Refindo Arundaa; Isti Utami Indah Sari Ali; Wilhelmina Patty
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.24897

Abstract

Since the fishing ground is getting farther from the coastal waters, Fish Aggregating Device is needed  as auxiliary fishing gear. Light is one of the auxiliary gear to attract fish gathering in the fishing ground. The use of underwater light has the potential to make the fish be in the target locality. Fish distribution underwater can be detected using a fish finder. Both technologies was applied to the partnership fishermen in Malalayang Satu Timur, Manado Bay, who have got impact of the coast reclamation. The technological implementation of yellow and red LED-sourced light underwater can be automatically turned on through automatically charged solar. In fishing operations, together with the partnership fishermen, the underwater light and the fish finder were put on the 3x4 m raft. Results revealed that the use of these technologies gave the economic advantage obtained that the catch has increased from the average before using the underwater light of 150 kg / trip to 400 kg / trip, after using this technologic underwater light.The average fishermen's income increased from the previous Rp 1,439,500 / trip to Rp. 4,020,000 / trip, after using of underwater light. The fish finder observation showed that the fish migration to the fishing ground was highly affected by the light color as well.Keywords: Light, fish behavior, Manado.ABSTRAKDengan semakin bergeser daerah penangkapan yang semakin jauh dari wilayah pesisir, maka diperlukan alat bantu penangkapan. Cahaya merupakan salah satu alat bantu penangkapan yang membuat ikan terpikat untuk berkumpul di suatu lokasi penangkapan. Penggunaan lampu dalam air memiliki keunggulan untuk memikat ikan karena berada langsung di lokasi ikan. Distribusi ikan yang berada di sekitar lampu dalam air dapat dideteksi dengan menggunakan fish finder. Kedua tipe teknologi ini diterapkan ke nelayan mitra di kelurahan Malalayang Satu Timur yang merupakan salah satu lokasi di Teluk Manado yang terkena dampak reklamasi di Teluk Manado. Penerapan teknologi alat bantu cahaya dua warna kuning dan merah bersumber dari lampu LED dalam air dan dapat dinyalakan secara otomatis dengan bantuan panel surya dan control charge otomatis. Dalam kegiatan penangkapan, bersama nelayan mitra, alat bantu lampu dalam air dan fish finder diletakan dirakit berukuran 3x4 m2. Keunggulan ekonomis yang diperoleh nelayan adalah jumlah hasil tangkapan mereka meningkat dari rata-rata sebelum menggunakan lampu sebanyak 150 kg/trip menjadi 400 kg/trip, setelah menggunakan lampu LED dalam air otomatis. Pendapatan nelayan rata-rata sebelum menggunakan lampu LED dalam air tenaga surya otomatis, sebesar Rp 1.439.500/trip menjadi Rp. 4.020.000/trip, setelah menggunakan lampu LED dalam air otomatis. Pengamatan dengan fish finder menunjukan bahwa migrasi ikan ke daerah penangkapan  sangat dipengaruhi oleh penggunaan warna lampu kuning dan merah.Kata kunci: Lampu, Tingkah laku ikan, Manado

Page 1 of 2 | Total Record : 17